Anda di halaman 1dari 4

Journal of Nursing and Health (JNH) Edisi 2 No 1 Agustus 2016

Journal Keperawatan Dan Kesehatan ISSN 2502-1524


Akper Yakpermas-Banyumas

INOVASI HIDROKOLOID SERAT POHON PISANG ( MUSA SP)


UNTUK PERAWATAN LUKA NEUROPATHI DIABETIKUM
Eko Julianto), Wahju Purbo Juwono)
1,2)
Program Studi Keperawatan, Akper Yakpermas,
email: yuliant_eko10@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pisang (musa sp) termasuk dalam suku Musaceae. Pisang banyak tumbuh di daerah Asia
Tenggara, Papua, dan Australia tropika yang memiliki kandungan mineral seperti kalium,
magnesium,fosfor, kalsium, dan besi dan seng. kandungan vitaminnya provitamin A
(betakaroten), serta vitamin B dan vitamin B6. Penelitian ini merupakan studi kasus pada
pasien Ny. Al ( 45 tahun) dengan ulkus neuropathi diabetikum yang menggunakan
hidrokoloid lembaran sebagai balutan primer untuk mempertahankan kelembaban. Metoda
yang digunakan pada perawatan luka ini adalah TIME, yaitu manajemen jaringan,
pengemdalian infeksi, mempertahankan kelembaban dan epitealisasi. Hasil evaluasi
sediaan hidrokoloid lembaran dari pohon pisang mampu mempertahankan kelembaban
permukaan luka dan mempercepat penyembuhan luka. Dari pengamatan dan ekperimen
terlihat bahwa penggunaan serat pisang mampu meningkatkan kelembaban dan mampu
mempercepat penutupan luka diabetic. Penggunaan serat juga mempercepat angiogensis,
dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka lembab akan merangsang lebih cepat
pembentukan pembuluh darah dan Menurunkan risiko infeksi. Kejadian infeksi relatif lebih
rendah jika dibandingkan dengan perawatan luka terbuka.

Kata kunci : Perawatan Luka, Kelembaban, Hidrokoloid Pohon Pisang.


yang juga berhubungan jaringan, sedangkan
1. PENDAHULUAN menurut Darwis (1998) dalam Mariyunani (2013),
Nilai energi pisang untuk setiap 100 gram proses penyembuhan luka merupakan suatu proses
sekitar 136 kalori, yang secara keseluruhan yang kompleks karena berbagai kegiatan
berasal dari karbohidrat. Pisang kaya mineral bioseluler dan biokimia yang saling
seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan berkesinambungan.
besi serta seng. Kandungan betakaroten sebesar Proses jaringan, sedangkan menurut Darwis
45 mg per 100 gram berat kering. Pisang juga (1998) dalam Mariyunani (2013), proses
mengandung tiamin, riboflavin, niasin, dan penyembuhan luka merupakan suatu proses yang
vitamin B6 (piridoxin ). kompleks karena berbagai kegiatan bioseluler dan
Ulkus neuropathi diabetikum adalah adalah biokimia yang saling berkesinambungan. Proses
salah satu komplikasi dari diabetes melitus yang penyembuhan luka yang sebenarnya adalah suatu
sering terjadi pada kaki pasien dengan diabetes proses yang terjadi secara nomal. Artinya, tubuh
melitus Carville (2012). Sedang menurut Carries yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk
Susan dan Barbara M. Bates Jensen (2012), melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatan
bahwa diabetes merupakan salah satu penyakit aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan
umum terjadinya neuropathi. sel dan benda asing merupakan perkembangan
Perawatan luka kaki diabetes relatif lebih awal dari proses penyembuhan (Mariyunani,
mahal, namun menjadi lebih berkualitas 2013). Berdasarkan parameter dan kandungan
dibanding dengan terjadinya amputasi. Perawatan serat pisang maka akan diaplikasikan pada
luka kaki diabetik dengan metoda TIME akan penderita diabetes.
membantu proses penyembuhan luka menjadi Metode yang digunakan pada perawatan luka
lebih cepat. Proses penyembuhan luka merupakan ini adalah TIME, yaitu manajemen jaringan,
proses yang melibatkan aspek eksogen dan pengendalian proses terjadinya infeksi, dengan
endogen pada tubuh manusia. Menurut Kozier mempertahankan kelembaban dan epitealisasi.
(1995) dalam Mariyunani (2013), penyembuhan Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan dalam proses treatment diabetic.

