Anda di halaman 1dari 14

1

DISLOKASI DAN MEKANISME PENGUATAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Teknologi Bahan yang diampu
oleh: Wardalia, ST. MT

Disusun oleh:

Hilda Izzatul Awaliyah 3335150073


Luthfi Nur Fajrina 3335150014
Muhammad Aria Mandalika 3335150044

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2016-2017
2

DISLOKASI DAN MEKANISME PENGUATAN

Hilda Izzatul Awaliyah (3335150073), Luthfi Nur Fajrina (3335150014),


Muhammad Aria Mandalika (3335150044)
Dosen Pengampu: Wardalia, ST. MT
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Trtayasa

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu logam,
dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang
menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata.
Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk
kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk
menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga
salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.Susunan yang
sempurna ada di keseluruhan material kristal pada skala atom tidaklah ada.
Semua bahan padat mengandung sejumlah besar cacat atau ketaksempurnaan.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas,
seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kebanyakan material
kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis dan struktur cacat-
cacat tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat material tersebut.
Dalam ilmu material,dislokasi adalah kristalografi cacat, atau
ketidakteraturan, dalam struktur kristal. Teori ini awalnya dikembangkan oleh
Vito Volterra pada tahun 1905. Beberapa jenis dislokasi dapat digambarkan
sebagai disebabkan oleh penghentian pesawat dari atom di tengah-tengah
sebuah kristal. Dalam kasus seperti itu, di sekitar pesawat tidak lurus, tapi
tekuk di sekitar tepi menghentikan pesawat sehingga struktur kristal yang
tertata dengan sempurna di kedua sisi. Analogi dengan tumpukan kertas
sangat tepat, jika setengah secarik kertas dimasukkan ke dalam tumpukan
kertas, cacat dalam tumpukan hanya terlihat di pinggir setengah lembar.
Mekanisme penguatan pada material logam merupakan hubungan antar
pergerakan dislokasi dan sifat mekanik dari logam. Kemampuan suatu
material logam untuk di ubah secara plastis tergantung pada kemampuan
dislokasi untuk dapat bergerak. Dengan mengurangi pergerakan dislokasi,
kekuatan mekanik dapat di tingkatkan, dimana di sebabkan energi mekanik
yang di butuhkan untuk membuat deformasi plastis akan semakin besar.
Sebaliknya apabila pergerakan dislokasi tidak ada yang menahan, logam akan
lebih mudah untuk terdeformasi. Secara umum mekanisme penguatan yang di
gunakan pada material logam adalah melalui pengerasan regang, penguatan
3

larutan padat, penguatan presipitasi, dan penguatan batas butir.Tujuan penguatan


logam yaitu menambah daya dukung beban, meningkatkan ketahanan dan umur
pakai komponen, mengurangi volume/tonasebahan (membuat komponen
lebih ringan), mereduksi biaya bahandan memenuhi sifat produksi industri.

1.2 RumusanMasalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah pengertian
dislokasi dan macam-macamnya, deformasi plastis dan mekanisme penguatan
logam.

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
menyebutkan dan menjelaskan dislokasi, macam-macam dislokasi, deformasi
plastis dan mekanisme penguatan dalam logam.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dislokasi
Dislokasi adalah suatu pergeseran atau pegerakan atom-atom di dalam
sistem kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan
deformasi plastis (perubahan dimensi secara permanen). Kekuatan (strength)
dan keuletan (ductility) atom di dalam melalui tingkat kesulitan atau
kemudahan gerakan dislokasi di dalam sistem kristal logam. Misalya pada
proses pengerjaan dingin (cold work) terjadi peningkatan dislokasi di dalam
kristal logam sehingga kekuatan logam meningkat, namun keuletan menurun.
Ada dua tipe utama: dislokasi tepi dan dislokasi ulir. Mixed dislokasi
penengah antara ini.

Gambar 1. Ujung Dislokasi (b = Burgers vektor)

Secara matematis, dislokasi adalah jenis topologi cacat, kadang-kadang


disebut soliton. Dua dislokasi berlawanan orientasi, ketika dibawa bersama-
sama, dapat membatalkan satu sama lain (ini adalah proses penghancuran),
tetapi satu dislokasi biasanya tidak dapat menghilang dengan
4

sendirinya.Dislokasi dapat digambarkan pula sebagai sisipan satu bidang


atom tambahan dalam struktur kristal. Jika kristal dipotong menjadi pelat
tipis dan dipoles, diets atau dipoles secara elektrolisa, maka akan terlihat di
bawah mikroskop elektron sejumlah cacat yang disebut dislokasi itu.
Dislokasi juga merupakan cacat kisi yang menentukan kekuatan bahan
berkristal.
Cacat jenis ini penting pada waktu kristal mengalami deformasi plastik
(perubahan dimensi secara permanen) oleh gaya geser. Sejumlah kecil cacat
dapat menyebabkan kristal logam menjadi 1000 kali lebih ulet dibandingkan
dengan keadaan tanpa cacat. Bila banyak sekali jumlahnya, cacat garis ini
dapat meningkatkan kekuatan logam. Seandainya suatu kristal logam dapat
dibuat tanpa dislokasi, maka kekuatan mulurnya kira-kira 1/6 dari modulus
elastisitasnya atau 1000-10.000 kali kekuatan mulur kristal yang
sesungguhnya. Kristal logam biasa mengandung dislokasi kira-kira 105-108
cm/cm3 meskipun setelah dianil. Jika logam diberi deformasi plastis atau
pengerjaan dingin yang kuat, maka dislokasi mengingkat mencapai 1011-1013
cm/cm3.
Gerakan dislokasi dianalogikan sebagai gerakan ulat seperti pada gambar
dibawah ini:

Gambar 2. Analogigerakan ulatuntukgerakdislokasi

Sebuah dislokasi bergerak ke arah kanan sesuai dengan tegangan geser


yang diberikan dan seterusnya sampai dislokasi tersebut hilang.

2.2 Macam-macam Dislokasi


Pada dasarnya dislokasi ada tiga macam, yaitu:
1) Dislokasi Sisi
Cacat garis yang paling banyak ditemui didalam kristal adalah dislokasi
sisi. Disekitar suatu dislokasi garis terdapat daerah yang mengalami
tekanan dan tegangan sehingga terdapat energi tambahan sepanjang
dislokasi tersebut. Jarak geser atom di sekitar dislokasi disebut vektor
geser atau vektor Burgers. Vektor ini tegak lurus pada garis dislokasi.
5

Sebuah dislokasi sisi bergerak sebagai respons terhadap tegangan geser


yang diberikan sehingga menyebabkan deformasi plastis seperti pada
Gambar 3.

Gambar 3. Mekanisme Dislokasi Sisi

Dislokasi diatas bergerak akibat adanya energi mekanik yang diberikan


oleh tegangan. Arahnya sesuai dengan arah tegangan tersebut sehingga
dislokasi bergerak seperti pada gambar A sampai dengan gambar C.
Dimana sebuah dislokasi yang berada di bidang A, dipaksa kearah
bidang B saat diberikan tegangan geser dan seterusnya hingga
membentuk kristal sempurna.

2) Dislokasi Ulir
Dislokasi ulir menyerupai spiral dengan garis cacat sepanjang sumbu
ulir. Vektor gesernya sejajarnya dengan garis cacat. Atom-atom disekitar
dislokasi ulir mengalami gaya geser, oleh karena itu terdapat energi
tambahan disekitar dislokasi tersebut.
Sebuah dislokasi ulir bergerak sebagai respons terhadap tegangan geser
yang diberikan sehingga menyebabkan deformasi plastis seperti pada
Gambar 4.

Gambar 4. Mekanisme Dislokasi Ulir


6

Secara umum deformasi plastis karena gerakan dislokasi sisi diperlihatkan


pada gambar 5 (a) dan gerakan dislokasi ulir diperlihatkan pada gambar 5 (b)

Gambar 5. Dislokasi Sisi dan Ulir

2.3 Karakteristik Dislokasi


Beberapa karakteristik dislokasi berpengaruh kepada sifat mekanik
material . Termasuk medan regangan yang berada disekitar dislokasi yang
akan menentukan mobilitas dislokasi dan kemampuan untuk bertambahnya
dislokasi. Jika logam mengalami deformasi, 5% energi deformasi tetap
berada pada material , sisanya menjadi panas. Sebagian besar energi yang
disimpan tersebut berupa energi regangan dan berada disekitar dislokasi .
Energi regangan berupa :tekan , tarik dan geser.

Energi regangan disekitar dislokasi


bias berinteraksi dengan dislokasi
tetangga berupa tarik-menarik atau
tolak menolak dan sebaliknya.
Ilustrasinya diperlihatkan pada
gambar disamping.

Gambar 6. Karakteristik Dislokasi


7

Gambar 7. Tanda dislokasi (a) Tanda sama (b) Tanda berlawanan

(a) Dua dislokasi dengan tanda yang sama pada sebuah bidang slip saling
mendesak dan akhirnya terjadi gaya tolak-menolak. C menunjukan tegangan
tekan dan T menyatakan tegangan tarik
(b) Sebuah dislokasi sisi dengan tanda yang berlawanan pada bidang slip saling
mendesak dan terjadi gaya tarik-menarik, dan keduanya bertemu dan
memusnahkan dislokasi hingga akhirnya membentuk kristal yang sempurna

2.4 Sistem Slip


Gerakan dislokasi pada suatu bahan tidak sama kesetiap arah, ada bidang
yang disukai (prefer plane) untuk terjadi gerakan dislokasi. Bidang ini
disebutbidang slip Sedangkan arah gerakan disebut arah slip. Gabungan dari
keduanya disebut sistem slip. Slip biasanya terjadi pada bidang terpadat dan
slip juga tergantung pada struktur Kristal logam.Untuk struktur kristal
tertentu, bidang slip merupakan bidang yang mempunyai kulit atom yang
tebal, hal ini mengakibatkan densitas planar yang besar. Sedangkan arah slip
yang bersesuaian dengan arah dalam bidang ini, merupakan atom yang paling
stabil sehingga terjadi densitas linear yang tinggi.

Gambar 8. Sistem slip pada kristal


8

2.5 Deformasi
Secara makrokopis, deformasi dapat dilihat sebagai perubahan bentuk dan
ukuran. Deformasi dibedakan atas deformasi elastis dan plastis. Deformasi
elastis, perubahan bentuk yang terjadi bila ada gaya yang berkerja, serta akan
hilang bila bebannya ditiadakan (benda akan kembali kebentuk dan ukuran
semula). Deformasi plastis, perubahan bentuk yang permanen, meskipun
bebannya dihilangkan.

2.6 DeformasiPlastis
Prinsip dasarpembentukan logamadalah melakukan perubahan bentuk
pada benda dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi
plastik. Dengan gaya luar ini akan terjadi perubahan bentuk benda kerja
secara permanen. Pembentukan umumnya bertujuan untuk mendapatkan suatu
produk logam sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Selain itu pembentukan
memungkinkan diperoleh sifat-sifat mekanik tertentu sesuai dengan yang
dibutuhkan atau yang dipersyaratkan. Pembentukan logam selalu
mengunakan perkakas yang berfungsi sebagai pemberi gaya luar dan
pengarah bentuk yang diinginkan.

2.7 Deformasi Secara Makroskopis


Secara makrokopis, deformasi dapat dilihat sebagai perubahan bentuk dan
ukuran. Deformasi dibedakan atas deformasi elastis dan plastis. Deformasi
elastis, perubahan bentuk yang terjadi bila ada gaya yang berkerja, serta akan
hilang bila bebannya ditiadakan (benda akan kembali kebentuk dan ukuran
semula). Deformasi plastis, perubahan bentuk yang permanen, meskipun
bebannya dihilangkan.

2.8 Deformasi Secara Mikroskopis


Secara mikro, perubahan bentuk baik deformasi elastis maupun plastis
disebabkan oleh bergesernya kedudukan atom-atom dari tempatnya semula.
Pada deformasi elasitis adanya tegangan akan menggeser atom-atom ke
tempat kedudukannya yang baru, dan atom-atom tersebut akan kembali ke
tempatnya yang semula bila tegangan tersebut ditiadakan. Jarak pergeseran
atom secara elastis, yaitu tidak kuran dari 0,5%. Pada deformasi plastis, atom-
atom yang bergeser menempati kedudukannya yang baru dan stabil, meskipun
beban (tegangan) dihilangkan, atom-atom tersebut tetap berada pada
kedudukan yang baru. Model pergeseran atom-atom tersebut disebut slip.
Atom-atom logam tersusun secara teratur mengikuti pola geometris yang
tertentu. Adanya tegangan geser yang cukup besar, maka atom akan bergeser
dan berpindah serta menempati posisinya yang baru. Bidang-bidang atom
9

yang jaraknay berjauhan adalah yang kerapatan atomnya tinggi. Maka, bidang
slip adalah bidang yang rapat atomnya tinggi. Pergeseran atom-atom ini
jugamempunyai arah, yang disebut arah slip.

