Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MARAKNYA PENGGUNAAN SABU BAGI KALANGAN MASYARAKAT

Dosen pengampu :

Zahratul Umniyyah, S.S., M.Hum

Disusun oleh :

Dinda Dwi Anjuningtyas 210810201049

Haris Pratama 210810201015

Iftiyah Nur Azizah 210803101060

Muhammad Ilham A.S 210803101058

Trixie Anggraeni 210803101046

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-
obatan pada kehidupan dan kesehatan pecandu narkoba semakin
meresahkan. Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang bisa
memberikan manfaat dan juga merusak kesehatan. Narkoba adalah
singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang.Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan
dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif [CITATION Lip19 \l 1033 ].
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada
kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi
penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah
senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien
saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.[butuh
rujukan] Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar
peruntukan dan dosis yang semestinya. Pada saat ini (2015) terdapat 35
jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna narkoba di Indonesia dari yang
paling murah hingga yang mahal seperti LSD. Di dunia terdapat 354 jenis
narkoba.Pemasok Narkoba di Indonesia diketahui berasal dari Afrika
Barat, Iran, Eropa, dan yang paling aktif adalah pemasok dari Indo China.
Seperti yang sudah diketahui, Narkoba sudah meresahkan
masyarakat kita di Indonesia karena efek dari benda ini bila dikonsumsi
secara salah dan berlebihan oleh penggunanya maka akan berakibat fatal,
bisa juga mengakibatkan kematian bagi para penggunanya. Dampak
negatif selain kematian, narkoba akan merusak sistem saraf bagi para
penggunanya sehingga tidak jarang para pecandu sering terganggu sistem
sarafnya. Namun dengan ancaman yang akan di rasakan oleh pecandu
narkoba, para pecandu kebanyakan tidak menghiraukan hal tersebut yang
akan membahayakan keselamatan hidupnya. Tetapi ada beberapa jenis
obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk
proses penyembuhan karena efeknya yang bisa menenangkan. Namun jika
dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa menyebabkan kecanduan.
Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan efek yang
menyenangkan. Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan
agar bisa mendapatkan ketenangan yang bersifat halusinasi.
Seperti contohnya kasus komedian coki pardede. Coki Pardede
terjebak dalam lingkaran setan narkoba. Ia ditangkap atas kasus
penyalahgunaan narkoba jenis sabut. Coki nekat mengonsumsi barang
haram itu demi mendapatkan ketenangan dan rasa percaya diri. Yang
bersangkutan menggunakan barang itu untuk memperoleh ketenangan,
untuk percaya diri kemudian kebiasaan dia untuk menampilkan (tampil di
depan kamera) pokoknya untuk percaya diri lah," kata Kapolres Metro
Tangerang Kota Kombes Deonijiu De Fatima, Jumat (3/9) Insert Live
(2021).
Kasus pecandu narkoba dari tahun ke tahun semakin meningkat,
kebanyakan para penggunanya yaitu orang- orang yang sukses yang
memiliki uang berlebih sehingga mendapatkan narkoba merupakan hal
yang tak susah. Namun, yang lebih parah lagi kasus pecandu narkoba dari
kalangan remaja pun sudah ada. Hal tersebut menjadi kekhawatiran para
orang tua, guru dan pihak lainnya, mereka khawatir dengan hal tersebut
karena jika para penerus bangsa ini kebanyakan para pecandu narkoba
maka masa depan bangsa ini akan suram. Maka dari itu perlu adanya
sosialisasi yang benar mengenai narkoba dan upaya pencegahan pengguna
narkoba yang efektif agar hal tersebut tidak merajalela. Meski dampak
narkoba sudah diketahui oleh banyak orang, tetap saja tidak mengurangi
jumlah pemakainya. Bahaya narkoba hingga menjadi kecanduan tersebut
memang bisa disembuhkan, namun akan lebih baik jika berhenti
menggunakannya sesegera mungkin atau tidak memakai sama sekali.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa alasan seseorang menggunakan narkoba?
1.2.2 Bagaimana cara pengkonsumsian narkoba jenis sabu pada umumnya?
1.2.3 Bagaimana pengaruh dan dampak efek samping sabu?
1.2.4 Bagaimana langkah pencegahan agar tidak terjerumus pada narkoba?
1.2.5 Bagaimana solusi pengobatan bila sudah menjadi pengguna?
1.2.6 Bagaimanakah contoh kasus dari penggunaan narkoba jenis sabu ini
dimasyarakat?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1.3.1 Mengetahui alasan seseorang menggunakan narkoba.
1.3.2 Mengetahui cara pengkonsumsian narkoba jenis sabu pada umumnya.
1.3.3 Mengetahui pengaruh dan dampak efek samping sabu.
1.3.4 Mengetahui langkah pencegahan agar tidak terjerumus pada narkoba.
1.3.5 Mengetahui solusi pengobatan bila sudah menjadi pengguna.
1.3.6 Mengetahui salah satu contoh kasus dari penggunaan narkoba jenis sabu
dimasyarakat.

1.4 Landasan Teori


1.4.1 Pengertian Narkotika
Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
yaitu: “Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang ini.”

1.4.2 Pengertian Psikotropika

Menurut Undang undang nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, yaitu:


“Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.” [CITATION bud171 \l 1033 ]

1.4.3 Jenis Jenis Narkotika Dan Psokotropika


 Jenis Jenis Narkotika
Narkotika dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
1. Golongan 1 : Narkotika yang hanya digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan
untuk terapi, serta memiliki potensi ketergantungan sangat
tinggi, contohnya:
a. Kokain merupakan obat perangsang yang dapat
mencapai jaringan otak dengan sangat cepat. dan
menyebabkan pengguna menjadi bereaksi berlebihan.
Konsumsi kokain secara berlebihan berlebihan dapat
menyebabkan depresi, peningkatan tekanan darah,
peningkatan denyut jantung, lumpuh, mual, sakit kepala,
sesak nafas, insomnia, nafsu makan menurun dan
menyebabkan kecanduan. Kokain termasuk dalam
golongan opioda. Penggunaan kokain dapat
menimbulkan kerusakan parah pada daerah otak tertentu
yang berkaitan dengan proses belajar, emosi, dan
pengambilan keputusan
b. Ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan
sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang
dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai
sumber minyak. Namun, karena ganja juga dikenal
sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai
ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan
di banyak tempat disalahgunakan. Di sejumlah negara
penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa
negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk
kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah
varietas yang ditanam harus mengandung bahan
narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.
Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja,
di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum
disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar
dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan
alat khusus bertabung yang disebut bong.
c. Heroin Tidak seperti morfin yang masih mempunyai
nilai medis, heroin yang masih berasal dari candu,
setelah melalui proses kimia yang sangat cermat dan
mempunyai kemampuan yang jauh lebih keras dari
morfin [CITATION Wik21 \l 1033 ]
2. Golongan 2 : Narkotika yang dipergunakan sebagai obat,
penggunaan sebagai terapi, atau dengan tujuan pengebangan
ilmu pengetahuan, serta memiliki potensi ketergantungan sangat
tinggi, contohnya :
a. Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan
merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada
opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat
untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara
lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk,
lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi
rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan
konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi
dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga
dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
b. Petidin (pethidine) atau meperidin hidroklorida
adalah anti nyeri yang termasuk dalam golongan
narkotika. Obat ini biasanya diaplikasikan untuk
menghilangkan nyeri yang bersifat sedang sampai berat
terutama pada saat selesai operasi atau pada saat proses
kelahiran.
3. Golongan 3: Narkotika yang digunakan sebagai obat dan
penggunaannya banyak dipergunakan untuk terapi, serta
dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
memiliki potensi ketergantungan ringan, contoh:
a. Codeine merupakan obat pereda nyeri golongan opioid
yang dibuat dari ekstrak tumbuhan opium. Codeine
meredakan nyeri dengan cara mengurangi respons nyeri
yang diterima oleh otak. Selain untuk meredakan nyeri,
codeine juga dapat diresepkan untuk menekan respon
batuk pada orang dewasa. [CITATION alo213 \l 1033 ]
 Jenis jenis Psikotropika
1. Golongan I : yaitu psikotropika yang di pergunakan untuk
pengembangn ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk
terapi dan memiliki sindrom ketergantungan kuat, contoh:
a. Ekstasi adalah salah satu jenis halusinogen yang paling
umum , dan hidup berdampingan dengan mariyuana dan
kokain adalah salah satu obat terlarang yang paling
banyak digunakan . Penggunaan ini biasanya dilakukan
untuk tujuan rekreasi, meskipun terkadang telah
digunakan dalam berbagai penelitian dan bahkan
penggunaan terapeutik telah dieksplorasi pada tahun
1960-an.
2. Golongan II : yaitu psikotropika yang dipergunakakn untuk
pengobatan dan dapat digunakan sebagai terapi serta untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom
ketergantungan kuat, contoh :
a. Amfetamin atau amphetamine adalah obat stimulan
sistem saraf pusat yang digunakan untuk menangani
attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan
narkolepsi. Amfetamin bekerja dengan cara meningkatan
aktivitas dopamine dan noradrenalin di otak. Cara kerja
ini akan meredakan gejala narkolepsi dan membantu
penderita ADHD untuk lebih fokus dalam beraktivitas.
3. Golongan III : yaitu psikotropika yang digunakan sebagai obat
dan banyak digunakan sebagai terapi serta untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom
ketrgantungan sedang, contoh :
a. Phenobarbital adalah obat untuk mengontrol dan
meredakan kejang, yang salah satunya adalah akibat
epilepsi. Phenobarbital atau fenobarbital bekerja dengan
cara mengendalikan aktivitas listrik yang abnormal di
sistem saraf dan otak selama terjadinya kejang. Selain
sebagai antikejang, phenobarbital juga bisa digunakan
menjadi obat penenang, sehingga terkadang digunakan
dalam penanganan insomnia atau susah tidur. Namun,
perlu diingat jika digunakan dalam penangan insomnia,
obat ini tidak boleh digunakan dalam jangka panjang.
[CITATION alo214 \l 1033 ]
4. Golongan IV : yaitu psikotropika yang dipergunakan sebagai
pengobatan dan dan banyak dipergunakan untuk terapi serta
digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
memilikisindroma ketergantungan ringan, [ CITATION RSU21 \l
1033 ]
contoh :
a. Diazepam adalah obat untuk mengatasi gangguan
kecemasan, meredakan kejang, kaku otot, atau sebagai
obat penenang sebelum operasi. Selain itu, obat ini juga
bisa digunakan dalam pengobatan gejala putus alkohol.
Diazepam termasuk dalam golongan benzodiazepine.
Obat ini bekerja untuk meningkatkan aktivitas asam
gamma–aminobutirat (GABA), yaitu senyawa kimia di
otak yang betugas menghambat kerja zat kimia
penghantar sinyal saraf (neurotransmitter) di otak.

1.4.4 Bahaya Dan Dampak Penggunaan Narkotika Secara Umum

Penyalahgunaan narkotika dan psikotropika adalah penggunaan salah satu atau


beberapa jenis narkotika dan psikotropika secara berkala atau teratur di luar
indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan
gangguan fungsisosial. Akibat dari penyalahgunaan yang dilakukan terlalu
sering akan menyebabkan ketergantungan. Dampak penyalahgunaan narkoba
pada individu tergantung pada jenis narkoba, kepribadian pengguna serta
situasi dan kondisi pengguna pada saat menggunakan narkoba.

1. Dampak Terhadap Psikis


a. Dampak terhadap psikis antara lain, memberikan rasa yang
melambung tinggi, memberi rasa bahagia dan sangat percaya diri
secara berlebihan.
b. Kecanduan. Narkoba dapat membuat penggunanya kecanduan, efek
dari kecanduan narkoba adalah terciptanya suatu siklus di mana dan
kapan pun pengguna menghadapi rasa stres atau sakit, mereka
merasa perlu untuk menggunakan obat tersebut. 
c. Adanya kecemasan berlebihan atau yang disebut paranioa, perilaku
egosentris, disforia, anoreksia, delusi, gejala depresi yang menjadi
lebih parah, gangguan kepribadian, perilaku mencelakakan diri
bahkan hingga bunuh diri.
d. Dampak penyalahgunaaan narkoba juga mempengaruhi prestasi
sekolah merosot, hubungan kekeluargaan memburuk, mengakibatkan
perkelahian dan tindak kekerasan dan penyebab terjadinya
kecelakaan lalulintas.
e. Dampak halusinasimenjadi salah satu efek yang sering dialami oleh
pengguna narkoba seperti ganja.
f. Dampak menurunnya kualitas hidup, pengguna akan susah
berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga
harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti melanggar
hukum.
2. Dampak Terhadap Kesehatan
a. Dehidrasi
Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan
elektrolit berkurang. Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini
terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku
lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari
dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
b. Menurunkan tingkat kesadaran
Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang
berlebih, efeknya justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga
kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai tidur terus dan
tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat
koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan
perilaku. Dampak narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah
hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan sekitar.
c. Gangguan saraf
 Gangguan saraf sensorik. Gangguan ini menyebabkan rasa kebas
dan penglihatan buram hingga bisa menyebabkan kebutaan.
 Gangguan saraf otonom. Gangguan ini menyebabkan gerakan yang
tidak dikehendaki melalui gerak motorik. Sehingga orang yang
dalam keadaan mabuk bisa melakukan apa saja di luar
kesadarannya. Misalnya saat mabuk, para pemakai ini bisa
mengganggu orang, berkelahi dan sebagainya.
 Gangguan saraf motorik. Gerakan ini tanpa koordinasi dengan
sistem motoriknya. Contohnya seperti orang lagi ‘on’, kepalanya
bisa goyang-goyang sendiri, gerakannya baru berhenti jika
pengaruh narkobanya hilang.
 Gangguan saraf vegetatif. Hal ini terkait bahasa yang keluar di luar
kesadaran. Tak hanya itu, efek narkoba pada otak bisa
menimbulkan rasa takut dan kurang percaya diri jika tidak
menggunakannya.

d. Kematian

Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan


obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan
overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan
tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian.
Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan narkotika,
nyawa menjadi taruhannya.[CITATION Hum191 \l 1033 ]

1.4.5 Pengertian Sabu

Methamphetamine atau sabu-sabu adalah jenis narkoba stimulan yang


bekerja pada sistem saraf pusat dan sangat adiktif. Jenis narkoba ini
termasuk dalam daftar narkoba yang paling sering disalahgunakan di
Indonesia. Sabu-sabu berbentuk bubuk kristal putih, tidak berbau, dan
terasa pahit.Biasanya, sabu-sabu digunakan dengan cara ditelan, dihisap,
atau disuntikkan.Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan
Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Selatan HA Bustari di
Palembang, 2013, "Bisa dikatakan sabu-sabu ini dapat disesuaikan dengan
keinginan pemakai, seperti anak muda yang ingin kumpul-kumpul
bersama teman-temannya atau seseorang ingin menyendiri di kamar milik
pribadi," ujarnya. [CITATION rep13 \l 1033 ] Menurutnya, kondisi itu
berbeda dengan narkotika jenis ekstasi atau jenis lainnya yang
mengharuskan pemakai berjingkrak-jingkrak mengikuti irama musik untuk
mendapatkan efek maksimal dari obat-obat terlarang tersebut.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Alasan Pemakaian Narkotika


