Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPIUTIK PERAWAT DENGAN

TINGKAT KECEMATAN KELUARGA PASIEN YANG AKAN


MENJALANI OPERASI DIRUANG OPERASI
DI RS BALUNG 2014

Wawan Andi Wijaya1Komaruddin2Muhammad Ali Hamid3


S1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Andy_wawan_wijaya@yahoo.com

ABSTRAK
Introduksi Kecemasan adalah suatu perasaan subjektif yang dialami seseorang terutama
oleh adanya pengalaman baru, termasuk pada pasien yang akan mengalami tindakan
invasif seperti operasi.
Metode : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah study korelasy
dengan rancangan cross sectional. Sebagai populasi penelitian ini adalah keluarga pasien
yang akan menjalani operasi di ruang operasi RSD Balung dengan jumlah sampel
sebanyak 45 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive
sampling.
Hasil : Hasil penelitian dari 45 responden didapatkan komunikasi terapeutik perawat
paling banyak (51,1%) kurang baik dan 48,9% komunikasi terapeutik perawat baik. Dan
kecemasan keluarga pasien terbanyak 42,2% (19 orang) cemas ringan. Kecemasan
Keluarga Pasien pada cemas sedang dan berat memiliki presentase yang sama yaitu
28,9%.
Diskusi : Uji statistik yang digunakan adalah uji Spearman diperoleh hasil p value= 0,001
(lebih kecil dari 0,05) yang berarti ada hubungan antara komunikasi terapeutik
perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien yang akan menjalani operasi di
ruang operasi Rumah Sakit Daerah Balung. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah
RSD Balung perlu meningkatkan komunikasi terapeutik perawat khususnya di ruang
operasi untuk meminimalisir kecemasan keluarga pasien.

Kata kunci : : Invasif, terapeutik


ABSTRACT
Introductions Anxiety is a subjective feeling experienced by a person primarily by the
presence of new experiences, including in patients who will experience invasive
measures such as surgery.
Methods: The study design used in this study is korelasy study with cross-sectional
design. As the population of this study is a family of patients undergoing surgery in the
operating room RSD Balung with a total sample of 45 respondents. The sampling
technique used consecutive sampling.
Results: The results of 45 respondents found most therapeutic nurse communication
(51.1%) and 48.9% unfavorable therapeutic communication good nurse. Most patients
and family anxiety 42.2% (19 people) mild anxiety. Family Anxiety Patients at moderate
and severe anxiety have the same percentage is 28.9%.
Discussion: The statistical test used was the Spearman test results obtained p value =
0.001 (smaller than 0.05) which means that there is a relationship between the
therapeutic nurse communication with family anxiety levels of patients undergoing
surgery in the operating room Balung Regional Hospital. Recommendation in this
research is the need to improve communication RSD Balung particular therapeutic nurse
in the operating room to minimize the patient's family anxiety.

Keywords: Invasive, therapeutic

PENDAHULUAN terdapat ancaman terhadap tubuh,

Pembedahan atau operasi adalah semua integritas, dan nyawa seseorang

tindak pengobatan yang menggunakan (Long,1998).

cara invasif dengan membuka atau

menampilkan bagian tubuh yangakan Tindakan pembedahan merupakan

ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini pengalaman yang sulit bagi hampir

umumnya dilakukan dengan membuat semua pasien. Berbagai kemungkinan

sayatan. Tindakan pembedahan buruk bisa saja terjadi yang akan bisa

merupakan salah satu bentuk terapi membahayakan bagi pasien. Maka tidak

medis dan merupakan pengalaman heran jika seringkali pasien dan

menegangkan bagi sebagian pasien yang keluarganya menunjukan sikap yang

dapat mendatangkan stres karena


sedikit berlebihan dengan kecemasan

yang mereka alami. Nevid (2003) juga menjelaskan bahwa

kecemasan adalah suatu keadaan

Sebagian besar keluarga pasien yang khawatir yang mengeluhkan bahwa

sedang menjalani operasi juga sesuatu yang buruk akan segera terjadi.

mengalami kecemasan dan stress saat Menurut Zakiyah Darajat (2001) bahwa

menunggu di ruang tunggu kamar kecemasan adalahManifestasi dari

operasi dengan penuh ketidakpastian berbagai proses emosi yang bercampur

tentang apa yang sedang terjadi pada baur, yang terjadi ketika orang sedang

keluarganya di dalam kamar operasi mengalami tekanan perasaan dan

(Kathol DK, 1984 dikutip dari Park et pertentangan batin (konflik).

al, 2006).

