Anda di halaman 1dari 3

Komplikasi

Infeksi sistemik dan septisemia


Syok dan gagal multi-organ
Komplikasi pada ginjal berupa nekrosis tubular akut akibat terjadinya
ketidakseimbangan cairan bersama dengan glomerulonephritis
Pengelupasan membrane mukus dalam mulut, tenggorokan, dan saluran
pencernaan. Sehingga hal ini menimbulkan kesulitan dalam makan dan
minum sehingga mengakibatkan dehidrasi dan kekurangan gizi
Pengelupasan konjungtiva dan gangguan mata lainnya yang dapat
menyebabkan kebutaan
Infeksi kulit yang diakibatkan oleh bakteri, scars, dan nail dystrophy,
hiperpigmentasi atau hipopigmentasi
Adhesi genital yang menyebabkan dyspareunia, nyeri dan perdarahan
Pneumonia

Ghislain and Roujeau, 2002. Treatment of severe drug reactions: Stevens-Johnson


Syndrome, Toxic Epidermal Necrolysis and Hypersensitivity syndrome.
Dermatology Online Journal : volume 8, number 1. Diunduh tanggal 6 maret
2012.\http://dermatologys10.cdlib.org/DOJvol8num1/reviews/drugrxn/ghislain.ht
ml.

Prognosis

Jika penyebab dari penyakit ini adalah infeksi, maka prognosis penyakit
ini akan lebih baik daripada disebabkan oleh alergi terhadap obat. Kalau kelainan
kulit menyebar luas, sekitar50-70% dari permukaan kulit, maka prognosisnya
buruk. Besarnya luas kulit yang terkena akan mempengaruhi prognosisdari
penyakit ini. Juga apabila terdapat purpura yang luas dan leukopenia. Angka
kematian dari Nekrolisis Epidermal Toksik mencapai 30-35%, lebih tinggi dari
Sindrome Steven Johnson yang hannya 5% atau 10-15% pada bentuk transisional.
SCORTEN merupakan system skoring prognostic yang dikembangkan untuk
menghubungkan mortalitasdengan parameter yang terpilih.

Smber : Fitzpatricks Dermatology in General Medicine, 2008.

Valeyrie and Roujeau, 2008. Epidermal Necrolysis (Stevens-Johnson Syndrome


and Toxic Epidermal Necrolysis). Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine, USA : 7th edition, chapter 39, page 349-355.

BAB III

Kesimpulan

Nekrolisis epidermal toksik (TEN) dan Sindroma Stevens-Johnson (SSJ)


adalah reaksi akut dari suatu pengobatan yang ditandai dengan kematian dan
pengelupasan kulit di bagian epidermis. NET umumnya merupakan penyakit yang
berat, lebih berat daripada SSJ, sehingga jika pengobatannya tidak cepat dan tepat
sering menyebabkan kematian. (1.2)
Penyebab dari NET masih belum jelas, namun ditemukan bahwa obat-
obatan merupakan salah satu faktor penting. Obat-obatan yang beresiko tinggi
yaitu sulfonamid, antikonvulsan aromatik, allopurinol, anti inflamasi non-steroid,
lamotrigin, dan nevirapin. Ada juga obat dengan resiko lebih rendah
yangdilaporkan jenis antibiotik non-sulfonamid seperti aminopenicilin,
kuinolon,sepalosporin, dan tetrasiklin. Mekanisme fisik seperti radioterapi dalam
hal ini penangan dengan obat anti-epilepsi seperti phenytoin, fenobarbital, atau
karbamazepin dapat menimbulkan NET dengan cara radiasi. (2)

Jika NET disebabkan oleh pengunaan obat, maka obat yang diberikan
tersebut dihentikan penggunaanya. Selain itu, penatalaksanaan dilakukan secara
simptomatik. Perawatan yang intensif dan dukungan medis dibutuhkan, seperti
pemasangan central venous line, pemberian cairan intravena dan elektrolit.
Beberapa pasien memerlukan perawatan seperti layaknya luka bakar. Beberapa
pendapat tidak menganjurkan penggunaan kortikosteroid, tetapi jika diberikan
hanya boleh diberikan dalam jangka waktu yang singkat. Pemberian IgG dapat
dipertimbangkan. (3)

1. Veleyrie-Allanore L, Roujeau J-C. Epidermal Necrolysis In: WOLFF K,


GOLDSMITH LA, KATZ SI, GILCHREST BA, PALLER AS, LEFFELL
DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. New
York: McGraw.Hill; 2008. p. 349-55.
2. Djuanda A, Hamzah M. Nekrolisis Epidermal Toksis. In: Djuanda A,
Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. kelima ed.
Jakarta: FKUI; 2009. p. 166-8.
3. Steven johnson sindrom dan Necrolysis epidermal toxic. 2 ed. Bolognia
JL, LJorizzo J, Rapini RP, editors: Mosby; 2008.

Anda mungkin juga menyukai