Anda di halaman 1dari 11

Disusun oleh :

Sulfi Riyana
Diva Kristiana
Putri Fitriyani
Agung Rasyid
Risky Saraswati
Naufal Dzulfahmi
Tempat tinggal atau domisili adalah tempat
di mana seseorang tinggal atau
berkedudukan serta mempunyai hak dan
kewajiban hukum. Tempat tinggal dapat
berupa wilayah (daerah) dan dapat pula
berupa rumah kediaman (kantor) yang
berada dalam wilayah (daerah) tertentu.
Tempat tinggal manusia pribadi disebut
tempat kediaman, sedangkan untuk badan
hukum disebut tempat kedudukan.
(Muhammad, 1990, hal. 35)
Domicile diatur dalam pasal 17-25 KUHPerdata.
Didalam NBW Negeri Belanda, domicile diatur dalam
title tiga buku, 1 yang dimulai dari art. 10- Art. 15.
Tempat kediaman adalah tempat seseorang melakukan
perbuatan hukum dan perbuatan hukum adalah suatu
perbuatan yang menimbulkan akibat.

Unsur-unsur yang terkandung dalam rumusan domicili:


a) Adanya tempat tertentu ( tetap atau sementara )
b) Adanya orang yang selalu hadir pada tempat tersebut
c) Adanya hak dan kewajiban
d) Adanya prestasi atau mata pencarian
Macam-macam domicile
Domicili dapat dibedakan menurut sistem hukum yang
menganutnya, yaitu Common Law ( Hukum Inggris ) dan
Eropa Continental. Didalam Common Law atau hukum
Inggris, domiocili dibagi menjadi tiga macam, yaitu (HS
Salim, Ibid, hal. 37) :
a) Domicili of Origin, adalah tempat tinggal seseorang
ditentukan oleh tempat asal seseorang sebagai tempat
kelahiran ayahnya yang sah.
b) Domicili of Dependence, adalah tempat tinggal yang
ditentukan oleh domicili oleh ayah bagi anak yang belum
dewasa, domisili ibu bagi anak yang tidak sah, dan
seorang ibu ditentukan oleh domomisili suaminya.
c) Domicili of Choice, adalah tempat tinggal yang ditentukan
oleh atau dari pilihan seseorang yang telah dewasa,
disamping tindak tanduknya sehari-hari.
Dilihatdari segi terjadinya peristiwa
hukum, tempat tinggal itu dapat
digolongkan menjadi empat jenis, yaitu
(Muhammad, Ibid, hal. 36) :
a) Tempat tinggal yuridis
b) Tempat tinggal nyata
c) Tempat tinggal pilihan
d) Tempat tinggal ikutan atau tergantung
Kronologi Kasus
Ini adalah kisah nyata yang terjadi pada salah satu tetangga teman
saya, sebut saja namanya Suryono. Suryono adalah salah satu
mahasiswa Universitas maulana Malik Ibrahim Malang. Ketika itu,
1 Desember 2016, teman saya bersama Suryono sedikit
berbincang-bincang mengenai pengalaman kami masing-masing.
Sampai pada akhirnya, Suryono menceritakan tentang
pengalaman Suryono, bahwa dirinya pada saat ini memiliki tiga
KTP. Spontanitas teman saya terkejut, sehingga teman saya
penasaran dengan pengalamannya, dan Tanda tanya besar,
mengapa hal itu bisa terjadi, kemudian teman saya menanyakan
alasan Suryono tentang pemilikan tiga KTP tersebut.
a) Tiga KTP tersebut meliputi :
b) KTP Profinsi Jawa Timur, Kabupaten Pasuruan
c) KTP Profinsi Sumtra Selatan, Kabupaten Banyu Asin
d) KTP Profinsi Jawa Barat, Kabupaten Indramayu
Keterangan Kronologi Kasus
Keterangan:
a) Suryono membuat KTP pasuruan dengan tujuan
mendaftarkan diri sebagai anggota kepolisian di
Pasuruan sehingga mendesaknya untuk membuat
KTP di Kabupaten tersebut.
b) Suryono membuat KTP di Banyu Asin, hal ini
dikarenakan pemerintah Indramayu, tempat
Suryono tinggal mengadakan program kerja yang
mewajibkan masyarakatnya untuk transimigrasi
keluar pulau.
c) Suryono membuat KTP indramayu dengan tujuan
untuk pengajuan Beasiswa putra daerah di
Indramayu.
Analisis Kasus
Permasalan dari kronologi diatas dapat dikaitkan dengan ruang
lingkup Domicili. Seharusnya kejadian seperti ini tidak pantas
terjadi dikalangan masyarakat kita, terlebih yang melakukan
kesalahan disini adalah seorang mahasiswa terpelajar, dan hal itu
pun bukan saja kesalahan dari masyarakat tetapi juga timbul dari
kalangan pengurus kelurahan yang ceroboh atas pendataan
mereka kepada desanya, Dengan permasalahan seperti ini bisa
saja hal-hal yang berbau tak sehat atau kecurangan dan berbagai
kasus yang sering terjadi di Indonesia ketika pemilihan pilkada
pada tiap-tiap kabupaten daerah, dan hal ini juga menyulitkan
ketika dilakukannya sensus penduduk. Karena ketika memiliki
tiga KTP sekaligus itu timbulah kurangnya kejelasan pada
Suryono, dimana tempat kependudukannya yang tidak jelas,
dimana tempat pusat ia berteduh dan di akui sebagai warga desa
yang satu. Dan posisi Suryono pun dalam mata hukum sangat tidak
jelas kedudukannya sebagai warga Negara Indonesia.
Menurut pasal 17-18 BW pada hakikatnya setiap orang harus
mempunyai tempat tinggalnya dimana ia menempatkan
pusat kediamannya, yang mana perpindahan tempat tinggal
dilakukan dengan pemindahan rumah kediamannya ke
tempat lain. Ditambah pada maksud akan menempatkan
pusat kediamannya di tempat itu, yang sedang berjalan, dan
mencatatkannya pula dalam jihat akta kelahiran si peminta.
Surat penetapan, dengan mana pemerintahan yang
dimajukan menurut ayat ke dua pasal 6 dikabulkan harus
dibukukan dalam register kelahiran yang sedang berjalan
ditempat tinggal yang berkepentingan, dan dalam hal
termaksud dengan pasal 43 (1) reglemen penyelenggaraan
register-register catatan sipil bagi orang-orang eropa,
dicatat pula dalam jihat akta kelahiran.
Kasus-kasus mempunyai KTP lebih dari satu seperti ini
memang sangat mudah terjadi, karna keperluan diri sendiri
dan di dukung oleh kelalain pemerintah dan kurang
telitinya dalam mendata pada setiap penduduk.
Tempat tinggal (domisisli) adalah tempat dimana
seorang tinggal atau berkedudukan serta mempunyai hak
dan kewajiban hukum. Tempat menentukan apakah seorang
itu terikat untuk memenuhi hak dan kewajibannya dalam
setiap peristiwa hukum. Tempat tinggal juga menetukan
setatus seseorang apakah dia terikat perkawinan, apakah ia
dalam keadaan belum dewasa, apakah ia tidak wenang
berbuat. Tempat tinggal juga menentukan apabila seorang
berurusan atau bersengketa di muka pengadilan.
Pengadilan negeri atau pengadilan agama berwewenang
menyelesaikan urusan perkara perdata.
SEKIAN, TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai