Anda di halaman 1dari 8

NAMA : DIVA KRISTIANA D

NIM : 1410010038

KELAS :6B

TINJAUAN YURIDIS DARI PENYALAHGUNAAN TEMBAKAU


OLEH KALANGAN MASYARAKAT

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber
pendapatan bagi petani, namun juga bagi Negara. Tembakau ialah hasil pertanian yang
diproses dari daun tumbuh-tumbuhan genus Nicotiana. Nicotiana tabacum (Nicotiana spp.,
L.) atau lebih dikenal sebagai tembakau (tobacco) ialah sejenis tumbuhan herbal dengan
ketinggian kira-kira 1.8 meter (6 kaki) dan besar daunnya yang melebar dan meruncing dapat
mencapai sekurang-kurangnya 30 sentimeter (1 kaki). Tanaman ini berasal dari Amerika
utara dan Amerika Selatan. Meskipun daunnya memiliki rasa pedas, tembakau digunakan
sebagai obat secara luas dari awal abad ke-16 sampai akhir abad ke-19.

Penggunaan tembakau sendiri hampir tak terbatas. Tembakau ditumbuk halus, sebagai
obat untuk pilek, sakit kepala, dan masalah mata. Tembakau kemudian dijual dalam bentuk
daun atau olesan yang ada di pipi. Di negara-negara Asia, tembakau dikunyah dicampur
dengan buah pinang dan kapur. Mengunyah tembakau sendiri direkomendasikan untuk sakit
gigi, penyakit gusi, sakit di tenggorokan, dan depresi mental.

Tembakau direbus dan digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, sakit perut
dan obstruksi kemih. Abu dibakar dan dicampur dengan tembakau dengan minyak oles dapat
diterapkan sebagai salep untuk ulserasi kulit, kutil, dan kanker kulit

Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan sektor


pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor perkebunan tembakau dan
Indonesia sebagai salah satu negara penghasil tembakau dengan kualitas yang baik.. Tanaman
tembakau hampir terdapat di seluruh Indonesia terutama yang kita sebut tembakau rakyat
atau tembakau asli. Yang dimaksud dengan istilah tembakau asli atau tembakau rakyat ialah
tembakau yang ditanam oleh rakyat, mulai dari pembuatan pesemaian, pananaman, dan
pengolahan daunnya sehingga siap untuk dijual di pasaran, dalam bahasa asing tembakau ini
disebut native tobaccoes atau bevolkings tabak. Tembakau asli atau rakyat dikenal sebagai
tembakau jenis daerah juga sering disebut landras. Tembakau rakyat ditanam oleh petani
secara campur aduk (terdiri dari berbagai varietas) dan kebanyakan pembenihannya
dilakukan sendiri oleh petani. Hal ini yang agak menyulitkan pelacakan varietas secara pasti.
Belum lagi pengaruh percampuran dengan benih-benih impor sehingga varietas tembakau asli
semakin heterogen, tidak mengherankan kalau sekarang banyak dijumpai bermacam-macam
varietas dalam satu hamparan pertanaman yang dilakukan oleh petani.

Tanaman tembakau merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan berperan
penting bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan,
sumber pendapatan bagi petani dan sumber devisa bagi negara disamping mendorong
berkembangnya agribisnis tembakau dan agroindustri, Tembakau bisa didapat secara
komersil dalam bentuk-bentuk kering maupun awet, dan sering dihisap (seperti merokok)
dalam bentuk cerutu dan rokok, atau dengan menggunakan pipa. Salah satu penyalahgunaan
tembakau di Indonesia ialah rokok kretek yang sangat digemari orang Indonesia. Rokok
adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena didalam
rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik
(dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain :
tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll. Efek rokok terhadap
kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan berbagai bahan kimia berbahaya
yang ada di dalam rokok maka dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan
berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita.

Tetapi walaupun rokok sudah banyak diketahui bahayanya & menimbulkan banyak
penyakit , masih banyak saja orang yang tetap merokok. Salah satu alasannya adalah
kandungan nikotin di dalam rokok akan menimbulkan kecanduan bagi para penghisapnya
sehingga apabila mereka tidak merokok, mereka akan merasakan gangguan seperti gelisah,
berkeringat dingin, sakit perut dll. Kemudian ketika mereka merokok kembali & nikotin telah
menyentuh otak lagi, barulah mereka akan merasa tenang & dapat berkonsentrasi.

Penyalahgunaan tembakau seperti rokok ini mengundang banyak problematika di


masyarakat. Asap dari rokok itu sendiri telah mencemari lingkungan yang berdampak pada
kesehatan masyarakat (perokok pasif) maupun perokok aktif itu sendiri. Lingkungan yang
sehat adalah hak seluruh warga Indonesia untuk mendapatkannya, sebagaimana sudah
tercantum pada UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 6 Setiap orang berhak
mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. Perokok aktif wajib
menghormati hak orang lain dalam mendapatkan lingkungan yang sehat dan telah dijelaskan
juga pada UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 10 Setiap orang
berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat,
baik fisik, biologi, maupun social, Melihat sisi banyaknya peminat dari tembakau, beberapa
kalangan mengolah tembakau dengan berbagai variasi yang menjadikan tembakau itu tidak
asli lagi bentuk dan rasanya, dalam kasus ini adalah tembakau super, Pengolahan tembakau
dengan variasi baru inilah yang menuai banyak kritik karena penyalahgunaannya.

Belakangan ini diketahui banyak tembakau yang di jual bebas di pasaran dengan
harga lumayan tinggi dan rasa yang jauh berbeda dari rokok tembakau tradisional Indonesia,
karena di campur zat yang bukan semestinya. Tembakau super memiliki efek menenangkan
bagi penggunanya. Oleh karena itu tembakau super membuat banyak kalangan masyarakat
ketergantungan bila menggunakannya. Ketergantungan tembakau telah menjadi pusat
perhatian pada populasi ini. Ketergantungan tembakau merupakan kelainan yang paling
sering terjadi pada populasi dengan penyakit mental berat. Banyak juga yang menggunakan
tembakau tersebut untuk mengikuti pergaulan jaman sekarang.
Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan tembakau super?

Dari berbagai sumber, zat yang terdapat di tembakau Cap Gorila bisa membuat pengguna
berhalusinasi seperti ditimpa gorila. Seperti dilansir dari pernyataan Humas Badan Narkotika
Nasional (BNN), efek narkotik bernama Synthetic Cannabinoid (SC) itu pun terbilang
mengerikan. Kebanyakan dari SC yang beredar dikonsumsi dengan cara dirokok, kemudian
SC akan diabsorbsi oleh paru-paru dan kemudian disebarkan ke organ lain terutama otak.
Sedangkan efek samping penggunaan SC yaitu dimulai dari gangguan psikiatri.

Sebut saja, psikosis, agitasi, agresi, cemas, ide-ide bunuh diri, gejala-gejala putus zat,
bahkan sindrom ketergantungan. Di samping itu, ditemukan pula beberapa kasus seperti
stroke iskemik akibat SC, hipertensi, takikardi, perubahan segmen ST, nyeri dada, gagal
ginjal akut bahkan infark miokardium. Selain itu, penggunaan tembakau itu bisa
menyebabkan seseorang mengalami gangguan syaraf yang biasa disebut tremor. Penyakit
tremor sendiri memiliki ciri-ciri, tangan gemetar, berkeringat dan kesemutan. Beberapa orang
yang telah menggunakan mengungkapkan ketika mereka mengonsumsi tembakau tersebut
rasanya seperti tertiban gorilla. Testimoni pemakai setelah pakai seperti ditimpa gorila,
setelah itu ada efek halusinogen. Selain itu, efeknya juga bisa jadi malas, suka tidur, malas
makan, dan ketergantungan.

Ada beberapa sumber informasi yang beredar di dunia maya yang menyebutkan bahwa
tembakau gorilla itu berisi campuran tembakau, cengkih, daun tanaman Ekor Singa (Leonotis
leonurus). Informasi lain menyebutkan bahwa Tembakau Gorilla ini setelah dianalisis
ternyata mengandung campuran ganja sintetis (senyawa yang dibuat di laboratorium), yang
disemprotkan ke tembakau tersebut, yang menyebabkan efek melayang, euphoria, dll, seperti
ganja. Adapun senyawa yang dicampurkan itu adalah AB-pinaca, AB-Chminaca, dan AB-
Fubinaca, yang merupakan senyawa turunan ganja. Bisa jadi isi tembakau Gorilla adalah 3
macam campuran di atas (tembakau, cengkih, dan daun ekor singa), bisa juga dicampur lagi
dengan senyawa ganja sintetis.
2. Mengapa tembakau super masuk golongan kelas I pada Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 2 Tahun 2017?

Produk yang disebut ganja sintetis ini sengaja dibuat untuk memberikan efek
menyerupai ganja (halusinogenik) pada konsumennya. Dipasarkan di Indonesia
sebagai tembakau dengan merek lokal, di antaranya Hanoman, Gorila, Good Shit,
Ganesha, dan entah apa lagi. Produk ini adalah versi legal ganja karena tidak
mengandung Delta 9 tetrahydrocannabinol, zat psikoaktif ganja yang di Indonesia
hanya boleh dimanfaatkan untuk kepentingan IPTEK. Di luar itu, ilegal.

Selain bukan obyek hukum pidana, produk ini relatif lebih murah. Hal ini
memperhitungkan kuantitas yang lebih sedikit ketimbang kuantitas ganja yang
dibutuhkan untuk menimbulkan efek psychedelic yang sama bagi konsumennya.
Hingga Juli 2015, American Association of Poison Control Centers, sebuah ornop
(organisasi nonpemerintah) yang melayani kasus keracunan di AS, telah menerima
4.377 pengaduan kasus ganja sintetis. Barbara Carreno, juru bicara Drug Enforcement
Administration (badan penegakan hukum narkoba AS), menyebutkan terdapat ratusan
senyawa ganja, dan hingga kini terus dikembangkan perusahaan pembuat obat yang
memesan zat-zat tersebut dari Tiongkok sebelum mengemasnya di AS.

Pembuatan ganja sintetis ini mudah, yaitu hanya dengan menyemprotkan


aseton (CH3COCH3), pelarut cat kuku yang dicampur bubuk sintetis ke dedaunan
kering (biasanya tembakau). Atas kemudahan tersebut, berbagai pihak harus menaruh
perhatian serius karena senyawa-senyawa kimia tersebut belum pernah diteliti
dampak konsumsinya baik pada hewan maupun manusia. Ganja sintetis diciptakan
untuk mengeruk laba dari penjualan produk yang efeknya menyerupai ganja tanpa
terancam hukum pidana. Terdapat jutaan orang di seluruh dunia yang mengetahui cara
melepas ketegangan hidup akibat rutinitas melalui konsumsi ganja, atau zat yang
memiliki efek serupa. Tentu mereka tidak ingin terjerat hukum pidana. Jutaan orang
yang ingin legal high inilah yang menjadi pasar ganja sintetis.
Berbeda dengan ganja, produk-produk yang disebut ganja sintetis ini
menyebabkan agitasi, muntah-muntah, takikardia (detak jantung di atas normal),
halusinasi, paranoia, tremor, kejang, hipokalemia (rendahnya kalium dalam darah),
nyeri dada, masalah jantung, stroke, kerusakan ginjal, psikosis akut, kerusakan otak,
hingga kematian karena keracunan.

Karena dianggap lebih irit dan aman dari ancaman pidana, banyak juga
konsumen ganja yang beralih ke produk sinstetis ini. Saat ini Tembakau Gorilla
termasuk yang diawasi peredarannya karena dipastikan mengandung narkotika jenis
ganja sintetik.. Sebagai bagian dari kewaspadaan dan untuk mencegah
penyalahgunaan yang lebih luas, ganja sintetik seperti AB-pinaca, AB-chminaca, AB-
fubinaca saat ini sudah termasuk dalam daftar senyawa narkotika Golongan 1
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no 2 tahun 2017, sehingga peredarannya
termasuk pelanggaran yang dapat diproses hukum dan dikenakan sanksi Pidana sesuai
Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Masyarakat perlu
mewaspadai adanya peredaran illegal tembakau Gorilla karena bisa merusak generasi
muda. Jika menjumpai adanya penjualan tembakau Gorilla, sangat disarankan untuk
melaporkan pada pihak yan berwajib.

Produk ini diduga telah menyebar melalui penjualan di internet yang bebas
diakses oleh semua kalangan. Produk ini sudah meninggalkan kemasan mencolok dan
beralih menggunakan sampel tembakau. Penegak hukum akan lebih mudah dikelabui
karena masyarakat Indonesia mengenal tembakau sebagai zat adiktif non narkoba.
Akan tetapi apabila melalui pengujian produk oleh BPOM (Badan Pengawas Obat
dan Makanan) dan BNN (Badan Narkotika Nasional), hasil uji menunjukkan adanya
kandungan senyawa kimia New Psychoactive Subtances/NPS yaitu AB-CHMINACA
yang termasuk jenis zat synthetic cannabinoid. Menurut penelitian Wiley et al. (2015),
senyawa AB-CHMINACA dapat berikatan dan mengaktivasi reseptor CB1 atau CB2
pada sel manusia. Reseptor CB1 terletak pada otak dan sumsum tulang belakang yang
bertanggung jawab atas efek psikoaktif, sedangkan reseptor CB2 utamanya berada di
limpa dan sel sistem kekebalan tubuh yang dapat memediasi efek kekebalan-
modulasi.
Pengakuan dari pemakainya bahwa penggunaan zat ini akan membuatnya
kaku tidak bergerak seperti ditindih gorila selama sesaat, kemudian berlanjut menjadi
halusinasi dan gemetaran. Efek lain yang bisa dirasakan adalah anti nosisepsi,
hipotermia, dan katalepsi. Pihak pemerintah yang terkait akan terus memantau dan
menindak lanjuti pengawasan produk narkoba jenis baru ini. Balai Laboratorium Uji
Narkoba BNN menemukan tembakau Gorilla mengandung zat AB-CHMINACA. Zat
itu berjenis Synthetic Cannabinoid. Jenisnya Synthetic Cannabinoid ini memiliki efek
halusinogen, cannabinoid, dan toxic.

Anda mungkin juga menyukai