Anda di halaman 1dari 5

STRESS OVERLOAD

Definisi

Stress overload adalah kondisi stres berlebihan yang disebabkan karena terlalu banyak jumlah
dan jenis tuntutan yang harus dilakukan

Karakteristik

1. Terdapat jumlah pikiran yang berlebihan dan jenis tuntutan aktivitas yang memerlukan
tindakan
2. Disebabkan oleh stres yang berlebihan
3. Disebabkan oleh perasaan yang tertekan
4. Merupakan dampak negatif dari stres yang ditunjukkan dengan gejala fisik, kesulitan
psikologi, dan merasa dirinya menjadi sakit
5. Disebabkan oleh rasa ketegangan
6. Menunjukkan adanya peningkatan perasaan marah dan ketidaksabaran

Faktor yang Terkait

1. Tekanan yang dirasakan terlalu banyak dan terjadi berulang-ulang


2. Kurangnya sumber daya seperti finansial, sosial, dan tingkat pendidikan
3. Merupakan penyebab stres yang besar seperti kekerasan keluarga, penyakit kronis, dan
penyakit terminal
4. Beberapa tekanan muncul secara bersamaan, seperti, tuntutan lingkungan, fisik, dan sosial.

Kriteria Hasil

1. Suggested outcomes
Perilaku kasar untuk menahan diri
Penerimaan status kesehatan
Adaptasi terhadap cacat fisik
Agresi pengendalian diri
Kontrol kecemasan diri
Adaptasi pengasuh untuk kelembagaan
Status kenyamanan
Koping
Penutupan kehidupan yang bermartabat
Tingkat ketidaknyamanan
Koping keluarga
Penyesuaian kebutuhan psikososial
Tingkat stres
Menahan diri untuk melukai diri sendiri
2. Client outcomes
Mengulas jumlah dan tipe penyebab stres dalam kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi penyebab stres yang dapat dimodifikasi ataupun dihilangkan
Mengerahkan dukungan sosial untuk memfasilitasi penurunan tingkat stres
Mengurangi tingkat stres dengan menggunakan perilaku mempromosikan
kesehatan
3. Tambahan hasil yang terkait
Perlindungan penyalahgunaan
Pengendalian risiko kekerasan dalam masyarakat
Koping
Mengontrol diri dari depresi
Perilaku pencegahan
Kontrol diri dari ketakutan
Ketahanan pribadi
Perilaku berhenti merokok
Kontrol gejala
Keparahan gejala
Perilaku pengobatan : penyakit/ cedera

PENJELASAN KASUS
Kasus yang terjadi pada Ny I adalah gangguan persepsi sensori dan kognitif yang
berupa sensori deprivasi. Sensosi deprivasi adalah stimulasi yang tidak adekuat kualitas dan
kuantitas seperti stimulus yang monoton atau tidak bermakna. Hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Salah satu efek samping anastesi adalah efek psikomimetik seperti halusinasi pada
periode pemulihan sehingga pasien mengalami agitasi. Halusinasi merupakan gangguan
persepsi sensori terhadap suatu peristiwa atau objek yang melibatkan panca indra namun
sebenarnya tidak ada. Alat indra yang mengalami gangguan pada kasus Ny I adalah indra
peraba. Halusinasi ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak pada stimulus yang tidak
terlihat, contoh merasa sensori listrik dari tanah, benda mati, orang lain (termasuk hewan).
Pengalaman dan pengetahuan merupakan faktor yang mempengarui persepsi dan berkaitan
erat dengan kognitif. Berkaitan dengan fungsi kognitif tersebut kemugkinan Ny I pernah di
kerubungi oleh laba-laba dan kejadian tersebut terekam dalam memorinya sehingga beliau
bisa mempersepsikan bahwa kakinya sedang di kerubungi laba-laba meskipun sebenarnya
tidak.

TINDAKAN
1. Relaksasi
Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan
keteganggan otot yang mendukung rasa nyeri. Teknik relaksasi mungkin perlu diajarkan
beberapa kali agar mencapai hasil optimal.
Dengan relaksasi pasien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.
teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung,
dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot

2. Distraksi
Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang
lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler
menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan
dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak
dirasakan oleh klien),.
a. Distraksi visual : menonton tv, pertandingan
b. Distraksi pendengaran : musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air,
c. Distraksi pernafasan : Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan
dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga
terbentuk pola pernafasan ritmik.
d. Distraksi intelektual : mengisi teka-teki silang, bermain kartu
3. Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang
menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-
angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.

4. Hipnosis
Selama hipnosis, bagian sadar otak sementara disetel keluar sebagai orang yang berfokus
pada relaksasi dan melepaskan pikiran yang mengganggu

5. Kompres Hangat / Dingin


Area pemberian kompres panas dan dingin bisa menyebabkan respon sestemik dan
respon local. Stimulasi ini mengirimkan impuls-impuls dari perifer ke hipotalamus yang
kemudian menjadi sensasi temperature tubuh secara normal (Potter dan Perry, 1997).

Karena pasien menderita kekurangan kemampuan pendengaran, pasien tersebut dikategorikan


ke dalam pasien defisit sensori. Dampak dari hal tersebut adalah gangguan persepsi seperti
merasa sendirian, sensitif ketika dihadapkan dengan lingkungan yang tidak menyediakan cara
komunikasi yang efektif untuk dirinya ( tuna rungu ). Apabila kebutuhan komunikasi baginya
tidak terpenuhi maka akan menyebapkan sensory overload. Hal tersebut menyebapkan
penyakit hipertensi dari Ny. C semakin parah, karena banyaknya stimulus yang diterimanya.
Tetapi alat sensornya tidak berfungsi dengan baik. Karena gangguan sensornya yang tidak
berfungsi dengan normal menyebapkan gangguan pada kognitifnya yaitu gangguan dalam
pemecahan masalah, emosi yang tidak stabil, depresi dan mudah marah.

INTERVENSI :

Mencegah hal hal yang dapat memicu emosi pasien


Mencegah hal hal yang membuat takut pasien
Menahan diri supaya tidak memberi stimulasi oral
Tidak menurunkan mental pasien saat pasien mengalami stres hebat
Tidak memberikan obat lewat dubur
Tidak melakukan pengecekan suhu tubuh lewat dubur
Tidak melakukan pengecekan apapun yang berhubungan dengan dubur/ vagina
Mengurangi stimulasi lingkungan
Menunda mandi jika tidak memungkinkan
Membatasi atau melarang pasien merokok
Mencegah pasien untuk tidak melakukan perdebatan
Menyediakan makanan cukup yang teratur
Mensubsitusikan garam dengan tiruannya dan mengurangi pemberian makanan yang
mengandung sodium
Mengidentifikasi kesiapan pasien dalam mempelajari pola hidup barunya
Mendiskusikan dengan pasien dan pasangan mengenai pola aktivitas seks yang baru
bila memungkinkan
Mengurangi aktivitas yang berhubungan dengan persalinan
Menginstruksi pasien melakukan olah raga yang teratur
Memberitahu keluarga untuk mengistirahatkan pasien apabila jantungnya bermasalah/
mencurigakan
Mengidentifikasi bagaimana cara pasien mengatasi stressnya
Memberi tahu cara yang efektif dalam mengurangi stres
Mencontohkan terpai relaksasi jika dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai