Anda di halaman 1dari 11

Tugas Khusus

Praktikum Kimia Fisika II

Shift : Rabu Siang


Nama Co-Shift : Dina
Sapta Rianda
Sofyan Usman

Kelompok : VI (enam)
Nama : 1. Nita Fitriyanti (56081010006)
2. Putyawismarina Lasutri (56081010008)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Pogram Studi Pendidikan Kimia (Ekstensi)
Nama : Rananda Vinsiah
NIM : 06091410006
Kelompok : V (lima)
Judul Tugas : Skala pH Meter

pH Meter
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14.
Istilah pH berasal dari " p", lambang matematika dari negatif logaritma, dan " H",
lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah
negative logaritma dari aktivitas ion Hydrogen.
pH = -log[H+].
pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat derajat
keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion hydrogen. Nilai pH dari
suatu unsur adalah perbandingan antara konsentrasi ion hydrogen [H+] dengan
konsentrasi ion hidroksil [OH-]. Jika konsentrasi H+ lebih besar dari OH-, material
disebut asam; yaitu., nilai pH adalah kurang dari 7. Jika konsentrasi OH- lebih besar
dari H+, material disebut basa, dengan suatu nilai pH lebih besar dari 7. Jika
konsentrasi H+ sama dengan OH- maka material disebut sebagai material netral.
Asam dan basa mempunyai ion hydrogen bebas dan ion alkali bebas.Besarnya
konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman.Untuk menyatakan derajat
keasaman suatu larutan dipakai pengertian pH.
Atas dasar pengertian ini, ditentukan:
Jika nilai pH = pOH = 7, maka larutan bersifat netral.
Jika nilai pH < 7, maka larutan bersifat asam.
Jika nilai pH > 7, maka larutan bersifat basa.
Pada suhu kamar: pKw = pH + pOH = 14 .
Pengukuran pH secara kasar bias dilakukan dengan kertas pH atau kertas
indicator pH, dengan perubahan warna pada level pH yang bervariasi. Indicator ini
mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran, dan dapat terjadi
kesalahan pengamatan warna yang disebabkan larutan sampel yang berwarna atau
sampel yang keruh..
Pengukuran pH yang lebih akurat biasa dilakukan dengan menggunakan pH
meter. Sestem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran
pH, elektroda reffernsi,dan alat pengukur impedansi tinggi. pH elektroda dapat
diasumsikan sebagai battery, dengan voltase yang bervariasi hasil pengukuran dari pH
larutan yang diukur.

Sejarah pH Meter
Sejarah pengukuran pH suatu larutan dengan menggunakan pH meter system
elektrik dimulai pada tahun 1906 ketika Max Cremer dalam sebuah penelitiannya
menemukan adanya interaksi dari aktivitas ion hydrogen yang dihubungkan dengan
suatu sel akan menghasilkan tegangan listrik. Dia menggunakan gelembung kaca
yang tipis yang diisi dengan suatu larutan dan dimasukan kedalam larutan yang lain
dan ternyata menghasilkan tegangan listrik. Gagasan ini kemudian dikembangkan
oleh Firtz Haber dan Zygmunt Klemsiewcz yang menemukan bahwa tegangan yang
dihasilkan oleh gelembung kaca tersebut merupakan suatu fungsi logaritmis.
pH meter untuk penggunaan komersial pertama kali diproduksi oleh
Radiometer pada tahun 1936 di Denmark dan Arnold Orville eckman dari Amerika
Serikat. Penemuan tersebut dilakukan ketika Beckman menjadi assisten professor
kimia di California Institute of Technology, dia mekatakan untuk mendapatkan
metoda yang cepat dan akurat untuk pengukuran asam dari jus lemon yang diproduksi
oleh California Fruit Growers Exchange (Sunkist). Hasil penemuannya tersebut
membawa dia untuk mendirikan Beckman Instruments Company (sekarang Beckman
Coulter).

Prinsip Kerja pH Meter


Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas
(membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda
gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca
akan berinteraksi dengan ion hydrogen yang ukurannya relative kecil dan aktif,
elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hydrogen atau
diistilahkan dengan potential of hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik
dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak
mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.

Gambar 1. Skema elektroda pH meter


pH meter akan mengukur potensial listrik (pada gambar alirannya searah
jarum jam) antara merkuri Cloride (HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium
chloride (KCl) yang merupakan larutan didalam gelas electrode serta potensial antara
larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui
dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya, oleh karena itu perlu
dilakukan kalibrasi dengan menggunkan larutan yang equivalen yang lainya untuk
menetapkan nilai dari pH.
Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi potassium
kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang mana terjadi kontak dengan mercuri
chloride (HgCl) diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk
menghubungkannya digunkan ceramic berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda
semacam ini tidak mudah terkontaminasi oleh logam dan unsure natrium.
Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh yang tersambung dengan
gelembung kaca tipis yang. Didalamnya terdapat larutan KCl sebagai buffer pH 7.
Elektroda perak yang ujungnya merupakan perak kloride (AgCl2) dihubungkan
kedalam larutan tersebut. Untuk meminimalisir pengaruh electric yang gak
diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya
terdapat dibagian dalam elektroda gelas. Pada kebanyakan pH meter modern sudah
dilengkapi dengan thermistor temperature yaitu suatu alat untuk mengkoreksi
pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan elektroda gelas sudah
disusun dalam satu kesatuan.

