KASUS
Gambar 2.1 Foto klinis diambil pada tanggal 9 januari 2002, dari sisi kanan dan kiri
oklusi pasien umur 6 tahun 2 bulan.
Pemeriksaan radiografi terdiri dari foto periapikal anterior dan posterior
(Gambar 2.2) dan film bite-wing memperlihatkan kehilangan tulang yang parah di
sekitar kedua gigi kaninus sulung rahang atas. Gigi yang tersilainnya tidak terlihat
terpengaruh, dan gigi permanen berkembang dalam batas normal. Tidak ada karies
terdeteksi secara radiografi.
Gambar 2.2 Radiografi periapikal diambil tanggal 9 Januari 2002 dari gigi C dan H pada
pasien umur 6 tahun 2 bulan.
Dengan rasa hormat terhadap riwayat keluarga pasien, ibu dan ayahnya
menyangkal ada riwayat penyakit periodontal walaupun keduanya mengakui
sebelumnya pernal melakukan root planning. Kakak laki-laki pasien yang berumur
10 tahun menerima dental care secara regular dan tidak pernah mengalami kehilangan
gigi secara premature dan gigi berlubang ataupun keiangan tulang. Pada saat
pemeriksaan kakak laki-laki pasien tidak menunjukan bukti adaya gigi beruban
aaupun hilang secara premature. Oral hygenenya baik dan jaringan periodontal
terlihat sehat. Semua kedalam probing kurang dari 2 mm dan tidak ada bukti
terjadinya kegoyangan gigi. Radiografi bite-wing memperlihatkan tidak terjadinya
kehilangan tulang alveolar. Berdasarkan umur pasien, keparahan dari tingkat
kehilangan tulang pada area yang terisolasi dan tidak terjadi penyakit periodontal ,
dan diagnosi awal berupa periodontitis agresif lokalisata terbentuk. Departemen
periodontology di University of Connecticut berkonsultasi, sebagai dokter anak
pasien, ia meminta comple blood count (CBC) dilakukan dengan perbandingan dan
tingkat gula darah puasa yang tidak berhubungan dengan penyakit sistemi
Rencana perawatan terdiri dari pendekatan konservatif, berdasarkan
kekurangan dari penyakit umum, yang hanya berefek pada gigi yang telah di
ekstraksi.orangtuanya mengerti bahwa kemajuan dari penyakitnya secara umum
mengharuskan mengekstraksi lebih banyak (atau semua) gigi sulung. Tujuan
utamanya adalah untuk mencegah patogen periodontal memberikan efek, dan biopsi
jaringan akan dilaukan untuk mengambil jaringan yang abnormal pada daerah facial
gigi C. pasien menerima terapi antibiotik selama 10 hari. Pertemuan berikutnya akan
lebih sering dilakukan, dan apabila tidak ada kemajuan dari penyakit terjadi, pasien
akan diberikan pilihan untuk pembuatan pedipartials untuk pengganti gigi C, H dan
I sementara untuk menjaga ruangan. Sejak periodontitis agresif telah berkorelasi
dengan infeksi dengan patogen yang sangat agresif tertentu, seperti A
actinomycetemcomitans dan P gingivalis, 2 tes DNA (MicroDenteX DMDx Test,
Fort Myers, Florida) untuk patogen periodontal dilakukan dengan menggunakan
cairan sulkus subgingiva dari poket mesiofacial dari kedua gigi C dan H. Ekstraksi
gigi C dan H, pelepasan space maintainer, dan biopsi dari jaringan gingiva pada sisi
facial gigi C juga dilakukan. Biopsi jaringan dan gigi yang telah di ekstraksi akan
digunakan untuk analisis patologis.
Pasien memulai terapi Augmentin selama 10 hari (40 mg / kg / hari dibagi
dalam 3 dosis), meskipun itu menjelaskan bahwa antibiotik dapat berubah, tergantung
pada hasil lab. Terapi klorheksidin (0,5-oz bilas dua kali sehari) dilanjutkan, dan
pasien dijadwalkan untuk dilakukan pertemuan berikutnya setelah 1 bulan.
Hasil Hematologi dan Bakterilogi / Patalogi
Pasien CBC dengan hasil diferensial lab dalam batas normal, kecuali untuk
sedikit elevasi limfosit dan penurunan PMN (nucleocytes polimorfik. Kadar glukosa
darah dalam batas normal. Hasil tes DNA dilaporkan secara semikuantitatif yaitu
Negatif (sesuai dengan <103 organisme), Rendah (103-104 organisme),
Sedang ( 104-105 organisme) dan Tinggi (>105 organisme). Seperti yang
tercantum pada Tabel 1, hasil dari tingkat Sedang dari A actinomycetemcomitans,
Tingkat Tinggi Prevotella intermedia, dan Tingkat Negatif P gingivalis, , Eikenella
corrodens, Campylobacter rektus, Bacteroides forsythus, Treponema denticola,dan
Fusobacterium nucleatum.
