Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK


SERTA KELUARGA BERENCANA
PENYULUHAN PIJAT BAYI

OLEH:
dr. DYAH ISNANI FITRIANA
PENDAMPING:
dr. H. SARTONO, MM

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP


PUSKESMAS PEMARON

2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK
SERTA KELUARGA BERENCANA (F.3)
PENYULUHAN PIJAT BAYI

Brebes, Februari 2016

Peserta Program Internship Pendamping Program Internship

dr. Dyah Isnani F dr. H. Sartono, MM


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena
pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Agar anak dapat mencapai
pertumbuhan yang optimal, maka diperlukan suatu bentuk perawatan yang
lebih intensif diantaranya berupa sentuhan dan stimulasi yang terus-menerus.
Salah satunya adalah dengan pemberian massage. Massage merupakan upaya
pemenuhan kebutuhan anak baik secara fisik, kasih sayang serta stimulasi
mental.
Tanpa disadari ketika memandikan bayi, mengeringkan tubuhnya dengan
menggosok punggungnya, atau bermain-main dengan cara memijat kakinya,
sebenarnya banyak rangsangan yang dilakukan padanya. Memberikan
rangsangan pada bayi memang banyak caranya. Salah satu diantaranya
melalui pijatan (stroking). Pijat merupakan bentuk ideal untuk
merealisasikannya, sebab saat memijat bayi, ibu melatih dirinya untuk lebih
engenal bayinya. Dengan memijat bagian demi bagian tubuh bayi secara
lembut, ibu belajar mengenali tubuh dan bahasa tubuh bayinya secara
individual. Dari sini akan diketahui pijatan mana yang menyenangkan bagi
bayi dan mana yang tidak disukainya. Lama-lama kita akan menjadi lebih
terampil dan percaya diri dalam mengurus bayi.
Dikalangan masyarakat Indonesia, ilmu pijat bayi tradisional sudah
lama dikenal, dam sampai saat ini di daerah-daerah masih sering dilakukan
oleh dukun pijat bayi. Ilmu pijat bayi umumnya mudah dipelajari dengan
beberapa kali latihan, orang tua akan mahir melakukannya. Selain itu pijat
bati juga mudah karena hanya menggunakan minyak (baby oil).

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya orangtua
mengenai cara pijat bayi yang baik dan benar
2. Tujuan Khusus
Memenuhi tugas laporan program dokter internsip di Puskesmas
Pemaron
B. MANFAAT
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran khususnya tentang
orangtua mengenai cara pijat bayi yang bisa dilakukan di rumah secara
baik dan benar
2. Bagi Tenaga Medis
Menjadi fasilitator informasi kesehatan dan motivator kesadaran
masyarakat senantiasa berperilaku bijak, terutama dalam hal
kesehatan, mendidik dan membesarkan anak.

BAB II
PENDAHULUAN
A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Pengertian Program KIA
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat
darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi
(telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan
pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta
menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai
orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu
keluarga mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan
seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan
yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran
seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga
anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari
pengamatan orang tua terutaa ibunya.
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di
dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat
anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas
tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu tetap
berperan dalam kehidupan anaknya.

2. Tujuan Program KIA


Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
- Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan
perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya
dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga,
Posyandu dan sebagainya.
- Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak
prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga,
paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di
sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
- Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak
balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
- Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.
- Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat ,
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah
kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui
peningkatan peran ibu dan keluarganya.
3. Prinsip Pengelolaan Program KIA
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan
peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :
- Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan
dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-
tingginya.
- Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan
kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga professional
secara berangsur.
- Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh
tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun
bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus
menerus.
- Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari
1bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi
tingginya.

B. MEDIA PROMOSI KESEHATAN


1. Definisi Media/ Alat Peraga
Notoatmodjo (2005) Media atau alat peraga dalam promosi
kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan
yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk
memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi. Biasanya
alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan
tulis dengan photo dan sebagainya.
2. Jenis Media/ Alat Peraga
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar:
- Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun
mati. Termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain:
(i) Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas
tinja, dsb
(ii) Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan
seperti cacing dalam botol pengawet, dll
(iii) Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk
diperdagangkan seperti oralit, dll
- Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.
Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam
promosi kesehatan. Hal ini dikarena menggunakan benda asli tidak
memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu
berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan
seperti tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain.
- Gambar, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan yang
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
- Gambar alat optik, seperti photo, slide, film, dll

C. PENYERAPAN MATERI DALAM PROMOSI KESEHATAN


Seseorang belajar melalui panca inderanya. Setiap indera ternyata
berbeda pengaruhnya terhadap hasil belajar seseorang. Oleh karena itu
seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila ia menggunakan
lebih dari satu indera
D. METODE PENYULUHAN
Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan
kesehatan adalah (Notoatmodjo, 2002):
1. Metode Ceramah
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran
sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.
2. Metode Diskusi Kelompok
Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang
suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta (sasaran) dengan
seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
3. Metode Curah Pendapat
Adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota
mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang
terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas
pendapat-/pendapat tadi dilakukan kemudian.
4. Metode Panel
Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung
atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih
panelis dengan seorang pemimpin.
5. Metode Bermain peran
Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia
dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih
untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6. Metode Demonstrasi
Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur
tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan
dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap
kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.
7. Metode Simposium
Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang
dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
8. Metode Seminar
Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk
membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang
menguasai bidangnya.
E. Pijat Bayi
Pijat Bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler yang dikenal
manusia. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia termasuk
di Indonesia dan diwariskan secara turun temurun. Yang disebut bayi
adalah anak yang berumur 0-12 bulan.
Sentuhan dan pandangan mata orang tua dan bayi mampu
mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang diantara keduanya yang
merupakan dasar komunikasi untuk memupuk cinta secara timbale balik,
mengurangi kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa
percaya diri.
Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan saat bayi sehat tetapi
juga pada bayi sakit atau rewel. Pijat bayi dimasyarakat ini adalah pijat
modern yang memadukan antara ilmiah (kesehatan), seni, dan kasih
sayang.
C. Perbedaan pijat bayi tradisional dan tradisional
Beberapa perbedaan antara pijat bayi tradisional dan modern adalah
sebagai berikut:
1. Pijat tradisional dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang katanya
turun-temurun. Sedangkan, pijat modern justru dilakukan oleh ibunya
sendiri, ayah, nenek, atau kakek yang merupan orang terdekat dengan si
kecil.
2. Pijat tradisional menggunakan ramuan-ramuan pemijatan yang kadang
tidak terjamin aman bagi kulit bayi, misalnya parutan jahe, bawang, atau
dedaunan yang dihancurkan. Ramuan ini mengandung minyak asitri yang
dapat menyebabkan rasa gatal, panas, atau perih pada kulit bayi. Berbeda
dengan pijat modern yang hanya menggunakan baby oil (minyak bayi,
minyak zaitun murni, atau lotion (losion) yang dianjurkan oleh dokter.
3. Pijat tradisional hanya ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan
kadang disertai dengan jamu. Sedangkan, pijat modern adalah terapi sehat
tanpa jamu atau obat apapun.
4. Karena ditujukan untuk mengatasi penyakit, pijat tradisional sering
dipaksakan. Akibatnya, bayi menangis keras dan meronta-ronta. Setelah
dipijat, bayi lelap karena kelelahan menangis, bukan karena tenang.
Sedangkan pijat modern justru ibu yang menunggu kesiapan bayi. Hal ini
akan membuat bayi senang. Setelah itu, menjadi santai dan tidur karena
puas dan nyaman. (Putri, Alissa: 2009)

D. Manfaat Pijat Bayi

1. Membuat Bayi Semakin Tenang


Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih
rileks dan tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan
otomatis membuat imunitas tubuh bayi lebih baik. Bukan hanya secara
fisik, pijat bayi juga sangat mempengaruhi emosional, karena aktivitas
pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat
bayi adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh sebab itu
selain oleh trapis spesialis, pijat bayi sangat baik dilakukan oleh ibu dan
ayah. (Putri, Alissa: 2009)
2. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi
Berdasarkan penelitian T. Field & Scafidi dari universitas Miami,
AS. Terapi pijat memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan
berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI). Telah
diamati perubahan berat badan 20 bayi premature setelah mendapat pijatan
secara teratur. Bayi mengalami kenaikan berat badan 20 - 47% per hari
setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari. Sedangkan, bayi berusia 1 3
bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama enam minggu
mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari kelompok bayi yang
tidak dipijat.
Ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim
penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun
menjadi lebih baik. Alhasil bayi menjadi cepat lapar dank arena itu lebih sering
menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI. (Putri, Alissa: 2009)
3. Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi
Bayi yang otot-ototnya distimulus atau pemijatan aman dan nyaman dan
mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan yang lama begitu pemijatan usai
dilakukan kepadanya. Selain lama, bayi Nampak tertidur lelap dan tidak rewel
seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah
dipijat. Ibu-ibu selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap.
Kebanyakan untuk alasan inilah mereka lakukan pemijatan bayi.
Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai
kemungkinan. Pertama, bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi
sebaliknya, ia marasa kehabisan energy setelah melawan perlakuan
pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya hal ini terjadi karena
pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur bayi yang terlalu lama dan
sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI
tetap harus cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti:2009).
4. Meningkatkan konsentrasi bayi
Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh
tubuh manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi
dan peredaran oksigen. Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka
fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran
darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen ke otak secara cukup
membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.
5. Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau
tidur dengan efektif maka saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga
menjadi faktor yang mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi
(Putri,Alisa : 2009).
6. Meningkatkan daya tahan tubuh
Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan
kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini
menyebabkan terjadinya penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres),
dan selanjutnya akan meningkatkan daya btaha tubuh (Putri,Alissa : 2009).
7. Meningkatkan produksi ASI
Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan
efektif. Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energy
cukup beraktifitas. Dengan aktifitas yang optimal, bayi akan cepet laper
sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu makan ini juga
tambah peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf pengembara system saraf
otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada dan rongga perut.
Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disalurkan pencernaan yang
menggerakkan dalam saluran pencernaan) untuk mendorong makanan
kesaluran pencernaan. Dengan demikian, bayi lebih cepat lapar atau ingin
makan karena pencernaannya semakin lancar.
8. Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan
Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran
menuju lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses
dalam saluran pencernaan. Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses
pencernaan. (Putri Alissa : 2009).
9. Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan
Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah
penelitian yang dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa
perlu pemijatan selama 20 menit yang dilakukan setiap malam pada anak-
anak asma dapat menyebabkan mereka bernafas lebih baik. Ukuran
keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik penikngkatan aliran
udara setiap hari yang semakin meningkat.
10. Mengembangkan komunikasi
Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan
bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek
kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah lain.
(Prasetyono : 2009).
C. Persiapan Memijat Bayi
Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan
saja sesuai keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila
pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan pada si
kecil sebagai berikut:
1. Waktu yang tepat
a. Pagi hari
Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-
sisa minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada
pagi hari memberikan nuansa ceria pada bayi. Yang harus diperhatikan,
jangan langsung memijat bayi usai ia makan/disusui. Jangan pula
membangunkan bayi hanya untuk dipijat, atau memijat bayi saat ia sakit,
memijat paksa, dan memaksakan posisi saat memijat.
b. Malam hari
Pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah
pemijatan, biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna untuk
membantu bayi tidur lebih nyenyak. Yang harus diperhatikan, ketika akan
dipijat si bayi harus dalam keadaan tenang dan nyaman. Jika rewel, jangan
memaksakan untuk memijat. Sebab, bayi akan semakin rewel dan
memberontak. Buatlah bayi ceria, ajak bercanda atau bermain sampai siap
untuk dipijat. Hindari juga memijat ketika bayi dalam keadaan lapar, hal
ini bias mengakibatkan bayi merasa tidak nyaman dan berusaha meronta.
Sebaiknya pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan.
2. Tangan yang aman untuk memijat
Sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan hangat,
mengapa? Karena tangan yang kurang bersih dapat menjadi penular
kuman, terutama penyakit kulit, jadi cuci tangan terlebih dahulu lalu
pastikan tangan dalam keadaan kerin g karena kulit bayi sangat peka
dengan suhu tangan ibu dan tidak nyaman bila tangan yang menyentuhnya
itu dingin.
Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit
bayi. Potonglah kuku dan lembutkan (dikikir). Keberadaan cincin, gelang
dan aksesoris lainnya yang terbuat dari logam atau plastic dapat melukai
kulit bayi.
3. Ruang yang nyaman
Ruang yang nyaman untuk melakukan pemijatan adalah:
a. Ruang yang kering dan tidak pengap. Ruangan yang pengap dan lembab
menyebabkan bayi gerah. Selain itu, suasana seperti itu juga menyebabkan
kulit bayi sensitive sehingga bayi merasa menjadi resah saat dipijat.
b. Ruangan yang hangat tetapi tidak panas. Ruangan yang dingin atau terlalu
banyak angin menyebabkan bayi kedinginan dan masuk angin. Untuk
menghangatkan ruangan dapat memasang lampu yang memberikan rasa
hangat.
c. Ruangan yang penerangnya cukup. Ini penting agar tidak terjadi kesalahan
akurasi pada daerah yang dipijat. Penerangan yang remang-remang atau
gelap menyulitkan ibu untuk membedakan warna kemerahan kulit si kecil
bekas pemijatan. Sebab, warna kemerahan mengindikasi bahwa pemijatan
telah cukup.
d. Ruangan tidak berisik. Suara-suara berisik mengganggu konsentrasi ibu
dan bayi. Untuk menciptakan ketenangan, pastikan suara yang mengisi
ruangan adalah suara ibu, ayah, iringan musik lembuh, seperti memutar
music klasik dari Mozart, dave koz dan sebagainya.
e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu. Bila ingin
menerapkan aroma terapi cukup dengan aroma yang muncul dari minyak
pijat saja. Tidak dianjurkan menggunakan pewangi ruangan aerosol atau
benda bakar (dupa) karena membuat bayi alergi.
f. Peralatan Yang Harus Disiapkan
Peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan pemijatan antara lain:

1. Alas yang empuk dan lembut


Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut. Luas alas ini
sebesar ukuran bayi agar ibu dapat bergerak dengan bebas. Alas ini sebaiknya
dalam posisi datar.
3. Handuk atau lap, popok dan baju ganti
Handuk atau lap digunakan untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang
menempel dikulit bayi. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat.
Menyiapkan popok hendaknya tidak terlambat (setelah dipijat baru disiapkan
popok) sebab, bayi harus menunggu waktu sehingga kedinginan. Baju ganti
untuk mengganti baju lama usai pemijatan.
3.Minyak untuk memijat
Minyak digunakan sebagai pelumas (lubricant) bersifat melicinkan
permukaan kulit bayi dan tangan ibu sehingga memudahkan ibu dalam
berbagai gerakan urut dan membuat bayi merasa nyaman. Tujuan pelumas ini
adalah merawat kulit si kecil agar tetap lembut dan sehat tanpa terpengaruh oleh
bekas gesekan pijat. Jadi, gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari
luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang
cocok adalah minyak zaitun (olive oil), minyak dara (virgin coconut oil), minyak
telon (baby oil), minyak kelapa (minyak klentik), minyak kelapa sawit, bias juga
menggunakan losion. Hal ini karena sifatnya yang lembut dan melembabkan.
Jangan menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi.
4. Air dan waslap
Siapkan air hangat beserta handuk kecil dan washlap untuk menyeka bayi dari
bekas minyak usai pemijatan.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan
berlangsung untuk menciptakan suasana pemijatan tenang dan nyaman,
diantaranya adalah:
1. Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15
menit untuk melakukan keseluruh tahapan pemijatan
2. Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang.
3. Minta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai
wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.
4. Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung.
5. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk
menciptakan suasana tenang selama pemijatan.
6. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap
tambahkan tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah yakin
bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan.
7. Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan pemijatan.
Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa
gerakan, sedikit demi sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3
menit hingga 5-10 menit.
8. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah
untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. (Putri,Alissa :
2009).

C.Teknik memijat bayi


Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bias
dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus
diperhatikan.
a. Bayi umur 0 1 bulan
Gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali
pusar bayi dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut.
b. Bayi umur 1 3 bulan
Gerakan memijat dilakukan dengan halus disertai tekanan ringan dalam
waktu yang lebih singkat.
c. Bayi umur 3 bulan anak umur 3 tahun
Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin meningkat.
Total waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit. Lumurkan sesering
mungkin minyak atau baby oil atau lotion yang lembut sebdelum dan selama
pemijatan. Setelah itu, lakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan
disepanjang sisi muka bayi atau usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini
untuk memberitahukan bahwa waktu pemijatan akan segera dilakukan
padanya.
Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Sebab
umumnya bayi lebih menerima apabila dipijit pada daerah kaki. Permulaan
seperti ini akan member kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijit
sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan
dimulai dari kaki, kemudian perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada
bagian punggung.

Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat


dipergunakan sebagai dasar pijat bayi. Setiap gerakan yang diberiakan pada
masing-masing teknik dapat diulang sebanyak lima sampai enam kali
tergantung kebutuhan.

a. Kaki
1. Memerah susu
Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki seperti
memegang tongkat pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan
kaki secara bergantian seperti memerah susu. Atau, dengan arah yang
sama, gunakan kedua tangan secara bersamaan mulai dari pangkal paha
dengan gerakan memeras, memijat dan memutar kedua kaki bayi secara
lembut.
2. Telapak kaki
Untuk memijat telapak kaki bayi,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi
diurut menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan
telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.
3. Jari
Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat, karena itu
pijatan tidak perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jari-
jari kaki satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan
akhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari.
4. Punggung kaki
Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata
kaki sebelah dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh
punggung kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan
kaki ke arah jari. Teknik lain yakni dengan membuat gerakan yang
membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara
bersamaan dari daerah mata ke jari kaki.
5. Betis
Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remas-
remas dari pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat
diulang berkali-kali.
6. Paha
Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan
memutar. Pegang bayi pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan
secara bersamaan, kemudian buatlah gerakan meremas dengan lembut
sambil memutarkan kedua belah tangan yang dimulai dari pangkal paha
hingga ke arah mata kaki.
7. Gerakan akhir
Bagian akhir ini semua kaki dipijat, yakni dengan merapatkan kedua kaki
bayi, lalu letakkan kedua tangan secara bersamaan pada pangkal paha.
Kemudian, lakukan usapan-usapan dengan lembut dan halus pada kedua
kaki bayi dari atas ke bawah.
b. Perut
Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk.
Selain itu, jangan lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai
makan.
1. Mengayuh pedal sepeda
Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas
dan kebawah secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan
dimulai dari atas kebawah perut.
Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kiri,
lalu angkat kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk
tangan kanan bisa langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas
sam/pai ke jari-jari kaki.
Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut
ditekuk pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut bayi. Atau,
masing-masing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan
kedua kaki bayi secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda.
2. Bulan matahari
Disebut gerakan bulan - matahari karena gerakan yang harus dibentuk
adalah membuat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan mulai dari perut
sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian
kembali ke arah kanan bawah (seperti bentuk bulan) diikuti oleh tangan kiri
yang selalu membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari).
Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan dengan tangan kiri membuat
gerakan lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah lingkaran.
3. Ibu jari kesamping
Dalam gerakan ini, pertama-tama perut bayi pada bagiannya tekan masing-
masing ibu jari diantara pusar perut. Kemudian, gerakkan kedua ibu jari
tersebut menyamping ke arah tepi perut kanan dan kiri.
Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut
bayi. Perut bayi bagian paling atas dianggap jam 12, bagian perut bawah
di anggap jam 6, lalu buat gerakan berikut: buat lingkatan searah jarum
jam dengan tangan kanan anda dibantu dengan tangan kiri dimulai pada
jam 8 (didaerah usus buntu)
5. Gerakan I love You
Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan
pertama membentuk huruf I dengan melakukan usapan mulai dri dada
kiri atas turun sampai kerusuk kiri. Gerakan kedua, bentuk huruf L
dengan melakukan usapan mulai dari dada kanan atas turun ke rusuk atas
lalu disambung rusuk kiri. Gerakan ketiga, bentuk huruf J dengan
usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung sampai
rusuk kiri lalu diteruskan ke dada kiri atas.
Hati-hati jika melakukan pemijatan pada daerah dada dan perut.
Jangan sampai terlalu menekan ke perut. Beberapa dokter tidak
menyarankan pemijatan pada bagian perut, karena bisa mengganggu
organ dalam bayi. Perhatikan juga reaksi yang timbul selama proses. Jika
bayi tampak gelisah, berusahalah memalingkan kepala, memukul jidat,
meringis kesakitan, berontak bahkan menangis, sebaiknya hentikan dulu.
Mungkin dia sedang tidak nyaman karena tekanan yang terlalu kuat atau
sebab lain.
6. Gerakan jari berjalan
Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan
bertumpuk pada pergerakan kelima ujung jari. Namun demikian,
penekanan jari perut dilakukan dengan cara yang sangat hati-hati. Jangan
menekan perut dengan jari-jari terlalu keras karena akan menimbulkan
rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila mengenai tulang rusuknya.
Berikut cara memijat dengan teknik jari berjalan pada perut.
Letakkan ujung-ujung jari pada pada perut bayi bagian kanan
bawah dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kiri
bawah guna memindahkan gelembung-gelembung udara yang terselip di
balik kulit. Dengan kedua telapak tangan, buatlah gerakan dari tengah
dada ke samping luar seolah sedang meratakan lipatan kertas.
c. Dada
1. Gerakan Jantung
Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk gambar jantung
dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati, setelah itu,
gerakkan tangan ke atas tulang selangka dan berakhir ke posisi semula dibawah
ulu hati. Gerakan tadi seolah membuat gambar jantung.
2. Menyilang
Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat menyilang dari
ulu hati kea rah bahu kiri dan kembali kea rah ulu hati.
3. Lingkaran kecil
Buatlah gerakan lingkaran kecil disekitar putting susu.
d. Tangan
1. Perlahan cara India
Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya
menjauhi tubuh.
Caranya, peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari
pundak seperti memegang gagang senter. Kemudian, gerakkan tangan kanan
dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah
susu sapi. Atau, kedua tangan melakukan memeras, memijat dan memutar
secara lembut pada lengan bayi mulai dari pundak hingga pergelangan tangan.
2. Memijat ketiak
Biasanya wilayah dibagian ketiak ini merupakan wilayah yang sensitif.
Ketika jari menyentuh wiyah ini, bayi akan menolak bukan karena sakit, tetapi
mungkin dia merasa geli dan senang karena menganggapnya sedang bermain.
Gerakan memijat ketiak ini, pertama angkat tangan bayi dengan salah satu
tangan anda. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada wilayah ini, lalu
menurun hingga ke bagian tulang rusuk dan perut.
Yang perlu diperhatikan adalah bila wilayah ketiak ini terdapat benjolan
atau terdapat pembengkakan kelenjar, sebaiknya jangan memijat pada wilayah
ini.
3. Pergelangan tangan
Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah
pundak. atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan
memijit secara lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke
pundak. Pijitan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru
paru.
4. Telapak tangan
Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran
lingkaran kecil dari pergelangan tangan kea rah jari jemari. Sedangkan
keempat jari lainnya memijat punggung tangan.
5. Jari
Pijat jari bayi satu persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri
gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini,
anda bisa membunyikan suara tak dari lidah, sehingga bila si bayi mendengar
suara itu dia akan tampak gembira.
6. Gerakan menggulung
Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan.
Caranya, anda pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak
tangan. Kemudian, gerakkan kedua telapak tangan maju dan mundur seolah
sedang menggulung bergerak naik dimulai dari pangkaal lengan menuju
pergelangan tangan/jari-jari.
7. Gerakan akhir
Sama seperti gerakan akhir yang dilakukan pada pemijatan kaki.

e. Muka
1. Membasuh muka
Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut
sambil bicara pada bayi secara halus. Gerakan kedua tangan anda
kesamping pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasih muka.
Cara seperti ini dapat dilakukan sambil bermain ciluk-ba.

2. Dahi
Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan
jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan lembut
bagian ini mulai dari tengah dahi bayi kearah samping kanan dan kiri. Setelah
itu, gerakan ke bawak ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran lingkaran kecil
di pelipis, kemudian gerakan kearah dalam melalui daerah bawah pelipis
dibawah mata.
3. Alis
Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda
diantara kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan
kesamping searah dengan bulu rambut alis.
4. Dagu
Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan
kedua tangan dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah
mulut.selanjutnya adalah menekan dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping
menuju kea rah pipi bawah atau samping mulut. 5.Lingkaran kecil dirahang
Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil
diseputar wilayahy rahang bayi. Berhati-hatilah, mungkin diwilayah ini rahang
bayi sedikit sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu,
tekanan hendaknya dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit.
6. Belakang telinga
Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari
belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala.

f. Punggung
1. Gerakan maju mundur (kuda goyang)
Bayi ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala disebelah kiri dan kaki
disebelah kanan anda. Lalu, pijatlah punggung bayi hingga ke bawah leher
dengan gerakan maju dan mundur dengan kedua telapak kanan. Lalu kembali
dari bawah leher sampai ke pantat bayi. 2.Usapan punggung
Tahan bokong bayi dengan tangan kanaan, lalu dipijit punggung bayi dengan
telapak tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan
berada.Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan
tangan kanan anda, kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit.
(Putri,Alissa : 2009).

5. Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan


A. Hal-hal yang boleh dilakukan
1. Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda.
2. Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan bayi
akan merasa rileks.
3. Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan
saat anda semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat.
4. Perhatikan isyarat yang ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras,
hentikan pijatan. Mungkin bayi anda ingin digendong, disusui atau
mengantuk.
5. Jika anda menggunakan baby oil, mandikan bayi anda setelah dipijat.
6. Jauhkan baby oil dari mata bayi anda.
7. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih
lanjut mengenai pemijatan bayi. (Maharani, Sabrina : 2009)

B. Hal yang tidak boleh dilakukan:


1. Memijat bayi tidak lama setelah ia makan/minum susu.
2. Membangunkan bayi anda untuk dipijat.
3. /Memijat bayi anda dalam keadaan sakit.
4. Memijat bayi anda dengan paksa.
5. Memaksa posisi saat memijat bayi anda. (Maharani, Sabrina : 2009)

BAB III
KEGIATAN

A. INTERVENSI
1. Bentuk kegiatan: penyuluhan dengan menggunakan pamflet dan tanya
jawab
2. Sasaran: ibu-ibu Kader desa Padasugih
3. Materi: Pijat Bayi
4. Pelaksanaan
- Hari/ Tanggal: Rabu, 10 Februari 2016
- Tempat: rumah kader Desa Padasugih
- Waktu: 10.00 wib sd selesai

B. MONITORING
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program. Dalam hal ini dilakukan penilaian
terhadap tercapainya tujuan kegiatan. Monitoring dapat dilakukan dengan
bekerjasama dengan tenaga kesehatan, layanan kesehatan terkait maupun
kader desa.
Monitoring kuantitatif dapat dilakukan melalui dialog tenaga
kesehatan dengan pasien mengenai cara pijat bayi yang baik dan benar.
Sedangkan secara kualitatif, monitoring dapat dilakukan dengan
pertanyaan acak maupun diskusi kelompok terarah mengenai cara pijat
bayi yang baik dan benar terhadap materi penyuluhan yang telah
disampaikan. Monitoring juga dapat dilakukan dengan memperhatikan
perubahan perilaku masyarakat.

C. EVALUASI
Evaluasi adalah secara sistematis menginvestigasi efektifitas program
dengan cara menilai kontribusi program terhadap perubahan. Dalam hal ini
dapat digali lebih lanjut masalah-masalah yang belum teratasi melalui
pertanyaan acak maupun diskusi kelompok serta dilakukan analisis
penyelesaian masalah sehingga tujuan kegiatan tercapai dengan sempurna.
Secara umum kegiatan berlangsung lancar, sasaran dapat menerima
dengan baik materi yang disampaikan. Penyuluhan dengan menggunakan
pamflet dengan tulisan sederhana dan gambar yang mendukung dapat
memudahkan sasaran memahami materi yang disampaikan. Adapun tanya
jawab sangat membantu dalam memberikan pemahaman yang lebih baik
bagi sasaran. Dalam hal ini antusiasme sasaran sangat baik, sasaran aktif
mendengarkan materi yang diberikan. Adapun evaluasi dalam hal ini
adalah waktu yang sempit sehingga mengurangi kesempatan untuk
berdiskusi dan bertanya. Dengan memberikan jeda dalam setiap materi,
dengan selingan canda atau informasi ringan yang terkait topik, akan
menciptakan suasana santai yang kondusif sehingga sasaran siap
menerima materi berikutnya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Pijat Bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler yang dikenal
manusia. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia termasuk
di Indonesia dan diwariskan secara turun temurun. Yang disebut bayi
adalah anak yang berumur 0-12 bulan.
Sentuhan dan pandangan mata orang tua dan bayi mampu
mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang diantara keduanya yang
merupakan dasar komunikasi untuk memupuk cinta secara timbale balik,
mengurangi kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa
percaya diri.
Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan saat bayi sehat tetapi
juga pada bayi sakit atau rewel. Pijat bayi dimasyarakat ini adalah pijat
modern yang memadukan antara ilmiah (kesehatan), seni, dan kasih
sayang.
B. SARAN
1. Bagi Masyarakat
Tujuan upaya penuyuluhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai cara pijat bayi yang baik dan benar di rumah.
Dalam hal ini diharapkan agar seluruh masyarakat yang mempunyai
bayi dapat memahami materi yang telah disampaikan.
2. Bagi Tenaga Medis
Pembinaan agar dapat dilakukan di beberapa pertemuan kegiatan
masyarakat lainnya agar semakin banyak masyarakat yang
mendapatkan informasi. Agar dilakukan berkesinambungan dengan
kegiatan penyuluhan dan pembinaan kesehatan ibu dan anak lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, 2010.Data Pijat bayi. http://www.google.com.Akses 18 Mei 2011.


Hidayat,A, Aziz Alimul, 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika
Kelly, Paula, 2010. Buku Saku Asuhan Neonatus dan Bayi. Jakarta : EGC
Maharani, Sabrina, 2009. Pijat dan Senam Sehat Untuk bayi.
Jogjakarta: Kata Hati
Marliany, Roesleny, 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Nursalam dan Susilaningrum,Rekawati dan Utami, Sri,2005. Asuhan
Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan. Jakarta :
Salemba Medika
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Prasetyo, 2009. Teknik-teknik Tepat memijat Bayi Sendiri Panduan
Lengkap dan Uraian Kemanfaatannya. Jogjakarta : Diva Press
Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Purnamasari, Dewi, 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas
dan Sehat. Yogyakarta: Pustaka Salomon
Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan
Praktis Memijat Bayi dan Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset
Sobur, Alex, 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D.
Bandung: AlfaBeta

Anda mungkin juga menyukai