15
Journal of Nursing and Health (JNH) Edisi 2 No 1 Agustus 2016
Journal Keperawatan Dan Kesehatan ISSN 2502-1524
Akper Yakpermas-Banyumas

2. KAJIAN LITERATUR DAN menstimulasi sel fibroblastik untuk membuat


PEGEMBANGAN HIPOTESIS kolagen. Angiogenesis terjadi untuk membuat
2.1 Prinsip Penyembuhan Luka jaringan vaskuler baru. Migrasi sel - sel epitel di
Berikut ini merupakan prinsip penyembuhan atas dasar luka yang bergranulasi. Kontraksi luka
luka secara umum menurut Mariyunani (2013), terjadi selama fase rekonstruksi. Fase ini
menyatakan bahwa setiap kejadian luka, berlangsung mulai hari ke 2 s/d ke 24.
mekanisme tubuh akan mengupayakan c. Maturasi
mengembalikan komponen komponen jaringan Merupakan fase remodeling, dimana fungsi
yang rusak tersebut dengan membentuk struktur utamanya untuk meningkatkan kekuatan daya
baru dan fungsional sama dengan keadaan regang luka. Selama fase maturasi, secara
sebelumnya. perlahan lahan kolagen menempatkan diri pada
Proses penyembuhan luka tidak hanya terbatas daerah yang lebih optimal pada luka diabetic.
pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi
juga sangat dipengaruhi oleh faktor endogen 3. METODE PENELITIAN
(seperti: umur, nutrisi, imonologi, pemakaian obat Metode riset yang digunakan adalah studi
obatan, kondisi metabolik). kasus perawatan luka neuropathi diabetik dengan
Kemampuan tubuh untuk menangani trauma menggunakan hidrokoloid pohon pisang sebagai
jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan balutan primer untuk mempertahankan
keadaan umum kesehatan tiap orang. Respon kelembaban dan mempercepat proses
tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang penyembuhan luka.
tepat tetap dijaga. Adanya respon tubuh secara 3.1 Objek Perlakuan : Ny. Al (45 tahun) yang
sistemik pada traumadan adanya aliran darah ke dirawat di Balai Pengobatan Kridha Husada
dan dari jaringan yang luka. Akper Yakpermas Banyumas.
Khusus untuk penyembuhan luka diabetic 3.3 Periode pengamatan (10-16 Juli 2016).
maka Keutuhan kulit dan membran mukosa
disiapkan sebagai garis pertama untuk 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
mempertahankan diri dari mikroorganisme. Objek observasi adalah Ny. Al usia 45
Sedangkan untuk penyembuhan normal tahun, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang
ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing beralamat di kota Purwokerto didiagnosa
tubuh termasuk bakteri. mengalami diabetes melitus sejak 7 tahun yang
lalu. Sekitar 5 bulan yang lalu kaki kanannya
2.2 Proses Penyembuhan Luka mengalami luka pada telapak kakinya. Luka
Westaby (1985) dalam buku Carville (2007), tersebut kemudian dirawat di Puskesmas terdekat
membagi proses penyembuhan luka menjadi tiga dengan tetap mengkonsumsi obat dari dokter
tahap, yaitu inflamasi, rekonstruksi/proliferasi, puskemas. Setelah dirawat selama 3 bulan luka
dan maturasi. tidak kunjung sembuh. Di keluarga Ny. Al tidak
a. Inflamasi ada anggota keluarga yang mengalami diabetes
Fase ini dimulai dari pertama kali terjadi melitus. Kemudian Ny. Al berkunjung ke balai
trauma ketika pembuluh kapiler berkontraksi dan pengobatan Kridha Husada yang berada di
trombosit memfasilitasi hemostasis. Respons linkungan Akper yakpermas. Setelah dilakukan
pertahanan melawan bakteri patogen yang berasal pengkajian diberikan perlakuan hidrokoloid
dari polymorphonuclear leukocytes (polmorphs) sebagaimana ditunjukan gambar 4.1
dan makrofag. Polimorphs melindungi luka dari
invasi bakteri saat makrofag membersihkan debris
dari luka. Fase ini berlangsung mulai hari ke-0 s/d
hari ke-3.
hidrokoloid
b. Rekonstruksi/ proliferasi
pohon pisang
Fase ini dibagi menjadi fase destruktif dan
proliferasi/ fibroblastik. Polimorphs bersama Kondisi luka
(goa)
makrofag membunuh bakteri pathogen dengan
cara fagositik, memakan bakteri yang mati dan
debris agar luka menjadi bersih. Makrofag juga Gambar 4.1 Sebelum perlakuan (10 Juli 2016)
diperlukan dalam penyembuhan luka untuk

16
Journal of Nursing and Health (JNH) Edisi 2 No 1 Agustus 2016
Journal Keperawatan Dan Kesehatan ISSN 2502-1524
Akper Yakpermas-Banyumas

Pengkajian Luka tanggal 10 Juli 2016, Saat pengkajian terdapat satu luka pada telapak
kaki sebelah kanan. Sesuai dengan table 4.1, 4.2 dan 4.3 sebagai berikut;
Tabel 4.1 Kondisi awal objek penelitian
Kulit
Stadiu Wound Cairan Perkiraan
Dimensi Goa sekitar Nyeri
m bed luka sembuh
luka
4x3 100 % Tidak
Luka 1 2 cm 2 minimal Menebal 4 minggu
cm merah ada

Implementasi/perlakuan dilakukan dengan metode sebagai berikut;


a) Tissue management : menggunakan konsep autolisis debridement dengan hidrokloid
lembaran pohon pisang.
b) Inflamasi and infection Control : luka dicuci menggunakan air rebusan daun sirih ( piper
batle L)
c) Moisture balance and ephitelezation Advancement dengan menggunakan hidrokloid pohon
pisang ( musa sp ) sebagai primary dressing dan suport autolisis.

Tabel 4.2 Evaluasi I (13 Juli 2016)

Kulit
Wound Cairan Perkiraan
Dimensi Goa Stadium sekitar Nyeri
bed luka sembuh
luka
100 % Tidak
Luka 1 1 x 1 cm 1 cm 1 lembab Tidak ada 1 minggu
merah ada

Tabel 4.3 Evaluasi II (16 Juli 2016)

Kulit
Wound Cairan Perkiraan
Dimensi Goa Stadium sekitar Nyeri
bed luka sembuh
luka
Tidak 100 % Tidak
Luka 1 0x 0 cm 0 lembab Tidak ada
ada epitel ada

Area penutupan
Terjadi luka dan
penyempitan luka pembentukan kulit
secara signifikan
pada goa

Gambar 4.2 Kondisi Setelah perlakuan hidrokoloid

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrokloid serat pohon pisang ( musa sp) mampu
mempertahankan kelebaban luka neuropathi diabetikum pada stadium 2. Pertumbuhan sel
berlangsung secara cepat dengan penutupan goa dan penutupan kulit.

17
Journal of Nursing and Health (JNH) Edisi 2 No 1 Agustus 2016
Journal Keperawatan Dan Kesehatan ISSN 2502-1524
Akper Yakpermas-Banyumas

Kelembaban dicapai disebabkan oleh karena lapisan hidrokoloid serta pisang menahan
terjadinya evaporasi dan mampu menyerap eksudat minimal, serta mampu melindungi permukaan
luka dari invansi mikroorganisma patogen dari lingkungan sekitar luka.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan perlakuan didapatkan kesimpulan bahwa efek dari penggunaan serat pisang
adalah akan membentuk suasana lembab pada luka yang berpengaruh untuk ;
a. Mempercepat fibrinolisis, fibrin yang terbentuk pada luka akan menghilang lebih cepat oleh
neutrofil dan sel endoteal.
b. Mempercepat angiogensis, dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka lembab akan
merangsang lebih cepat pembentukan pembuluh darah.
c. Menurunkan risiko infeksi, kejadian infeksi relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
perawatan luka terbuka.
d. Mempercepat pembentukan growth factor, faktor pertumbuhan berperan dalam proses
penyembuhan luka untuk membentuk stratum korneum dan angiogenesis, dimana komponen
tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan lembab.
e. Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif, pada keadaan lembab, invansi neutrofil yang
diikuti makrofag, monosit, dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.

5.2 Saran
a. Penggunaan serat pisang disarankan lebih intensif karena kandungan pohon pisang yang lebih
banyak kandungan mineral dan vitamin juga berperan dalam proses penyembuhan luka.
b. Penggunaan cairan batang pisang juga dapat digunakan sebagai pengobatan infeksi saluran
kencing (ISK), disentri dan diare serta digunakan untuk pengobatan luka akut.

REFERENSI
Carville, K., 2012,Wound Care Manual, Silver Chain Foundation, Australia
Carrie Sussman, Barbara Bates Jensen., 2011, Wound Care, A Collaborative Practise Manual for
Health Professional, Lippincot William & Wilkins.
Ekaputra, E, 2013, Evolusi Manajemen Luka, CV. Trans Info Media,Jakarta.
Maryunani, 2013, Perawatan Luka Diabetes melitus, EGC, Jakarta
Ulung, Gagas dan Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB., 2014, Sehat Alami dengan Herbal, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Widasari, Sri Gitarja, 2015, Perawatan Luka, Wocare Center, Bogor

18

Anda mungkin juga menyukai