FOUNDATION OF BEHAVIORAL
ACCOUNTING
KELOMPOK 1
Pembahasan pada chapter 1 diawali dengan ilustrasi penasihat anggaran gubernur yang
menyarankan untuk menaikkan tarif pajak, sementara gubernur telah berjanji tidak akan
meningkatkan pajak. Gubernur menyatakan bahwa nasihat tersebut disebabkan karena
penasihat tidak memahami psikologi.
Pernyataan gubernur tidak akan relevan jika gubernur memahami akuntansi keperilakuan,
karena akuntansi keperilakuan menghubungkan antara akuntansi dan ilmu sosial,
khususnya mengenai perilaku manusia.
Di masa lalu, akuntan biasanya hanya memperhatikan pengukuran pendapatan dan cost
dan mempelajari kinerja masa lalu perusahaan sebagai upaya untuk memprediksi masa depan.
Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu perusahaan merupakan hasil dari
perilaku masa lalu manusia dan kinerja masa lalu sendiri merupakan faktor yang akan
mempengaruhi perilaku masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa segala bentuk kontrol
dari sebuah organisasi harus dimulai dengan memotivasi dan mengontrol perilaku, goals, dan
aspirasi dari tiap individu yang berinteraksi dalam organisasi.
Akuntansi keperilakuan berfokus pada hubungan antara perilaku manusia dan sistem
akuntansi. Mereka menyadari bahwa proses akuntansi mencakup rangkuman sejumlah besar
peristiwa ekonomi yang merupakan hasil dari perilaku manusia dan bahwa pengukuran
akuntansi sendiri adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku, yang selanjutnya
menentukan keberhasilan peristiwa ekonomi.
Akuntansi keperilakuan dibutuhkan untuk keberlangsungan perusahaan dan perilaku
perilaku mereka saat bekerja terikat pada sistem akuntansi. Hasil dari tindakan karyawan
dihitung dan di terjemahkan dalam bentuk moneter. Akuntansi keperilakuan juga menyadari
bahwa mereka dapat merencanakan desain sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi,
moral dan produktivitas karyawan. Tanggung jawab akuntansi keperilakuan lebih dari
pengukuran data yang sederhana dan agregasi data untuk memasukkan persepsi dan
penggunaan laporan akuntansi.
Akuntansi keperilakuan percaya bahwa tujuan utama dari pelaporan akuntansi adalah
untuk mempengaruhi perilaku dengan maksud memotivasi tindakan yang diinginkan.
Contohnya, perusahaan mungkin sukses dalam menyusun penganggaran karena adanya kerja
sama organisasi yang baik, atau juga bisa menjadi tidak sukses karena orang-orang yang
bekerja memiliki konflik mengenai tujuan yang ingin dicapai.
Pengenalan ilmu keperilakuan untuk Akuntansi adalah penting dalam pengembangan
profesi. Ilmu keperilakuan membuka sebuah badan baru pengetahuan dengan akuntansi yang
profesional. Pada akhirnya, kesadaran hubungan antara perilaku manusia dan akuntansi telah
menyediakan akuntan dengan alat lain dalam menilai dan memecahkan masalah organisasi.
Tiga bahasan pokok yang banyak berkontribusi terhadap ilmu keperilakuan adalah
psikologi, sosiologi, dan psikologi social. Semua menggambarkan dan menjelaskan mengenai
perilaku manusia. Namun ketiganya berbeda dari segi perspektif terhadap perilaku manusia.
Psikologi secara khusus membahas bagaimana individu berperilaku, fokus pada aksi manusia
itu sendiri sebagai respon untuk menstimuli lingkungan mereka. Sedangkan sosiologi dan
psikologi sosial berfokus pada perilaku grup atau sosial. Mereka menekankan pada interaksi
antar manusia, bukan pada stimulasi fisik.
Keperilakuan menjelaskan mengenai hubungan social, pengaruh social, dan kelompok
yang dinamis. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku manusia seperti kebutuhan
individu dan motivasi, tekanan organisasi, permintaan organisasi, sejarah personal, latar
belakang yang unik dari individu-individu, konflik dari dalam dan luar organisasi, waktu
permintaan, tanggungjawab personal dan social, dan sebagainya. Faktor-faktor ini dapat
dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu:
1. Struktur karakter
mengacu pada ciri-ciri kepribadian, kebiasaan, dan pola perilaku individu. psikolog
umumnya terkait dengan studi struktur karakter.