Gambar 2. Elektroda pH meter modern


Keterangan gambar.
1. A sensing part of electrode, a bulb made from a specific glass
2. Sometimes the electrode contains a small amount of AgCl precipitate inside
the glass electrode
3. Internal solution, usually 0.1M HCl for pH electrodes or 0.1M MeCl for pMe
electrodes
4. Internal electrode, usually silver chloride electrode or calomel electrode
5. Body of electrode, made from non-conductive glass or plastics.
6. Reference electrode, usually the same type as 4
7. Junction with studied solution, usually made from ceramics or capillary with
asbestos or quartz fiber.

Cara Penggunaan.
Calibrasi
Sebelum pH meter digunakan, pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan
menggunkan standar pH atau sering disebut buffer pH. Standar pH adalah larutan
yang nilai pH-nya telah diketahui pada setiap perubahan suhu. Standar pH merupakan
larutan buffer pH (penyangga pH) dimana nilainya relative konstan dan tidak mudah
berubah.
Urutan kerja kalibrasi pH meter adalah :
1. Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4
2. Buka penutup plastic elektroda
3. Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan keringkan
dengan menggunakan kertas tisu
4. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
5. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7
6. Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogeny
7. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
8. Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada disply
berhenti berkedip
9. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian bilas dengan air DI
beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu
10. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4
11. Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogeny
12. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah
13. Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada disply
berhenti berkedip
14. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 4, kemudian bilas dengan air DI
beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu
15. Pada layar bagian bawah akan muncul angka 7 dan angka 4 yang menunjukan
pH meter tersebut telah dikalibrasi dengan buffer pH 7 dan buffer pH 4
16. pH meter telah siap digunakan

Pengukuran pH Larutan
Setelah pH meter dikalibrasi maka pH meter tersebut sudah siap digunakan.
Biasanya kalibrasi disarankan dilakukan setiap 1 kali sehari sebelum digunakan. Cara
pengukurannya adalah sebagai berikut :
1. Siapkan sampel larutan yang akan di check pH-nya.
2. Jika larutan panas, biarkan larutan mendingin sampai dengan suhunya sama
dengan suhu ketika kalibrasi. Contohnya jika kalibrasi dilakukan pada suhu
20C maka pengukuranpun dilakukan pada suhu 20C.
3. Buka penutup plastic elektroda, bilas dengan air DI dan keringkan dengan
menggunakan kertas tisu.
4. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
5. Masukan elektroda kedalam sampel, kumudian putar agar larutan homogeny.
6. Tekan tombol MEAS untuk memulai pengukuran, pada layar akan muncul
tulisan HOLD yang kelapkelip.
7. Biarkan sampai tulisan HOLD pada layar berhenti kelap-kelip.
8. Nilai pH yang ditunjukan pada layar adalah nilai pH larutan yang di check
9. Matikan pH meter dengan menekan kembali tombol ON/OFF

Pemeliharaan pH Meter
pH meter harus dilakukan perawatan berkala untuk menjaga umur pakai dari alat
tersebut. Pemeliharaannya meliputi :
a. Batere, penggantian batere dilakukan jika pada layar muncul tulisan low
battery
b. Elektroda, pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap minimal satu
minggu satu kali. Pembersihannya menggunakan larutan HCL 0.1N (encer)
dengan cara direndam selama 30 menit, kemudian dibersihkan dengan air DI.
c. Penyimpanan, ketika tidak dipakai, elektroda terutama bagian gelembung
gelasnya harus selalu berada pada keadaan lembab. Oleh karena itu
penyimpanan elektroda disarankan selalu direndam dengan menggunkan air
DI. Penyimpanan pada posisi kering akan menyebabkan membrane gelas yang
terdapat pada gelembung elektroda akan mudah rusak dan pembacaannya
tidak akurat.
d. Suhu penyimpan. Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada pada suhu
ruangan yang panas karena akan menyebabkan sensor suhu pada alat cepat
rusak.

