Disusun oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2016-2017
2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu logam,
dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang
menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata.
Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk
kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk
menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga
salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.Susunan yang
sempurna ada di keseluruhan material kristal pada skala atom tidaklah ada.
Semua bahan padat mengandung sejumlah besar cacat atau ketaksempurnaan.
Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas,
seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kebanyakan material
kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis dan struktur cacat-
cacat tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat material tersebut.
Dalam ilmu material,dislokasi adalah kristalografi cacat, atau
ketidakteraturan, dalam struktur kristal. Teori ini awalnya dikembangkan oleh
Vito Volterra pada tahun 1905. Beberapa jenis dislokasi dapat digambarkan
sebagai disebabkan oleh penghentian pesawat dari atom di tengah-tengah
sebuah kristal. Dalam kasus seperti itu, di sekitar pesawat tidak lurus, tapi
tekuk di sekitar tepi menghentikan pesawat sehingga struktur kristal yang
tertata dengan sempurna di kedua sisi. Analogi dengan tumpukan kertas
sangat tepat, jika setengah secarik kertas dimasukkan ke dalam tumpukan
kertas, cacat dalam tumpukan hanya terlihat di pinggir setengah lembar.
Mekanisme penguatan pada material logam merupakan hubungan antar
pergerakan dislokasi dan sifat mekanik dari logam. Kemampuan suatu
material logam untuk di ubah secara plastis tergantung pada kemampuan
dislokasi untuk dapat bergerak. Dengan mengurangi pergerakan dislokasi,
kekuatan mekanik dapat di tingkatkan, dimana di sebabkan energi mekanik
yang di butuhkan untuk membuat deformasi plastis akan semakin besar.
Sebaliknya apabila pergerakan dislokasi tidak ada yang menahan, logam akan
lebih mudah untuk terdeformasi. Secara umum mekanisme penguatan yang di
gunakan pada material logam adalah melalui pengerasan regang, penguatan
3
1.2 RumusanMasalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah pengertian
dislokasi dan macam-macamnya, deformasi plastis dan mekanisme penguatan
logam.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
menyebutkan dan menjelaskan dislokasi, macam-macam dislokasi, deformasi
plastis dan mekanisme penguatan dalam logam.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dislokasi
Dislokasi adalah suatu pergeseran atau pegerakan atom-atom di dalam
sistem kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan
deformasi plastis (perubahan dimensi secara permanen). Kekuatan (strength)
dan keuletan (ductility) atom di dalam melalui tingkat kesulitan atau
kemudahan gerakan dislokasi di dalam sistem kristal logam. Misalya pada
proses pengerjaan dingin (cold work) terjadi peningkatan dislokasi di dalam
kristal logam sehingga kekuatan logam meningkat, namun keuletan menurun.
Ada dua tipe utama: dislokasi tepi dan dislokasi ulir. Mixed dislokasi
penengah antara ini.
2) Dislokasi Ulir
Dislokasi ulir menyerupai spiral dengan garis cacat sepanjang sumbu
ulir. Vektor gesernya sejajarnya dengan garis cacat. Atom-atom disekitar
dislokasi ulir mengalami gaya geser, oleh karena itu terdapat energi
tambahan disekitar dislokasi tersebut.
Sebuah dislokasi ulir bergerak sebagai respons terhadap tegangan geser
yang diberikan sehingga menyebabkan deformasi plastis seperti pada
Gambar 4.
(a) Dua dislokasi dengan tanda yang sama pada sebuah bidang slip saling
mendesak dan akhirnya terjadi gaya tolak-menolak. C menunjukan tegangan
tekan dan T menyatakan tegangan tarik
(b) Sebuah dislokasi sisi dengan tanda yang berlawanan pada bidang slip saling
mendesak dan terjadi gaya tarik-menarik, dan keduanya bertemu dan
memusnahkan dislokasi hingga akhirnya membentuk kristal yang sempurna
2.5 Deformasi
Secara makrokopis, deformasi dapat dilihat sebagai perubahan bentuk dan
ukuran. Deformasi dibedakan atas deformasi elastis dan plastis. Deformasi
elastis, perubahan bentuk yang terjadi bila ada gaya yang berkerja, serta akan
hilang bila bebannya ditiadakan (benda akan kembali kebentuk dan ukuran
semula). Deformasi plastis, perubahan bentuk yang permanen, meskipun
bebannya dihilangkan.
2.6 DeformasiPlastis
Prinsip dasarpembentukan logamadalah melakukan perubahan bentuk
pada benda dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi
plastik. Dengan gaya luar ini akan terjadi perubahan bentuk benda kerja
secara permanen. Pembentukan umumnya bertujuan untuk mendapatkan suatu
produk logam sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Selain itu pembentukan
memungkinkan diperoleh sifat-sifat mekanik tertentu sesuai dengan yang
dibutuhkan atau yang dipersyaratkan. Pembentukan logam selalu
mengunakan perkakas yang berfungsi sebagai pemberi gaya luar dan
pengarah bentuk yang diinginkan.
yang jaraknay berjauhan adalah yang kerapatan atomnya tinggi. Maka, bidang
slip adalah bidang yang rapat atomnya tinggi. Pergeseran atom-atom ini
jugamempunyai arah, yang disebut arah slip.
atom sisipan tadi, maka energi regangan lama kelamaan akan hilang dan
dislokasi juga semakin kecil hingga hilang.
Memasukkan atom larut sebagai larutan padat dalam kisi atom pelarut,
selalu menghasilkan paduan yang lebih kuat daripada logam murni. Ada
dua jenis larutan padat. Kalau atom larut dan atom pelarut kira-kira sama
besarnya, atom larut akan menduduki tempat kisi ( lattice points ) dalam
kisi kristal atom pelarut. Ini disebut larutan padat substitusi. Kalau atom
larut jauh lebih kecil dari pada atom pelarut, atom larut menduduki posisi
sisipan dalam kisi pelarut. Karbon, nitrogen, oksigen, hydrogen dan boron
merupakan elem yang biasanya membentuk larutan padat sisipan atau
intertisi ( interstitial solid solution ).
Logam yang tidak memiliki gaya gabung kimia yang kuat satu
sama lainnya, cenderung membentuk larutan padat, sedang logam yang
terpisah jauh dalam seri elektromotif cenderung membentuk senyawa
antara logam ( intermetalic compound ). Valensi relative zat yang melarut
( solute ) dan zat pelarut ( solvent ) juga penting.
Larutan logam dengan valensi lebih tinggi dalam zat pelarut
dengan valensi lebih rendah, lebih dimungkinkan daripada untuk situasi
sebaliknya. Contohnya seng lebih mudah dilarutkan dalam tembaga
dibandingkan tembaga dalam seng. Untuk logam pelarut tertentu, batas
kelarutan terjadi sekitar harga perbandingan electron atom yang sama
untuk atom larut dengan valensi yang berbeda. Akhirnya, untuk kelarutan
padat yang sempurna pada keseluruhan daerah komposisi, atom zat larut
dan atom zat pelarut harus mempunyai struktur kristal yang sama.
melakukan proses anil, maka benda kerja hasil pengerjaan dingin dapat
dibentuk sesuai dengan aplikasinya . keuletan benda kerja yang hilang
selama pengerjaan dingin dapat diperoleh kembali dengan proses anil.
Namun demikian peningkatan keuletan ini diikuti dengan menurunnya
kekuatan dan kekerasan.
Perubahan sifat mekanik akibat pengerjaan dingin yaitu kekuatan
benda kerja meningkat dengan meningkatnya persen pengerjaan dingin.
Namun demikian, peningakatan ini diiringi dengan penurunan sifat
keuletan benda kerjanya. Hal ini menunjukan bahwa benda kerja akan
menjadi lebih getas setelah proses pengerjaan dingin.
3. APLIKASI INDUSTRI
Aplikasi industry dislokasi dan penguatan pada logam adalah
sebagaiberikut:
1. ROLLING (Pengerolan)
Rolling adalah proses pembentukan logam dengan cara
menggiling logam tersebut di antara dua atau lebih rol-rol penggiling yang
berputar. Penggunaan rolling dalam dunia Industri dikarenakan, sebuah
kemudahan dalam proses pengerjaan untuk mengurangi ketebalan logam
dan kemudahan dalam membentuk suatu logam. Mesin pembentukan rol
terdiri dari pasangan rol yang secara progresif memberi bentuk pada
lembaran logam yang diumpankan secara continue. Salah satu akibat dari
proses dari pengolahan adalah penghalusan butir yang disebabkan
rekristalisasi. Struktur yang kasar, kembali menjadi struktur memanjang
akibat pengaruh penggilingan. Pada proses pengerolan suatu logam,
ketebalan logam mengalami deformasi terbanyak. Adapun lebarnya hanya
bertambah sedikit. Pada operasi pengerolan, keseragaman suhu sangat
penting karena berpengaruh pada aliran logam dan plastisitas. Proses
pengerjaan panas dengan pengerolan ini biasanya digunakan untuk
membuat rel, bentuk profil, pelat dan batang. Keuntungan dari pengerolan
adalah benda kerja memiliki strength tinggi, biaya cost produksi lebih
rendah dan laju produksi lebih tinggi dibanding dengan proses cuttin.
13
DAFTAR PUSTAKA
Van Vlack, Lawrence H. 1985. Ilmu dan Teknologi Bahan (Logam dan Bukan
Logam). Jakarta: Erlangga.
William D. Callister, Jr. Materials Science and Engineering 7th , John Wiley &
Sons, Inc. 2007.
http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/pembentukan-logam-metal-forming/
Diakses pada 25 Desember 2016 pukul 13.30 WIB