Secara harfiah alasan pemakaian narkoba sendiri dibagi dari
beberapa faktor, yakni antara lain :
 Faktor keluarga
Seseorang yang terjerat pada kasus obat terlarang ini biasanya
dipengaruhi karena faktor keluarga yang jarang
memperhatikan dirinya. Misalnya, renggangnya hubungan
antara orang tua dan anak. Banyak penggunaan narkoba yang
berasal dari keluarga yang tidak humoris atau keluarga yang
broken home, Dimana komunikasi yang buruk antara ayah, ibu
dan anak seringkali menciptakan konflik yang tidak
berkesudahan. Konflik didalam keluarga dapat mendorong
anggota keluarga merasa frustasi sehingga terjebak memilih
narkoba sebagai solusi.
 Faktor lingkungan
Faktor lingkungan sekitar sendiri juga termasuk ke dalam
alasan seseorang memakai narkoba. Dimana biasanya mereka
berada pada suatu lingkungan yang mayoritasnya pengguna
atau bahkan pecandu narkoba. Atau katakan saja hal ini
dikarenakan hasutan-hasutan orang-orang disekitarnya untuk
ikut mengkonsumsi obat terlarang tersebut.
 Kurangnya pendidikan
Pentingnya pendidikan terlebih lagi mengenai bahaya dan
dampak buruk penyalahgunaan dari narkoba sangat diperlukan
sedari dini. Dimana hal ini akan mengenalkan kepada anak-
anak apa yang harus mereka jauhi guna sebagai bentuk
pencegahan maraknya pengguna narkoba di masa depan.
[CITATION har21 \l 1033 ]

Menjuru pada narkoba jenis sabu-sabu, adapun alasan mengapa


para pengonsumsi lebih memilih memakai narkoba jenis sabu-sabu
dari narkoba jenis lainnya, yakni :

 Durasi Waktu
Tidak seperti jenis narkoba lainnya, jenis narkoba sabu satu ini
bisa dibilang memiliki efek jangka paling panjang di antara
yang lain. Satu atau dua isap sabu mampu membuat seseorang
terjaga lima hingga delapan jam. Hal ini tentu menguntungkan
bagi masyarakat yang tinggal dikawasan kota besar dengan
tuntutan pekerjaan yang tiada henti. Dimana dengan mereka
mengkonsumsi sabu, mereka dapat selalu bersemangat, aktif
bekerja, bersosialisasi dan sering berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan. Dengan kata lain, sabu-sabu merupakan suatu
kebutuhan mereka untuk tetap bertahan. Namun, hal ini tentu
tidak dibenarkan
2.2 Cara konsumsi Narkoba
 Ditelan atau dihirup
Biasanya para pengkonsumsi yang menggunakan cara ini
menginginkan tambahan stimulasi dari sabu-sabu agar mereka
bisa terjaga cukup lama untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan. Atau mereka menginginkan efek penahan nafsu
makan untuk mengurangi berat badan.
 Disuntik
Pengkonsumsi atau pecandu menyuntikkan sabu-sabu dengan
jarum suntik pada pembuluh darah atau pada anggota tubuh
lainnya. Hal ini memungkinkan mereka mendapat efek yang
lebih kuat dari narkoba ini dan mengalami “rush” yang lebih
kuat yang merupakan ketergantungan psikologis.
2.3 Dampak Mengkonsumsi Sabu
Orang yang mengkonsumsi narkoba jenis sabu-sabu cenderung akan
merasa bahagia yang berlebihan dan jauh lebih bersemangat. Hal ini
disebut juga dengan sebutan “sensasi tinggi”. Dimana meningkatnya
dopamin di otak yang menyebabkan rasa itu terjadi. Namun hal tersebut
hanya bersifat sementara. Yang mana hal ini dapat menyebabkan
kemungkinan para pengkonsumsi kurang puas dan terus menambah ke
dalam dosis yang lebih tinggi guna mempertahankan pengaruh dari
sabu-sabu tersebut. Dari situlah, orang-orang akan terus bergantung
pada pengaruh sabu-sabu yang kemudian menyebabkan mereka
menjadi kecanduan.
Adapun efek samping dari sabu-sabu dalam jangka waktu panjang,
antara lain :
 Dalam jangka panjang, efek penggunaan sabu dapat
menyebabkan kerusakan permanen, seperti peningkatan denyut
jantung dan tekanan darah.
 Efek penggunaan sabu juga bisa memicu kerusakan pembuluh
darah di otak yang dapat menyebabkan stroke atau detak jantung
tidak teratur, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gagal
jantung, kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru.
 Pengguna sabu juga bisa menimbulkan efek bagi otak. Otak bisa
rusak, termasuk kehilangan memori dan daya pikir.
 Kecanduan karena sensasi "tinggi" setelah penggunaan obat ini
akan langsung bereaksi dan menghilang dengan cepat. Jika tidak
mendapatkan asupan sabu, mereka bisa mengalami kesenjangan
memori dan perubahan suasana hati yang ekstrem. [CITATION
jan20 \l 1033 ]
2.4 Cara Pencegahan Agar Tidak Terjerumus Dalam Narkoba
Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari
penggunaan narkoba yang berdampak buruk bagi tubuh antara lain:
 Jangan pernah mencoba menggunakan narkoba atau narkotika,
kecuali untuk alasan pengobatan serta terapi.
 Mencari tahu tentang apa itu narkoba serta dampak negatifnya
bagi kesehatan tubuh.
 Memilih lingkungan pergaulan yang baik.
 Melakukan berbagai kegiatan positif, seperti belajar ataupun
berolahraga.
 Gunakan waktu luang untuk bersantai bersama keluarga,
 Memiliki pendirian teguh untuk menolak jika ada seseorang
yang mengajak untuk mencoba atau mengkonsumsi narkoba.
[CITATION Kom20 \l 1033 ]
2.5 Solusi Pengobatan
Narkoba atau narkotika dan obat-obatan berbahaya menjadi salah
satu zat yang bisa memberikan efek kecanduan pada pemakainya. Cara
mengatasi kecanduan narkoba jadi semakin sulit bila pemakainya sudah
menggunakan zat berbahaya tersebut dalam dosis yang tinggi dan setiap
hari.
Mulanya, sebagian besar pecandu hanya iseng saat memakai.
Namun karena dampak yang diberikan bisa memberikan ketenangan
serta halusinasi, penggunaannya menjadi sangat sulit dihentikan. Jika
sudah tidak dapat terlepas dari barang tersebut, dosisnya semakin lama
akan meningkat. Dan jika mencapai kecanduan tingkat akut, tidak
hanya kehidupan sosial saja yang terganggu kesehatan pun akan
semakin menurun serta bisa menyebabkan kematian.
Karena itu, jika keluarga atau orang terdekat mengalami kecanduan
narkoba, segera hentikan pemakaian dengan mencari pertolongan
darurat. Jika masih tahap awal, kecanduan bisa mudah disembuhkan
asalkan dibarengi niat si pemakai untuk berhenti. (BNN, 2019)
Cara untuk mengatasi kecanduan narkoba
Secara umum, ada 4 langkah yang dilakukan untuk mengatasi
kecanduan narkoba dan di antaranya adalah:
a. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga
terapis. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kecanduan yang dialami dan adakah efek samping yang muncul.
Jika si pemakai mengalami depresi atau bahkan gangguan
perilaku, maka terapis akan menyembuhkan efek tersebut baru
melakukan rehabilitasi.
b. Detoksifikasi
Mengatasi kecanduan harus melalui beberapa tahapan dan salah
satu yang cukup berat adalah detoksifikasi. Di sini pengguna
harus 100% berhenti menggunakan obat-obatan berbahaya
tersebut. Reaksi yang akan dirasakan cukup menyiksa mulai dari
rasa mual hingga badan terasa sakit. Disamping itu pecandu
akan merasa tertekan karena tidak ada asupan obat penenang
yang dikonsumsi seperti biasa.Selama proses detoksifikasi,
dokter akan meringankan efek yang tidak mengenakkan tersebut
dengan memberikan obat. Di samping itu, pecandu juga harus
memperbanyak minum air agar tidak terkena dehidrasi serta
mengkonsumsi makanan bergizi untuk memulihkan kondisi
tubuh. Lamanya proses ini sangat bergantung pada tingkat
kecanduan yang dialami serta tekad yang dimiliki oleh si
pemakai untuk sembuh.
c. Stabilisasi
Setelah proses detoksifikasi berhasil dilewati, selanjutnya dokter
akan menerapkan langkah stabilisasi. Tahapan ini bertujuan
untuk membantu pemulihan jangka panjang dengan
memberikan resep dokter. Tidak hanya itu, pemikiran tentang
rencana ke depan pun diarahkan agar kesehatan mental tetap
terjaga dan tidak kembali terjerumus dalam bahaya obat-obatan
terlarang.
d. Pengelolaan Aktivitas
Jika sudah keluar dari rehabilitasi, pecandu yang sudah sembuh
akan kembali ke kehidupan normal. Diperlukan pendekatan
dengan orang terdekat seperti keluarga dan teman agar
mengawasi aktivitas mantan pemakai. Tanpa dukungan penuh
dari orang sekitar, keberhasilan dalam mengatasi kecanduan
obat terlarang tidak akan lancar.Banyak pemakai yang sudah
sembuh lantas mencoba menggunakan kembali obat-obatan
tersebut karena pergaulan yang salah. Karena itulah pengelolaan
aktivitas sangat penting agar terhindar dari pengaruh negatif.
[CITATION Hum19 \l 1033 ]
2.6 Contoh Kasus
Coki Pardede Ditetapkan Sebagai Tersangka Penggunaan Narkoba.
Komika Reza Pardede alias Coki menyampaikan permintaan maaf
setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyalahgunaan
narkotika jenis sabu. Saat konferensi pers di Polres Metro Tangerang
Kota, Sabtu (4/9/2021), Coki menyampaikan permintaan maaf kepada
orangtua dan manajemen. Ia mengenakan kaus berwarna oranye dan
tangannya diborgol. "Saya pertama-tama ingin minta maaf ke keluarga,
terutama ayah dan ibu. Dan juga minta maaf selanjutnya kepada
manajemen, karena memang langsung kepada pekerjaan saya," ujar
Coki.
Selain itu, Coki juga meminta maaf kepada para penggemarnya
lantaran tidak bisa membuat karya selama beberapa waktu ke depan.
Sebab, ada proses hukum yang harus dijalani Coki dan proses
rehabilitas untuk menghilangkan ketergantungan terhadap narkotika.
Coki pun berharap para penggemarnya bersedia menunggu, agar dia
dapat memperbaiki diri terlebih dahulu dan memberikan hiburan yang
lebih baik lagi ke depannya.
Diketahui, Coki Pardede ditangkap kepolisian atas kasus
penyalahgunaan narkotika di kediamannya di Pagedangan, Kabupaten
Tangerang, pada Rabu (1/9/2021). Selain Coki, kurir pengantar sabu
berinisial WL, juga turut diamankan. Keduanya diketahui sudah saling
mengenal sejak dua tahun lalu. Polisi kemudian menangkap bandar
sabu berinisial RA, di Jalan Subandi, RT 005 RW 005, Kelurahan
Pabuaran, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Jumat (3/9/2021)
malam. Dari tangan Coki, petugas menyita barang bukti berupa satu
klip sisa sabu seberat 0,3 gram beserta alat suntik. Sedangkan dari
tangan RA, polisi menemukan sabu seberat 11 gram. Ketiga tersangka
dikenakan Pasal 114 ayat (1) Subs Pasal 112 ayat (1) Jo Pasal 132
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, dengan ancaman hukuman paling singkat enam tahun dan
paling lama 20 tahun penjara.[CITATION Tri21 \l 1033 ]
Setelah ditangkap, keduanya lantas menjalani tes urine. Hasilnya,
Coki dan WLI terbukti positif ampetamin dan metampetamin. Dalam
pemeriksaan awal, Coki diketahui telah mengonsumsi sabu sejak
delapan bulan lalu. Awalnya, Coki hanya mengonsumi narkoba untuk
coba-coba saja. "Dia kan coba-coba terus kecanduan. Jadi gini, dia
pertamanya nyoba untuk percaya diri tampil di depan publik," tutur
Pratomo. Pratomo juga mengungkapkan bahwa Coki mengonsumi sabu
tersebut dengan cara disuntik. Ini, kata Pratomo, bukanlah sebuah
metode baru. "Itu dia memang menggunakannya dengan cara yang
berbeda, dimasukin ke jarum suntik, campur air," ujarnya. [CITATION
CNN21 \l 1033 ]

BAB 3

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi
kejiwaan psikologi seseorang (pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat
menimbulkan ketergantungan secara fisik dan psikologi. Sedangkan
psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat
dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam
diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangnya
religiusitas, serta faktor eksternal yang berasal dari luar individu atau
lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum
serta pengaruh lingkungan. Upaya penanggulangan penyalahgunaan
narkotika dan psikotropika dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti
preventif seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, kuratif
seperti penyembuhan dengan medis atau dengan media lain, rehabilitatif
agar korban tidak kembali ketagihan dengan narkoba, dan represif melalui
jalur hukum
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah sebagai berikut:
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
3. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus
ke dalam jurang narkoba.
4. Perlu peningkatan kerja sama antar masyarakat dengan aparat untuk
memeberantas peredaran narkoba.
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus
pada penyalahgunaan narkoba.
DAFTAR PUSTAKA

Eleanora. (2021, september 7). Narkoba. (F. N. Eleanora, Ed.) BAHAYA


PENYALAHGUNAAN NARKOBA SERTA USAHA PENANGGULANGANNYA.
Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/12297-ID-bahaya-
penyalahgunaan-narkoba-serta-usaha-pencegahan-dan-penanggulangannya-
suatu.pdf
Pane. (2021, September 21). alodokter. (d. M. Pane, Ed.) Phenobarbital. Retrieved from
https://www.alodokter.com/Phenobarbital
Ucu. (2013, Oktober 21). News. (K. R. Ucu, Ed.) Sabu-Sabu Paling Diminati Pecandu
Narkoba, Ini Alasannya. Retrieved from
https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/10/21/mv0c25-sabusabu-
paling-diminati-pecandu-narkoba-ini-alasannya
BNN. (2019, january 7). 4 Langkah Cara Mengatasi Kecanduan Narkoba. (H. BNN, Ed.)
Humas BNN. Retrieved from https://bnn.go.id/4-langkah-cara-mengatasi-
kecanduan-narkoba/
BNN. (2019, January 7). Badan Narkotika Nasional. Pengertian Narkoba Dan Bahaya
Narkoba Bagi Kesehatan. Retrieved from https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-
dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/
Budiyanto. (2017, April 7). https://info-hukum.com/. (budiyantofhuncen, Ed.) UU
Narkotika dan Psikotropika. Retrieved from https://info-
hukum.com/2017/04/07/227/
Candra. (2021, Juli 10). News. (W. Candra, Ed.) Bahaya dan Alasan Orang
Menggunakan Narkoba. Retrieved from https://hariansinggalang.co.id/bahaya-
dan-alasan-orang-menggunakan-narkoba/
Iqbal. (2019, January 10). news. (M.Iqbal, Ed.) Pengertian Narkoba Menurut Para Ahli
Serta Jenis, Dampak dan Penanganannya. Retrieved from
https://www.liputan6.com/news/read/3867866/pengertian-narkoba-menurut-para-
ahli-serta-jenis-dampak-dan-penanganannya
Iqbal. (2021, 9 3). Kasus Narkoba Coki Pardede, Coba-coba Sampai Kecanduan Sabu.
(M. IQBAL, Ed.) Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210903071300-12-689122/kasus-
narkoba-coki-pardede-coba-coba-sampai-kecanduan-sabu
Pane. (2021, Oktober 8). (d. M. Pane, Ed.) codeine. Retrieved from
https://www.alodokter.com/codeine
Putri . (2020, 10 17). (A. Welianto, Ed.) Cara Menghindari Narkoba. Retrieved from
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/17/134000269/cara-menghindari-
narkoba
RS UNUD. (2021). NARKOBA / NAPZA. Retrieved from https://rs.unud.ac.id/narkoba-
napza/
Sutrisna. (2021, September 5). Terjerat Kasus Penyalahgunaan Narkotika, Coki Pardede
Minta Maaf. (K. Erdianto, Ed.) Retrieved from
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/05/06192751/terjerat-kasus-
penyalahgunaan-narkotika-coki-pardede-minta-maaf
Yulian. (2020). (H. Yulian, Ed.) jangan jadi korban ini efek samping sabu bagi
kesehatan tubuh. Retrieved from https://kesehatan.kontan.co.id/news/jangan-jadi-
korban-ini-efek-samping-sabu-bagi-kesehatan-tubuh./

Anda mungkin juga menyukai