Di Daerah Estuari yang Dipengaruhi Faktor Lingkungan
Susanti Maria Yosefa Salu (C251160111) Pengelolaan Sumber Daya Perairan
1. Distribusi larva dan juwana ikan di daerah estuari
Faktor lingkungan merupakan faktor penting dalam hal distribusi dari larva dan juwana ikan karena faktor lingkungan tersebut memegang peranan penting bagi kehidupan atau aktivitas larva dan juwana ikan di perairan estuari. Pada fase larva, tingkat mortalitasnya tinggi karena peka terhadap predator dan perubahan lingkungan seperti suhu, salinitas bahkan ketersediaan makanan di alam sehingga apabila kondisi lingkungan tidak sesuai atau tidak tercukupi maka larva akan mati. Cahaya mempunyai pengaruh secara tidak langsung yakni sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis fitoplanktton yang menjadi tumpuan hidup hewan laut karena menjdi sumber makanan. Selain itu faktor cahaya mempengaruhi dalam pergerakan ruaya (vertical migration). Sebates (2004) menemukan bahwa distribusi larva ikan secara vertikal pada siang hari berada pada kolom air bagian atas sedangkan pada malam hari larva ikan lebih banyak ditemukan di lapisan air yang lebih dalam. Arus memainkan peranan penting pada larva ikan terutama pada pola distribusi. Arus akan membawa larva ikan masuk atau pun keluar dari perairan estuaria. Adakalanya arus membawa larva ikan yang masih rentan ke habitat yang ekstrim sehingga apabila larva belum siap terhadap kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidupnya (Joyeux, 1999). Faktor kimiawi yang berperan bagi kehidupan biota laut termasuk larva ikan adalah oksigen terlarut, karbondioksida, pH (derajat keasaman) dan senyawa organik lainnya. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh organisme perairan dalam metabolism tubuhnya. Oksigen terlarut dibutuhkan dalam proses respirasi semua organisme termasuk larva ikan. Oksigen terlarut juga berpengaruh dalam proses oksidasi senyawa kimia lainnya di perairan. Derajat keasaman (pH) mempengaruhi proses kimiawi yang terjadi di perairan. Penurunan pH perairan laut menyebabkan gangguan reoroduksi pada biota laut seperti kelompok Echinodermata, ikan dan udang (Ros, et al.,2011). Faktor biologi yang berperan dalam kehidupan larva ikan diantaranya adalah makanan, predator dan kompetitor (Romimohtarto & Juwana, 1998; Esteves et al., 2000). Arus memainkan peranan penting pada larva ikan terutama pada pola distribusi. Arus akan membawa larva ikan masuk atau pun keluar dari perairan estuaria. Adakalanya arus membawa larva ikan yang masih rentan ke habitat yang ekstrim sehingga apabila larva belum siap terhadap kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidupnya Faktor kimiawi yang berperan bagi kehidupan biota laut termasuk larva ikan adalah oksigen terlarut, karbondioksida, pH (derajat keasaman) dan senyawa organik lainnya. Brodeur dan Rugen (1994) menjelaskan pula bahwa pola distribusi vertikal dari larva ikan ada dua macam, yaitu Tipe I dengan penjelasan bahwa larva akan melakukan migrasi ke permukaan pada malam hari. Sedangkan Tipe II dari distribusi larva merupakan kebalikan dari Tipe I, yaitu larva akan cenderung ke kolom perairan saat siang hari. Laevastu dan Hela (1970) memiliki pendapat lain mengenai migrasi vertikal. Menurutnya, vertikal migrasi yang dilakukan oleh larva ikan pelagis didasarkan pada beberapa fitoplankton melakukan fotosintesis untuk menghasilkan zat beracun bagi hewan pemangsa sehingga larva melakukan migrasi vertikal ke kolom perairan untuk menghindar dari zat tersebut. Lalu pada malam hari melakukan migrasi ke permukaan untuk mencari makan.
2. Distribusi makanan larva dan juwana di daerah estuari
Faktor lingkungan dan makanan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi kehidupan dan aktivitas organisme di perairan. Faktor lingkungan merupakan faktor pembatas bagi kelangsungan hidup dari larva dan juwana. Makanan bagi larva dan juwana ikan adalah fitoplankton. Fitoplankton merupakan produsen dalam jaring-jaring makanan di ekosistem perairan, sehingga kelimpahan fitoplankton di perairan menjadi pendukung bagi keberlanjutan sumberdaya larva. Larva ikan sangat rentan terhadap gangguan predator. Predator larva dapat berupa ikan yang lebih besar dan bersifat karnivora dan ubur-ubur. Laju kelulushidupan larva di perairan sangat dipengaruhi oleh keberadaan predator. Kompetitor larva ikan dapat berupa sesama jenis larva ikan, larva biota lainnya atau pun ikan yang lebih besar. Persaingan selalu terjadi antar organisme dalam suatu ekosistem demikian pula dengan larva ikan. Persaingan dapat terjadi dalam memperebutkan sumberdaya makanan yaitu fitoplankton ataupun persaingan ruang (habitat) yang ditempati. Fitoplankton bukan hanya sumber makanan bagi larva ikan saja, namun juga bagi organisme perairan lainnya termasuk larva udang, kepiting, moluska serta ikan-ikan herbivora dan omnivora yang telah dewasa. DAFTAR PUSTAKA
Brodeur RD & WC Rugen. 1994. Diel vertikal distribution of ichthyoplankton in the
Northern Gulf of Alaska. Fishery Bulletin 92(21). Esteves E, Teresa Pina M, Chcharo A, Pedro Andrade J. 2000. The distribution of estuariane fish larvae: Nutritional condition and co-occurrence with predators and prey. Acta Oecologica 21 (3) : 161173 Joyeux JC. 1999. The Abundance of Fish Larvae in Estuaries: Within-Tide Variability at Inlet and Immigration. Estuaries Vol. 22, No. 4, p. 889904 Romimohtarto K, Juwana S. 1998. Plankton Larva Hewan Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Sebates A. 2004. Diel vertical distribution of fish larvae during the winter-mixing period in the Northwestern Mediterranean. ICES Journal of Marine Science, 61: 1243-1252