Gambar 2.3. Fotomikrograf dari permukaan akar gigi kaninus sulung rahang atas,
memperlihatkan pola resorpsi eksternal irregular dengan banyak koloni dari mikroorganisme,
dengan pembesaran x250 dan pewarnaan hematoxyilin dan eosin (H&E)
Pasien yang akan di tindak lanjuti pada 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan, dan 9
bulan. Pada setiap kunjungan, telah menerima secara menyeluruh ujian, profilaksis,
dan radiografi yang sesuai. Perubahan kondisi periodontal dicatat. Gigi transisi , dan
alat ini berpotensi bakteri bersarang atau menumpuk, ruang yang sudah tidak tersedia.
Pasien dilanjutkan dengan bilasan chlorhexidine sampai 2 hingga 12 bulan tetapi
akan terus di tindaklanjuti untuk memungkinkan pengujian DNA mikroba yang akan
dilakukan.
Selama 12 bulan dalam pemeriksaan, semua jaringan terlihat sehat dan tanpa
adanya peradangan. Gigi nos. 14,19, dan 30 telah hampir sepenuhnya erupsi,
sementara gigi nos. 3,24, dan 25 telah erupsi sebagian. Kedalaman kurang dari 2 mm,
dan hasil radiografi telah terdapat kehilangan tulang tambahan. Tidak ada karies,
tidak terdapat mobilitas yang abnormal. Para Orangtua khawatir tentang jarak antar
gigi pada mulut anaknya. Orangtua disarankan agar berkonsultasi kepada dokter gigi
orthodontic, gigi yang telah erupsi pada gigi insisive dan molar pertama. Tindak
lanjut pada tes DNA untuk pathogen periodontal dengan menggunakan cairan sulkus
subgingival yang tercantum pada Tabel 2.1.
Tested pathogen Pooled tooth C (MF) Tooth no. 19 Tooth no. 24 Pooled teeth
and 24 (DF)
Actinobacillus
Hasil tes dari distal operculu dari gigi no.19, tingkat rendah P gingivalis dan
C rectus, tingkat Sedang T Denticola dan Tingkat Tinggi A
Actinomycetemcomitans. P Intermedia, Corrodens E, B Forsythus, dan F nucleatum
pada tingkat negative. Karena pathogen anaerob aggressive tidak terbatas karena
penggunaan Augmentin, dan Indikasi dengan penggunaan terapi Metronidazole.
Setelah konsultasi dengan dokter gigi anak, pasien diberikan 250 mg
Metronidazole 3 kali dalam sehari dalam jangka 14 hari dan dilanjutkan untuk
berkumur 0,5 oz Chlorohexidine dua kali sehari selama 30 hari. Orangtua anak sudah
rajin memflossing gigi anak setiap hari. Pasien kembali untuk profilaksis selama
terapi obat sistemik. Pasien terlihat untuk 15 bulan dalam penindaklanjutan dalam
kebersihan mulut dan tidak terdapat peradangan pada gingiva. Semua kedalaman
probing yang < 2mm dan tanpa adanya perdarahan. Pasien dijadwalkan untuk tes
DNA dalam 3 bulan, dan kebersihan mulut harus tetap dijaga.
Gambar 2.4 Foto klinis diambil 12 Juni 2003, dari oklusi anterior pasien umut 7
tahun 8 bulan
Setelah 18 bulan pemeriksaan berlanjut, semua jaringan terlihat sehat
(Gambar 2.4) Gigi no. 3, 14, 19, 24, 25 semua telah erupsi. Gigi D, E , F, dan G (gigi
sulung insisif rahang atas) memiliki tingkat kegoyangan yang normal sesuai dengan
tingkat pertumbuhan gigi pasien. Semua probing kurang dari 2 mm, dan radiografi
bitewing memperlihatkan tidak adanya kehilangan tulang (Gambar 2.5) Tidak terlihat
ada karies secara klinis ataupun radiografi, dan orah hygene-nya baik.
Gambar 2.5 Foto radiografi bite-wing diambil 12 Juni 2003, dari sisi kiri dan kanan
pasien umur 7 tahun 8 bulan.
Diskusi