Teknik Pengenceran
Pada umumnya asam-asam anorganik berupa cairan pekat ada yang berasap
atau bersifat korosif. Zat cair organik umumnya bersifat mudah menguap dan mudah
terbakar. Asam-asam anorganik dan beberapa cairan organik sering harus disiapkan
sebagai sediaan berupa larutannya yang lebih encer dalam suatu pelarut.
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat organik
pada dasarnya tidak begitu berbeda. Teknik pengenceran melibatkan teknik
pengukuran volum dan teknik pelarutan(teknik pencampuran). Tentang kedua teknik
ini, beberapa hal harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini:
a. Teknik pengenceran dari cairan pekat
pra pengenceran:
- hitung volume cairan pekat dan volume akuades yang akan diukur
- ukur volume akuades tersebut dan siapkan didalam gelas kimia teknik
pengukuran volume cairan pekat
- mengingat sifat zat cair pekat, maka pengukuran vlumenya harus dilakukan
diruang asam dan pembacaan skala volumenya harus sesegera mungkin
- sebaiknya menggunakan masker pencampuran atau pelarutan
- segera alirkan perlahan cairan pekat lewat batang pengaduk kedalam gelas
kimia berisi akuades diatas.
- hitung balik, konsentrasi cairan hasil pengenceran; tambahkan sesuai dengan
kekurangan akuades.
b. teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
teknik pengenceran dari larutan tidak pekat menjadi larutan yang lebih
encer(misal dari 3M ke 1M) lebih mudah dilakukan dan tidak perlu diruang asam.
Caranya: ukur akuades(hasil hitung) dengan gelas ukur(berukuran sesuai dengan
volume akhir larutan); kemudian tuangkan larutan lebih pekatnya kedalam gelas ukur
tersebut sampai volumenya mendekati tanda batas; lanjutkan penambahan tetes per
tetes sampai tanda batas volume akhir yang diharapkan.
c. Perhitungan volume dan konsentrasi cairan
sebelum melakukan perhitungan volume cairan, catatlah harga
kadar/konsentrasi cairan yang akan diencerkan dari label kemasannya, dan tetapkan
besarnya volume larutan encer yang hendak dibuat. Asam-asam pekat yang
diperdagangkan, pada labelnya ditemukan dari harga molar, persen(b/b), dan massa
jenisnya. Hubungan pengenceran Molar(M) hubungan matematis yang diterapkan:
V1 x M1 = V2 x M2
dimana: V= volume cairan(L), dan M= molaritas(mol/L)

Teknik Pelarutan
Pelarutan zat padat untuk menghasilkan larutannya sering dilakukan dalam
kesehrian. Caranya, sejumlah zat padat dituangi sevolum pelarut atau sevolum
pelarut dimasukkan sejumlah zat padat; biasanya diikuti dengan pengadukan.
Pembuatan larutan dari zat padat sebagai pereaksi itu untuk tujuan analisa kuantitatif
atau untuk tujuan tertentu lainnya.
Pembuatannya harus melakukan perencanaan (termasuk perhitungan) sesuai
dengan kebutuhan atau sifat analisis yang diterapkan (kualitatif atau kuantitatif).
Bayangkan bila terjadi kesalahan, akibatnya adalah pemborosan zat kimia yang
mahal, tenaga dan waktu hilang, data pengamatan yang tidak jelas, serta hasil analisis
yang tidak tepat(salah).
Beberapa hal dan langkah tentang pembuatan larutan dari padatan dan teknik
pelarutannya yang harus diperhatikan adalah:
a. Sifat analisis: tetapkan apakah akan melakukan analisis kuantitatif atau
kualitatif(sesuaikan dengan tujuan analisis)
b. Kuantitas larutan(volum, konsentrasi): tetapkan sesuai dengan kebutuhan
c. Kuantitas zat padat(rumus, kelarutan, massa): tetapkan rumus zat padat(kristal),
daya larut dan massa padatan yang akan dilarutkan(dihitung)
d. Sifat zat padat: tetapkan apakah stabil, higroskopis, atau dapat bereaksi dengan
air.
e. Alat ukur massa(neraca): jika kualitatif gunakan neraca T atau Sa dan jika
kuantitatif gunakan neraca T dan neraca A.
f. Alat ukur volum: jika kualitatif gunakan gelas ukur dan jika kuantitatif gunakan
labu takar.
g. Pelarutan, meliputi:
- peralatan pendukung: siapkan gelas kimia, batang pengaduk, botol timbang,
corong, pipet tetes, botol semprot, botol kemasan pereaksi.
- pelaksanaan: jika kualitatif pindahkan padatan kedalam gelas kimia dan
larutkan dengan akuades secukupnya, lalu pindahkan kedalam gelas ukur dan
tuang akuades sampai tanda batas. sedangkan jika kualitatif pindahkan dulu
seluruh padatan kedalam gelas kimia dan larutkan dengan akuades secukupnya,
lalu pindahkan seluruhnya secara kuantitatif kedalam labu takar lewat corong;
tambahkan akuades sedemikian; keringkan bagian atas skala; lalu secara tetes
per tetes sampai tanda batas volum; tutup labunya dan homogenkan.
- pengemasan: bilasi botol pereaksi hingga bersih/kering dengan sedikit larutan
diatas, dan pindahkan seluruh larutan ke botol, tutup dan beri label dengan jelas.

http://suwargana.multiply.com/journal/item/16

Anda mungkin juga menyukai