Dosen pengampu :
Disusun oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB I
PENDAHULUAN
d. Kematian
PEMBAHASAN
Durasi Waktu
Tidak seperti jenis narkoba lainnya, jenis narkoba sabu satu ini
bisa dibilang memiliki efek jangka paling panjang di antara
yang lain. Satu atau dua isap sabu mampu membuat seseorang
terjaga lima hingga delapan jam. Hal ini tentu menguntungkan
bagi masyarakat yang tinggal dikawasan kota besar dengan
tuntutan pekerjaan yang tiada henti. Dimana dengan mereka
mengkonsumsi sabu, mereka dapat selalu bersemangat, aktif
bekerja, bersosialisasi dan sering berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan. Dengan kata lain, sabu-sabu merupakan suatu
kebutuhan mereka untuk tetap bertahan. Namun, hal ini tentu
tidak dibenarkan
2.2 Cara konsumsi Narkoba
Ditelan atau dihirup
Biasanya para pengkonsumsi yang menggunakan cara ini
menginginkan tambahan stimulasi dari sabu-sabu agar mereka
bisa terjaga cukup lama untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan. Atau mereka menginginkan efek penahan nafsu
makan untuk mengurangi berat badan.
Disuntik
Pengkonsumsi atau pecandu menyuntikkan sabu-sabu dengan
jarum suntik pada pembuluh darah atau pada anggota tubuh
lainnya. Hal ini memungkinkan mereka mendapat efek yang
lebih kuat dari narkoba ini dan mengalami “rush” yang lebih
kuat yang merupakan ketergantungan psikologis.
2.3 Dampak Mengkonsumsi Sabu
Orang yang mengkonsumsi narkoba jenis sabu-sabu cenderung akan
merasa bahagia yang berlebihan dan jauh lebih bersemangat. Hal ini
disebut juga dengan sebutan “sensasi tinggi”. Dimana meningkatnya
dopamin di otak yang menyebabkan rasa itu terjadi. Namun hal tersebut
hanya bersifat sementara. Yang mana hal ini dapat menyebabkan
kemungkinan para pengkonsumsi kurang puas dan terus menambah ke
dalam dosis yang lebih tinggi guna mempertahankan pengaruh dari
sabu-sabu tersebut. Dari situlah, orang-orang akan terus bergantung
pada pengaruh sabu-sabu yang kemudian menyebabkan mereka
menjadi kecanduan.
Adapun efek samping dari sabu-sabu dalam jangka waktu panjang,
antara lain :
Dalam jangka panjang, efek penggunaan sabu dapat
menyebabkan kerusakan permanen, seperti peningkatan denyut
jantung dan tekanan darah.
Efek penggunaan sabu juga bisa memicu kerusakan pembuluh
darah di otak yang dapat menyebabkan stroke atau detak jantung
tidak teratur, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gagal
jantung, kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru.
Pengguna sabu juga bisa menimbulkan efek bagi otak. Otak bisa
rusak, termasuk kehilangan memori dan daya pikir.
Kecanduan karena sensasi "tinggi" setelah penggunaan obat ini
akan langsung bereaksi dan menghilang dengan cepat. Jika tidak
mendapatkan asupan sabu, mereka bisa mengalami kesenjangan
memori dan perubahan suasana hati yang ekstrem. [CITATION
jan20 \l 1033 ]
2.4 Cara Pencegahan Agar Tidak Terjerumus Dalam Narkoba
Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari
penggunaan narkoba yang berdampak buruk bagi tubuh antara lain:
Jangan pernah mencoba menggunakan narkoba atau narkotika,
kecuali untuk alasan pengobatan serta terapi.
Mencari tahu tentang apa itu narkoba serta dampak negatifnya
bagi kesehatan tubuh.
Memilih lingkungan pergaulan yang baik.
Melakukan berbagai kegiatan positif, seperti belajar ataupun
berolahraga.
Gunakan waktu luang untuk bersantai bersama keluarga,
Memiliki pendirian teguh untuk menolak jika ada seseorang
yang mengajak untuk mencoba atau mengkonsumsi narkoba.