Gambar 9 Struktur Mikro Sebelum dan Setelah Deformasi Plastis

2.9 Deformasi Secara Atomik


Pada deformasi plastis, atom-atom yang bergeser akan menempati
kedudukan atom baru yang stabil. Ini berati atom-atom tersebut akan tetap
berada pada kedudukan yang baru walaupun gaya dihilangkan. Secara
mikroskopis perubahan bentuk yang terjadi adalah permanen.

Gambar 10. Deformasi Secara Atomik


10

2.10 Mekanisme Penguatan Logam


1. Penguatan Dengan Penghalusan Butir

Salah satu metode penguatan pada logam dengan memperkecil atau


memperhalus struktur mikronya.

Butir yang semakin kecil akan memperbanyak batas butir, sehingga


batas butir akan menghambat gerakan dislokasi. Juga akibat banyaknya batas
butir akan merubah arah bidang slip sehingga tidak mudah slip akhirnya
tidak mudah terdeformasi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah
ini.

Gambar 11. Batas butir sebagai barrier dalam menghalangi pergerakan


dislokasi (searah slip plane)

2. Penguatan Larutan Padat


Mekanisme lainnya dari penguatan material adalah dengan
menggunakan atom lain yang disisipkan atau mengganti salah satu atom
dalam unit sel. Berdasarkan keterangan diatas, logam dalam keadaan
murninya memiliki sifat yang lemah dan lebih lembut. Dengan
ditambahkannya atom lain yang disisipkan atau digantikan, maka
kekuatan dan kekerasan dari suatu material akan lebih besar dibanding
dalam keadaan murninya. Penguatan ini disebut solid solution
strengthening. Hal ini dikarenakan, atom sisipan tadi akan mengalami
dislokasi. Ukuran atom yang kecil dan besar yang terlarut akan
menurunkan energi regangan. Atom sisipan yang berukuran kecil akan
menurunkan energi regangan tekan sedangkan atom sisipan berukuran
besar akan menurunkan energi regangan tarik. Semakin banyak terdapat
11

atom sisipan tadi, maka energi regangan lama kelamaan akan hilang dan
dislokasi juga semakin kecil hingga hilang.
Memasukkan atom larut sebagai larutan padat dalam kisi atom pelarut,
selalu menghasilkan paduan yang lebih kuat daripada logam murni. Ada
dua jenis larutan padat. Kalau atom larut dan atom pelarut kira-kira sama
besarnya, atom larut akan menduduki tempat kisi ( lattice points ) dalam
kisi kristal atom pelarut. Ini disebut larutan padat substitusi. Kalau atom
larut jauh lebih kecil dari pada atom pelarut, atom larut menduduki posisi
sisipan dalam kisi pelarut. Karbon, nitrogen, oksigen, hydrogen dan boron
merupakan elem yang biasanya membentuk larutan padat sisipan atau
intertisi ( interstitial solid solution ).
Logam yang tidak memiliki gaya gabung kimia yang kuat satu
sama lainnya, cenderung membentuk larutan padat, sedang logam yang
terpisah jauh dalam seri elektromotif cenderung membentuk senyawa
antara logam ( intermetalic compound ). Valensi relative zat yang melarut
( solute ) dan zat pelarut ( solvent ) juga penting.
Larutan logam dengan valensi lebih tinggi dalam zat pelarut
dengan valensi lebih rendah, lebih dimungkinkan daripada untuk situasi
sebaliknya. Contohnya seng lebih mudah dilarutkan dalam tembaga
dibandingkan tembaga dalam seng. Untuk logam pelarut tertentu, batas
kelarutan terjadi sekitar harga perbandingan electron atom yang sama
untuk atom larut dengan valensi yang berbeda. Akhirnya, untuk kelarutan
padat yang sempurna pada keseluruhan daerah komposisi, atom zat larut
dan atom zat pelarut harus mempunyai struktur kristal yang sama.