Kecemasan adalah suatu perasaan Kecemasan tidak hanya dialami oleh

subjektif yang dialami seseorang pasien, tetapi juga dirasakan oleh

terutama oleh adanya pengalaman baru, keluarga pasien yang akan menjalani

termasuk pada pasien yang akan operasi. Apabila keluarga tidak dapat

mengalami tindakan invasif seperti mengatasi kecemasan tersebut, maka

operasi. Kecemasan yang berhubungan proses pengobatan (operasi) tidak akan

dengan tindakan operasi adalah suatu berlangsung kondusif. Salah satu cara

respon yang normal pada pasien pre- yang dapat dilakukan oleh petugas

operasi (Taylor-Loughran et al 1989, kesehatan untuk mengatasi kecemasan

Calvin &Lane 1999, Leach et al 2000, yang berlebihan pada keluarga adalah

Lee & Gin 2005, Mitchell 2008).


dengan cara melakukan komunikasi mempertahankan status kesehatan

yang tepat dan baik. maksimal (Petter dan Perry, 1997).

Komunikasi adalah proses penyampaian Hal demikian tidak akan terwujud

pikiran atau perasaan oleh seseorang apabila perawat tidak mampu

kepada orang lain dengan menggunakan memberikan pengertian dan pendekatan

lambang-lambang yang bermakna bagi yang terapeutik kepada keluarganya

kedua pihak, dalam situasi yang tertentu yang diwujudkan dengan pelaksanaan

komunikasi menggunakan media komunikasi yang efektif antara perawat

tertentu untuk merubah sikap atau dengan pasien dan keluarganya berupa

tingkah laku seorang atau sejumlah komunikasi terapeutik.

orang sehingga ada efek tertentu yang Komunikasi terapeutik berbeda dari

diharapkan (Effendy, 2000 : 13). komunikasi sosial, yaitu pada

Seorang penolong atau perawat dapat komunikasi terapeutik selalu terdapat

membantu klien mengatasi masalah tujuan atau arah yang spesifik untuk

yang dihadapinya melalui komunikasi, komunikasi; oleh karena itu, komunikasi

(Suryani 2005). Susuai dengan tujuan terapeutik adalah komunikasi yang

keperawatan yaitu untuk membantu terencana. Komunikasi paling terapeutik

individu dan untuk mendorong keluarga berlangsung ketika pasien dan perawat

demi mengembangkan koping pasien keduanya menunjukkan sikap hormat

terhadap penyakit yang dideritanya, akan individualitas dan harga diri

mendapatkan kembali kesehatan, (Kathleen,2007).

menemukan arti dari penyakit atau


Menurut Purwanto yang dikutip oleh serta dapat mengambil tindakan untuk

Mundakir (2006), komunikasi terapeutik mengubah situasi yang ada bila klien

adalah komunikasi yang direncanakan percaya pada suatu hal yang diperlukan,

secara sadar, bertujuan dan kegiatannya mengurangi keraguan, membantu dalam

dipusatkan untuk kesembuhan pasien. hal mengambil tindakan yang efektif

Pada dasarnya komunikasi terapeutik serta memengaruhi orang lain,

merupakan komunikasi professional lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

yang mengarah pada tujuan yaitu

penyembuhan pasien (Siti Fatmawati Perawat dituntut untuk melakukan

2010). komunikasi terapeutik dalam melakukan

tindakan keperawatan agar pasien atau

Menurut Stuart (1998) komunikasi keluarganya tahu tindakan apa yang

terapeutik merupakan hubungan akan dilakukan pada pasien dengan cara

interpersonal antara perawat dan klien, bahwa perawat harus memperkenalkan

dalam hal ini perawat dan klien diri, menjelaskan tindakan yang akan

memperoleh pengalaman belajar dilakukan, membuat kontrak waktu

bersama dalam rangka memperbaiki untuk melakukan tindakan keperawatan

pengalaman emosional klien. selanjutnya. Kehadiran, atau sikap

benar-benar ada untuk pasien, adalah

Menurut Indrawati (2008) tujuan bagian dari komunikasi terapeutik.

komunikasi terapeutik adalah membantu Perawat tidak boleh terlihat bingung;

klien untuk memperjelas dan sebaliknya, pasien harus merasa bahwa

mengurangi beban perasaan dan pikiran dia merupakan fokus utama perawat
selama interaksi. Agar perawat dapat tidak puas, 16,7% cukup puas dan

berperan aktif dan terapeutik, perawat 29,2% sangat puas.

harus menganalisa dirinya yang meliputi

kesadaran diri, klarifikasi nilai, perasaan Hasil penelitian Saelan (1998),

dan mampu menjadi model yang ditemukan bahwa komunikasi antara

bertanggung jawab. Seluruh perilaku perawat dan pasien masih relatif kurang,

dan pesan yang disampaikan perawat karena kurang disadari pentingnya

hendaknya bertujuan terapeutik untuk komunikasi oleh perawat dan rendahnya

pasien. Analisa hubungan intim yang pengalaman perawat akan teori, konsep

terapeutik perlu dilakukan untuk dan arti penting komunikasi terapeutik

evaluasi perkembangan hubungan dan dalam pemberian asuhan keperawatan.

menentukan teknik dan ketrampilan Dari hasil penelitian Saelan tersebut

yang tepat dalam setiap tahap untuk tidak menutup kemungkinan kondisi

mengatasi masalah pasien. yang sama terjadi pula di rumah sakit

Peneliti Rusmini tahun 2006 pada RSU lain. Menurut SK Menkes No.

Doris Sylivanus Palangkaraya 660/Menkes/SK/IX/1987 yang

didapatkan bahwa perilaku perawat dilengkapi surat Edaran Dirjen

khususnya dalam berkomunikasi kurang Pelayanan Medik Nomor

baik. Juga penelitian yang dilakukan Hj. 105/yan.med/RS.Umdik/Raw/I/88

Indirawaty di RSU Haji Sukolilo tentang standart Praktek Keperawatan

Surabaya bahwa kepuasan pasien kesehatan di rumah sakit memenuhi

terhadap komunikasi perawat 54,2% kebutuhan dari komunikasi pasien


adalah merupakan salah satu standart Ruang Operasi Rumah Sakit Daerah

intervensi keperawatan. Balung.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan observasi peneliti ketika


Tujuan penelitian ini adalah
tugas praktek KDM II di RSD Balung
Mengidentifikasi Hubungan
empat dari lima keluarga pasien terlihat
Komunikasi Perawat dengan Tingkat
sangat cemas saat mendampingi pasien
Kecemasan Keluarga Pasien Yang Akan
menuju ruang operasi karena kurangnya
Menjalani Operasi Penyakit Dalam di
pengetahuan pasien maupun keluarga
Ruang Operasi Rumah Sakit Daerah
tentang operasi itu sendiri. Hal tersebut
Balung
terjadi karena kurangnya komunikasi
Penelitian dilakukan di ruang Operasi
perawat dalam memberi informasi
RSD Balung Jember dengan jumlah 45
sehingga pasien maupun keluarga tidak
responden. Tehnik sampling yang
dapat melakukan tugasnya dengan baik
digunakan dalam penelitian ini adalah
dan dapat mengganggu berjalannya
consecutive sampling. Etika penelitian
operasi yang akan dijalani oleh pasien.
dengan memberikan informed consent

pada responden.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
Data dikumpulkan dengan cara
atas, maka peneliti tertarik melakukan
melakukan pengukuran langsung kepada
penelitian mengenai Hubungan
responden dengan lembar kuisioner
Komunikasi Perawat Dengan Tingkat
sebagai dokumentasi. Analisis data yang
Kecemasan Keluarga Pasien Yang Akan
data yang digunakan dalam penelitian
Menjalani Operasi Penyakit Dalam di
ini adalah univariat dan bivariate
menggunakan Rank Spearman dengan komunikasi terapeutik perawat paling

=0,05. banyak (51,1%) kurang baik dan 48,9%

komunikasi terapeutik perawat baik.

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa didapatkan

kecemasan keluarga pasien terbanyak

42,2% (19 orang) cemas ringan.

Kecemasan Keluarga Pasien pada cemas

sedang dan berat memiliki presentase

yang sama yaitu 28,9%.

HASIL PENELITIAN

Analisis Univariat

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa didapatkan

Analisis Bivariat

Tabel 1 Hubungan Komuikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kecemasan Keluarga

Pasien yang akan Menjalani Operasi di Ruang Operasi Rumah Sakit Daerah Balung
Berdasarkan table 1 dapat dilihat bahwa Identifikasi Komunikasi Terapeutik

Berdasarkan hasil penelitian dapat Perawat

Komunikasi * Kecemasan Crosstabulation

Kecemasan

Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Total

Komunikasi Baik Count 14 6 2 22

% within Komunikasi 63.6% 27.3% 9.1% 100.0%

Kurang Baik Count 5 7 11 23

% within Komunikasi 21.7% 30.4% 47.8% 100.0%

Total Count 19 13 13 45

% within Komunikasi 42.2% 28.9% 28.9% 100.0%


disimpulkan bahwa didapatkan Berdasarkan hasil penelitian diketahui

komunikasi terapeutik perawat paling bahwa (48,9%) responden mendapat

banyak (51,1%) kurang baik dan 48,9% komunikasi terapeutik perawat dalam

komunikasi terapeutik perawat baik. kategori baik, sedangkan yang mendapat

komunikasi kurang baik sebesar 51,1 %


Berdasarkan hasil penelitian dapat
dan tidak ada komunikasi terapeutik
disimpulkan bahwa didapatkan
perawat yang tidak baik. Komunikasi
kecemasan keluarga pasien terbanyak
terapeutik perawat yang kurang baik
42,2% (19 orang) cemas ringan.
disebabkan kurangnya pemahaman
Kecemasan Keluarga Pasien pada cemas
perawat terhadap perasaan responden,
sedang dan berat memiliki presentase
gaya maupun cara berkomunikasi
yang sama yaitu 28,9%.
perawat tidak mampu membuat
PEMBAHASAN
responden merasa nyaman serta sikap
dan penampilan perawat kurang orang sehingga ada efek tertentu yang

meyakinkan responden sehingga diharapkan.

kecemasannya tidak berkurang. Hal ini


Menurut pendapat peneliti komunikasi
berdasarkan hasil pengisian koesioner
terapeutik merupakan suatu cara
yang dilakukan oleh responden. Dalam
penyampaian pendapat atau gagasan
bidang keperawatan komunikasi penting
pemikiran antara petugas kesehatan
untuk menciptakan hubungan antara
dengan pasien maupun keluarga pasien.
perawat dengan pasien, untuk
Komunikasi terapeutik perawat berperan
mengenal pengetahuannya tentang
penting terhadap tingkat kepuasan
dinamika komunikasi, penghayatan
pasien maupun keluarga pasien.
terhadap kelebihandan kekurangan diri
Komunikasi terapeutik perawat terdiri
serta kepekaan terhadap kebutuhan
dari komunikasi terapeutik verbal,
orang lain (Hamid, 2000) serta
komunikasi terapeutik non verbal serta
diperkuat pendapat Effendy (2000 : 13)
komunikasi terapeutik tertulis.
Komunikasi adalah proses penyampaian
Menurut Potter dan Perry (1993),
pikiran atau perasaan oleh seseorang
Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan
kepada orang lain dengan menggunakan
Tappen (1995) dalam Purba (2003) ada
lambang-lambang yang bermakna bagi
tiga jenis komunikasi yaitu verbal,
kedua pihak, dalam situasi yang tertentu
tertulis dan non-verbal yang
komunikasi menggunakan media
dimanifestasikan secara terapeutik.
tertentu untuk merubah sikap atau
Tujuannya adalah memberikan
tingkah laku seorang atau sejumlah
informasi terhadap pasien maupun
keluarga pasien tentang keadaannya, mengkomunikasikan perkataan,

cara penanganan, cara mencegah, cara perbuatan atau ekspresi yang

menghindari penyakit yang dideritanya. memfasilitasi penyembuhan klien.

Menurut Purwanto yang dikutip oleh Identifikasi tingkat kecemasan

Mundakir (2006), komunikasi terapeutik keluarga pasien yang akan menjalani

adalah komunikasi yang direncanakan operasi

secara sadar, bertujuan dan kegiatannya


Berdasarkan hasil penelitian diketahui
dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
bahwa (42,2%) responden memiliki
Pada dasarnya komunikasi terapeutik
kecemasan ringan, sedangkan yang
merupakan komunikasi professional
memiliki tingkat kecemasan sedang dan
yang mengarah pada tujuan yaitu
berat sebesar 28,9%.
penyembuhan pasien (Siti Fatmawati
Sesuai teori kecemasan yang dijelaskan
2010).
Nevid (2003) juga menjelaskan bahwa
Dari hasi penelitian yang telah
kecemasan adalah suatu keadaan
dilakukan, peneliti menyimpulkan
khawatir yang mengeluhkan bahwa
bahwa komunikasi terapeutik perawat
sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
terhadap keluarga pasien yang akan
Teori ini diperkuat oleh teori yang
menjalani operasi di ruang operasi
dikemukakan oleh Freud (dalam
Rumah Sakit Daerah Balung kurang
Semium, 2006) mengatakan bahwa
baik. Menurut Nurjannah (2001),
kecemasan adalah suatu perasaan afektif
mampu terapeutik berarti seorang
yang tidak menyenangkan disertai
perawat mampu melakukan atau
dengan sensasi fisik yang mengikutkan
orang terhadap bahaya yang akan Perasaan cemas timbul akibat adanya

datang. Secara umum dapat dikatakan ancaman perasaan tidak menyenangkan

bahwa kecemasan adalah suatu perasaan dan ketidakpastian. Menurut Post

yang diikuti oleh tanda-tanda fisik dan (1978), kecemasan adalah kondisi

perilaku yang timbul ketika dalam emosional yang tidak menyenangkan

tekanan atau ketidakpastian. Lefrancois yang ditandai oleh perasaan-perasaan

(1980) juga menyatakan bahwa subjektif seperti ketegangan, ketakutan,

kecemasan merupakan reaksi emosi kekhawatiran dan juga ditandai dengan

yang tidak menyenangkan, yang aktifnya sistem syaraf pusat.

ditandai dengan ketakutan.


Perilaku seseorang yang mengalami

Hasil penelitian yang dilakukan oleh kecemasan dapat digolongkan

peneliti didapatkan bahwa (42,2%) berdasarkan tingkat kecemasan yang

responden memiliki kecemasan ringan dialaminya. Tingkat kecemasan yang

serta responden memiliki kecemasan tinggi menyebabkan tubuh

sedang dan kecemasan berat (28,9%) mempersiapkan untuk melawan atau

responden. Kecemasan adalah suatu melarikan diri dari ancaman yang

sinyal yang menyadarkan manusia, dirasakan dan biasanya disebut sebagai

kecemasan memperingatkan adanya "fight or flight" (center for learning &

bahaya yang mengancam dan teaching, 2005).

memungkinkan seseorang mengambil


Identifikasi Hubungan Komunikasi
tindakan untuk mengatasi ancaman
Terapeutik Perawat Dengan Tingkat
(Ibrahim, 2003).
Kecemasan Keluarga Pasien
Berdasarkan hasil penelitian diketahui menjalani operasi di ruang operasi

bahwa responden yang mengalami Rumah Sakit Daerah Balung.

kecemasan ringan dengan komunikasi Berdasarkan tabulasi data yang telah

baik sebesar 63,6% sedangkan dikumpulkan maka komunikasi

responden yang mengalami kecemasan terapeutik perawat yang baik bisa

ringan dengan komunikasi kurang baik menyebabkan kecemasan ringan pada

sebesar 21,7%, responden yang responden sebesar 63,6% dan

mengalami kecemasan sedang dengan komunikasi terapeutik perawat kurang

komunikasi baik sebesar 27,3% baik bisa menimbulkan kecemasan berat

sedangkan responden yang mengalami pada responden sebesar 47,8%.

kecemasan sedang dengan komunikasi


Peneliti berasumsi bahwa komunikasi
kurang baik sebesar 30,4%, responden
terapeutik perawat berpengaruh
yang mengalami kecemasan berat
terhadap tingkat kecemasan keluarga
dengan komunikasi baik sebesar 9,1%
pasien yang akan menjalani operasi.
sedangkan responden yang mengalami
Komunikasi terapeutik perawat yang
kecemasan berat dengan komunikasi
baik dapat mengurangi kecemasan.
kurang baik sebesar 47,8 %.
Sebaliknya jika komunikasi terapeutik

