Anda di halaman 1dari 3

Malnutrisi Energi Protein

No.Dokumen
No. Revisi
SOP
Tanggal Terbit 02 Januari 2010
Halaman 1/3

Kota
Pematangsianta UPTD Puskesmas Raya
r

Malnutrisi energi protein adalah salah satu dari empat masalah


gizi utama di Indonesia. Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak
di bawah umur 5 tahun serta pada ibu hamil dan menyusui.
Berdasarkan Riskesdas 2007, 13% balita menderita gizi kurang dan
5,4% gizi buruk. Pada MEP ditemukan berbagai macam keadaan
patologis, tergantung pada berat ringannya kelainan.
Berdasarkan lama dan banyaknya kekurangan energi dan protein,
PENGERTIAN MEP diklasifikasikan menjadi MEP derajar ringan-sedang (gizi
kurang) dan berat (gizi buruk). Gizi kurang belum menunjukkan
gejala klinis yang khas, hanya dijumpai gangguan pertumbuhan dan
anak tampak kurus. Pada gizi buruk, di samping gejala klinis
didapatkan kelainan biokimia sesuai dengan bentuk klinis. Pada
gizi buruk didapatkan 3 bentuk klinis yaitu kwashiorkor, marasmus,
dan marasmik-kwashiorkor, walaupun demikian pada
penatalaksanaannya sama.
Memberikan panduan mengenai penegakkan diagnosis,
TUJUAN penatalaksanaan, dan evaluasi malnutrisi energi protein.
Membantu para dokter, perawat penanggung jawab.

KEBIJAKAN
REFERENSI

A. PETUGAS YANG MERIKSA


Dokter
Perawat

LANGKAH-LANGKAH :

Anamnesis :
a. Keluhan pertumbuhan yang kurang, anak tampak kurus,
atau berat badannya kurang.
b. Keluhan anak kurang/tidak mau makan, sering menderita
sakit yang berulang atau timbulnya bengkak pada kedua
kaki, kadang hingga seluruh tubuh.
Pemeriksaan fisik
c. Pada MEP ringan, sering ditemukan gangguan
pertumbuhan:
Anak tampak kurus;
Pertumbuhan linier berkurang atau terhenti;
Berat badan tidak bertambah, bahkan turun;
Ukuran lingkar lengan atas lebih kecil dari normal;
PROSEDUR Maturasi tulang terlambat;
Rasio berat badan terhadap tinggi badan normal/menurun.
Total lipatan kulit normal atau berkurang;
Anemia ringan;
Aktivitas dan perhatian berkurang dibandingkan anak
sehat.
d. Pada MEP berat ditemukan:
Kwashiorkor
Perubahan mental hingga apatis;
Anemia;
Perubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut/rontok;
Gangguan sistem gastrointestinal;
Pembesaran hati;
Perubahan kulit (dermatosis);
Atrofi otot.
e. Marasmus
Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus;
Perubahan mental, cengeng;
Kulit kering, dingin dan mengendor, keriput;
Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurang;
Otot atrofi sehingga konturtu yang terlihat jelas;
Kadang-kadang terdapat bradikardi;
Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat
lainnya.
f. Marasmik-kwashiorkor:
Terdapat tanda dan gejala klinis marasmus dan
kwashiorkor secara bersamaan.

Pemeriksaan klinis :
Pemeriksaan klinis dilakukan dengan hasil seperti disebutkan dalam
gejala dan tanda MEP.

Pemeriksaan penunjang & atau khusus :


Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin lengkap, feses
lengkap, elektrolit serum, protein serum (albumin,
globulin), ferritin;
Tes mantoux;
Radiologi (dada, AP dan lateral);
Elektrokardiografi.
UGD
UNIT Rawat inap
Poliumum
TERKAIT
Laboratorium
Pendaftaran

Anda mungkin juga menyukai