2. Struktur sosial
mengacu pada sistem hubungan antara orang-orang, termasuk ekonomi, politik, militer,
dan kerangka kelembagaan agama yang menetapkan perilaku yang dapat diterima,
perilaku kontrol dan mengabadikan tatanan sosial. ini adalah domain dari sosiolog.
3. Dinamika kelompok
sintesis atau kombinasi struktur karakter dan struktur sosial; mengacu pada
perkembangan pola interaksi manusia, proses interaksi sosial, dan hasil interaksi itu.
psikolog sosial terlibat dalam studi dinamika kelompok.
Peranan Teori
Peran dapat didefinisikan sebagai bagian yang seseorang mainkan pada interaksi
mereka. Peran sosial menggambarkan hak, kewajiban, dan perilaku yang wajar dari seseorang
yang memiliki posisi tertentu dalam suatu konteks sosial. Peranan berbeda dengan perilaku
orang yang memegang posisi tertentu dalam organisasi dan menyatukan kelompok untuk
spesialisasi dan fungsi kordinasi. Komponen Perilaku aktual dari peran disebut dengan
norma. Norma adalah kebutuhan akan perilaku yang tepat untuk sebuah peran khusus. Setiap
peran telah melekat pada identitas, yang mendefinisikan siapa mereka dan bagaimana mereka
harus bertindak dalam situasi tertentu.
Setiap peran selalu terikat dengan identitas, bergantung pada situasi dimana mereka
menempatkan diri mereka. Seorang vice precident keuangan mungkin juga adalah seorang
orang tua, anggota panduan suara, pemain tenis, atau apapun. Tiap peran ini memiliki pola
perilaku yang berbeda. Vice president tersebut tentu saja tidak diharapkan untuk berperilaku
seperti orang tua pada saat meeting perusahaan, ataupun berperilaku seperti seorang eksekutif
saat sedang bermain tenis.
Konflik peran terjadi saat seseorang bertindak pada beberapa posisi yang tidak sesuai
dengan diri mereka atau saat suatu posisi tidak sesuai dengan apa yang di ekspektasikan.
Kegagalan membawa komponen perilaku dari peran sosial tidak bisa di toleransi. Ada
sejumlah sanksi, atau hukuman yang akan diberikan kepada mereka yang melanggar pola
perilaku yang di harapkan. Sanksi bisa berupa sanksi ringan seperti adanya peringatan halus
atau friendly, atau yang lebih berat, yaitu adanya pengasingan dari kelompok. Oleh karena itu,
kita dapat melihat pengaruh dari kekuatan sosial yang dapat menentukan perilaku seseorang.
Struktur Sosial
Studi pembelajaran sistematic akan perilaku manusia tergantung pada dua faktor,
yaitu: Pertama, bahwa orang bertindak pada pola yang teratur dan berulang. Yang kedua,
orang-orang bukanlah makhluk yang terisolasi, mereka melakukan interaksi dengan lainnya.
Jika manusia tidak berperilaku dalam sebuah pola yang regular, maka tidak akan ada dasar
dari ilmu keperilakuan. Manusia memang bertindak dalam pola yang terus berulang. Kita
bangun pada pagi hari, melakukan aktivitas pagi (morning ritual), melakukan tanggung
jawab/kegiatan mereka, dan lain sebagainya.
Untuk penerapan dalam perilaku manusia, kita akan mempertimbangkan konsep
masyarakat dan budaya. Masyarakat bisa didefenisikan sebagai jumlah total hubungan sesama
manusia. Konsep masyarakat berlangsung secara terus menerus dan kesempurnaan antar
individu dan hubungan institusional. Masyarakat berasal dari kelompok, peran dan hubungan
yang saling berkaitan atau berhubungan dan saling tumpang tindih yang menggambarkan
karakteristik kehidupan manusia. Struktur sosial merujuk pada pola relationship antara
berbagai subsistem sosial dan individual yang memungkinkan menjalankan fungsi dari
society, organisasi sosial, atau kelompok sosial.
Budaya
Budaya adalah cara hidup suatu masyarakat. masyarakat tidak bisa ada tanpa budaya,
dan budaya tidak bisa ada di luar masyarakat. Budaya, atau jalan hidup, mencakup sistem
kepercayaan umum, perilaku atau pemikiran yang wajar, kumpulan ilmu, dan cara yang telah
ditentukan untuk melakukan sesuatu. Budaya mempengaruhi pola umum dari perilaku
manusia karena itu dapat menentukan suatu perilaku yang tepat untuk suatu situasi tertentu.
Aspek utama dari budaya adalah untuk memastikan manusia itu bertahan, baik secara fisik
atapun sosial. Budaya dipelajari dari orang lain dan dibagikan dengan orang lain. Apa yang
kita ketahui dan bagaimana kita bertindak itu bergantung pada informasi yang kita terima dari
orang tua, teman sejawat, guru, kolega, dan pimpinan kerja.
Untuk memahami perilaku dalam konsep organisasi para akutan sebaiknya tahu ide
ataupun pikiran suatu kebudayaan. Dalam beberapa instansi budaya organisasi merupakan
lingkungan kerja merujuk pada lingkungan kerja dan iklim organisasi. Dasar pikiran awal
bahwa elemem-elemen budaya mempengaruhi perilaku. Budaya bisnis merupakan sistem
etika bisnis, praktik bisnis, pengetahuan teknis, dan perangkat keras yang berlaku yang
mempengaruhi perilaku manusia.
Chapter 3
Behavioral Concepts from Psychology and Social Psychology
ATTITUDES (SIKAP)
Sikap adalah kecenderungan belajar untuk bereaksi secara konsisten dengan baik atau
tidak menguntungkan terhadap orang, objek, gagasan atau situasi. Sikap adalah sebuah
kecenderungan terhadap respon, atau respon itu sendiri. Sikap bukan merupakan perilaku,
tetapi sikap menuntun dan mengarah kepada perilaku.
Akuntan Keperilakuan harus paham mengenai sikap agar bisa memahami dan
memprediksi perilaku. Banyak hal di perusahaan yang membutuhkan sikap sebagai dasar
perilaku untuk mengambil berbagai keputusan.
Components of Attitudes
Sikap memiliki komponen kognitif, emosional dan perilaku. Komponen kognitif
terbentuk dari gagasan, persepsi dan kepercayaan tentang obyek dari sikap tersebut.
Komponen emosional atau afektif merujuk kepada perasaan seseorang terhadap obyek dari
sikap tersebut. Komponen keperilakuan merujuk kepada bagaimana seseorang akan bereaksi
terhadap objek sikap itu sendiri.
Functions of Attitudes
Sikap memberikan 4 fungsi utama: pemahaman, kebutuhan akan kepuasan, pertahanan
ego, and ekspresi nilai. Pemahaman atau pengetahuan, merupakan fungsi yang membantu
seseorang dalam memberikan arti, atau memahami sesuatu, situasi baru atau hal-hal baru.
Sikap juga memberikan fungsi untuk para utilitarian, atau seseorang yang memerlukan
fungsi kebutuhan akan kepuasan. Orang cenderung untuk membentuk sikap positif terhadap
obyek yang sesuai kebutuhan mereka dan sikap negative terhadap obyek yang menghalangi
kebutuhan mereka.
Sikap juga memberi fungsi pertahanan ego dengan mengembangkan atau mengubah hal
untuk melindungi orang dari pengakuan kebenaran yang mendasar tentang diri mereka sendiri
atau kebenaran tentang dunia.
Sikap memberikan fungsi terhadao ekspresi nilai. Orang-orang membangun kepuasan
dengan mengekspresikan diri mereka melalui sikap. Sikap bisa memberikan info kepada
dunia siapa orang tersebut dan untuk apa mereka ada.
Self-Perception Theory
Teori pesepsi diri menganggap bahwa seseorang mengembangkan sikap berdasarkan
bagaimana mereka mengobservasi dan menginterpretasikan perilaku mereka sendiri. Dengan
kata lain, teori ini mengemukakan bahwa sikap tidak menentukan perilaku, tetapi sikap
terbentuk setelah perilaku terjadi agar sikap bisa konsisten dengan perilaku. Menurut teori ini,
sikap akan berubah setelah perilaku berubah.
MOTIVATION (motivasi)
Motivasi adalah proses untuk memulai tindakan yang sadar dan terarah. Ini merupakan
kunci untuk menginisiasi, menjalankan, mempertahankan dan mengarahkan perilaku.
Motivasi juga merujuk kepada reaksi subjektif yang terjadi selama proses tersebut. Motivasi
merupakan konsep penting bagi akuntan keperilakuan karena efektifitas organisasi
bergantung dari apa yang orang-orang lihat seperti apa yang mereka harapkan.
Need Theories
Teori yang terkenal tentang motivasi adalah Maslows need hierarchy. Teori ini
beranggapan bahwa orang-orang termotivasi oleh minat mereka untuk memuaskan
sekelompok kebutuhan mereka sendiri secara hierarki. Menurut teori Maslow, setelah mereka
memenuhi kebutuhan tingkat rendah mereka, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi menjadi
penting dalam mengarahkan perilaku. Teori ini juga beranggapan bahwa ketika terpuaskan,
kebutuhan tersebut tidak menjadi motivator lagi.
Konsep ERG adalah sebuah perbikan dari kebutuhan hierarki. Konsep ini memberikan
tiga kategori kebutuhan: eksistensi (minat fisik dan material), keterkaitan (pertemanan,
kepemilikan), dan pertumbuhan (perkembangan personal dan pemenuhan diri). Konsep ini
berbeda dari hierarki kebutuhan Maslow.
McClellands need-for-achievement theory, menganggap bahwa semua motif, termasuk
kebutuhan akan pencapaian, harus dipelajari. Oleh karena itu, waktu kritis untuk
mengembangkn motif adalah selama waktu anak-anak agar anak-anak bisa meningkatkan
ekspektasi mereka dan mengembangkan kebiasaan bekerja untuk mengaktualisasi ekspektasi.
Herzbergs two-factor theory berfokus pada dua set pernghargaan yang dihasilkan dari
pekerjaan: yang berhubungan dengan kepuasan (motivator) dan yang berhubungan dengan
ketidakpuasan kerja (faktor higienis). Motivator, berhubungan dengan konten pekerjaan,
termasuk promosi, pengakuan, tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, dan potensi aktualisasi
diri. Faktor higienis, berhubungan dengan konteks kerja, lingkungan kerja, termasuk
keamanan, gaji, kebijakan perusahaan, kondisi kerja, dan hubungan personal di pekerjaan.
Expentancy Theory
Teori harapan dari motivasi berasusmsi bahwa level motivasi untuk menampilkan
sebuah tugas tergantung dari kepercayaan seseorang yang dimiliki tentang struktur
penghargaan tugas tersebut. Dengan kata lain, motivasi ada ketika seseorang berekspektasi
untuk menerima penghargaan karena telah menyelesaikan suatu tugas.
PERCEPTION (persepsi)
Persepi adalah bagaimana seseorang melihat atau menginterpretasikan kejadian, obyek
dan orang. Orang-orang bertindak berdasarkan persepsi mereka tanpa mempertimbangkan
mana persepsi yang akurat atau tidak yang merefleksikan realitas. Faktanya, realitas adalah
apa yang tiap orang dapatkan. Definisi formal dari persepsi adalah proses yang kita seleksi,
kelola, dan interpretasikan dan mengarah kepada arti dan gambar koheren dari dunia.
LEARNING (Pembelajaran)
Pembelajaran adalah proses yang didapatkan dari penerapan perilaku yang baru. Hal ini
terjadi sebagai hasil dari motivasi, pengalaman dan pengulangan dari beberapa respon
terhadap stimuli atau situasi. Kombinasi motivasi, pengalaman, dan pengulangan membentuk
dua format: classical conditioning dan operant conditioning.
Classical Conditioning (Pavlovs Dog)
Hubungan antara stimulus dan respon yang terkondisikan dinamakan classical
conditioning, Jika penguatan ditarik, perilaku yang telah dipelajari akan berhenti. Stimulus
akan diikuti oleh penghargaan yang menghasilkan respon
Operant Conditioning
Berbeda dengan classical conditioning, respon dari operant conditioning akan
menghasilkan penghargaan. Prinsip pembelajaran telah diaplikasikan ke banyak objektif
organisasi. Penguatan positif dan timbal balik, bentuk pengakuan, bonus, dan penghargaan
lainnya telah digunakan untuk meningkatkan produktivitas, membuat karyawan menjadi lebih
responsif terhadap kebutuhan konsumen.
PERSONALITY
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi seperti sifat, kualitas, perilaku yang
menentukan bagaimana seseorang merespon lingkungannya
Kepribadian merupakan inti dari berbedanya setiap individu.
Konsep kepribadian dan pengetahuan sangatlah penting karena dapat digunakan untuk
memprediksi perilaku. Sebagai contoh seseorang dengan karakteristik introvert cenderung
malu dan menampilkan perilaku yang tidak tegas. Seseorang dengan kepribadian seperti
itu tidak diharapkan sebagai pihak yang dapat memaksa perubahan organisasi.
Penerapan teori kepribadian dalam organisasi bisa digunakan untuk menentukan siapakah
yang paling efektif dalam lingkungan kerja yang penuh tekanan, siapa yang merespon
kritik dengan baik, siapa yang berpotensi menjadi pemimpin.
Chapter 4
Assumptions About Human Behavior: A Historical Perspective
Pemahaman tentang perilaku manusia merupakan fenomena yang relatif baru. Seperti
asumsi tentang perilaku manusia dalam teori ekonomi dan praktik bisnis bahwa pada
dasarnya manusia memiliki karakter pemalas dan mereka dapat dimotivasi dengan insentif
ekonomi
Feudalism dan Capitalism
Seluruh sistem ekonomi dicirikan dengan hubungan sosial antara mereka yang memiliki
kewenangan dan mereka yang mematuhi orang yang memiliki wewenang dan diantara
mereka yang memiliki produksi dan yang tidak.
Pembahasan ini akan dimulai dengan membandingkan antara capitalism dan feudalism.
Perbandingan tersebut sangat relevan karena perubahan dari feudalism ke capitalism
telah menjadi perubahan utama di era modern.
Menunjukkan argumen mengenai asumsi perilaku manusia yang dicirikan oleh
capitalism di tahap awal dengan tahap yang telah sangat maju, contohnya adalah di U.S
dan negara barat lain pada tahun 1980an
The Feudal System
Feudalisme merupakan tatanan sosioekonomi yang didefinisikan oleh serangkaian
hubungan sosial berdasarkan status yang diperoleh dari keturunan. Posisi seseorang
pada struktur sosial tergantung pada keluarga dimana dia dilahirkan.
Tanah dan tenaga kerja bukanlah objek perdagangan, tetapi keduanya dijadikan sebagai
faktor yang mengikuti sistem komunis.
Sistem serikat kerja (pusat produksi industri) juga mengikuti tradisi yang sudah ada.
Seseorang menjadi petani karena orang tuanya juga berprofesi sebagai petani.
Penguasa dipilih oleh pemerintahan mereka sendiri, dan mengatur peraturannya sendiri.
Mereka mengatur tingkat upah, standar output, dan kondisi pekerjaan. Singkatnya,
serikat pekerja fokus pada dimensi ekonomi dan non ekonomi.
Sistem feudal pada intinya berfokus pada bagaimana seseorang mempertahankan
posisinya, daripada meningkatkan posisi yang telah dimiliki. Motivasi untuk menjadi
seseorang yang lebih baik, tidak terlalu nampak pada sistem ini
Capitalism vs Feudalism
Capitalism Feudalism
Sistem non-tradisional Sistem tradisional
Mendorong inovasi Tidak ada inovasi
Terdapat perencanaan, penggunaan teknologi Aktivitas ekonomi sebatas untuk
memenuhi keinginan
Tidak menekankan pada kesetaraan sosial, tetapi Kesetaraan sosial dalam satu kelas
setiap orang memiliki kesempatan yang sama sosial saja
untuk meraih tujuannya (kesetaraan kesempatan)
Berdasarkan kinerja Keadilan sosial
Sudut pandang keperilakuan memperhitungkan kemunculan sistem kapitalisme, yang
dicirikan bahwa seseorang harus berupaya meraih keuntungan dan merasionalisasi
semua hal dalam hidupnya
Perspective on Workers
Di awal era industri, berdasarkan filosofi Social Darwinism, pekerja dipercaya sebagai
pihak yang kurang berkualitas karena mereka harus berjuang untuk dapat bertahan
hidup.
Ideologi di era industri, berdasarkan pada tradisionalisme masyarakat feudal, yaitu
masyarakat kelas atas dan kaya bertanggung jawab atas orang-orang yang miskin.
Menjelang akhir era industri Inggris, kelas pekerja dipandang sebagai salah satu faktor
produksi
Ideologi baru menyatakan bahwa kelas atas tidak lagi bertanggung jawab atas orang-
orang yang miskin. Keyakinan tersebut dijustifikasi oleh Malthus, yang menjelaskan
tatanan alamiah bahwa mereka yang kaya tidak selalu peduli terhadap mereka yang
miskin.
Ideologi self-help kemudian muncul dengan gagasan bahwa setiap orang bahkan orang
yang miskin memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Doktrin ini menekankan
pada motivasi yang kuat dan kerja keras. Gagasan tentang self-help diperluas pada poin
bahwa manajemen memandang setiap pekerja sebagai potential capitalist.
1912-> pekerja yang baik ditentukan oleh pengujian ilmiah dan pelatihan daripada
perjuangan pekerja untuk dapat hidup
1920an -> ideologi manajemen di Amerika menekankan pada pentingnya kerja tim,
atau kerjasama antara tenaga kerja dan manajemen.
Akhir 1920an hingga awal 1930an -> manajer meyakini bawa lebih penting untuk
menjelaskan sikap dan perilaku pekerja daripada berurusan dengan hukuman moral.
Elton Mayo -> menemukan bahwa keberadaan norma-norma kelompok diantara
pekerja, dan mennjukkan bahwa setiap orang memiliki ketertarikan terhadap selain
uang. Mayo percaya bahwa pekerja harus mempertimbangkan pekerjaan mereka
sebagai tindakan sosial yang memang dibutuhkan dan manajer harus dapat
memberikan lingkungan kerja dimana semangat kerjasama akan menumbuhkan
sikap positif dari para pekerja.
Chapter 5
Research Methods
Melihat pengaruh satu atau lebih event terhadap satu atau lebih event.
Pengembangan Desain
Langkah pertama dan paling penting dalam riset perilaku adalah masalah definisi.
Sifat informasi yang dikumpulkan dan metode yang dipilih, data serta jenis
gambaran sampel pada dasarnya tergantung pada bagaimana sebenarnya masalah
dipersepsikan, kerangka pertanyaan riset, dan desain informasi studi yang
dikumpulkan.
Penelitian dimulai dari proses perolehan penjelasan atas masalah.
Setelah itu dilanjutkan dengan pendefenisian masalah dengan mengumpulkan
informasi dari klien.
Setelah latar belakang informasi didapatkan, dilanjutkan dengan menilai kunci dari
faktor internal dan eksternal, dan membatasi area potensial yang menjadi perhatian.
Selanjutnya ruang lingkup proyek telah ditentukan, maka selanjutnya dilakukan
penggambaran kunci dari pertanyaan penelitian.
Faktor lain-lain
Aspek lain dari suatu desain adalah menemukan populasi, menspesifikasikan
informasi yang dibutuhkan, memilih dan mengumpulkan data serta metode, serta
anggaran
Langkah selanjutnya dalam proses riset adalah mengidentifikasi jenis informasi yang harus
dikumpulkan. Arah riset seharusnya mempertimbangkan manfaat dan kerugian dari sumber
data primer maupun sekunder.
Reliability
Reliabilitas adalah suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur
yang stabil di setiap waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen
pengukuran.
Survey
Dengan metode survey maka akanada interaksi antar peneliti dan responden
penelitian. Data dapat diperoleh dari surat, telepon, atau wawancara. Ada manfaat dan
kerugian yang berhubungan dengan setiap teknik ini. Survey melaui surat setidaknya lebih
mahal, interview melalui telepon dapat mengumpulkan data dengan waktu yang cepat namun
biaya lebih mahal dibandingkan dengan survey surat. Pemilihan teknik pengumpulan data
tergantung dari keadaan dan sifat penelitian.
Experiments
Eksperimen digunakan ketika peneliti ingin memanipulasi atau mengontrol variabel
dengan tujuan untuk membangun hubungan sebab akibat.
SELECTION OF RESPONDENTS
Langkah pertama dalam memilih responden adalah dengan cara menentukan populasi.
Setelah populasi ditentukan, peneliti menentukan sensus atau suatu sampel.Sensus adalah
kegiatan untuk mencari seluruh informasi yang dikumpulkan dari setiap elemen dalam
populasi.Sampel merupakan kumpulan informasi dan merupakan bagian dari populasi. Suatu
sensus akan tepat apabila:
1. Populasinya kecil dan biaya pengumpulan data tidak melebihi biaya pengambilan sampel
secara signifikan,
2. Mengetahui setiap unsur dalam populasi, dan
3. Risiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat besar.
Dalam banyak kasus, sensus tidak dibutuhkan.Sampling lebih sering menguntungkan
peneliti karena membutuhkan waktu dan uang yang tidak terlalu besar untuk pengumpulan
data dan meminimalisir resiko.