DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
ARIF FEBRIANTO (P07234016044)
FIRDA ATIKAH RANA (P072340160)
MIRA MEILANI (P072340160)
THERESA HELENA (P072340160)
WIDYA INDRAWATI F.L (P072340160)
YOLANDA ADELLA S (P072340160)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala
curahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
metabolism karbohidratini. Adapun makalah metabolism karbohidratini telah
penulis usahakan dengan semaksimal mungkin.Penulis sangat berterima kasih
kepada berbagai pihak atas bantuannya, sebab penulis dapat dengan lancar dalam
membuat makalah ini.
Samarinda, Maret2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, urin,
sputum, cairan otak, ginjal, sekret. Pemeriksaan laboratorium yang
berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin, atau cairan tubuh
lain. Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik
antara lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi
pancreas, elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan
untuk membantu menegakkan diagnosis .
Dalam menentukan penyakit atau diagnosis, dokter melakukan
pemeriksaan laboratorium atau tes laboratorium yaitu pemeriksaan spesimen
yang diambil dari pasien. Banyak pemeriksaan spesimen dilakukan di
laboratorium klinik. Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan
prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari
penderita.
Resensi Ilmu Laboratorium Klinik dimaksudkan untuk memberikan
penilaian perseorangan tentang pengetahuan praktis dan teoritis yang
dibutuhkan oleh sarjana laboratorium klinik. Resensi Ilmu Laboratorium
Klinik direncanakan untuk membantu secara khusus mengenal kelebihan,
kekurangan, dan kesenjangan dalam dasar ilmu pengetahuan yang dimiliki.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sampel kimia klinik?
2. Apa saja macam sampel kimia klinik?
3. Apa yang dimaksud dengan sampel control?
4. Apa saja macam sampel control?
5. Apa yang dimaksud dengan sampel blanko?
6. Apa saja macam sampel blanko?
3
7. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometer?
8. Sampel apa saja yang menggunakan metode spektrofotometri?
C. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
pengertian dan macam sampel kimia klinik, sampel control, sampel blanko,
dan spektrofotometer
4
BAB II
ISI
5
biasanya memerlukan suatu zat pengawet (missal: toluene, timol,
formaldehide, asam sulfat pekat, dan natrium karbonat).
6
f. Asam Klorida 10 mlatau asam borat 50 g. Digunakan sebagai pengawet
urine 24 jam untuk mencegah dekomposisi bahan/zat pada medium alkali.
2. Cairan Serebrospinalis
Cairan otak (serebrospinalis, CSS) adalah cairan jernih dan tidak berwarna
yang dibentuk oleh pleksus koroideus didalam ruang atau ventrikel tertius,
ventrikel quartus, dan ventrikel lateralis melalui sekresi yang melibatkan
transport aktif dan ultrafiltrasi plasma darah.
Cairan otak biasanya didapatkan dengan pungsi ke dalam rongga
subaraknoid bagian lumbal. Selain di tempat tersebut, pungsi dapat pula
dilakukan pada area soksipital ke dalam sistem interna magna atau melalui
pungsi ventrikel, sesuai dengan indikasi klinik. Sakus lumbalis antara L4-L5
merupakan lokasi pungsi yang paling sering dipilih karena pada lokasi
tersebut terdapat genangan cairan otak dan hamper tidak mungkin
menimbulkan cedera system saraf. Pada anak-anak , medulla spinalis berada
leih kaudal dari orang dewasa, yaitu pada L3-L4 sampai usia 9 bulan.
Indikasi pungsi lumbal:
a. Membantu diagnosis
b. Mengetahui perjalanan suatu penyakit
c. Mengidentifikasi penyakit meningitis
d. Melakukan tindakan terapi terhadap gangguan saraf.
7
Cara penampungan bahan pemeriksaan disesuaikan dengan jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan dengan dugaan jenis penyakit. Untuk
melakukan berbagai macam pemeriksaan, biasanya diperlukan sekitar 15 ml
CSS. Tabung pemeriksaan harus bersih dan jernih karena hasil pemeriksaan
makroskopis, mikroskopis, dan kimia menjadi tidak berarti karena kondisi
tabung yang tidak memenuhi syarat.
Persiapan pemeriksaan:
a. Bila tanpa pemeriksaan bakteriologis, siapkan sedikitnya 3 tabung untuk
menampung cairan otak.
Tabung pertama: menampung beberapa tetes yang keluar pertama dari
jarum pungsi. Jangan dipakai untuk pemeriksaan karena mungkin
sekali mengandung sedikit darah karena tindakan pungsi.
Tabung kedua: diisi 2-4 ml tabung (sama banyak dengan tabung
ketiga)
Tabung ketiga : diisi 2-4 ml. Tabung kedua dan ketiga digunakan
untuk pemeriksaan non-bakteriologis.
b. Jika hendak melakukan pemeriksaan bakteriologis maka tabung ketiga
harus steril.
c. Selalu sediakan tabung yang berisi larutan natrium sitrat 20% (0,01 ml
larutan natrium sitrat untuk 1 ml cairan otak). Tabung ini digunakan
apabila diperkirakan cairan otak akan membeku, misalnya cairan otak
yang mengalir keruh, xantokromia, atau ercampur darah.
8
d. Pemeriksaan serologis
e. Pemeriksaan bakteriologis
3. Cairan Pleura
Cairan pleura berfungsi sebagai pelicin gesekan antara permukaan kedua
pleura pada waktu pernafasan. Pleura adalah membran tipis yang terdiri dari
dua lapisan yaitu pleura viseralis yang membungkus paru dan pleura
parietalis yang melapisi rongga dada.
Efusi pleura merupakan suatu keadaan akumulasi cairan pleura abnormal
dala rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi berlebihan. Efusi pleura
dibagi menjadi dua kelompok besar menurut jenis cairan pleura, yaitu bentuk
efusi transundat dan efusi eksudat.
Pengelompokan jenis efusi pleura ini penting untuk mengenali
penyebabnya. Penyebab efusi eksudat adalah infeksi Mycobacterium
Tuberculosis. Penyebab efusi transudate disebabkan oleh penyakit infeksi,
misalnya payah jantung dan sirosis hati.
9
tekanan hidrostatik atau tekanan kolois, atau penimbunan cairan yang
bukan disebabkan oleh perubahan permeabilitas pembuuh darah.
b. Eksudasi: akumulasi cairan akibat proses imflamasi didalam rongga
serosa yang ditandai dengan perubahan permeabilitas membrane pada
permukaan pleura atau akibat bertambahnya permeabilitas pembuluh
darah terhadap protein.
10
C. MACAM-MACAM SAMPEL CONTROL
1
1
Yazid, Estien dan Lisda Nursanti. 2015. Biokimia Praktikum Analis Kesehatan. (Jakarta:EGC).
Hlm. 2
11
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Khristiyono. (2015). Seri Pendalaman Materi Biologi SMA dan MA. Jakarta:
Penerbit Erlannga
13