Anda di halaman 1dari 4

A.

Definisi Literasi Sains


Literasi sains (science literacy) berasal dari gabungan dua kata Latin
yaitu literatus yang artinya ditandai dengan huruf, melek huruf, atau
berpendidikan dan scientia yang artinya memiliki pengetahuan (OEDC,
2014).
Berikut ini adalah pengertian literasi Sains menurut beberapa litelatur.
a. Notional Science Teacher Assosiation (1971), mengemukakan bahwa
seseorang yang memiliki literasi sains adalah orang yang menggunakan
konsep sains, mempunyai keterampilan proses sains untuk dapat menilai
dalam membuat keputusan sehari-hari kalau ia berhubungan dengan orang
lain, lingkungannya, serta memahami interaksi antara sains, teknologi dan
masyarakat, termasuk perkembangan sosial dan ekonomi.
b. OECD (2003), mengatakan untuk tujuan penilaian, definisi literasi sains
PISA dapat dicirikan oleh empat aspek yang saling terkait, yaitu aspek
konteks, pengetahuan, kompetensi, dan sikap sains. Literasi sains
didefinisikan sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah,
mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta
dan data untuk memahami alam semesta dan membuat keputusan dari
perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia.
c. OECD (2013), individu yang memiliki literasi sains yang baik senantiasa
mengikutsertakan pertimbangan wacana tentang sains dan teknologi yang
membutuhkan kompetensi untuk menjelaskan fenomena secara ilmiah,
mengevaluasi dan mendesain pertanyaan ilmiah serta menginterpretasi
data dan bukti secara ilmiah.
d. OECD (2014), literasi sains adalah kemampuan setiap individu untuk
memahami dan mengaplikasikan pengetahuan dalam memecahkan
persoalan yang berkaitan dengan sains dan teknologi dalam kehidupan
sehari-hari.
e. NRC (1996), mengartikan literasi sains adalah pengetahuan dan
pemahaman tentang konsep dan proses dalam mengambil keputusan
pribadi yang berkaitan dengan sosial, budaya dan ekonomi.
f. Menurut Shortland dan Mayer (1997), literasi sains diartikan sebagai
pengetahuan tentang apa yang termasuk sains, kandungan isi sains, dan
kemampuan untuk membedakan sains dari nonsains.
g. Menurut Shamos (1995), literasi sains merupakan pengetahuan tentang
manfaat dan kerugian sains.
h. Menurut Finkel & Marion (1996), literasi sains adalah sikap pemahaman
terhadap sains dan aplikasinya.
i. Menurut De Boer (2000), literasi sains adalah kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan sains dalam upaya memecahkan masalah dan
kemampuan untuk berfikir secara ilmiah
j. Menurut Widyatiningtyas (2008), literasi sains adalah suatu ilmu
pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang
akan memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan
pengetahuan yang dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan,
budaya dan pertumbuhan ekonomi, termasuk di dalamnya kemampuan
spesifik yang dimilikinya..
k. Menurut Firman (2007), literasi Sains didefinisikan sebagai kemampuan
menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan
menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami
serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang
dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia
l. Menurut Suhendra Yusuf (2003), literasi sains penting untuk
dikuasai oleh siswa dalam kaitannya dengan bagaimana siswa dapat
memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-
masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat moderen yang sangat
bergantung pada teknologi dan kemajuan serta perkembangan ilmu
pengetahuan.
m. Menurut Turiman (2011), literasi sains berarti pengetahuan dan
pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah dan proses yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan pribadi, partisipasi dalam urusan
kemasyarakatan dan kebudayaan, dan produktivitas ekonomi.
Jadi jika disimpulkan maka pengertian literasi sains adalah
pemahaman tentang konsep-konsep sains, penggunaan keterampilan
proses sains, kemampuan penggunaan pengetahuan sains, berpikir kritis,
bernalar, berkreativitas dan peduli terhadap masalah yang terjadi sehingga
dapat menjaga kelestarian lingkungan, kesehatan dan dapat mengambil
suatu keputusan bagi diri sendiri maupun masyarakat global.

Sumber :
De Boer. 2000. The Electronic Journal of Literacy Through Science. (Online),
Vol 1: 1-36. Tersedia:
http://ejlts.ucdavis.edu/sites/ejlts.ucdavis.edu/file/articles/buxton.pdf
Finkel & Marion. 1996. Effect of Inquiri-based Learning on Studens Science
Literacy Skills and Confidence International Journal for The Scholarship
of Teaching and Learning. (Online). Tersedia:
http://www.georgiasouthern.edu/ojsotl.3(2),1-22.
Firman. 2007. Firman, H. (2007). Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan
Kimia FMIPA UPI.
National Science Teacher Assosiation.1996. Science Content Standart,(Online),
(http://www.nap.edu/openbook.php?record_id=4962&page=103).
Diakses tanggal 8 Februari 2017.
NRC. 1996. National science education standards. Washington DC: National
Academy Press.
OECD. 2003. Learning for tomorrows world first results from PISA 2003.
OECD Publishing
OECD. 2013. PISA 2015 draft science framework. OECD Publishing.
OEDC. 2014. PISA 2012 Results: what 15-year-olds know and what they can do
with what they know. OECD Publishing.
Shamos (1995), The Myth of Scientific Literacy, New Brunswick, NJ: Rutgers
University Press.
Shortland dan Mayer (1997), The Meaning of Scientific Literacy. International
Journal of Environmental & Science Education Vol. 4, No. 3, July 2009,
275-288.
Suhendra Yusuf (2003). Perbandingan gender dalam prestasi literasi siswa
Indonesia. http://abstrak.digilib.upi.edu/Direktori/. Diakses tanggal 8
Februari 2017
Turiman (2011), Turiman, dkk, 2011. Fostering the 21st Century Skills through
Scientific Literacy and Science Process Skills. Procedia - Social and
Behavioral Sciences 59 (2012) 110 116.
Widyatiningtyas, Reviandari (2008). Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi
dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA. EDUCARE: Jurnal
Pendidikan dan Budaya. http://educare.e-fkipunla.net. Diakses 28 Januari
2017.

Anda mungkin juga menyukai