Kompetensi Dasar
1. Mesin Konversi Energi
2. Alat-Alat Ukur Mekanik
3. Alat-Alat Ukur Elektrik/Elektronik
4. Dasar Elektronika Otomotif
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1
Campuran dikompresikan.
2
Bahan bakar dinyalakan dengan bunga api listrik (busi).
Bensin mengandung unsur-unsur carbon dan hydrogen yang dapat terbakar apabila :
Hydrocarbon terbakar bersama oxygen sebelum carbon bergabung dengan
oxygen.
Carbon terbakar lebih dahulu dari pada hydrogen.
Senyawa hydrocarbon terlebih dahulu bergabung dengan oxygen dan membentuk
senyawa (senyawa hydroxilasi) dan kemudian terbakar (thermis).
Jika pembakaran berlangsung, diperlukan :
Bahan bakar dan udara dimasukan kedalam silinder.
Bahan bakar dipanaskan hingga suhu nyala.
Dalam pembakaran hydrocarbon yang normal tidak akan terjadi jelaga jika
kondisinya memungkinkan untuk proses hydroxilasi. Hal ini dimungkinkan bila
pencampuran pendahuluan (premixture) antara bahan bakar dan udara mempunyai
waktu yang cukup untuk memasukan oxygen kedalam molekul hydrocarbon.
b. Pembakaran pada Motor Diesel
Syarat-sayarat yang sangat penting dari proses pembakaran motor diesel adalah;
Emisi yang rendah
Suara pembakaran yang rendah
Pemakaian bahan bakar yang hemat
Pada waktu pompa injeksi bahan bakar mulai mendeliverikan/menginjeksikan
bahan bakar maka akan terjadi proses yang disebut dengan keterlambatan antara
awalnya penyemprotan dengam mulainya bahan bakar terbakar (A B) atau sepanjang
daerah C (gambar 1.2).
Jika dimulainya awal penyemprotan pada titik A yaitu pada akhir langkah kompressi
maka bahan bakar tidak segera akan terbakar pada titik A tersebut akan tetapi awalnya
pembakaran terjadi pada titik B, injektor terus menyemprotkan bahan bakar sampai
piston melewati TMA setelah langkah kompressi atau awal langkah usaha, untuk lebih
jelasnya lihat grafik di bawah ini;
Gambar 1.2. Diagram Pembakaran pada Motor Diesel
Pembakaran
oksigen dan panas. Jika salah satu komponen tersebut tidak ada maka tidak akan timbul
reaksi pembakaran.
Contoh:
Gambar 1.3 merupakan reaksi pembakaran sempurna. Diasumsikan semua bensin
terbakar dengan sempurna dengan perbandingan udara dan bahan bakar 14,7:1.
Pada prakteknya, pembakaran dalam mesin tidak pernah terjadi dengan sempurna
meskipun mesin sudah dilengkapi dengan sistem kontrol yang canggih. Berikut ini contoh
reaksi pembakaran dalam mesin bensin dengan komposisi bensin C8H18.
Pembakaran
Campuran Udara- Gas Buang
Bensin (CO2, H2O, HC, CO
Hcv Ocv
(1 + ------- - ------- ) x ([CO2] + [CO] + Kl x [HC])
4 2
Keterangan :
[ ] : konsentrasi dalam %
Kl : faktor konversi untuk pengukuran FID ke pengukuran NDIR
Hcv : perbandingan atom hidrogen dengan karbon
Ocv : perbandingan atom oksigen dengan karbon
OIML : Organisation Internatonale de Metrologie Legale
Namun, tidak semua alat menggunakan rumus yang sama, bergantung pada standar yang
diikuti.
Berikut ini tabel panduan persamaan nilai dan AFR.
c. Tabel Persamaan AFR dengan
Tabel 1.1. Persamaan AFR dengan
AFR AFR
5 0,340 15 1,020
6 0,408 15,5 1,054
7 0,476 16 1,088
8 0,544 16,5 1,122
9 0,612 17 1,156
10 0,680 17,5 1,190
11 0,748 18 1,224
12 0,816 18,5 1,259
13 0,884 19 1,293
14 0,952 19,5 1,327
14,7 1,000 20 1,361
CAMPURAN
LAMBDA
Grafk di atas menggambarkan hubungan antara nilai dengan gas buang yang dihasilkan
mesin (diasumsikan mesin dalam kondisi normal dengan kecepatan konstan). Seperti terlihat pada
grafk, konsentrasi emisi CO dan HC menurun pada saat NOx meningkat seiring dengan AFR yang
semakin kurus. Sebaliknya, ketika campuran kaya, NOx menurun tetapi CO dan HC meningkat. Hal
ini berarti, pada mesin bensin sangat sulit untuk mencari upaya penurunan emisi CO, HC dan NO x
pada waktu bersamaan, apalagi dengan mengubah campurannya saja.
