Anda di halaman 1dari 9

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stroke Iskemik Pada

Pasien Rawat Inap Di RSUD Soedarso Pontianak

Indah Maulidiyah1, M.Nasip 2, Marlenywati3


1
Peminatan Epidemiologi Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pontianak (indahmaulid9@gmail.com)
2
Peminatan Epidemiologi Kesehatan Politeknik Kesehatan Pontianak
(bisminas.mm@gmail.com)
3
Peminatan Gizi Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak (marlenywati_83@yahoo.co.id)

Abstrak
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global
akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak
berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf
(neuron). Prevalensi stroke Kalimantan Barat 5,5 per 1.000 penduduk. Angka
kejadian di RSUD.Dr. Soedarso mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada
tahun 2009 4,98%, tahun 2010 5,52 %, tahun 2011 5,6%, tahun 2012 5,93%, dan
tahun 2013 5,93%. Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian stroke iskemik pada pasien rawat inap di RSUD
Soedarso Pontianak.
Penelitian menggunakan desain kasus kontrol. Sampel penelitian sebanyak 92
orang (46 kasus dan 46 kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit keluarga (p value = 0,022; OR
= 3.343), pola makan (p value = 0,033; OR = 3,266), merokok (p value = 0,032;
OR = 2,883 ), konsumsi alkohol (p value = 0,003; OR = 6,155), tekanan darah (p
value = 0,001; OR = 4,833), dengan kejadian Stroke Iskemik pada pasien rawat
inap di RSUD Soedarso Pontianak.
Disarankan Kepada responden agar mengurangi kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol serta mengendalikan tekanan darah agar dapat mengendalikan resiko
terjadinya stroke.
Kata Kunci : Riwayat Penyakit Keluarga, Pola Makan, Merokok, Konsumsi
Alkohol, Tekanan Darah

FACTORS RELATED TO ISCHEMIC STROKE IN HOSPITALIZED


PATIENTS OF DR. SOEDARSO HOSPITAL PONTIANAK.
Abstract
A stroke is a sudden interruption in the blood supply of the brain. It is caused by
an abrupt blockage of arteries leading to the brain. It also leads to poor oxygen
supply or cerebral hypoxia and thus to the death of brain tissue or cerebral
infarction.The stroke prevalence in West Kalimantan reached 5,5% per 1.000
population. This case increased continuously each year; 4,98% in 2009, 5,52% in
2010, 5,6% in 2011, 5,93% in 2012, and 5,93% in 2013. This study aimed at
finding out the factors related to ischemic stroke in hospitalized patients of Dr.
Soedarso hospital Pontianak.
Using case control design, as many as 92 samples (46 samples of case group and
46 samples of control group) participated in this study. The study revealed that
there were significant correlation of family history of stroke (p value=0,22;
OR=3.343), eating pattern(pvalue=0,033; OR=3,266), smoking (p value=0,032;
OR=2,883), alcohol consumption (p value=0,003; OR=6,155), blood pressure (p
value=0,001; OR=4,833) and ischemic stroke in hospitalized patients of Dr.
Soedarso hospital Pontianak.
From the findings, the respondents are encouraged to reduce the smoking habit
and alcohol consumption , and control the blood pressure to prevent the risk of
stroke.
Key words: family history of stroke, eating pattern, smoking, alcohol
consumption, blood pressure.

Pendahuluan
Penyakit tidak menular (PTM) iskemik merupakan jenis tersering
menjadi penyebab utama kematian yaitu sebesar 80% hingga 90% dari
secara global. Di negara-negara total kasus stroke. Jumlah penderita
dengan tingkat ekonomi rendah dan stroke iskemik di negara berkembang
menengah, dari seluruh kematian cenderung meningkat lebih dari dua
yang terjadi pada orang-orang kali lipat sejak tahun 1970 hingga
berusia kurang dari 60 tahun, 29% sekarang2. Data di banyak Rumah
disebabkan oleh penyakit tidak Sakit menunjukkan bahwa stroke
menular, sedangkan di negara-negara merupakan penyakit tidak menular
maju, menyebabkan 13% kematian1. yang menjadi penyebab utama
Fisher dan Norrving dalam The kematian. Pada tahun 2030
International Agenda for Stroke diperkirakan 23,6 juta orang akan
melaporkan prevalensi stroke di meninggal akibat penyakit jantung
dunia mencapai 30,7 juta orang. dan stroke. Menurut Sistem
American Heart Association (AHA) Pencatatan dan Pelaporan Rumah
menyatakan bahwa 6,8 juta orang Sakit (SP2RS), stroke termasuk
yang berusia di atas 28 tahun pernah dalam sepuluh peringkat utama
mengidap stroke dan tiap empat penyakit sistem sirkulasi darah
menit seseorang meninggal karena Rumah Sakit di Indonesia3.
stroke di Amerika Serikat. Stroke
Stroke sampai saat ini masih antaranya tekanan darah, riwayat
merupakan masalah kesehatan yang penyakit keluarga, konsumsi alkohol,
utama baik di negara maju maupun pola makan.
dinegara berkembang, karena Berdasarkan latar belakang
disamping menyebabkan angka diatas peneliti tertarik untuk
kematian yang tinggi, stroke juga melakukan penelitian tentang Faktor-
sebagai penyebab kecacatan yang faktor yang Berhubungan dengan
utama. Di Indonesia, diperkirakan Kejadian Stroke Iskemik Pada Pasien
setiap tahun terjadi 500.000 Rawat Inap di RSUD Soedarso
penduduk terkena serangan stroke, Pontianak.
sekitar 2,5 % atau 125.000 orang
meninggal, dan sisanya cacat ringan Metode
maupun berat. Secara umum, dapat Metode yang digunakan adalah
dikatakan angka kejadian stroke rancangan observasional analitik,
adalah 200 per 100.000 penduduk. yaitu penelitian yang mengamati dan
Dalam satu tahun, di antara 100.000 menganalisis hubungan antara faktor
penduduk, maka 200 orang akan risiko dan efek melalui pengujian
menderita stroke. Kejadian stroke hipotesis dengan desain kasus
iskemik sekitar 80% dari seluruh kontrol (case control).
total kasus stroke, sedangkan Populasi dalam penelitian ini
kejadian stroke hemoragik hanya terdiri dari dua kelompok yaitu kasus
sekitar 20% dari seluruh total kasus dan kontrol. Kelompok kasus adalah
stroke4. semua pasien yang menderita stroke
Kalimantan Barat memiliki iskemik yang sedang menjalani
prevalensi 5,5 per 1.000 penduduk. perawatan di RSUD Soedarso
Data Rumah Sakit Umum Daerah Pontianak pada periode dari bulan
(RSUD) Dokter Soedarso Pontianak Agustus sampai Desember 2014.
untuk pasien rawat inap tahun 2009- Sedangkan kelompok kontrol adalah
2012 menunjukkan peningkatan semua pasien yang tidak menderita
kasus stroke setiap tahunnya. stroke iskemik yang sedang
Jumlah penderita stroke pada tahun mendapatkan perawatan di RSUD
2009 sebanyak 4,98%, tahun 2010 Soedarso Pontianak. Sampel dalam
sebanyak 5,52 %, tahun 2011 5,6%, penelitian ini berjumlah 92 reponden,
dan tahun 2012 sebanyak 5,93%. yang terdiri dari 46 kasus dan 46
Hasil laporan Rekam medis RSUD kontrol.
Soedarso dari bulan januari Teknik pengambilan sampel
desember 2013 prevalensi stroke yang digunakan adalah purposive
sebesar 5,93%. sampling dengan menggunakan
Stroke adalah suatu penyakit kriteria inklusi dan ekslusi.
defisit neurologis akut yang Data diperoleh melalui
disebabkan oleh gangguan pembuluh wawancara langsung dan observasi.
darah otak, terjadi secara mendadak Analisis data dilakukan secara
dan menimbulkan gejala atau tanda bertahap meliputi analisis univariat
yang sesuai dengan daerah otak yang dan bivariat diuji secara statistik Chi
terganggu5. Faktor risiko yang Square dengan derajad ketepatan
mempengaruhi terjadinya stroke di 95% ( = 0,05).
Hasil Penelitian sebesar 30,4%. Karakteristik
Gambaran Umum pekerjaan diketahui bahwa sebagian
RSUD Soedarso Pontianak dibangun responden pada kelompok kasus
pada Tahun 1969/1970. RSUD memiliki pekerjaan sebagai
Soedarso Pontianak memiliki luas PNS/TNI/POLRI yaitu sebesar
lahan sebesar 25.442 Ha (254,420 32,6%. Sedangkan pada kelompok
M2) dan luas bangunan 21.735,54 M2 kontrol respondenSebagian memiliki
dengan fasilitas tempat tidur pekerjaan sebagai Petani yaitu
sebanyak 446 tempat tidur dan sebesar 34,8%. Karakteristik
jumlah tenaga kerja sebanyak 907 pendapatan diketahui bahwa
orang dari berbagai jenis sebagian besar responden pada
ketenagakerjaan. kelompok kasus dan kontrol
memiliki pendapatan yaitu sebesar
Distribusi Karakteristik Responden 1.560.000.

1. Pendidikan
Distribusi Karakteristik Responden
Kasus Kontrol
N % N % 1. Umur
Pendidikan
Kasus Kontrol
TS 4 8,7 3 6,5 Umur
SD 5 10,9 14 30,4 N % N %
SMP 13 28,3 12 26,1 36-45 tahun 5 10,9 5 10,9
SMA 8 17,4 10 21,7 46-55 tahun 14 30,4 14 30,4
PT 16 34,8 7 15,2 56-65 tahun 27 58,7 27 58,7
Pekerjaan Total 46 100 46 100
PNS/TNI/POLRI 15 32,6 6 13,0 Sumber : data primer2015
Karyawan 3 6,5 2 4,3
swasta 1 2,2 7 15,2 Diketahui bahwa sebagian besar pada
Wiraswasta
6 13,0 16 34,8 kelompok kasus dan kelompok
Petani
10 21,7 9 19,6 kontrol responden terdapat pada
Burung/Tukang
11 23,9 6 13,0
IRT umur 56-65 tahun yaitu sebesar
58,7%.
Pendapatan
Ump <Rp 19 41,3 11 23,9
1.560.000
2. Jenis Kelamin
ump > 27 58,7 35 76,1 Kasus Kontrol
1.560.0001.00 Jenis Kelamin
N % N %
Total 46 100 46 100
Laki-laki 34 73,9 34 73,9
Sumber : data primer2015
Perempuan 12 26,1 12 26,1
Total 46 100 46 100
Dari table diatas diketahui bahwa
Sumber : data primer2015
karakteristik pendidikan sebagian Diketahui bahwa sebagian besar pada
responden pada kelompok kasus kelompok kasus dan kelompok
paling banyak berpendidikan PT kontrol responden paling banyak
yaitu sebesar 34,8%. Sedangkan pada berjenis kelamin laki-laki yaitu
kelompok kontrol responden paling masing-masing sebesar 73,9%.
banyak berpendidikan SD yaitu
Analisa Univariat kelompok kasus dan kontrol sebagian
besar responden merokok sebesar
Variabel Kasus Kontrol 73,0% dan 50%. Distribusi frekuensi
N % N %
berdasarkan konsumsi alkohol pada
Riwayat penyakit keluarga
Ada riwayat 38 82,6 27 58,7 kelompok kasus dan kontrol sebagian
Tidak ada riwayat 8 17,4 19 41,3 besar tidak mengkonsumsi sebesar
Hubungan riwayat 63,0% dan 91,3%. Distribusi
penyakit keluarga frekuensi berdasarkan tekanan darah
Ayah 9 19,6 7 15,2
Ibu 9 19,6 11 23,9 responden pada kelompok kasus
Kakek 14 30,4 4 8,7 kontrol paling banyak memiliki
Ayah dan Ibu 6 13,0 5 10,9 hipertensi stage 1 sebesar 63,0% dan
Pola Makan
Energi lebih
kontrol sebagian bear responden
39 84,8 29 63,0
Energi cukup 7 15,2 17 37,0 memiliki hipertensi stage 2 sebesar
Lemak lebih 45 97,8 45 97,8 63,0%.
Lemak cukup 1 2,2 1 2,2
Kebiasaan merokok
Mengkonsumsi 34 73,9 23 50
Analisa Bivariat
Tidak mengkonsumsi 12 26,1 23 50 P
Konsumsi rokok Variabel OR 95% CI
Value
1 bungkus 26 56,5 17 37,0 Riwayat Penyakit
>1 bungkus 8 17,4 6 13,0 0,022 3,343 1,277 8,749
Keluarga
Jenis rokok Pola Makan energi 0,033 3,266 1,198 8,903
Filter 17 37,0 17 37,0 Kebiasaan Merokok 0,032 2,883 1,180 6,803
Kretek 14 30,4 6 13,0 Konsumsi Alkohol 1,87
0,003 6,155
Tembakau 3 6,5 0 0 20,183
Tekanan Darah 0,001 4,833 1,985-11,766
Konsumsi alkohol
Mengkonsumsi 17 37,0 4 8,7
Tidak mengkonsumsi 29 63,0 42 91,3
Jenis Alkohol
Sumber : data primer2015
Tuak/arak 14 30,4 2 4,3
Bir 3 6,5 2 4,3 Hasil penelitian variabel riwayat
Tekanan darah
responden
penyakit keluarga dengan kejadian
Hipertensi stage 2 29 63,0 12 26,1 stroke iskemik berdasarkan uji
Hipertensi stage 1 17 37,0 34 73,9 statistik Chi Square diperoleh nilai
Sumber : data primer2015 pvalue = 0,022 lebih kecil dari =0,05
sehingga dinyatakan ada hubungan
Berdasarkan tabel di atas dapat antara riwayat penyakit keluarga
diketahui bahwa distribusi frekuensi dengan kejadian stroke iskemik.
pada kelompok kasus paling banyak Hasil analisis variabel pola makan
ada riwayat penyakit keluarga dengan kejadian stroke iskemik
sebesar 82,6% dan kelompok kontrol berdasarkan uji statistik Chi Square
yang tidak ada riwayat penyakit di peroleh nilai pvalue = 0,033 lebih
keluarga sebesar 41,3%. Distribusi kecil dari =0,05 sehingga
frekuensi berdasarkan pola makan dinyatakan ada hubungan antara pola
untuk energi pada kelompok kasus makan dengan kejadian stroke
dan kontrol paling banyak memiliki iskemik.
pola makan lebih sebesar 84,8% dan Hasil analisis variabel kebiasaan
63,0%. Distribusi frekuensi merokok dengan kejadian stroke
berdasarkan kebiasaan merokok pada iskemik berdasarkan uji statistik Chi
Square di peroleh nilai pvalue = 0,032 otak sehingga kebutuhan oksigen dan
lebih kecil dari =0,05 sehingga nutrisi kurang mencukupi.
dinyatakan ada hubungan antara a.Hubungan Antara Riwayat
kebiasaan meroko dengan kejadian Penyakit Keluarga dengan Kejadian
stroke iskemik. Stroke Iskemik
Hasil analisis variabel konsumsi Berdasarkan uji statistik Chi Square
alkohol dengan kejadian stroke diperoleh nilai pvalue = 0,022 lebih
iskemik berdasarkan uji statistik Chi kecil dari =0,05 sehingga
Square di peroleh nilai pvalue = 0,003 dinyatakan ada hubungan antara
lebih kecil dari =0,05 sehingga riwayat penyakit keluarga dengan
dinyatakan ada hubungan antara kejadian stroke iskemik.
konsumsi alkohol dengan kejadian Penelitian yang telah dilakukan dan
stroke iskemik. hasil penelitian sebelumnya yang
Hasil analisis variabel tekanan darah mendukung yakni terdapat hubungan
dengan kejadian stroke iskemik yang signifikan antara riwayat
berdasarkan uji statistik Chi Square penyakit keluarga dengan dengan
di peroleh nilai pvalue = 0,001 lebih stroke iskemik7.
kecil dari =0,05 sehingga Walaupun stroke bukanlah penyakit
dinyatakan ada hubungan antara keturunan, tapi riwayat adanya
tekanan darah dengan kejadian stroke keluarga yang pernah terkena stroke,
iskemik. bisa meningkatkan resiko. Risiko
stroke dapat meningkat lebih tinggi
PEMBAHASAN jika salah seorang keluarga pernah
Stroke adalah penyakit atau memiliki stroke sebelumnya.
gangguan fungsional otak akut fokal Peningkatan risiko nya dapat di lihat
maupun global akibat terhambatnya dari beberapa mekanisme seperti
peredaran darah ke otak. Gangguan penurunan genetis faktor risiko
peredaran darah otak berupa stroke, penurunan kepekaan
tersumbatnya pembuluh darah otak pengaruh keluarga pada pola hidup
atau pecahnya pembuluh darah di dan paparan lingkungan.
otak. Otak yang seharusnya
mendapat pasokan oksigen dan zat b. Hubungan Antara Pola Makan
makanan menjadi terganggu. dengan Kejadian Stroke Iskemik
Kekurangan pasokan oksigen ke otak Berdasarkan uji statistik Chi Square
akan memunculkan kematian sel di peroleh nilai pvalue = 0,033 lebih
saraf (neuron). Gangguan fungsi otak kecil dari =0,05 sehingga
ini akan memunculkan gejala stroke6. dinyatakan ada hubungan antara pola
Stroke dapat dibagi menjadi 2 makan dengan kejadian stroke
kategori utama yaitu, stroke iskemik iskemik.
dan stroke hemorrhagic. Kedua Penelitian yang telah dilakukan dan
kategori ini merupakan suatu kondisi hasil penelitian sebelumnya yang
yang berbeda, pada stroke mendukung yakni terdapat hubungan
hemorhagic terdapat timbunan darah yang signifikan antara pola makan
di subarahchnoid atau intraserebral, dengan dengan stroke iskemik8.
sedangkan stroke iskemik terjadi Salah satu fungsi makanan adalah
karena kurangnya suplai darah ke memberikan energi. Energi tidak
hanya diperlukan untuk aktifitas Efek merokok menyebabkan
tetapi juga untuk berfungsinya organ- kerusakan pada dinding pembuluh
organ tubuh. Konsumsi makanan darah akibat dari zat-zat kimia
dalam jumlah berlebihan dan tidak beracun yang terkandung di dalam
seimbang merupakan pemicu rokok, yang akan memicu terjadinya
terjadinya kegemukan yang akhirnya aterosklerosis ataupun aneurima pada
menjadi risiko masalah kesehatan pembuluh darah. Apabila aktivitas
terutama penyakit degeneratif. merokok dilakukan dalam kurun
Adanya perubahan pola konsumsi waktu yang lama, maka akan
pangan di masyarakat menyebabkan semakin memperparah kerusakan
berkurangnya konsumsi sayuran dan pada pembuluh darah secara terus
buah-buahan. Keadaan tersebut menerus yang akan memicu
diikuti juga terjadinya pergeseran tejadinya stroke.
atau perubahan pola penyakit d.Hubungan Antara Konsumsi
penyebab mortalitas dan morbiditas Alkohol dengan Kejadian Stroke
di kalangan masyarakat, ditandai Iskemik
dengan dengan perubahan pola Berdasarkan uji statistik Chi Square
penyakit-penyakit infeksi menjadi di peroleh nilai pvalue = 0,003 lebih
penyakit-penyakit degeneratif dan kecil dari =0,05 sehingga dinyataka
metabolik. ada hubungan konsusmi alkohol
c.Hubungan Antara Kebiasaan dengan kejadian stroke iskemik.
Merokok dengan Kejadian Stroke Penelitian yang telah dilakukan dan
Iskemik hasil penelitian sebelumnya yang
Berdasarkan uji statistik Chi Square mendukung yakni terdapat hubungan
di peroleh nilai pvalue = 0,032 lebih yang signifikan antara konsumsi
kecil dari =0,05 sehingga alkohol dengan dengan stroke
dinyatakan ada hubungan antara iskemik.
kebiasaan merokok dengan kejadian Peran alkohol dalam sumbangannya
stroke iskemik. sebagai faktor resiko stroke memang
Penelitian yang telah dilakukan dan masih kontroversial dan di duga
hasil penelitian sebelumnya yang tergantung pada dosis yang di
mendukung yakni terdapat hubungan konsumsi11.
yang signifikan antara kebiasaan Alkohol dapat meningkatkan resiko
merokok dengan kejadian stroke terserang stroke jika di minum dalam
iskemik9. jumlah banyak. Akan tetapi,
Merokok merupakan kebiasaan dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol
sudah menjadi bagian kehidupan dalam jumlah banyak dapat menjadi
masyarakat. Rokok mengandung salah satu pemicu terjadinya
unsur-unsur seperti tar, nikotin, hipertensi yang memberikan
benzopyrin, metal-kloride, aseton, sumbangan faktor resiko untuk
ammonia, dan karbomonoksida. terjadinya penyakit stroke11.
WHO menyatakan, tembakau e.Hubungan Antara Tekanan
membunuh lebih dari lima juta orang Darah dengan Kejadian Stroke
per tahun dan diprediksikan akan Iskemik
membunuh 10 juta sampai tahun Berdasarkan uji statistik Chi Square
202010. di peroleh nilai pvalue = 0,002 lebih
kecil dari =0,05 sehingga dengan memberikan sanksi kepada
dinyatakan ada hubungan antara orang-orang yang merokok di
tekanan darah dengan kejadian stroke lingkungan Rumah Sakit.
iskemik. 2. Bagi Pasien kurangi konsumsi
Penelitian yang telah dilakukan dan alkohol karena dengan
hasil penelitian sebelumnya yang mengkonsumsi alkohol terlalu
mendukung yakni terdapat hubungan banyak dapat memicu terjadinya
yang signifikan antara tekanan darah hipertensi. Hipertensi sendiri menjadi
dengan kejadian stroke iskemik12. salah satu penyebab terjadinya
Tekanan darah merupakan salah satu stroke.
faktor yang harus di perhatikan 3. Bagi Pasien perlu menghindari
dalam kejadian stroke. Tekanan makanan yang dapat memicu
darah tinggi atau lebih di kenal terjadinya stroke, menerapkan pola
dengan istilah hipertensi merupakan hidup sehat, konsumsi makanan yang
faktor resiko utama, baik pada stroke bersumber dari biji-bijian, buah-
iskemik maupun stroke hemoragik. buahan dan sayuran. Hindari
mengkonsumsi makanan yang di
SIMPULAN dapatkan dari hewan seperti daging
1.Ada hubungan antara riwayat kambing, daging sapi dan semua
penyakit keluarga dengan kejadian jenis makanan kemasan cepat saji.
stroke iskemik dengan nilai Pvalue = 4. Hasil penelitian ini dapat menjadi
0,022 dan OR=3,343(95% CI=1,277- bahan referensi untuk melakukan
8,749). penelitian lanjutan yaitu pada
2.Ada hubungan antara pola makan dasarnya masih terdapat faktor lain
dengan kejadian stroke iskemik nilai yang menyebabkan kejadian stroke
Pvalue = 0,033 dan OR=3,266(95% iskemik.
CI=1,198-8,903).
3.Ada hubungan antara kebiasaan DAFTAR PUSTAKA
merokok dengan kejadian stroke
iskemik dengan nilai Pvalue = 0,032 1.Pusat data dan informasi
dan OR=2,883(95%CI=1,180-6,803). kementrian kesehatan RI.2012.
4.Ada hubungan antara konsumsi Gambaran penyakit tidak menular
alkohol dengan kejadian stroke di Rumah Sakit di Indonesia Tahun
iskemik dengan nilai Pvalue = 0,003 2009 dan 2010. Buletin jendela
danOR=6,155(95%CI=1,87720,183). data dan informasi kesehatan Vol.2
5.Ada hubungan antara tekanan
darah dengan kejadian stroke 2.AHA/ASA. (2006). Primary
iskemik dengan nilai Pvalue = 0,001 Prevention of Ischemic Stroke
danOR=4,833(95%CI=1,98511,766). http://stroke.ahajournals.org/cgi/co
SARAN ntent/full/37/6/1583#FIG
1. Bagi Rumah Sakit perlu
melakukan sosialisasi dan 3.Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi
pengawasan terhadap penerapan Penyakit tidak Menular. Jakarta :
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rineka Cipta
lingkungan Rumah Sakit serta
4.Nastiti, Dian. Gambaran Faktor
melakukan penindakan secara tegas
Risiko kejadian Stroke pada pasien
Stroke rawat inap di Rumah Sakit Neurologi RSUP. Prof. DR. R. D.
Krakatau Medika. (Skripsi). 2012 Kandou Manado. 2014

5.Bustan, M.N. (2007). 9.Ovina, Yulia. Hubungan Pola


Epidemiologi Penyakit tidak Makan, Olahraga, dan Merokok
Menular. Jakarta : Rineka Cipta terhadap Prevalensi Penyakit
Stroke Non Hemoragik. 2013
6.Junaidi, Iskandar. (2004). Panduan
Praktis pencegahan dan pengobatan 10.Bustan, M.N. (2007).
stroke. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Epidemiologi Penyakit tidak
Populer. Menular. Jakarta : Rineka Cipta
7.Sitorus, Rico. Faktor-Faktor yang 11.Wahjoepramono, Eka J. (2005).
Mempengaruhi Kejadian Stroke Stroke tata laksana Fase akut.
pada Usia Muda. Jakarta : Universitas Pelita
Harapan.
8.Maukar, Magreysti. Hubungan
Pola Makan dengan Kejadian 12.Sofyan, Aisyah. Hubungan Umur,
Stroke Non Hemoragik di Irina F Jenis Kelamin, dan Hipertensi
dengan Kejadian Stroke. 2012

Anda mungkin juga menyukai