Anda di halaman 1dari 9

Jalur utama metabolisme karbohidrat pada manusia.

1. Glikolisis

Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat
dengan menghasilkan ATP dan NADH. Glikolisis terjadi pada sel mikroorganisme, tumbuhan,
dan hewan melalui 10 tahap reaksi. Proses ini terjadi di sitoplasma dengan bantuan 10 jenis
enzim yang berbeda.

Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat
dengan menghasilkan ATP dan NADH. Glikolisis terjadi pada sel mikroorganisme, tumbuhan,
dan hewan melalui 10 tahap reaksi. Proses ini terjadi di sitoplasma dengan bantuan 10 jenis
enzim yang berbeda.

ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai proses yang
membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul penyimpan energi. Sedangkan NADH
nantinya akan menjalani proses transfer elektron untuk menghasilkan ATP. Sebuah molekul
NADH dalam transfer elektron akan menghasilkan tiga molekul ATP.

Dalam tahap awalnya, proses glikolisis membutuhkan dua ATP sebagai sumber energi.
Namun dalam tahap selanjutnya, glikolisis akan menghasilkan ATP yang dapat digunakan
untuk membayar hutang ATP yang telah digunakan tadi dan masih ada sisa ATP yang dapat
digunakan untuk fungsi yang lain. Jadi dalam glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih banyak ATP
yang dihasilkan daripada yang digunakan dalam proses tersebut.
Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut.

1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim hexokinase.
Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP yang telah
melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.
2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim
fosfohexosa isomerase.
3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini dikatalisis oleh
enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari ATP. Fruktosa 1,6-
bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3 atom C) dan
dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim aldolase.
4. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja
bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi dihdroksi
aseton fosfat.
5. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh enzim
gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk NADH.
6. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat kinase.
Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
7. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase.
8. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
9. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim piruvat
kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.

Yang perlu diperhatikan adalah pada langkah ke-6 hingga ke-10. Langkah-langkah
tersebut terjadi dua kali karena terbentuk dua gliseraldehida 3-fosfat dari pemecahan
fruktosa 1,6-bifosfat. Oleh karena itu dua molekul gliseraldehida 3-fosfat masing-masing
akan menjalani langkah 6 hingga 10 tersebut.

Jadi hasil total glikolisis adalah 2 molekul asam piruvat dengan 2 ATP dan 2 NADH.
Molekul ATP yang terbentuk sebenarnya ada 4, namun 2 ATP telah digunakan untuk
membayar hutang ATP yang telah dipakai pada tahap reaksi pertama dan ketiga.

Dalam keadaan terdapat oksigen, asam piruvat akan masuk tahap dekarboksilasi
oksidatif dan siklus krebs untuk membentuk energi lebih lanjut. Namun ketika tidak
tersedia oksigen, piruvat akan menjalani proses fermentasi homolaktat atau fermentasi
alkohol. Kedua jenis fermentasi tersebut merupakan proses menghasilkan energi tanpa
kehadiran oksigen sehingga disebut respirasi anaerob.

Fermentasi homolaktat terjadi pada mikroorganisme dan hewan. Hasil akhir proses ini
adalah asam laktat yang akan tertimbun dalam jaringan dan menyebabkan munculnya rasa
lelah. Saat seorang berolahraga dengan keras, kebutuhan oksigennya tidak tercukupi
dengan pernapasannya. Maka jaringan tidak dapat menjalani respirasi aerob sehingga yang
terjadi adalah fermentasi homo laktat. Asam laktat yang tertimbun menyababkan otot terasa
lelah saat berolahraga. Asam laktat akan diubah kembali menjadi glukosa di dalam hati
namun memerlukan proses yang agak lambat.

Sedangkan fermentasi alkohol terjadi pada yeast, atau jamur bersel satu yang biasanya
digunakan untuk membuat anggur. Yeast akan mengubah piruvat menjadi alkohol yang
dilepaskan ke lingkungan yang dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat minuman.
2. Glikogenesis

Glikogenesis adalah proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang terjadi


terutama di dalam hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan
yang dibentuk dari molekul glukosa hasil pencernaan makanan. Glukosa akan saling
berikatan dengan ikatan 1-4 glikosidik untuk membentuk glikogen. Molekul glikogen
tersusun bercabang-cabang agar dapat tersimpan maksimal di dalam sel. Kelebihan kadar
glukosa di dalam darah akan memicu disekresikannya hormon insulin untuk memicu
terjadinya glikogenesis. Glikogen ini dapat dipecah lagi menjadi glukosa saat kadar glukosa
darah menurun seperti dalam keadaan lapar atau puasa. Glikogenesis terjadi dengan cara
penambahan molekul glukosa pada rantai glikogen yang telah ada (disebut sebagai
glikogen primer). Penambahan glukosa akan terjadi secara bertahap, satu demi satu
molekul glukosa akan memperpanjang glikogen yang telah ada.

Proses glikogenesis di dalam tubuh adalah sebagai berikut. Fosforilasi glukosa oleh
ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh enzim glukokinase/hexokinase. Berikutnya
glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat, dikatalisis oleh
enzim fosfoglukomutase. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP)
menjadi uridil di phosphate glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa 1-fosfat
uridil transferase. UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah
ada, dikatalisis oleh enzim glikogen sintase.

Dalam proses ini, atom C pertama dari UDP-glukosa diikatkan ke atom C keempat yang
ada pada rantai glikogen primer dan membentuk ikatan 1-4 glikosidik. Berikutnya enzim
pembentuk cabang (branching enzyme) akan memindahkan kurang lebih 6 residu glukosa
pada salah satu residu glukosa yang ada pada glikogen primer untuk membentuk titik
cabang. Enam residu gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C nomor 6 pada molekul
glikogen primer. Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga
semakin panjang dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di berbagai lokasi.
Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar yang normal.

Proses pembentukan glikogen melalui glikogenesis merupakan langkah penting dalam


menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Ketidakmampuan tubuh untuk menjalankan
glikogenesis dengan wajar dapat mengakibatkan timbulnya penyakit diabetes melitus.
Diabetes melitus dapat menjadi penyakit yang berbahaya dan mematikan karena memicu
berbagai komplikasi seperti stroke, kerusakan jaringan, dan kebutaan.

Ketika kadar gula dalam darah rendah, tubuh akan melakukan proses pemecahan
glikogen untuk dibentuk menjadi glukosa kembali. Proses pemecahan glikogen menjadi
glukosa disebut dengan glikogenolisis. Glikogen sering disebut sebagai pati hewan karena
merupakan cadangan makanan pada hewan. Ikatan antar molekul glukosa antara glikogen
dan amilum (pati) adalah sama, yaitu ikatan 1-4 glikosidik. Glikogen adalah cadangan
makanan hewan, sedangkan amilum adalah cadangan makanan tumbuhan. Perbedaan
utama antara glikogen dan amilum adalah adanya lebih banyak rantai cabang pada glikogen
dibandingkan dengan amilum.

Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum pada


biosintesis disakarida dan polisakarida. Pada jaringan tumbuhan, disakarida sukrosa
dihasilkan melalui reaksi kondensasi glukosa dan fruktosa yang diawali proses
glikogenesis. Dalam proses tersebut UDP-glukosa bereaksi dengan fruktosa 6-fosfat
dikatalisis oleh enzim sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat. Kemudian
enzim sukrosa fosfatase akan mengkatalisis sukrosa 6-fosfat menjadi sukrosa.

3. Glikoneolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang
terjadi terutama di hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan
hewan yang tersusun atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan 1-4
glikosidik (untuk rantai lurus), dan ikatan 1-6 glikosidik untuk titik cabang. Glikogen
merupakan polisakarida yang memiliki banyak sekali percabangan, hal tersebut
diperlukan agar glikogen dapat disimpan dengan maksimal di dalam sel. Glikogen akan
dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah dan ketika sedang berolahraga.
Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan glukagon, berkebalikan dengan
insulin yang akan mempengaruhi pembentukan glikogen melalui glikogenesis. Proses
pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu glikogen fosforilase, transferase,
dan debranching enzyme.

Proses glikogenolisis yang terjadi di dalam sel adalah sebagai berikut. Enzim
glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan membebaskan glukosa
dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan terus berlangsung hingga tersisa
kurang lebih 4 residu glukosa dari titik cabang. Enzim transferase akan memindahkan
3 residu glukosa menuju ujung cabang yang lain, proses ini akan menyisakan satu
residu glukosa pada titik cabang yang terikat dengan ikatan 1-6 glikosidik.
Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang ( 1-6 glukosidase) akan
membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk glukosa
(bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama). Proses glikogenolisis berakhir
pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat
akan mengalami proses lebih lanjut agar dapat berubah menjadi glukosa.
Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat
menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami
pelepasan fosfat dan berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-fosfat
akan langsung masuk reaksi glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam bentuk ATP.
Glikogen yang dipecah di dalam hati digunakan untuk mempertahankan kadar gula
dalam darah tetap normal, sedangkan glikogen dalam otot akan digunakan untuk
memproduksi energi. Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total
hati, sedangkan otot hanya mampu menyimpan kurang dari 1% dari massa otot tersebut.
4. Gluconeogenesis
Glukoneogenesis merupakan proses pembentukan glukosa dari senyawa bukan
glukosa. Glukoneogenesis memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan akan
glukosa, terutama ketika tubuh tidak mendapat pasokan glukosa yang cukup dari
makanan. Glukosa merupakan molekul yang sangat penting terutama bagi eritrosit (sel
darah merah) dan sel saraf otak, karena sel-sel tersebut tidak dapat menggunakan
molekul lain sebagai sumber energi (walaupun dalam keadaan kelaparan yang sangat
panjang sel saraf otak mampu menggunakan benda keton yaitu beta hidroksibutirat
sebagai sumber energi). Selain memenuhi kebutuhan energi bagi otak dan eritrosit,
gkukosa juga merupakan satu-satunya molekul penghasil energi bagi otot dalam
keadaan anaerobic (tanpa oksigen). Glukosa juga diperlukan bagi pembentukan laktosa
(gula susu) di kelenjar susu untuk memenuhi kebutuhan energi bayi. Pada mamalia, hati
dan ginjal merupakan organ utama untuk berlangsungnya glukoneogenesis.
Secara umum tahapan reaksi glukoneogenesis hampir sama dengan tahapan
reaksi glikolisis yang dibalik arahnya. Namun ada beberapa tahapan dalam
glukoneogenesis yang tidak sama dengan glikolisis dan memerlukan kerja enzim-enzim
yang berbeda. Perbedaan ini terjadi karena pada tahapan-tahapan tersebut enzim yang
terlibat tidak dapat bekerja secara bolak-balik. Glikolisis merupakan reaksi yang
menghasilkan energi, sedangkan glukoneogenesis merupakan proses yang
membutuhkan energi dalam bentuk ATP.
Proses glukoneogenesis yang terjadi pada hati dan ginjal adalah sebagai berikut.
Pengubahan piruvat menjadi oksaloasetat, dikatalisis oleh enzim piruvat karboksilase.
(Oksaloasetat pada reaksi di atas terdapat pada mitokondria dan harus dikeluarkan
menuju sitoplasma, namun molekul tersebut tidak dapat melelui membran mitokondria
sebeum diubah menjadi malat. Jadi oksaloasetat akan diubah menjadi malat agar dapat
keluar menuju sitoplasma dan akan segera diubah kembali menjadi oksaloasetat).
Pengubahan oksaloasetat menjadi malat, dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase.
Malat keluar dari mitokondria menuju sitoplasma.
Di sitoplasma, malat diubah manjadi oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh
enzim malat dehidrogenase. Oksaloasetat kemudian akan diubah menjadi phospoenol
piruvat, dikatalisis oleh enzim phospoenolpiruvat karboksilase. Phospoenol piruvat
akan diubah menjadi 2-fosfogliserat, dikatalisis oleh enzim enolase. 2-fosfogliserat
akan diubah menjadi 3-fosfogliserat yang dikatalisis enzim fosfogliseromutase. 3-
fosfogliserat kemudian diubah manjadi 1,3 bifosfogliserat yang dikatalisis enzim
fosfogliserokinase. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat,
reaksi ini dikatalisis oleh enzim gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase. Gliseraldehida
3 fosfat dapat diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat (dengan reaksi yang dapat bolak-
balik) yang dikatalisis oleh enzim isomerase. Gliseraldehida 3 fosfat dan dihidroksi
aseton fosfat akan disatukan dan menjadi fruktosa 1,6 bifosfat yang dkatalisis enzim
enolase. Fruktosa 1,6 bifosfat akan diubah manjadi fruktosa 6 fosfat oleh enzim
fruktosa difosfatase. Fruktosa 6 fosfat akan diubah menjadi glukosa 6 fosfat oleh enzim
fosfoglukoisomerase. Dan terakhir glukosa 6 fosfat akan diubah manjadi glukosa yang
dikatalisis oleh enzim glukosa 6 fosfatase.
Asam amino glukogenik seperti alanin, arginin, asparagin, sistein, glutamate,
histidin, metionin, prolin, serin, threonin, valin, dan triptofan dapat diubah manjdai
glukosa setelah terlebih dahulu diubah manjadi piruvat atau senyawa antara yang lain.
Asam laktat hasil oksidasi anaerob juga dapat diubah manjadi glukosa setelah diubah
manjdai oksaloasetat di dalam mitokondria. Gliserol hasil metabolisme lemak juga
dapat diubah manjadi glukosa setelah terlebih dahulu diubah manjdai glisrol 3 fosfat
kemudian manjadi dihidroksi aseton fosfat dan langkah-langkah selanjutnya. Hormon
kortisol akan memicu terjadinya gkukoneogenesis saat tubuh mendeteksi kurangnya
glukosa di dalam darah. Hormon tersebut terutama mempengaruhi perubahan asam
amino glukogenik menjadi glukosa. Sedangkan hormon tiroksin akan mempengaruhi
masuknya lemak ke dalam hati untuk dapat diubah menjadi glukosa.

Sumber: McKee T, McKee JR. Biochemistry: The Molecular Basis of Life. 6 th Edition. New
York: Oxford University Press; 2015.

Anda mungkin juga menyukai