3. Penguatan Dengan Cold Working


Pengerjaan dingin pada logam merupakan proses deformasi pada
yang dilakukan pada temperature dibawah temperature rekristralisasi.
Pada temperature ini, deformasi akan menyebabkan benda kerja menjadi
lebih keras dan kuat dengan struktur yang mengandung sejumlah regangan
. Denda kerja kehilangan sebagian besar keuletannya sehingga menjadi
getas.
Peningkatan kekuatan menyebabkan logam menjadi sulit di
deformasi lebih lanjut. Dalam keadaan yang ekstrim benda kerja menjadi
tidak dapat dibentuk dan menjadi sangat rapuh atau getas. Peningkatan
kerapatan dislokasi pada logamnya. Semakin besar deformasi yang
diberikan, maka semakin tinggi kerapatan dislokasinya dan semakin keras
logam yang dihasilkan.
Agar benda hasil pengerjaan dingin ini dapat dibentuk menjadi
produk akhir, maka dilakukan proses perlakuan panas anil. Dengan
12

melakukan proses anil, maka benda kerja hasil pengerjaan dingin dapat
dibentuk sesuai dengan aplikasinya . keuletan benda kerja yang hilang
selama pengerjaan dingin dapat diperoleh kembali dengan proses anil.
Namun demikian peningkatan keuletan ini diikuti dengan menurunnya
kekuatan dan kekerasan.
Perubahan sifat mekanik akibat pengerjaan dingin yaitu kekuatan
benda kerja meningkat dengan meningkatnya persen pengerjaan dingin.
Namun demikian, peningakatan ini diiringi dengan penurunan sifat
keuletan benda kerjanya. Hal ini menunjukan bahwa benda kerja akan
menjadi lebih getas setelah proses pengerjaan dingin.

3. APLIKASI INDUSTRI
Aplikasi industry dislokasi dan penguatan pada logam adalah
sebagaiberikut:
1. ROLLING (Pengerolan)
Rolling adalah proses pembentukan logam dengan cara
menggiling logam tersebut di antara dua atau lebih rol-rol penggiling yang
berputar. Penggunaan rolling dalam dunia Industri dikarenakan, sebuah
kemudahan dalam proses pengerjaan untuk mengurangi ketebalan logam
dan kemudahan dalam membentuk suatu logam. Mesin pembentukan rol
terdiri dari pasangan rol yang secara progresif memberi bentuk pada
lembaran logam yang diumpankan secara continue. Salah satu akibat dari
proses dari pengolahan adalah penghalusan butir yang disebabkan
rekristalisasi. Struktur yang kasar, kembali menjadi struktur memanjang
akibat pengaruh penggilingan. Pada proses pengerolan suatu logam,
ketebalan logam mengalami deformasi terbanyak. Adapun lebarnya hanya
bertambah sedikit. Pada operasi pengerolan, keseragaman suhu sangat
penting karena berpengaruh pada aliran logam dan plastisitas. Proses
pengerjaan panas dengan pengerolan ini biasanya digunakan untuk
membuat rel, bentuk profil, pelat dan batang. Keuntungan dari pengerolan
adalah benda kerja memiliki strength tinggi, biaya cost produksi lebih
rendah dan laju produksi lebih tinggi dibanding dengan proses cuttin.
13

Gambar 12. Rolling

Rolling Mill bisa dilakukan dengan pengerjaan panas maupun


pengerjaan dingin.Perbedaan antara pengerolan panas dan pengerolan
dingin.Pengerjaan panas ialah proses pembentukan logam di atas dari
suhu rekristalisasi. Pada proses pengerjaan ini tidak terjadi kenaikan
tegangan lulur, kekerasan dan penurunan keuletan bahan, contohnya
Shape Rolling dan Rolling Forging Shape Rolling yang umumnya
mengerjakan bagian-bagian yang kecil, misalnya ulir dan dikerjakan pada
pengerjaan panas. Sedangkan pengerolan dingin logam berada dibawah
suhu rekristalisasi, pengerolan logam dengan proses seperti ini
menggunakan gaya yang lebih besar dari pengerolan panas. Biasanya,
pengerolan dingin dilakukan pada baja karbon rendah, contoh Rolling
Forging yang dikhususkan pada pengerjaan dingin dan bagian yang
besar.Roll Bending biasanya digunakan untuk membentuk silinder.
Bentuk-bentuk lengkung atau lingkaran dari pelat logam.
14

DAFTAR PUSTAKA

Van Vlack, Lawrence H. 1985. Ilmu dan Teknologi Bahan (Logam dan Bukan
Logam). Jakarta: Erlangga.
William D. Callister, Jr. Materials Science and Engineering 7th , John Wiley &
Sons, Inc. 2007.
http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/pembentukan-logam-metal-forming/
Diakses pada 25 Desember 2016 pukul 13.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai