Anda di halaman 1dari 234

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

A. Pengertian Tata Hukum

 Tata Hukum adalah aturan-aturan atau


susunan/tata / ordnung atau Tata Hukum
adalah semua peraturan-peraturan hukum yang
diadakan atau diatur oleh negara dan bagian-
bagiannya berlaku pada waktu itu dan dalam
sebuah masyarakat atau negara.
B. Obyek Kajian Tata Hukum
Indonesia
 Obyek penyelidikan PIH adalah hukum pada
umumnya. yaitu tidak terbatas pada hukum
yang sedan berlaku sekarang di Indonesia
tetapi juga hukum yang berlaku di tempat lain
serta pada waktu kapan saja. Sedangkan PTHI
adalah hukum yang berlaku sekarang atau
hukum positip di negara Indonesia (lus
Constitutum).
C. Pengertian dan Ruang Lingkup
Tata Hukum Indonesia
 Tata Hukum Indonesia adalah pada waktu
sekarang yaitu tata hukum yang berlaku di
Indonesia pada waktu sekarang yaitu tata
hukum yang menata, menyusun, dan mengatur
tertib kehidupan masyarakat, dibuat dan
ditetapkan atas daya penguasa masyarakat itu
D. ruang lingkup tata hukum
Indonesia
 Hukum Perdata.
 Hukum Pidana.
 Hukum Acara Pidana.
 Hukum Acara Perdata.
 Hukum Adat.
 Hukum Dagang.
 Hukum Tata Negara.
 Dan lain sebagainya.
E. Dasar Berlakunya Aneka Ragam
Peraturan Per Undang-Undangan
Indonesia.
 Tata Hukum Indonesia ditetapkan oleh
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dapat
dikatakan tata hukum Indonesia lahir atau ada
sejak negara Indonesia merdeka pada tanggal
17 Agustus 1945. Hal tersebut dapat kita
ketahui dan Proklamasi dan Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945.
Masyarakat Hukum

 masyarakat hukum adalah suatu masyarakat


yang menetapkan tata hukumnya bagi
masyarakat itu sendiri dan oleh sebab itu turut
serta sendiri dalam berlakunya tata hukum itu,
artinya tunduk sendiri kepada tata hukum itu.
Politik Hukum Nasional

 politik hukum Nasional adalah berarti


kebijaksanaan atau dalam bahasa asing disebut
policy”dari pengusasa Negara Republik
Indonesia mengenai hukum yang berlaku di
Negara Indonesia.
Sistem Hukum

 sistem hukum adalah suatu kesatuan yang


terdiri dari unsur-unsur yang mempunyai
interaksi satu sama lain dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan kesatuan tersebut.
F. Pada masa penjajahan Belanda:
Peraturan-perundangan pada masa ini
terdiri dari :
 A.B. (Algemene Bepeting Van Wetgeving Voor
Indonesia).
 30 April 1847 Stadblad ( Stb. 1847 No. 23).
 R.R( Regerigs Reglemenf).
 2 September 1854. Stb. 1854.
 I.S. (Indische Staatsregeling). 23 Mi 1925 Stb.
125 No, 415.
 Peraturan-peraturan Organik :
 Ordonantie, Regering Verordering, Locale
G. Pada masa penjajahan
Jepang:
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1942 isinya
menyatakan bahwa berlakunya kembali semua
peraturan per Undang-undangan Belanda
asalkan tidak bertentangan dengan Peraturan
Pemerintahan Jepang, Undang-undang Bala
tentara Jepang).
H. Pada Zaman Indonesia
Merdeka
 Pasal II Aturan Peralihan, yang bunyinya
''Segala badan negara dan peraturan yang
masih ada langsung berlaku selama belum
diadakan yang baru menurut UUD ini".
PERATURAN TERSEBUT AL:
 Peraturan pada masa Pemerintahan Belanda
dan Jepang
 Peraturan pada masa berlakunya
Undang-Undang Dasar
Sementara 1950 Pasal 142 tentang Peralihan.
 Peraturan pada masa berlakunya Konstitusi
Republik Indonesia
 Serikat 1949 Pasal 192 tentang Peralihan .
 Peraturan pada masa berlakunya Undang-
Undang dasar 1945 ,
Pasal II Aturan Peralihan .
 Peraturan Perundang-undangan tersebut masih
berlaku dan tetap berlaku di Indonesia
seterusnya asalkan tidak bertentangan dengan
UUD 1945, selama belum dicabut, ditambah
atau diubah oleh ketentuan-ketentuan
berdasarkan UUD 1945.
SELESAI
ATURAN PENILAIAN
 Komposisi Penilaian :
 Aspek penilaianProsentase
 Ujian Akhir Semester……….40 %
 Ujian Tengah Semester……..30 %
 Tugas Mandiri……………....20 %
 Resensi……………………..10 %
 Total……………………….100 %
ATURAN KULIAH
 Toleransi terlambat 15 menit (bagi mahasiswa
dan dosen
 HP sillent
 Absensi minimal 75% (jika tidak terpenuhi
tidak dapat ikut ujian akhir)
 Pakaian sopan, tidak pakai kaos oblong, sandal
jepit
 Jika berhalangan hadir :
sakit (1 hari ijin tertulis), sakit >1 hr (srt ket
Dokter), musibah, hrs dengan bukti tertulis
yang relevan
SISTIM PEMBELAJARAN
 Active Learning (pembelajaran Aktif) yaitu:
 1. Card Sort (sortir kartu)
 2. Everyone is a teacher here (Semua bisa jadi
guru)
 3. Information search (mencari info)
 4. Active debate (debat aktif)
 Point counter point (Debat pendapat)
 Index card match (mencari pasangan
 dll
DAFTAR REFERENSI WAJIB
 CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka)
 Hartono Hadisuprapto, Pengantar Tata Hukum
Indonesia, (Yogyakarta: Liberty)
 Mudjiono, Sistem Hukum dan Tata Hukum
Indonesia (Yogyakarta: Liberty)
 Ahmad Sanusi, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Indonesia (Bandung: Tarsito)
  