Uji statistik yang digunakan adalah uji perawat kurang baik maka tingkat

Spearman diperoleh hasil p value= kecemasan yang terjadi adalah

0,001 (lebih kecil dari 0,05) yang kecemasan berat. Menurut Indrawati

berarti ada hubungan antara komunikasi (2008) tujuan komunikasi terapeutik

terapeutik perawat dengan tingkat adalah membantu klien untuk

kecemasan keluarga pasien yang akan memperjelas, mengurangi beban


perasaan dan pikiran serta dapat komunikasi terapeutik perawat

mengambil tindakan untuk mengubah terhadap tingkat kecemasan klien.

situasi yang ada bila klien percaya pada


Komunikasi secara terapeutik dalam
suatu hal yang diperlukan, mengurangi
pemberian asuhan keperawatan,
keraguan, membantu dalam hal
memegang peranan penting dalam
mengambil tindakan yang efektif serta
membantu memecahkan masalah klien,
memengaruhi orang lain, lingkungan
karena komunikasi yang ditujukan
fisik dan dirinya sendiri.
untuk kesembuhan klien sehingga

Penelitian ini didukung oleh hasil dari dalam pelaksanaanya proses

penelitian Mud Huda, Tujian, dan Retno komunikasi dapat memberikan

Wardani (2009) yang berjudul informasi dan membantu klien untuk

Hubungan Antara Komunikasi mengatasi persoalan yang dihadapi pada

Terapeutik Perawat dan Tingkat tahap perawatan.

Kecemasan Pada Klien pre Operasi di

Ruang Pre Med ICU Anastesi Rumkital

Dr. Ramelan Surabaya. Dari hasil

pengolahan data diperoleh hasil bahwa

hubungan komunikasi terapeutik dan


KESIMPULAN
tingkat kecemasan menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
tingkat kemaknaan ( < 0,05) dengan
diambil kesimpulan sebagai berikut:
koefisien korelasi = 0,913, artinya ada

hubungan yang kuat antara 1. Komunikasi terapeutik perawat di

ruang operasi Rumah Sakit


Daerah Balung sebagian besar 2. Bagi Perawat

(51,1%) dipersepsikan kurang Perawat perlu terus meningkatkan

baik oleh responden. komunikasinya terhadap pasien

2. Keluarga pasien sebanyak (42,2%) maupun keluarga pasien yang

mengalami kecemasan ringan. akan menjalanin operasi.

3. Ada hubungan komunikasi

terapeutik dengan tingkat

kecemasan keluarga pasien akan


3. Bagi Peneliti Selanjutnya
menjalani operasi di ruang operasi
Penelitian ini hanya bisa
Rumah Sakit Daerah Balung
menganalisis hubungan antara
dengan p value 0,001.
komunikasi terapeutik perawat
SARAN
dengan tingkat kecemasan

Berdasarkan uraian di atas, maka saran keluarga pasien. Sementara

dari peneliti ditujukan kepada : tingkat kecemasan keluarga pasien

juga dipengaruhi oleh beberapa

1. Bagi Rumah Sakit Daerah faktor, diantaranya Psikologis,

Balung Kondisi dan ketidakpastian.

Diharapkan pihak Rumah Sakit Peneliti tidak dapat mengontrol

terutama pimpinan Rumah Sakit ketiga faktor tersbut, sehingga

memberikan pengarahan terhadap data yang didapat kurang

perawat untuk meningkatkan maksimal. Bagi peneliti

komunikasi terapeutik secara lebih selanjutnya, peneliti sarankan

baik lagi. untuk meneliti salah satu atau


ketiga faktor tersebut misalnya Potter & Perry, 2006. Fundamental
Keperawatan (Edisi 4). Jakarta :
Hubungan Psikolog dengan EGC

tingkat kecemasan. Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA Jember. 2013. Panduan Penulisan
Skripsi . Jember : Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Ayub Sani Ibrahim (2003), Panik Kesehatan Universitas
Neurosis dan Gangguan Cemas, Muhammadiyah Jember.
Jakarta : PT. Dua As As.
Ratna Ayu Ningsih, 2011. Faktor-
Blais Koenig Kathleen. Praktik Faktor yang Mempengaruhi
Keperawatan Profesional, Konsep Perawat dalam Pelaksanaan
& Perspektif. Edisi 4. Jakarta. Penyuluhan Mobilisasi Dini Pada
EGC. 2007. Pasien Pre Operasi di IRNA B
Bedah RSUP Dr. M. Djamil
BPS, 2010. Data Penduduk
Padang 10.
2010.http://sp2010.bps.go.id/index
http://repository.usu.ac.id/bitstrea
.php.2011-11-01.
m/123456789/33921/1/Bedah.pdf
Iswati, 2011. A Web Based Short Stuart & Sundeen (1998), Keperawatan
Messasing Service System, Upaya Jiwa Buku Saku, Edisi 3, Jakarta :
Menurunkan Kecemasan Yang Balai Pustaka.
Dialami Pasien Dan Keluarganya
Yang Sedang Menjalani Operasi. Suryani (2005), Komunikasi Terapeutik,
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/ Jakarta :EGC.
publikasi/pp181091.pdf
Kutney-Lee, A., et al (2009). Nursing: A
Key To Patient Satisfiction.
Nursing: A Key To Patient
Satisfiction , 1-10.
Nursalam, 2008. Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawwatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Potter, P. A., & Perry, A. G, 2005, Buku


Ajar fundamental keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktik, Ed
ke- 4 Vol 1, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal Yogi
    Jurnal Yogi
    Dokumen10 halaman
    Jurnal Yogi
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner - Modifikasi
    Kuesioner - Modifikasi
    Dokumen6 halaman
    Kuesioner - Modifikasi
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen22 halaman
    Bab Ii
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen10 halaman
    Bab Iv
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • NPar Tests
    NPar Tests
    Dokumen4 halaman
    NPar Tests
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Ernawati 2013 Suhu Tubuh
    Ernawati 2013 Suhu Tubuh
    Dokumen8 halaman
    Ernawati 2013 Suhu Tubuh
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsul-2
    Lembar Konsul-2
    Dokumen2 halaman
    Lembar Konsul-2
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Penatalaksanaan Demam Pada Anak
    Penatalaksanaan Demam Pada Anak
    Dokumen7 halaman
    Penatalaksanaan Demam Pada Anak
    Md Prie
    Belum ada peringkat
  • NPar Tests
    NPar Tests
    Dokumen4 halaman
    NPar Tests
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Lampiran
    Lampiran Lampiran
    Dokumen6 halaman
    Lampiran Lampiran
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • BAB III New
    BAB III New
    Dokumen10 halaman
    BAB III New
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • BAB II New Lagi 2
    BAB II New Lagi 2
    Dokumen24 halaman
    BAB II New Lagi 2
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Penatalaksanaan Demam Pada Anak
    Penatalaksanaan Demam Pada Anak
    Dokumen7 halaman
    Penatalaksanaan Demam Pada Anak
    Md Prie
    Belum ada peringkat
  • Ernawati 2013 Suhu Tubuh
    Ernawati 2013 Suhu Tubuh
    Dokumen8 halaman
    Ernawati 2013 Suhu Tubuh
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • BAB II New Lagi 2
    BAB II New Lagi 2
    Dokumen24 halaman
    BAB II New Lagi 2
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Pembahasan
    Bab Iv Pembahasan
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv Pembahasan
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • BAB I New
    BAB I New
    Dokumen8 halaman
    BAB I New
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Informed Consent
    Informed Consent
    Dokumen1 halaman
    Informed Consent
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • BAB III ASKEP 2 New
    BAB III ASKEP 2 New
    Dokumen29 halaman
    BAB III ASKEP 2 New
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • BAB V New
    BAB V New
    Dokumen3 halaman
    BAB V New
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Askep 1
    Bab Iii Askep 1
    Dokumen26 halaman
    Bab Iii Askep 1
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Contoh Askep DM
    Contoh Askep DM
    Dokumen12 halaman
    Contoh Askep DM
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat
  • Bab I Indah Umi
    Bab I Indah Umi
    Dokumen8 halaman
    Bab I Indah Umi
    Agung Candra Wicaksana
    Belum ada peringkat