Anda di halaman 1dari 9

Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Tutorial

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

Disusun oleh:
Mufidah
1010015015

Pembimbing:
dr. Hendra, Sp.A

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
RSUD A.W. Sjahranie Samarinda
2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Angka kematian bayi ( Infrant Mortality Rate) merupakan salah satu
indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat, karena dapat menggambarkan kesehatan penduduk secara umum.
Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia (WHO) bahwa setiap
tahunnya, kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia,
hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh
kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1
bulan). Setiap 6 menit terdapat satu BBL yang meninggal. (JNPK-KR
2008 hal.143). Pada tahun 2011, jumlah angka kematian bayi baru lahir
(neonatal) di negara-negara ASEAN di Indonesia mencapai 31 per 1000
kelahiran hidup. Angka itu 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan malaysia dan 1,2
kali lebih tinggi dibangdingkan Filipina. Karena itu masalah ini harus menjadi
perhatian serius.1,2
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
mengestimasikan AKB di Indonesia dalam periode 5 tahun terakhir, yaitu
tahun 2003-2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. (Depkes.RI, 2008).
Usaha pemerintah indonesia untuk menanggulangi dalam mengurangi
angka kematian bayi (AKB) adalah menciptakan pelayanan kesehatan dasar,
yaitu pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan antenatal, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan koompetensi kebidanan, deteksi resiko,
rujukan kasus resti dan penanganan komplikasi. Dimana tenaga kesehatan
mampu untuk menjalankan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan
pelayanan dan masalah yang terjadi.2

2
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : By. Ny. ER
Tanggal Lahir : 5 Januari 2016; Pukul : 16.05 Wita
Usia gestasi : 34 minggu
Jenis kelamin : Laki-laki

Nama Ibu : Ny. ER

Nama Ibu : Ny. ER Nama Ayah : Tn. A


Usia : 30 tahun Usia : 28 tahun
Alamat : Jalan Turi Alamat : Jalan Turi
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Suku : Timur Suku : Timur
Agama : Katolik Agama : Katolik

Anamnesis
Keluhan Utama
Bayi lahir dengan berat bayi lahir rendah
Riwayat Persalinan Sekarang
Pasien lahir pada hari Selasa, 5 Desember 2015 pukul 16.05 Wita di Klinik
Bidan bengkuring pada usia kehamilan 34 minggu secara spontan dengan berat
1700 gr. Apgar score pasien adalah 8/9, janin berjumlah tunggal, jenis kelamin
laki-laki, lilitan tali pusat 1x, dan warna air ketuban tidak jelas, menangis spontan
dan Bayi merupakan anak pertama. Ibu pasien memiliki riwayat Pre eklamsi
berat saat kehamilan bayi tersebut.
Bayi kemudian dirujuk ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
menjalani perawatan di dalam inkubator ruang bayi karena terlahir dengan berat
lahir rendah. Perawatan di lakukan di ruang NICU untuk mendapatkan perawatan
intensif.

3
Riwayat Obstetri
1. 2015/ hamil ini
Apgar Score

Menit ke-1 Menit ke-5

Detak Jantung

Pernapasan

Warna kulit

Refleks

Tonus

Total 8 9

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Sakit sedang

Berat badan 1700 gram

Panjang badan 45cm

Tanda-tanda vital

Denyut jantung 148 kali/menit

Pernapasan 46 kali/menit

Suhu 36.8oC

Kepala Bentuk normal, caput (-), hematom (-), rambut hitam, ubun-ubun
datar

Mata Bentuk normal, simetris D=S,

4
Telinga Bentuk normal, sekret (-)

Hidung Bentuk normal, sekret (-), napas cuping hidung (-)

Mulut Bibir bentuk normal, sianosis (-)

Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris D=S,


retraksi intercostal (-) & subcostal (-), ictus cordis tidak terlihat
Thoraks
Palpasi : pergerakan dinding dada simetris D=S

Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Inspeksi : bentuk datar, tali pusat terbungkus kasa steril,


rembesan darah (-), eritema (-), bau (-)
Abdomen
Auskulasi : BU (+) kesan lemah

Palpasi : distensi (-), turgor kulit kembali cepat, organomegali (-)

Genitalia Tidak tampak kelainan, rugae jelas

Ekstremitas Akral hangat, sianosis (-), ikterik (-), edema (-), anomaly (-)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (6 Januari 2016)
Leukosit 12.900

GDS 25

Pemeriksaan Kimia Darah (8 Januari 2016)


Bilirubin Tottal 13,1 Natrium 132

Bilirubin Direct 0,2 Kalium 4,6

Bilirubin Indirect 12,9 Chloride 100

Albumin 3,2

Periksaan Kimia Darah (12 Januari 2016)


Bilirubin Tottal 14,8 Natrium 140

Bilirubin Direct 1,4 Kalium 3,6

5
Bilirubin Indirect 13,4 Chloride 108

Albumin 3,3

Diagnosis
NKB + KMK, Hiperbilirubin, RDS

6
2.1. Follow Up Pasien
Tanggal S O A P

HR : 148 x/min; IVFD kaen 4A 105 cc/24 jam


RR :61 x/min
Ampicillin 2 x 50mg IV
Aktif (+), irreguler;
Neonatus cukup
demam , sesak (+) Retraksi (-) Gentamicin 1 x 10 mg
6/1/2016 bulan + kecil
Temp : 37,8 CPAP peep 7 flow 8 FiO2
masa kehamilan 30%
GDS: 58
Puasa

CPAP peep 6 flow 8 FiO2 21


%

HR: 128 x/min; RR IVFD kaen 4A 105 cc/24 jam


Aktif (+), 60x Aminosteril 6 % 30 cc/24 jam
Neonatus cukup
sesak(), SpO2 91%
7/1/2016 bulan + kecil
kembung (-) Rho (-/-), whez (-/-); Ampicillin 2 x 50mg IV
masa kehamilan
Demam (-), Soefl, distensi(-) Gentamicin 1 x 10 mg
BU(+) , ikterik (+)
Cek bilirubin total,
direk,indirek,kultur darah

CPAP peep 6 flow 8 FiO2 21


RR: 40x/min; %
Neonatus cukup
N: 134x/min; bulan + kecil IVFD kaen 4A 105 cc/24 jam
Aktif (+),
SpO2 92% masa kehamilan Aminosteril 6 % 30 cc/24 jam
Menangis kuat,
8/1/2016 Anemis (-/-), ikterik (NCB +KMK)
sesak (-), demam
(+/+) kremer I-II Ampicillin 2 x 50mg IV
Hiperbilirubinemia
(-)
Rho (-/-), whez (-/-); Gentamicin 1 x 10 mg
RDS
distensi(-) BU(+) N
Fototerapi

CPAP peep 5 flow 8 FiO2 21


%

IVFD kaen 4A 105 cc/24 jam


RR 50x/min;
N: 140x/min; Aminosteril 6 % 30 cc/24 jam
Temp : 36,6 C
Aktif (+), NCB+ KMK + Intralipid 16%
SpO2 95%
9/1/2016 sesak (-), Hiperbilirubin
Ampicillin 2 x 50mg IV
Anemis (-/-), ikterik
demam (-) +RDS
() , sianosis (-) Gentamicin 1 x 10 mg
Rho (-/-), whez (-/-); ASI 30 cc/kgBB/hari
distensi(-) BU(+) N
PASI (8 X 6,3)

Fototerapi

RR: 50x/min;
Aktif (+), NCB+ KMK + CPAP peep 5 flow 8 FiO2 21
N: 158x/min; %
11/1/2016 sesak (-), Hiperbilirubin
Temp : 36,6 C
demam (-) +RDS IVFD kaen 4A 105 cc/24 jam
SpO2 91%

7
Rho (-/-), whez (-/-); Aminosteril 6 % 30 cc/24 jam
distensi(-) BU(+) ,
Intralipid Stop
ikterik(+),
Ampicillin 2 x 50mg IV

Gentamicin 1 x 10 mg

ASI 30 cc/kgBB/hari

PASI (8 X 6,3)

Fototerapi stop jika bil total


>10

O2 blender FiO2 21 % Flow


4L
RR: 42x/min;
IVFD kaen 4A 105 cc/24 jam
N: 134x/min;
Temp : 36,5 C Aminosteril Stop
Aktif (+), NCB-KMK
demam (-) SpO2 95% Ampicillin 2 x 50mg IV
12/1/2016 +Hipebilirubin
kuning (-) Anemis (-/-), ikterik
+RDS Gentamicin 1 x 10 mg
(+/+) , sianosis (-)
ASI 30 cc/kgBB/hari
Rho (-/-), whez (-/-);
distensi(-) BU(+) N PASI 90cc/kgBB/hari

Fototerapi

RR: 42x/min;
O2 stop
N: 146x/min;
IVFD kaen 4A 105 cc/24 jam
Anemis (-/-), ikterik NCB-KMK
Aktif (+),
13/1/2016 (+/+ I/KremerII) , +Hipebilirubin + Ampicillin 2 x 50mg IV
sianosis (-) post RDS Gentamicin 1 x 10 mg
Rho (-/-), whez (-/-);
ASI 12 x 15 cc
distensi(-) BU(+) N

8
BAB III
PEMBAHASAN

Bayi Ny. ER, Laki-laki berusia 0 hari, lahir spontan, usia 30 tahun dengan
hamil 34 minggu, ditolong oleh bidan klinik. Saat lahir bayi langsung menangis,
APGAR scor 8/9. Kemudian di rujuk ke RSUD AWS Samarinda. Dilakukan
pembersihan jalan nafas, pemberian O2 dengan CPEP, dan pencegahan hipotermi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: Menangis (-), gerak


aktif, nafas tidak teratur. Tanda vital: HR = 148x/menit, RR = 61 x/menit, dan
Suhu = 36,60C. Status gizi: BBL = 1700gr, PB = 45 cm. Kepala mikrosefali (-),
rambut sedikit (+), napas cuping hidung (-), thoraks: retraksi (-), abdomen: turgor
kulit cukup, ekstermitas: akral hangat (+),sianosis (-), dan cappirally refill <2.
Pada anamnesis didapatkan bahwa ibu memiliki riwayat penyakit preklamsi
berat selama kehamilan .
Tindakan yang dilakukan langkah awal yakni pastikan bayi tetap hangat,
atur posisi, pembersihan jalan nafas, keringkan serta stimulasi dengan rangsang
taktil dan posisi kembali. Langkah awal tersebut dilakukan selama 30 detik,
setelah itu observasi nafas, laju denyut jantung (LDJ) dan tonus otot.. Apabila
LDJ > 100 x/menit dan bernafas spontan tetapi ditemukan tanda distress napas
(takipneu, retraksi (+), atau merintih) berikan CPAP dengan PEEP 5-8cm H2O
dan pemantauan SpO2. Bila didapatkan CPAP gagal dengan distres napas, maka
PEEP dinaikkan menjadi 8 cm H2O (FiO2 > 40%).

Anda mungkin juga menyukai