Grafk konsumsi bahan bakar (b) mencapai titik terendah pada posisi beberapa titik di
atas 1. Pada posisi itu pula didapatkan nilai NOx yang tinggi meskipun CO dan HC pada titik
Kualitas dari proses pembakaran sangatlah penting, hal ini berpedoman pada
campuran udara bensin yang sesuai, akan menghasilkan tekanan pembakaran yang
optimal selama langkah usaha. Langkah selanjutnya adalah mengatur saat pengapian
yang tepat, untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna, saat pengapian harus
diatur/disesuaikan dengan setiap kondisi operasional motor.
Dengan demikian akan diperoleh tekanan pembakaran yang optimal, nilai polusi
gas buang yang relatif baik serta pemakaian bahan bakar yang lebih hemat.
Pemakaian bahan bakar pada motor bensin sangat tergantung dari perbandingan
campuran bahan bakar dan udara, konsumsi bensin akan lebih rendah bila p
erbandingan
campuran dengan udara sekitar 1 : 15, hal ini berarti 1 kg bensin dicampur dengan 15 kg
TTA Indo 01/02
udara. Angka perbandingan tersebut dapat kita hitung sama dengan 11500 liter udara
bercampur dengan 1 liter bensin.
Pada halaman sebelumnya telah disebutkan bahwa perbandingan campuran bensin
dan udara yang ideal (campuran bensin udara untuk pembakaran motor dengan tingkat
polusi yang paling rendah) adalah 1 : 14,7 atau dalam ukuran liter dapat disebutkan 1 liter
bensin secara ideal harus bercampur dengan 11500 liter udara.
Secara tepat perbandingan campuran bensin dan udara yang ideal untuk proses
pembakaran pada motor adalah 1 : 14,7. Perbandingan campuran tersebut tidak bisa
diterapkan terus menerus pada setiap keadaan operasional motor, contohnya dalam
putaran idel dan beban penuh kendaraan mengkonsumsi campuran udara bensin yang
gemuk, sedangkan dalam keadaan lain pemakaian campuran udara bensin bisa mendekati
yang ideal.
Simbol perbandingan udara yang masuk ke silinder motor dengan jumlah udara
menurut teori dinyatakan dengan =
Jumlah udara masuk ke dalam silinder motor sama dengan jumlah syarat udara
=1 dalam teori
Jumlah udara yang masuk sebih kecil dari jumlah syarat udara dalam teori, pada situasi ini
motor kekurangan udara, campuran gemuk, dalam batas tertentu dapat meningkatkan
1 tenaga motor.
Jumlah udara yang masuk lebih banyak dari syarat udara secara teoritis, saat ini
1 motor kelebihan udara, campuran kurus, tenaga motor kurang.
Dalam situasi seperti ini campuran bensin udara sangat kurus sehingga
1,2 pembakaran berkemungkinan tidak dapat terjadi pada tempat yang lebih luas.
Jika diamati proses pembakaran yang terjadi pada motor bensin dan motor diesel
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
a. Micrometer
Micrometer dibedakan menjadi dua macam :
1) Outside micrometer : Mengukur diameter luar
2) Inside micrometer : Mengukur diameter dalam
Kedua alat ini memiliki ketelitian 0,01 mm. Satu putaran thimble terdiri dari 50 strip
(0,05 mm).
2) Menyetel tanda 0
Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kunci spindle dengan lock clamp.
Kemudian putar outer sleeve sampai tanda 0 thimble lurus dengan garis, dan periksa
kembali tanda 0
Jika kesalahan melebihi 0,02 mm. Kunci spindle dengan lock clamp, kendorkan
stopper sampai thimble bebas,luruskan tanda 0 thimble dengan garis pada outer
sleeve, dan kencangkan kembali rachet stopper,dan periksa kembali tanda 0.
Semua isi tersebut tergabung pada atom, yangterdiri dari nuklei dan elektron. Atom
logam terdiri dari elektron-elektron bebas. Elektron-elektron bebas adalah elektron-
elektron yang dapat bergerak bebas dari atom-atom. Transfer dari elektron-elektron
bebas di antara atom-atom logan ini menghasilkan listrik karena itu, listrik yang mengalir
melalui sirkuit elektrik adalah elektron-elektron yang bergerak di konduktor. Ketika
voltage diberikan pada kedua ujung dari logam (konduktor), elektron-elektron mengalir
dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran ini kebalikan dari aliran arus listrik.
Gambar 1.18. Hubungan antara Voltase, Arus dan Tahanan pada Hukum Ohm
c. Arus langsung dan Arus Selang-seling
Arus listrik berarah konstan dengan magnitude yang tidak berbeda disebut arus
langsung. Dilain pihak, arus listrik berarah sebaliknya dan mempunyai variable magnitude
disebut arus selang-seling (alternating current).
1) Arus Searah (Direct Current /DC)
Ini tipe arus listrik yang mengalir pada arah yang konstan, dari kutub positif ke
kutub negatif, seperti pada baterai otomotif atau sel kering.