Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan
lahir (Prawiharjo, 2002). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
(Prawiharjo, 2002).
Dari survei demografi dan kesehatan indonesia (sdki) dan data biro pusat statistik
(bps), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai 515
ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena
komplikasi kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007).
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai
usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut
dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh
masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya
disebabkan oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan,
kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun
pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal kehamilan resiko
tinggi (krt) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi
(Syamsul, 2003).
Post matur merupakan kasus yang sering kali terjadi pada saat kehamilan yaitu yang
melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan
perhitungn usia kehamilan dengan rumus Naegele atau dengan penghitungan tinggi fundus
uteri ( Kapita Selekta Kedokteran jilid 1). Menurut (Achadiat 2004:32) Kehamilan
postmatur lebih mengacu pada janinnya, dimana dijumpai tanda-tanda seperti kuku
panjang, kulit keriput,plantara creases yang sangat jelas, tali pusat layu dan terwarnai oleh
mekonium.(Varney Helen, 2007).
Beberapa ahli dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41 minggu
karena angka mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah usia 40 minggu.
2

Namun kurang lebih 18% kehamilan akan berlanjut melebihi 41 minggu hingga 7% akan
menjadi 42 minggu bergantung pada populasi dan kriteria yang digunakan. Seringnya
kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan deteksi sedini mungkin untuk
menghindari kesalahan dalam menentukan usia kehamilan. Jika tapi telah ditentukan pada
trimester terakhir atau berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan. D ata yang terkumpul
sering menunjukkan peningkatan resiko lahir mati seiring peningkatan usia kehamilan
lebih dari 40 minggu.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengerti dan memahami mengenai konsep dan asuhan keperawatan pada resiko
tinggi persalinan post matur.
2. Tujuan Khusus
a. Mengerti dan memahami tentang konsep persalinan normal
b. Mengerti dan memahami adaptasi Fisik dan Psikologis pada ibu selama
proses persalinan
c. Mengerti dan memahami penatalaksanaan nyeri non farmakologi
d. Mengerti dan memahami tindakan pembedahan pada persalinan
e. Mengerti dan memahami resiko tinggi pada persalinan post matur
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Persalinan Normal


1. Defenisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir (Prawiharjo, 2002).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo,
2002).

2. Kala Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu :
a. Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7
jam) serviks membuka dari 3 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu (Prawirohardjo, 2008) :
1) Fase laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai berjalan secara
progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga pembukaan 3-4 cm
atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi
mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali.
2) Fase Aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi komplit dan
mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan
berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama
akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase , antara lain:
4

a) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.


b) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9
cm.
c) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi lengkap

b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Menurut Depkes RI (2007), beberapa
tanda dan gejala persalinan kala II adalah :
1) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya
3) Perineum terlihat menonjol
4) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
5) Peningkatan pengeluaran lendir darah
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala
janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang secara reflek timbul rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu seperti
ingin buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai
terlihat, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin
akan lahir kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 - 2 jam, pada
multi - 1 jam (Mochtar, 2003).

c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit. Menurut Depkes (2007) tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup
beberapa atau semua hal dibawah ini :
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh
(diskoit) dan tinggi fundus biasanya turun sampai di bawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan uterus terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di
atas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).
5

2) Tali pusat memanjang


Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan vagina (tanda
Ahfeld).

3) Semburan darah tiba-tiba


Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta
keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang secara tiba-tiba menandakan
darah yang terkumpul diantara melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta
(darah retroplasenter) ke luar melalui tepi plasenta yang terlepas. Setelah bayi lahir
kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat,
dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his
pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong
ke dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus
uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (Mochtar, 2003).

d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum (Prawiharjo,
2002).

B. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis pada Ibu Selama Proses Persalianan


1. Adaptasi Fisiologis
Pemahaman yang mendalam tentang adaptasi ibu selama masa hamil akan membantu
perawat mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan wanita selama bersalin. Perubahan-
perubahan yang sering terjadi, yaitu:
a. Perubahan Kardiovaskuler
Dalam sebuah persalinan akan ditemukan beberapa perubahan pada sistem
kardiovaskuler, pada setiap kontraksi 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke
dalam vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10-15% pada tahap
pertama persalinan dan sekitar 30-50% pada tahap kedua persalinan.
Perawat dapat mengantisipasi perubahan tekanan darah. beberapa faktor yang
mengubah tekanan darah ibu, yaitu:

Anda mungkin juga menyukai