Ketua Asosiasi Profesi Laundry Indonesia, (APLI) Divisi Laundry Rumah Sakit,
Teddy Tjoegito, mengatakan, ia sering mengunjungi berbagai jenis rumah sakit di
Indonesia dan menemukan masih banyak yang tidak memiliki mesin laundry standar
rumah sakit atau melakukan outsource ke laundry yang tidak mempunyai
mesin laundry standar rumah sakit. Padahal mesinlaundry rumah sakit harus
menggunakan suhu air panas 70 atau 95 derajat, menggunakan jenis deterjen dan
disinfektan yang ramah lingkungan, serta ada pemisahan antara linen infeksius dan
linen non-infeksius, tambahnya.
Aturan tersebut juga telah diadopsi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit sebagai
syarat proses akreditasi rumah sakit. Rumah sakit perlu memiliki komitmen dan
kemampuan menganalisa kebutuhan laundry rumah sakit masing-masing serta
mempunyai kompetensi untuk mengerti proses terutama dalam hal menjaga mutu
hasil. Perlu dipikirkan lebih lanjut mengenai sistem pengawasan terhadap laundry
rumah sakit, sebab pasien mempunyai hak untuk mendapat pelayanan terbaik dan
aman dari rumah sakit.
Sementara dalam hal kebersihan, menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi
Perusahaan Klining Service Indonesia (Apklindo), Tommy G Hardjana, umumnya
rumah sakit cukup patuh pada aturan dan standar kebersihan di rumah sakit. Kami
membuat persyaratan aturan dan penerapan standar operasi (SOP) tambahan,
khusus bagi tenaga cleaning service di penempatan rumah sakit, karena mereka
rentan terinfeksi kuman patogen. Sejauh ini kami belum mendapatkan kasus tenaga
cleaning service yang tertular penyakit saat bekerja di RS, tambahnya.
Sumber : http://www.beritasatu.com/kesehatan/417877-manajemen-laundry-yang-benar-di-rumah-
sakit.html