PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan keracunan makanan.
Bagaimana konsep keracunan pangan non-mikroba.
1.3.Tujuan
Setelah di lakukan pembelajaran di harapkan mahasiswa faham tentang
bagaimana konsep keracunan pangan non-mikroba.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui
mulut, hidung (inhalasi), serta suntikan dan absorbsi melalui ,kulit, atau di
gunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak
kehidupan dan mengganggu dengan serius fungsi satu atau lebih organ atau
jaringan.
Keracunan merupakan suatu efek berbahaya yang terjadi akibat
menelan, menghirup, atau kontak dengan bahan beracun. Keracunan bahan
kimia dalam makanan terjadi akibat memakan tumbuhan atau hewan yang
mengandung racun (toksin).
Keracuanan Makanan adalah penyakit yang tiba tiba dan
mengejutkan yang dapat terjadi setelah menelan makanan / minuman yang
terkontaminasi.
2
Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa mulai
yang ringan sampai yang berat. Secara umum yang banyak terjadi di
sebabkan oleh :
1. Mikroba
Mikroba yang menyebabkan keracunan di antaranya :
a. Escherichia coli patogen
b. Staphilococus aureus
c. Salmonella
d. Bacillus Parahemolyticus
e. Clostridium Botulisme
f. Streptokkkus
2. Bahan Kimia :
a. Peptisida golongan organofosfat
b. Organo Sulfat dan karbonat
3. Toksin :
a. Jamur
b. Keracunan Singkong
c. Tempe Bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang
3
tersebut masih mengandung sisa pestisida dan kelalaian memasukkan bahan kimia
yang seyogyanya dipakai untuk kemasan dimasukkan ke dalam makanan. Bahan
kimia yang terdapat dalam bahan makanan dengan kadar yang berlebih akan
bersifat toksik bagi manusia. Beberapa zat yang sering menimbulkan keracunan
manusia adalah :
1. Zinc, terdapat pada perlatan dapur akan mengalami reduksi bila kontak dengan
bahan makan yang bersifat asam.
3. Cadmium, keracunan ini bisa terjadi karena Cd yang terdapat pada peralatan
dapur dengan kontak dengan makanan yang bersifat asam.
4. Antimonium, berasal dari perlatan dapur yang dilapisi dengan email kelabu
murahan.
Zat aditif bahan makanan biasanya digunakan secara sengaja , zat tambahan tadi
dapat menyebabkan makanan lebih sedap, tampak lebih menarik, bau dan rasa
lebih sedap, dan makanan lebih tahan lama (awet) , tetapi karena makanan
tersebut dapat berbahaya bagi manusia maka disebut zat pencemar. WHO
mensyaratkan zat tambahan itu seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut :
(1). Aman digunakan, (2). Jumlahnya sekedar memnuhi kriteri pengaruh yang
diharapkan, (3). Sangkil secara teknologi, (4). Tidak boleh digunakan untuk
4
kematian. Singkong yang dikonsumsi tidak dicuci dengan benar atau tidak
sempurna pengolahannya. Demikian juga dengan keracunan jengkol karena
adanya kristal asam jenkolat yang bisa menyumbat saluran air seni apabila
kandungan jengkolat yang terakumulasi dalam tubuh.
Jika kita berbicara tentang kebersihan dan proses mengolah makanan yang
tidak hygienes, maka kita tidak lepas dari 6 prinsip upaya hyigene sanitasi
makanan yang saat ini sering diabaikan
Makanan yang siap santap, yaitu nasi remes, soto mie, bakso, goreng ayam
dan lain-lain. Dari uraian di atas peluang terjadinya kasus keracunan makanan
yang disebabkan oleh cara pemilihan bahan makanan sering terjadi, olehnya itu
ada 3 hal penting yang harus diperhatikan yaitu, bentuk fisik, izin DepKes, dan
tanggal kadaluarsanya.
5
diperhatikan dengan maksud untuk menghindari terjadinya keracunan karena
kesalahan penyimpanan.
1. Perut kram
Kram perut umumnya terjadi segera setelah mengonsumsi makanan, atau
dalam waktu 12-72 jam. Kondisi ini merupakan salah satu usaha penolakan tubuh
6
terhadap zat beracun. Kram perut umumnya hilang sendiri dalam waktu 4-7 hari,
tapi jika kram perutnya parah sebaiknya segera mencari bantuan medis.
3. Dehidrasi
Dehidrasi berarti kehilangan cairan tubuh, elektrolit dan juga mineral yang
berpotensi serius terhadap kesehatan. Kondisi ini umumnya diperparah dengan
adanya muntah dan diare. Untuk dehidrasi yang parah biasanya membutuhkan
cairan pengganti langsung dari intravena. Untuk mencegah dehidrasi sebaiknya
tetap minum air yang banyak atau minuman yang mengandung elektrolit.
Biasanya kasus keracunan makanan tidak terlalu berat & dapat sembuh
dalam waktu 24-48 jam. Tetapi dapat juga terjadi kasus keracunan makanan
hingga menyebabkan kematian.
2.6. Penanganan
7
b. Bila terjadi demam dapat juga diberikan obat penurun panas.
c. Antibiotika jarang diberikan untuk kasus keracunan makanan. Karena pada
beberapa kasus, pemberian antibiotika dapat memperburuk keadaan. Hanya
pada kasus tertentu yang spesifik, antibiotika diberikan untuk memperpendek
waktu penyembuhan.
d. Bila mengalami keracunan makanan karena jamur atau bahan kimia tertentu
(pestisida). Penanganan yang lebih cepat harus segera diberikan, termasuk
diantaranya pemberian cairan infus, tindakan darurat untuk menyelamatkan
nyawa ataupun pemberian penangkal racunnya seperti misalnya karbon aktif.
Karena kasus keracunan tersebut sangat serius, sebaiknya penderita langsung
dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
2.7. Pencegahan
8
mentah dengan selalu mencuci tangan, pisau & peralatan yang sebelumnya
digunakan untuk memproses daging mentah. Sebelum digunakan pada
makanan yang sudah matang.
c. Dinginkan. Simpan makanan yang masih tersisa pada lemari es segera.
Bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada suhu ruangan, jadi sebaiknya
simpan makanan yang tersisa bila tidak dikonsumsi dalam waktu 4 jam
kedepan.
d. Bersihkan. Cuci buah segar & sayuran di bawah air yang mengalir untuk
menghilangkan tanah & kotoran yang mungkin ada. Sebaiknya buang
lapisan terluar dari kol atau sawi putih. Karena bakteri dapat tumbuh pada
permukaan tempat memotong makanan, sebaiknya hindari meninggalkan
sayur & buah pada suhu ruangan dalam waktu yang lama. Selain itu,
jangan menjadi sumber dari penyakit juga, selalu cucilah tangan dengan
sabun & air sebelum menyiapkan makanan. Hindari menyiapkan makanan
ketika sedang mengalami diare.
e. Bila terjadi kasus keracunan makanan, laporkan secepatnya pada petugas
kesehatan terdekat. Untuk dapat menghindari terjadinya kejadian yang
lebih parah lagi.
Selain itu makanan yang baik dikonsumsi ketika keracunan makanan adalah
pisang, nasi, apel dan roti, setelah dua hari atau lebih boleh mengonsumsi
kentang, wortel yang dimasak, biskuit serta buah dan sayuran lainnya. Sedangkan
untuk cairannya bisa minum air putih, minuman olahraga, teh herbal dan jus buah
(selain jus pir dan jus apel karena bisa memicu diare).
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
10
DAFTAR PURTAKA
11