[CITATION Kom20 \l 1033 ]
2.5 Solusi Pengobatan
Narkoba atau narkotika dan obat-obatan berbahaya menjadi salah
satu zat yang bisa memberikan efek kecanduan pada pemakainya. Cara
mengatasi kecanduan narkoba jadi semakin sulit bila pemakainya sudah
menggunakan zat berbahaya tersebut dalam dosis yang tinggi dan setiap
hari.
Mulanya, sebagian besar pecandu hanya iseng saat memakai.
Namun karena dampak yang diberikan bisa memberikan ketenangan
serta halusinasi, penggunaannya menjadi sangat sulit dihentikan. Jika
sudah tidak dapat terlepas dari barang tersebut, dosisnya semakin lama
akan meningkat. Dan jika mencapai kecanduan tingkat akut, tidak
hanya kehidupan sosial saja yang terganggu kesehatan pun akan
semakin menurun serta bisa menyebabkan kematian.
Karena itu, jika keluarga atau orang terdekat mengalami kecanduan
narkoba, segera hentikan pemakaian dengan mencari pertolongan
darurat. Jika masih tahap awal, kecanduan bisa mudah disembuhkan
asalkan dibarengi niat si pemakai untuk berhenti. (BNN, 2019)
Cara untuk mengatasi kecanduan narkoba
Secara umum, ada 4 langkah yang dilakukan untuk mengatasi
kecanduan narkoba dan di antaranya adalah:
a. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga
terapis. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kecanduan yang dialami dan adakah efek samping yang muncul.
Jika si pemakai mengalami depresi atau bahkan gangguan
perilaku, maka terapis akan menyembuhkan efek tersebut baru
melakukan rehabilitasi.
b. Detoksifikasi
Mengatasi kecanduan harus melalui beberapa tahapan dan salah
satu yang cukup berat adalah detoksifikasi. Di sini pengguna
harus 100% berhenti menggunakan obat-obatan berbahaya
tersebut. Reaksi yang akan dirasakan cukup menyiksa mulai dari
rasa mual hingga badan terasa sakit. Disamping itu pecandu
akan merasa tertekan karena tidak ada asupan obat penenang
yang dikonsumsi seperti biasa.Selama proses detoksifikasi,
dokter akan meringankan efek yang tidak mengenakkan tersebut
dengan memberikan obat. Di samping itu, pecandu juga harus
memperbanyak minum air agar tidak terkena dehidrasi serta
mengkonsumsi makanan bergizi untuk memulihkan kondisi
tubuh. Lamanya proses ini sangat bergantung pada tingkat
kecanduan yang dialami serta tekad yang dimiliki oleh si
pemakai untuk sembuh.
c. Stabilisasi
Setelah proses detoksifikasi berhasil dilewati, selanjutnya dokter
akan menerapkan langkah stabilisasi. Tahapan ini bertujuan
untuk membantu pemulihan jangka panjang dengan
memberikan resep dokter. Tidak hanya itu, pemikiran tentang
rencana ke depan pun diarahkan agar kesehatan mental tetap
terjaga dan tidak kembali terjerumus dalam bahaya obat-obatan
terlarang.
d. Pengelolaan Aktivitas
Jika sudah keluar dari rehabilitasi, pecandu yang sudah sembuh
akan kembali ke kehidupan normal. Diperlukan pendekatan
dengan orang terdekat seperti keluarga dan teman agar
mengawasi aktivitas mantan pemakai. Tanpa dukungan penuh
dari orang sekitar, keberhasilan dalam mengatasi kecanduan
obat terlarang tidak akan lancar.Banyak pemakai yang sudah
sembuh lantas mencoba menggunakan kembali obat-obatan
tersebut karena pergaulan yang salah. Karena itulah pengelolaan
aktivitas sangat penting agar terhindar dari pengaruh negatif.
[CITATION Hum19 \l 1033 ]
2.6 Contoh Kasus
Coki Pardede Ditetapkan Sebagai Tersangka Penggunaan Narkoba.
Komika Reza Pardede alias Coki menyampaikan permintaan maaf
setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyalahgunaan
narkotika jenis sabu. Saat konferensi pers di Polres Metro Tangerang
Kota, Sabtu (4/9/2021), Coki menyampaikan permintaan maaf kepada
orangtua dan manajemen. Ia mengenakan kaus berwarna oranye dan
tangannya diborgol. "Saya pertama-tama ingin minta maaf ke keluarga,
terutama ayah dan ibu. Dan juga minta maaf selanjutnya kepada
manajemen, karena memang langsung kepada pekerjaan saya," ujar
Coki.
Selain itu, Coki juga meminta maaf kepada para penggemarnya
lantaran tidak bisa membuat karya selama beberapa waktu ke depan.
Sebab, ada proses hukum yang harus dijalani Coki dan proses
rehabilitas untuk menghilangkan ketergantungan terhadap narkotika.
Coki pun berharap para penggemarnya bersedia menunggu, agar dia
dapat memperbaiki diri terlebih dahulu dan memberikan hiburan yang
lebih baik lagi ke depannya.
Diketahui, Coki Pardede ditangkap kepolisian atas kasus
penyalahgunaan narkotika di kediamannya di Pagedangan, Kabupaten
Tangerang, pada Rabu (1/9/2021). Selain Coki, kurir pengantar sabu
berinisial WL, juga turut diamankan. Keduanya diketahui sudah saling
mengenal sejak dua tahun lalu. Polisi kemudian menangkap bandar
sabu berinisial RA, di Jalan Subandi, RT 005 RW 005, Kelurahan
Pabuaran, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Jumat (3/9/2021)
malam. Dari tangan Coki, petugas menyita barang bukti berupa satu
klip sisa sabu seberat 0,3 gram beserta alat suntik. Sedangkan dari
tangan RA, polisi menemukan sabu seberat 11 gram. Ketiga tersangka
dikenakan Pasal 114 ayat (1) Subs Pasal 112 ayat (1) Jo Pasal 132
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, dengan ancaman hukuman paling singkat enam tahun dan
paling lama 20 tahun penjara.[CITATION Tri21 \l 1033 ]
Setelah ditangkap, keduanya lantas menjalani tes urine. Hasilnya,
Coki dan WLI terbukti positif ampetamin dan metampetamin. Dalam
pemeriksaan awal, Coki diketahui telah mengonsumsi sabu sejak
delapan bulan lalu. Awalnya, Coki hanya mengonsumi narkoba untuk
coba-coba saja. "Dia kan coba-coba terus kecanduan. Jadi gini, dia
pertamanya nyoba untuk percaya diri tampil di depan publik," tutur
Pratomo. Pratomo juga mengungkapkan bahwa Coki mengonsumi sabu
tersebut dengan cara disuntik. Ini, kata Pratomo, bukanlah sebuah
metode baru. "Itu dia memang menggunakannya dengan cara yang
berbeda, dimasukin ke jarum suntik, campur air," ujarnya. [CITATION
CNN21 \l 1033 ]
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi
kejiwaan psikologi seseorang (pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat
menimbulkan ketergantungan secara fisik dan psikologi. Sedangkan
psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat
dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam
diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangnya
religiusitas, serta faktor eksternal yang berasal dari luar individu atau
lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum
serta pengaruh lingkungan. Upaya penanggulangan penyalahgunaan
narkotika dan psikotropika dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti
preventif seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, kuratif
seperti penyembuhan dengan medis atau dengan media lain, rehabilitatif
agar korban tidak kembali ketagihan dengan narkoba, dan represif melalui
jalur hukum
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah sebagai berikut:
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
3. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus
ke dalam jurang narkoba.
4. Perlu peningkatan kerja sama antar masyarakat dengan aparat untuk
memeberantas peredaran narkoba.
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus
pada penyalahgunaan narkoba.
DAFTAR PUSTAKA