DAFTAR REFERENSI ANJURAN

 HFA Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata


Jilid I dan II, (Jakarta: Rajawali)
 Soebekti dan Tjitrosudibio, KUHPerdata (BW,
(Jakarta: Pradnya Paramita)
 Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum
Pidana, (Jakarta: Ghalia).
 JE Sahetapy, Hukum Pidana, (Yogyakarta:
Liberty)
 Jimly Assiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata
Negara, (Jakarta: Konstitusi Press)
DAFTAR REFERENSI
ANJURAN
 Boedi Harsono, Menuju Penyempurnaan
Hukum Tanah Nasional, (Jakarta: Usakti).
 Maria SW Sumardjono, Kebijakan
Pertanahan, (Jakarta: Kompas)
 Iman Sudiyat, Hukum Adat Sketsa Asas,
(Yogyakarta: Liberty)
 Bushar Muhammad, Asas-asas Hukum Adat,
(Jakarta: Pradnya Paramita).
 Sugeng Istanto, Hukum Internasional,
(Yogyakarta: Liberty)
DAFTAR REFERENSI
ANJURAN
 SF Marbun dan Moh Mahfud MD, Pokok-
pokok Hukum Administrasi Negara,
(Yogyakarta: Liberty).
 Lutfi Effendi, Pokok-pokok Hukum
Administrasi Negara, (Malang: Bayumedia)
 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara
Perdata, (Yogyakarta : Liberty)
 Bambang Poernomo, Pokok-pokok Tata Acara
Peradilan Pidana, (Yogyakarta: Liberty)
 UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP
MATERI YANG DIPELAJARI
 istilah dan konsep-konsep yang berkaitan
dengan tata hukum
 pokok hukum Perdata
 pokok-pokok Hukum Pidana
 pokok-pokok Hukum Tata Negara
 pokok-pokok Hukum Administrasi Negara
 pokok-pokok Hukum Acara Perdata
 pokok-pokok Hukum Acara Pidana
 pokok-pokok Hukum Agraria
 pokok-pokok Hukum Adat
 pokok-pokok Hukum Internasional
 SELESAI
TUGAS CARD SORT
 TUGAS ANDA ADALAH MENCARI
PASANGAN KARTU DAN MEMBENTUK
KELOMPOK UNTUK BERDISKUSI
 MASING2 KELOMPOK MENULISKAN
HASILNYA DI PAPAN TULIS, DAN
MEMBERI JUDUL
 MASING-MASING KELOMPOK
MEMPRESENTASIKAN HASIL DISKUSI
 KELOMPOK LAIN SEBAGAI
PEMBAHAS UTAMA DAN PEMBAHAS
SISTEMATIKA KUHPerdata
(HH-87)
 BUKU I TENTANG : ORANG (VAN
PERSONEN)
 BUKU II TENTANG : BENDA (VAN
ZAKEN)
 BUKU III TENTANG : PERIHAL
PERIKATAN (VAN VERBINTENISSEN)
 BUKU IV TENTANG : PERIHAL
PEMBUKTIAN DAN DALUWARSA
( BEWIJSEN VERJARING)
MENGAPA BADAN HUKUM
SEJAJAR DENGAN ORANG
 TEORI FICTIE (VON SAVIGNY)
 TEORI KEKAYAAN (BRINZ, VAN DER
HEIJDEN)
 TEORI ORGAN (VON GIERKE)
 TEORI PEMILIKAN BERSAMA (PLANOL,
STAR BUSMANN)
 TEORI REALITA YURIDIS (SUYLING
DAN SCHOLTEN)
TEORI FICTIE
 ADANYA BADAN HUKUM HANYA
ANGGAPAN SAJA YG DICIPTAKAN
OLEH NEGARA, KRN SEBENARNYA BH
TDK PUNYA KEKUASAAN UNTUK
MENYATAKAN KEHENDAKNYA
SENDIRI, SEPERTI HALNYA MANUSIA.
 MISAL: DIREKTUR PT, KOPERASI DSB
TEORI KEKAYAAN
 DISEBABKAN BADAN HUKUM ITU
ADALAH PUNYA HAK DAN KEWAJIBAN,
PUNYA KEKAYAAN UNTUK MEMENUHI
KEWAJIBA PIHAK III. MISAL YAYASAN,
PERUSAHAAN NEGARA DLL
TEORI ORGAAN
 BADAN HUKUM MERUPAKAN
KENYATAAN SEPERTI MANUSIA DAN
INI BUKAN ANGGAPAN. JADI BH PUNYA
ALAT PIKIR UNTUK BERBUAT SEPERTI
LAYAKNYA MANUSIA. MISAL RUPS, RAT
KOPERASI DLL
TEORI PEMILIKAN
BERSAMA
 BADAN HUKUM SEBENARNYA MRP
KUMPULAN DARI MANUSIA SEHINGGA
KEPENTINGAN ATAU PEMILIKAN BH
ITU SEBENARNYA ADALAH
KEPENTINGAN ATAU PEMILIKAN DR
MANUSIA2 ITU SELAKU ANGGOTA BH
TSB
TEORI REALITA YURIDIS
 BADAN HUKUM ADALH REALITA
YURIDIS, YAITU SUATU FAKTA YANG
DICIPTAKAN OLEH HUKUM .
 MISAL PENDIRIAN PT , KOPERASI DLL
SEBAGAI BADAN HUKUM MEMENUHI
SYARAT2 TERTENTU
ORANG DALAM PENGAMPUAN (PS
433 KUHPerdata KANSIL HAL 218)
 SAKIT INGATAN
 PEMBOROS
 LEMAH DAYA
 TIDAK SANGGUP MENGURUS
KEPENTINGANNYA SENDIRI DENGAN
SEMESTINYA
PERSAMAN ANTARA KEKUASAAN
ORANG TUA, PERWALIAN DAN
PENGAMPUAN
 SAMA-SAMA MENGAWASI DAN
MENGADAKAN HUBUNGA HUKUM
DENGA ORANG2 YG DINYATAKAN
TIDAK CAKAP BERTINDAK
PERBEDAANNYA
 KEKUASAAN ORANG TUA,
KEKUASAAN ASLI DILAKSANAKAN
ORANG TUA SENDIRI YANG MASIH DLM
IKATAN PERKAWINAN TERHADAP
ANAK-ANAKNYA YG BELUM DEWASA
 PERWALIAN, PEMELIHARAAN DAN
PENYELENGGARAAN DILAKSANAKAN
OLEH WALI DAPAT SALAH SATU
IBUNYA ATAU BAPAKNYA YG TIDAK
DALAM IKATA PERKAWINAN LAGI
ATAU ORANG LAIN TERHADAP
ANAK2NYA YG BELUM DEWASA
 PENGAMPUAN, BIMBINGAN
DILAKSANAKAN OLEH
KURATOR(KELUARGA SEDARAH ATAU
ORANG YG DITUNJUK) TERHADAP
ORANG-ORANG YG BELUM DEWASA YG
KARENA SESUATU SEBAB DINYATAKAN
TIDAK CAKAP BERTINDAK DALAM
LALULINTAS HUKUM
PERBEDAAN GOLONGAN
PENDUDUK (PS 131 dan 163 IS) HH
HAL 83
 GOLONGAN EROPA
 GOLONGAN BUMI PUTRA
 GOLONGAN TIMUR ASING (TIONHHOA)
 GOLONGAN TIMUR ASING (NON
TIONGHOA)
GOLONGAN EROPA
 SEMUA ORANG BELANDA
 SEMUA ORANG EROPA BUKAN
BELANDA
 SEMUA ORANG JEPANG
 SEMUA ORANG YG BERSAL DARI
TEMPAT LAIN YG HUKUM KELURGA
BERASASKA SAMA DG HK
KEKELUARGAAN BELANDAANAK2 YG
SYAH DAN DIAKUI NO 3, 3, 4 BERDASAR
UU YG LAHIR DIHINDIA BELANDA
GOLONGAN BUMI PUTERA
 SEMUA ORANG ASLI DARI HINDIA
BELANDA (SEKARANG INDONESIA)
GOLONGAN TIMUR ASING
 SEMUA ORANG YG BUKAN GOL EROPA
DAN BUKAN BUMI PUTERA. ADA TA
TIONGHOA DAN TA NON TIONGHOA
MISAL INDIA, ARAB DLL
SYARAT SYAHNYA PERJANJIAN (PS
1320 KUHPerdat)
 SEPAKAT MEREKA YANG
MENGIKATKAN DIRINYA
 KECAKAPAN UNTUK MEMBUAT SUATU
PERIKATAN
 SUATU HAL TERTENTU
 SUATU SEBAB YANG HALAL
KECAKAPAN UNTU
MEMBUAT PERIKATAN
 PS 1329 BW SETIAP ORANG ADALH
CAKAP U NTUK MEMBUAT PRIKATAN
KECUALI DITENTUKAN OLEH
UNDANG-UNDANG
SEPAKAT MEREKA YG
MENGIKATKAN DIRINYA
 HARUS ADA KEMAUAN YG BEBAS
UNTUK SALING MENGADAKAN
KESEPAKATAN
SUATU HAL TERTENTU
 MAKSUDNYA ADALAH OBYEK DARI
PERJANJIAN /POKOK PERJANJIAN
SUATU SEBAB YANG HALAL
 ISI DAN TUJUAN DARI PERJANJIAN
MISAL JUAL BELI ISI DAN TUJUAN
ATAU CAUSANYA IALAH PIHAK YG
SATU MENGHENDAKI HAK MILIK
SUATU BARANG, PIHAK YG LAINNYA
MENGHENDAKI UANG
SUBYEK HUKUM MENURUT
KUHPerdata
 MANUSIA (NATURLIJKE PERSOON)
 BADAN HUKUM PUBLIK (PUBLIC
RECHTSPERSOON)
 BADAN HUKUM PRIVAT (PRIVATE
RECHTSPERSOON)
 MAKSUD SUBYEK HUKUM ADALH
PENDUKUNG HAK DAN KEWAJIBAN
 MANUSIA MEMPEROLEH STATUS
SEBAGAI ORANG SEJAK DILAHIRKAN
SAMPAI MENINGGAL
 BADAN HUKUM ADALH ORANG YG
DITETAPKAN OLEH HUKUM
MERUPAKAN SUBYEK HUKUM YG
DAPAT MELAKUKAN PERBUATAN
HUKUM
 BADAN HUKUM PUBLIK MISAL
NEGARA, PROPINSI, PN DLL
 BADAN HUKUM PRIVAT MISAL PT ,
YAYASAN DLL
 Komersial
 Non komersial
INFORMATION SEARCH/MENCARI
INFORMASI
 MAHASISWA MEMBENTUK KELOMPOK
 KELOMPOK YANG SATU DENGAN
KELOMPOK YANG LAIN DIBERIKAN
MATERI YANG BERBEDA
 SEMUA MATERI DISINKRONISASI
DENGAN KELOMPOK LAIN
 MASING-MASING KELOMPOK
MEMPRESENTASIKAN HASIL
INFORMATION SEARCH
 KELOMPOK LAIN SEBAGAI PEMBAHAS
METODE INFORMATION
SEARCH
 MAHASISWA DAPAT MENCARI
JAWABAN DARI PERTANYAAN
BERDASAR INFORMASI DARI:
 BUKU, REFERENSI, MAJALAH,
INTERNET, JURNAL,SURAT KABAR, DLL
 TIAP-TIAP KELOMPOK MEMBAGI
TUGAS MASING-MASING
 HASILNYA DIDISKUSIKAN DI INTERN
KELOMPOK
 SINKRONISASI
KELOMPOK I
 APA YANG DIMAKSUD HUKUM PIDANA
(K-257)
 APA PERBEDAAN HUKUM PIDA DAN
KRIMINOLOGI (H-143)
 URAIKAN ASAS TERITORIAL (D-62)
 SEBAB APA NEGARA BOLEH
MENGHUKUM (I-19)
 HUKUM PIDANA ADL HK YG
MENGATUR TTG PELANGGARAN2 DAN
KEJAHATAN2 THD KEPENTINGAN
UMUM PERBUATAN YG MANA
DIANCAM HUKUMAN YG MRP
PENDERITAAN/SIKSAAN
 HK PIDANA, ILMU TENTANG
HUKUMNYA KEJAHATAN, DALAM KUHP
DAN PENERAPAN PASAL2NYA
 KRIMINOLOGI; ILMU TENTANG
KEJAHATANNYA ITU SENDIRI, kenapa
orang membunuh, faktor ekonomi, psikologi,
sosiologi dll
ASAS TERITORIAL
 YAITU; BERLAKUNYA HK PIDANA
SUATU NEGARA DISANDARKAN PADA
TEMPAT/TERITORIAL DIMANA
PERBUATAN DILAKUKAN (PS 2,3
KUHP),TKP (TEMPAT KEJADIAN
PERKARA)
SEBAB APA NEGARA BOLEH
MENGHUKUM
 TEORI ABSOLUTE, HUKUMAN
DIJATUHKAN SBG PEMBALASAN
“MESKIPUN BESOK DUNIA AKAN
TENGGELAM , NAMUN HR INI JG
PEMBUNUH YG PENGHABISAN HRS
DIHUKUM MATI
 TEORI RELATIF/TEORI TUJUAN DAN
SANKSI, YI MEMPERTAHANKAN
PELAKSANANNYA IALAH
MENJATUHKAN SIKSAAN SHG MJD
 TEORI GABUNGAN,BOLEH
MENJATUHKAN HUKUMAN DG
KEADIALN YG JAHAT BIAR JERA DAN
TATA TERTIB TERWUJUD
KELOMPOK II
 JELASKAN RIWAYAT HUKUM PIDANA
SECARA SINGKAT (K-260)
 APA YANG DIMAKSUD PERBUATAN
PIDANA/DELIK (H-145)
 JELASKAN ASAS NASIONALITAS AKTIF
DAN PASIP (D-63)
 APA YANG DIMAKSUD “PERBUATAN
YANG DAPAT DIHUKUM” (I-20)
RIWAYAT HK PIDANA
 DUALISME
 UMUM
PERBUATAN PIDANA/DELIK
 PERBUATAN YANG OLEH HUKUM
PIDANA DILARANG DAN DIANCAM
DENGAN PIDANA
ASAS NASIONALITAS AKTIF
 BERLAKUNYA HK PIDANA SUATU
NEGARA DISANDARKAN PD WARGA
NEGARA /NASIONALITAS PELAKU
PERBUATAN PIDANA (PS5,6,7, KUHP)
 ASAS NASIONALITAS PASIP,
BERLAKUNYA HK PIDANA YG
DILANGGAR BAIK OLEH WARGA
NEGARA /ORANG ASING BAIK DI
NEGARA YBS MAUPUN DILUAR
NEGARA YBS (PS 4,8 KUHP (ASAS HTN
PERBUATAN YG DAPAT
DIHUKUM
 PS 338 KUHP : BARANG SIAPA DG
SENGAJA MENGHILANGKAN NYAWA
ORANG LAINDIHUKUM KARENA
PEMBUNUHAN DG HUKUMAN PENJARA
SELAMA2NYA 15 TH
 ADA ANASIR OBYEKTIF YAITU
PERBUATAN/MEMBUNUH, MELAWAN
HAK
 ANASIR SUBYEKTIF, SI PEMBUAT
BERSALAH, ORG TSB DPT
KELOMPOK III
 JELASKAN SISTEMATIKA HUKUM
PIDANA (KUHP) (K-260)
 JELASKAN APA ITU PIDANA POKOK
DAN BERI CONTOHNYA (H-147)
 APA YANG DIMAKSUD ASAS
UNIVERSAL DALAM HUKUM PIDANA
(D-62)
 JELASKAN MACAM-MACAM DELIK (I-
21)
SISTEMATIKA KUHP
 BUKU I TENTANG KETENTUAN-
KETENTUAN UMUM
 BUKU II PERIHAL KEJAHATAN
 BUKU KE III PERIHAL PELANGGARAN
KELOMPOK IV
 APA TUJUAN HUKUM PIDANA (K-265)
 APA YANG DIMAKSUD PIDANA
TAMBAHAN DAN BERILAH CONTOH (H-
147)
 SEBUTKAN SUMBER HUKUM PIDA
INDONESIA (D-63)
 BILAMAN ORANG TAK DAPAT
DIHUKUM? (I-22)
KELOMPOK V
 SAMPAI DIMANA KEKUASAAN
BERLAKUNYA UNDANG2 HUKUM
PIDANA DI INDONESIA (K-276)
 SEBUTKAN SISTEMATIAK KUHP (H-151)
 SEBUTKAN UNSUR-UNSUR PERISTIWA
PIDANA (D-63)
 APA DIMAKSUD , GABUNGAN
PERISTIWA PIDANA, RECIDIVE, TURUT
CAMPUR DALAM PERISTIWA PIDANA(I-
26)
HUKUM TATA NEGARA
 HUKUM YANG MEMBAHAS /POKOK
PANGKALNYA ADALAH NEGARA,
DALAM PENGERTIAN KONGKRIT YAITU
OBYEKNYA SUADAH TERIKAT DENGAN
TEMPAT, KEADAAN DAN WAKTU JADI
SUDAH MEMPUNYAI AJEKTIF
TERTENTU.
Beberapa Asas Perundang-
undangan
 Asas Tingkatan Hirarki
 Suatu perundang-undangan isinya tidak boleh
bertentangan dengan isi perundang-undangan
yang lebih tinggi tingkatan atau derajatnya.
 Undang-Undang tidak dapat Diganggu Gugat,
yaitu hanya boleh diuji oleh yang berwenang
 Mahkamah Agung Republik Indonesia
mempunyai hak menguji perundang-
undangan secara materiel yang terbatas
yakni terhadap perundang-undangan di
bawah derajat Undang-Undang (yang lebih
rendah dari Undang-Undang). Ketentuan
tersebut diatur dalam Pasal 26 UU No. 14
Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kekuasan Kehakiman (LN 1970,74) jo
Pasal 11 ayat (4)TAP MPR No. VI/MPR Tahun
 Undang-Undang yang Bersifat Khusus
Mesampingkan Undang-Undang yang Bersifat
Umum (Lex Specialis Derogat Lex Generalis)
 Undang-Undang tidak Berlaku Surut
 Undang-Undang yang Baru
Mengesampingkan Undang-Undang yang
Lama (Lex Posteriori Derogat Lex Priori)
Landasan/Dasar Keberlakukan
Peraturan Perundang-undangan
 Dasar Filosofis
 Dasar filosofis peraturan perundang-undangan
adalah dasar yang berkaitan dengan dasar
filosofis/ideologi negara. Setiap masyarakat
mengharapkan agar hukum itu dapat
menciptakan keadilan, ketertiban,
kesejahteraan. Hal ini yang disebut dengan cita
hukum, yaitu yang berkaitan dengan baik dan
buruk, adil atau tidak. Hukum diharapkan
dapat mencerminkan nilai-nilai yang tumbuh
 Dasar Sosiologis
 Dasar sosiologis peraturan perundang-
undangan adalah dasar yang berkaitan dengan
kondisi/kenyataan yang hidup dalam
masyarakat. Kondisi atau kenyataan ini dapat
berupa kebutuhan atau tuntutan yang dihadapi
oleh masyarakat, kecenderungan dan harapan
masyarakat.
 Dasar Yuridis
 Dasar yuridis ini sangat penting dalam
penyusunan peraturan perundang-
undangan. Antara lain:
 Keharusan adanya kewenangan dari pembuat
peraturan perundang-undangan.
 Keharusan adanya kesesuaian antara jenis dan
materi muatan peraturan perundang-undangan.
Misal pajak harus dengan UU
JENIS HIERARKHIS PERATURAN PER
UNDANG-UNDANGAN BERDASAR UU NO 10 TH
2004
 DASAR HUKUMNYA ADALAH:
 Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Urutan Peraturan
Perundang-undangan, yang didalam Pasal 6
ditetapkan bahwa, “tata cara pembuatan
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Daerah dan pengujian peraturan
perundang-undangan oleh Mahkamah Agung
serta pengaturan ruang lingkup Keputusan
Presiden diatur lebih lanjut dengan Undang-
 Pasal 2 TAP MPR NO III/MPR/2000:
 Tata urutan peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia adalah:
 Undang-Undang Dasar 1945;
 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Indonesia;
 Undang-undang;
 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang;
TATA URUTAN PERATURAN PER UNDANG-
UNDANGAN MENURUT UU N0 10 TAHUN 2004

 Jenis
and hirarki peraturan perundang-
undangan adalah sebagai berikut:
 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
 Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang;
 Peraturan Pemerintah;

 Peratuarn Presiden;

 Peraturan Daerah.
undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang.
 Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut
ketentuan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang
tegas-tegas menyebutnya.
 Pengaturan lebih lanjut secara umum aturan dasar
lainnya dalam Batang Tubuh Undang-Undang
dasar 1945.
 Pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam TAP MPR
yang tegas-tegas menyebutnya.
 Pengaturan di bidang materi konstitusi, seperti:
 Organisasi, tugas dan susunan lembaga tertinggi dan
tinggi negara.
 Tata hubungan antara negara dan warganegara dan
antara warga negara/penduduk timbal balik.
Fungsi Peraturan Pemerintah

 Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut


ketentuan dalam Undang-Undang yang tegas-tegas
menyebutnya.
 Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut
ketentuan lain dalam Undang-Undang yang
menagtur meskipun tidak tegas-tegas
menyebutnya.
Fungsi Peraturan (Keputusan)
Presiden
 Menyelenggarakan pengaturan secara umum
dalam rangka penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan.
 Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah yang
tegas-tegas menyebutnya.
 Menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut
ketentuan lain dalam Peraturan Pemerintah
meskipun tidak tegas-tegas menyebutnya
Fungsi Peraturan Daerah (menurut Pasal 136
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah), menyelenggarakan pengaturan:
 Dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah.
 Dalam rangka penjabaran lebih lanjut
peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.
 Tidak bertentangan dengan kepentingan
umum.
 Tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
Fungsi Peraturan (Keputusan) Kepala Daerah
(menurut Pasal 146 UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah), menyelenggarakan
 Pengaturan dalam rangka pelaksanaan Peraturan
Daerah yang bersangkutan.
 Pengaturan atas kuasa peraturan perundang-
undangan lain yang berlaku.
 Pengaturan dalam rangka pelaksanaan tugas
pemerintahan.
 Tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Daerah
dan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.
Materi Muatan Undang-Undang

 Materi muatan Undang-Undang dapat


ditemukan denghan memakai tiga pedoman,
yaitu:
 Dari ketentuan-ketentuan Batang Tubuh Undang-
Undang Dasar 1945 (saat ini terdapat 43 masalah
yang dinayatakan secara tegas untuk diatur dalam
Undang-Undang);
 Berdasarkan Wawasan Negara berdasar atas
hukum (Rechstaat);
 Berdasarkan Wawasan Pemerintahan berdasarkan
sistem konstitusi.
Dari ketiga cara tersebut dapat ditemukan
sembilan butir materi muatan Undang-
Undang seperti tersebut di bawah ini:

 hal-hal yang tegas-tegas diperintahkan oleh


UUD dan TAP MPR;
 hal-hal yang mengatur lebih lanjut ketentuan
dalam UUD;
 hal-hal yang mengatur hak asasi manusia;
 hal-hal yang mengatur hak dan kewajiban
warga Negara;
 hal-hal yang mengatur pembagian kekuasaan
Negara;
 Hal-hal yang mengatur organisasi pokok
ditemukan sembilan butir materi
muatan Undang-Undang seperti
tersebut di bawah ini:
 hal-hal yang mengatur pembagian
wilayah/daerah Negara;
 hal-hal yang mengatur siapa warga negara dan
cara memperoleh/kehilangan
kewarganegaraan;
 Hal-hal yang dinyatakan oleh suatu Undang-
Undang untu diatur dengan Undang-Undang.
Proklamasi itu dalam garis
besamya ialah
 Lahirnya negara Kesatuan RI.
 Puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan,
setelah berjuang sejak 20 Mei 1908.
 Titik tolak daripada pelaksanaan amanat
penderitaan rakyat.
Pokok-Pokok Tata Pemerintahan
Republik Indonesia
 Landasan Hukum Tata Pemerintahan Indonesia.
 Landasan Ideal.
 Pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita
hukum serta cita-cita moral luhur yang
meliputi suasana kejiwaan serta watak dan
bangsa Indonesia itu pada tanggal 18 Agustus
1945 telah dimurnikan dan dipadatkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan atas nama
bangsa Indonesia menjadi Dasar Negara
Republik Indonesia.yakni Pancasila
 Landasan Konstitusional.
 Undang-Undang Dasar 1945, sebagai
perwujudan dari tujuan
 proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945, yang terdiri dari
 Pembukaan dan batang Tubuh serta
penjelasan UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945.

 Pembukaan Undang Undang Dasar 1945


adalah perwujudan jiwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ialah
Pancasila.
 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai pernyataan Kemerdekaan yang
terperinci yang mengandung cita-cita luhur
dan Proklamasi Kemerdekaan 17 agustus 1945
dan yang memuat Pancasila sebagai Dasar
Negara, merupakan satu rangkaian dengan
Lembaga-Lembaga Negara
Indonesia Menurut UUD 1945
 Majelis Permusyawaratan rakyat (MPR),
 Dewan Perwakilan Rakyar ( DPR)..
 Presiden Republik Indonesia
 Dewan Perwakilan Daerah DPD)
 Mahkamah Agung ( MA),
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
 Mahkamah KOnstitusi
 Komisi yudisial
 Kejagung
MPR
 Pasal 3
 (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat
berwenang mengubah dan menetapkan
Undang-Undang Dasar. 3)
 (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik
Presiden dan/atau Wakil Presiden.3-4)
 (3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya
dapat memberhentikan Presiden dan/atau
Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut Undang-Undang Dasar. 3-4)
Dewan Perwakilan Rakyar
( DPR)..
 Pasal 20A
 (1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi
legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan. 2)
 (2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak
yang diatur dalam Pasal-Pasal lain Undang-
Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat
mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan
hak menyatakan pendapat. 2)
 (3) Selain hak yang diatur dalam Pasal-Pasal
 Selain hak yang diatur dalam Pasal-Pasal lain
Undang-Undang Dasar ini, setiap anggota
Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul
dan pendapat serta hak imunitas. 2)
 (4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan
Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan
Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-
undang. 2)
 Hak Angket adalah hak DPR untuk melakukan
penyelidikan terhadap kebijakan
pemerintahyang penting dan strategis serta
berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang diduga
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
 Hak interpelasi adalah hak DPR untuk
meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijakan pemerintah yang penting
dan strategis serta berdampak luas pada
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
 hak angket adalah hak DPR untuk melakukan
penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah
yang penting dan strategis serta berdampak
luas pada kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
Presiden Republik Indonesia

 Pasal 13
 (1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
 (2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden
memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat. 1)
 (3) Presiden menerima penempatan duta
negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.1)
 Pasal 14
 (1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung. 1)
 (2) Presiden memberi amnesti dan abolisi
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat. 1)
Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah DPD)
 Pasal 22C
 (1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih
dari setiap provinsi melalui pemilihan
umum. 3)
 (2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari
setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah
seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu
tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota
Dewan Perwakilan Rakyat. 3)
 (3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang
 Pasal 22D
 (1) Dewan Perwakilan Daerah dapat
mengajukan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan
Mahkamah Agung ( MA),

 Pasal 24A
 (1) Mahkamah Agung berwenang mengadili
pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang. 3)
Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK)
 Pasal 23E
 (1) Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan
yang bebas dan mandiri. 3)
 (2) Hasil pemeriksaan keuangan negara
diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan
kewenangannya. 3)
Mahkamah KOnstitusi

 Pasal 24C
 (1) Mahkamah Konstitusi berwenang
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji
undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar,
memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
 Mahkamah Konstitusi wajib memberikan
putusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut
Undang-Undang Dasar. 3)
Komisi yudisial

 Pasal 24B
 (1) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang
berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung dan mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim. 
SOAL LATIHAN MID
SEMESTER
 Apa yang anda ketahui tentang Tata Hukum,
Tata Hukum Indonesia
 Obyek kajian tata hukum Indonesia, tujuan
mempelajari tata hukum Indonesia
 Apa yang dimaksud sistem hukum,
masyarakat hukum dan politik hukum
 Jelaskan pengertian hukum perdata,
sistematika KUHPerdata, hukum perorangan,
benda, perikatan dan daluwarsa
 Jelaskan pengertian hukum pidana, sistematika
KUHP, teori dalam hk pidana
 Sebutkan macam-macam delik, orang yang
tidak bisa dihukum,
 Sebutkan macam-macam hukuman menurut
KUHP
 Perbuatan apa saja yang dapat dihukum
 Sebutkan tata urutan dan hirarkhis tata urutan
perauran perundang-undangan menurut TAP
MPR/III/MPR/ 2000 dan UU NO. 10 th 2004
 Apa kewenangan DPR,DPD, MA, MK dan
KY
 Sebutkan penerapan konstitusi di Indonesia
 Jelaskan dasar/landasan keberlakuan peraturan
perundang-undangan
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
(HAN)
 SEKILAS TENTANG NEGARA HUKUM
 1. KONSEP NEGARA HUKUM MENURUT
ALQURAN DAN SUNNAH/NOMOKRASI
ISLAM
 2. NEGARA HUKUM MENURUT KONSEP
EROPA KONTINENTAL (RECHTSSTAAT)
 3. NEGARA HUKUM MENURUT KONSEP
ANGLO SAXON/RULE OF LAW
 4. NEGARA HUKUM MENURUT KONSEP
SOCIALIST LEGALITY
 5. NEGARA HUKUM MENURUT
PANCASILA DLL
UNSUR-UNSUR NEGARA HUKUM
(RECHTSSTAAT)
 PERLINDUNGAN HAM
 PEMISAHAN DAN PEMBAGIAN UNTUK
MENJAMIN HAK TSB
 PEMERINTAHAN BERDASAR
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 PERADILAN ADMINISTRASI DALAM
PERSELISIHAN
UNSUR-UNSUR RULE OF LAW

 SUPREMACY OF THE LAW


 EQUALITY BEFORE THE LAW
 TERJAMINNYA HAK-HAK MANUSIA
OLEH UNDANG-UNDANG DAN
KEPUTUSAN PENGADILAN
NEGARA HUKUM DAN HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM SEBAGAI DASAR KEKUASAAN
DAN PENYELENGGARAAN NEGARA.
 DALAM HAL INI ADA KONSTITUSI
/PERATURAN-PERATURAN YG
TERHIMPUN DALAM HTN
 MATERI HUKUM YANG BERSIFAT
TEKNIS DIATUR DALAM HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA
ISTILAH HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA
 BESTUURSRECHT diterjemahkan dengan
arti pemerintahan
 ADMINISTRATIEF RECHT diterjemahkan
dengan administrasi saja
 Perbedaan penanaman ini berakibat adanya
perbedaan penanaman terhadap hukum ini
yakni HAN, Hukum Tata Pemerintahan,
Hukum Tata Usaha Pemerintahan, Hukum Tata
Usaha Negara, Hukum Tata Usaha Negara
Indonesia, HAN Indonesia, Hukum
Pengertian Hukum Administrasi Negara

 A.M.DONNER
 Hukum administrasi negara memuat
keseluruhan peraturan yang berkenaan dengan
cara bagaimana organ pemerintahan
melaksanakan tugasnya. Jadi HAN berisi
aturan main yang berkenaan dengan fungsi
organ-organ pemerintahan. Jadi HAN
merupakan bagian dari hukum publik, yakni
hukum yang mengatur tindakan pemerintah
dan mengatur hubungan antara pemerintah
KONSEKKUENSI EKSISTENSI
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 Seiring dengan perkembangan tugas-tugas
pemerintahan, khususnya dalam
ajaran WELFARE STATE, yang memberikan
kewenangan dalam bidang legesiasi, maka
peraturan-peraturan hukum dalam hukum
administrasi negara, disamping dibuat oleh
lembaga legeslatif, juga ada peraturan-
peraturan yang di buat secara mandiri oleh
administrasi negara.
  
Ruang Lingkup Hukum Administrasi
Negara
 Pada kenyataannya pemerintah melaksanakan
tindakan hukum dalam bidang legislasi, juga
bertindak dalam penyelesaian perselisihan,
misal penyelesaian hukum melalui upaya
administrasi dan dalam hal penegakan hukum
administrasi, penerapan sanksi-sanksi
administrasi yang semuanya menjadi obyek
kajian hukum administrasi negara. Ini
menunjukkan objek kajian HAN adalah luas.
AM Donner berpendapat ruang lingkup
HAN adalah luas oleh karena itu HAN
sukar dikodifikasi karena 2 hal :
 Peraturan HAN berubah lebih cepat dan sering
secara mendadak, sedangkan peraturan-
peraturan hukum privat dan hukum pidana
hanya berubah-ubah secara berangsur-angsur
saja.
 Pembuatan peraturan-peraturan HAN tidak
akan dalam satu tangan. Di luar pembuat
Undang-undang pusat hampir semua
Departemen Pemerintah Daerah Otonom
membuat juga peraturan-peraturan HAN
HAN ADALAHhukum yang cakupannya
mengatur secara garis besar sebagai
berikut :
 Perbuatan pemerintah (pusat dan daerah)
dalam bidang publik
 Kewenangan pemerintahan (dalam melakukan
perbuatan di bidang publik tersebut)
Di dalamnya di atur mengenai : darimana,
dengan cara apa, bagaimana pemerintah
menggunakan kewenangannya, hal ini di
tuangkan dalam bentuk instrument hukum
 Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan
atau penggunaan kewenangan pemerintahan
itu
 Penegakan hukum dari penerapan sanksi-
sanksi dalam bidang pemerintahan

PERATURAN KEBIJAKSAAN

 Secara bahasa Freies Ermessen berasal dari


kata frei yang artinya bebas, lepas, tidak terikat
dan merdeka. Freies artinya orang yang bebas,
tidak terikat, dan merdeka. Sementara itu,
ermessen berarti mempertimbangkan, menilai,
menduga, dan memperkirakan.
 Istilah ini kemudian secara khas digunakan
dalam bidang pemerintahan sehingga Freies
Ermessen (diskresionare) diartikan sebagai
salah satu sarana yang memberikan ruang
bergerak bagi pejabat atau badan-badan
administrasi negara untuk melakukan tindakan
tanpa harus terikat sepenuhnya pada undang-
undang.
 Ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis
publik
 Merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi
negara
 Sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum
 Sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri
 Sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan penting yang timbul secara tiba-
tiba
 Sikap tindak itu dapat dipertanggungjawabkan baik
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun
 Freies Ermessen ini muncul sebagai alternatif
untuk mengisi kekurangan dan kelemahan
didalam penerapan asas legalitas
(wetmatigheid van bestuur). Bagi negara yang
bersifat welfare state, asas legalitas saja tidak
cukup untuk dapat berperan secara maksimal
dalam melayani kepentingan masyarakat, yang
berkembang pesat sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.
• .

 Di dalam praktik penyelenggaraan


pemerintahan, Freies Ermessen dilakukan oleh
administrasi negara dalam hal-hal sebagai
berikut : Belum ada peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang
penyelesaiaan in konkrito terhadap suatu
masalah tertentu, padahal masalah tersebut
menuntut penyelesaian yang segera. Misalnya
dalam menghadapi suatu bencana alam
ataupun wabah penyakit menular.
 Peraturan perundang-undangan yang menjadi
dasar berbuat aparat pemerintah memberikan
kebebasan sepenuhnya. Misalnya dalam
pemberian izin berdasarkan pasal 1 HO, setiap
pemberian izin bebas untuk menafsirkan
pengertian ”menimbulkan keadaan bahaya”
sesuai dengan situasi dan kondisi daerah
masing-masing.
 Adanya delegasi perundang-undangan,
maksudnya aparat pemerintah diberi
kekuasaan untuk mengatur sendiri, yang
sebenarnya kekuasaan itu merupakan
kekuasaan aparat yang lebih tinggi
tingkatannya. Misalnya dalam menggali
sumber-sumber keuangan daerah. Pemerintah
daerah bebas untuk mengelolanya asalkan
sumber-sumber itu merupakan sumber yang
sah.
pembatasan penggunaan Freies
Ermessen adalah sebagai berikut :

 Penggunaan Freies Ermessen tidak boleh


bertentangan dengan sistem hukum yang
berlaku (kaidah hukum positif).
 Penggunaan Freies Ermessen hanya ditujukan
demi kepentingan umum.
  
 Meskipun pemberian Freies Ermessen kepada
pemerintah atau administrasi negara
merupakan konsekuensi logis dari konsepsi
welfare state, tetapi dalam kerangka negara
hukum, Freies Ermesseni dalam suatu negara
hukum, yaitu :
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN
YANG LAYAK (AAUPL)
 AAUPL dapat dipahami sebagai asas-asas
umum yang dijadikan sebagai dasar dan tata
cara dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang layak, yang dengan cara demikian
penyelenggaraan pemerintahan itu menjadi
baik, sopan, adil dan terhormat, bebas dari
kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan
penyalahgunaan wewenang dan tindakan
sewenang-wenangan.
Fungsi dan Arti Penting AAUPL

 Bagi administrasi negara, bermanfaat sebagai


pedoman dalam melakukan penafsiran dan
penerapan terhadap ketentuan-ketentuan
perundang-undangan yang bersifat sumir,
samar atau tidak jelas. Selain itu, sekaligus
membatasi dan menghindari kemungkinan
administrasi negara mempergunakan freis
ermessen/melakukan kebijaksanaan yang jauh
menyimpang dari ketentuan perundang-
undangan. Dengan demikian, administrasi
 Bagi warga masyarakat, sebagai pencari
keadilan, AAUPL dapat dipergunakan sebagai
dasar gugatan sebagaimana disebutkan dalam
pasal 53 UU No.5/1996
 Bagi hakim TUN, dapat dipergunakan sebagai
alat menguji dan membatalkan keputusan yang
dikeluarkan badan atau pejabat TUN
 Selain itu, AAUPL tersebut juga berguna bagi
bada legislatif dalam merancang suatu undang-
undang
Perincian AAUPL

 Asas Kepastian Hukum (principle of legal


security)
 Asas Keseimbangan (principle of
proportionality)
 Asas Kesamaan dalam Mengambil
Keputusan Pangreh (principle of equality)
 Asas Bertindak Cermat (principle of
carefulness)
 Asas Motivasi untuk Setiap Keputusan
 Asas Jangan Mencampuradukkan
Kewenangan
 Asas Permainan yang Layak
 Asas Keadilan atau Kewajaran
 Asas Menanggapi Pengharapan yang Wajar
 Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan
Yang Batal
 Asas Perlindungan atas Pandangan (cara)
Hidup
 Asas Kebijaksanaan
 Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum
Materi konsep map
 NEGARA HUKUM
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 WELFARE STATE
 FREIES ERMESSEN
 AAUPL
 SUPREMACY OF THE LAW
 EQUALITY BEFORE THE LAW
 TERJAMINNYA HAK-HAK MANUSIA
OLEH UNDANG-UNDANG DAN
 ASAS LEGALITAS
 PERLINDUNGAN HAM
 PEMISAHAN DAN PEMBAGIAN UNTUK
MENJAMIN HAK TSB
 PEMERINTAHAN BERDASAR
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 PERADILAN ADMINISTRASI (PTUN)
DALAM PERSELISIHAN
POKOK-POKOK HUKUM ACARA

 Pengertian Hukum Acara.


 " formeel recht " . Yaitu hukum yang mengatur
bagaimana menegakkan hukum material. Atau
hukum yang mengatur bagaimana seseorang
mengajukan gugatan dipcradilan dan
bagaimana hakim memutus perkara di
pengadilan.
PENGERTIAN HUKUM
MATERIAL
 Lapangan-lapangan hukum yang dinamakan
Perdata, pidana, hukum Tatanegara, hukum
negara, dan lain sebagainya disebut hukum
material atau " materieel recht" dimana segala
hukum material dan hak-hal yang diatur
dalam hukum meteriel tidak ada artmya
jika tidak dapat dilaksanakan.
Jenis-jenis hukum acara.

 Pada asasnya dapat dikatakan ada 3 jenis


hukum acara:
 Hukum acara tata usaha.
 Hukum acara Pidana
 Hukum acara perdata
Berhubung dengan itu maka ada
3 jenis :
 Hakim tata usaha, yakni hakim yang mengadili
perkara tata usaha ; alat
tata usaha; gubernur ; bupati; walikota dal
pejabat lainnya.
 Hakim perdata, yaitu hakim yang mengadili
perkara perdata.
 Hakim pidana, yakni hakim yang mengadili
perkara pidana.
 • Yang membeda-bedakan bukan hakim
tetapi pada perkaranya dan jalan pemeriksaan
.
Hukum Acara Tata Usaha.
 Hukum acara tata usaha adalah keseluruhan
aturan hukum mengenai pemeriksaan perkara
hukum tata usaha oleh hakim tata usaha atau
pengadilan tata usaha.
Perkara hukum tata usaha
misalnya :
 Mendirikan bangunan-bangunan tertentu, yang
dapat menimbulkan bahaya atau gangguan
terhadap sekitarnya. Dimana menurut
Hinderordontie ( HO) harus lebih dulu
mendapat izin dari pejabat tertentu ( misal
Walikota, Bupati dls). Jika permohonan izin
ditolak, sedangkan yang berkepentingan
berpendapat bahwa ia berhak mendirikan
bangunan itu, maka terjadilah perkara hukum
tata usaha.
Hukum acara perdata

 Pengertian dan sifat hukum acara perdata.


 Dalam istilah "hukum acara perdata" kata
"perdata" dipakai dalam arti luas. Yakni
hukum acara perdata dipertahankan baik
hukum perdata dan (hukum dagang) dalam arti
sempit.
 Mempertahankan norma-norma dalam hukum
perdata dan hukum dagang itu terserah kepada
orang-orang yang berkepentingan sendiri.
Orang yang berkepentingan itu sendiri yang
Asas-asas hukum acara perdata.

 Hakim bersifat menunggu


 Hakim pasif
 Tidak ada keharusan mewakilkan
 beracara dengan hadir sendiri.
 beracara dengan mengajukan permohonan.
 pemeriksaan perkara dalam sidang pengadilan
terbuka.
 beracara dikenakan biaya.
 hakim mendengar kedua belah pihak.
Macam sifat keputusan hakim :

 Declaratoir yaitu : putusan hakim yang


menyatakan ada tidaknya sesuatu keadaan
hukum tertentu. Misal anak yang syah yang
menjadi sengketa adl anak yg diahirkan dr
perkawinan yg syah
 Condemnatoir yaitu putusan hakim yang
menjatuhkan hukuman
tertentu terhadap seseorang. Misal: membayar
sejumlah uang
 Constitutief yaitu putusan hakim yang
 Upaya menjalankan keputusan hakim.
 Reele executie. Misal: memerintahkan
pengosongan benda tetap
 Pensitaan.misal:pensitaan barang2 bergerak
milik pihak yang dikalahkan
 Sandera.misal kasusnya kalah dipersidangan
dan diwajibkan untuk membayar sejumlah
uang(dalam praktet sdh ditinggalkan)
 Uang pemaksa. Misal:membayar sejumlah
uang psl 196 HIR/208 Rbg
Sumber hukum acara perdata.
 Tempat terdapatnya aturan-aturan hukum acara
perdata didasarkan pada Pasal II Aturan
Peralihan Pasal UUD 1945 yakin terdapat
dalam peraturan perundang-undangan yang
berasal dari tata hukum Hindia Belanda, Yaitu:
 Perundang-undangan antara lain:
 Hirziene Inlands Reglement ( HIR) bagi Jawa
dan madura) dan,
 Rechtsreglement Buitengewesten ( RBg )
bagi Luar Jawa dan
madura;
 Undang-undang No. 1950 tentang mahkamah
Agung
 Bagi semua pengadilan : hukum adat dalam arti
hukum tak tertulis terutama yang dibentuk oleh
Upaya hukum dalam hukum
acara perdata
 Biasanya keputusan hakim perdata dapat
dimntakan pemeriksaan ulangan pada hakim
yang lebih tinggi. Keputusan Pengadilan Negri
misalnya dapat dimintakan pemeriksaan
ulangan pada Pengadilan Tinggi (Banding).
 Oleh hakim yang lebih tinggi perkaranya
diperiksa sekali lagi, Acara menyerupai acara
pada tingkat pertama. Apabiia pada tingkat II
atau (Banding) tidak memuaskan maka dapat
menggunakan upaya hukum Kasasi di
Hukum Acara Pidana
 Hukum Acara Pidana adalah: keseluruhan
aturan hukum mengenai
cara melaksanakan ketentuan-ketentuan
hukum pidana, atau jika ada
pelanggaran norma-norma yang dimaksud
oleh ketentuan hukum
pidana.
Sifat hukum acara pidana.

 Dalam hukum acara pidana , penguasalah yang


mengambil inisiatif beracara. Bukan pihak-
pihak yang tersangkut dalam pelanggaran
itu,bertalian dengan pelanggaran tersebut.
 Melainkan penguasa yakni alat penuntut
umum atau jaksa yang bertindak untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum
pidana yang bertalian dengan pelanggaran
tersebut.
 Dalam beberapa kejahatan-kejahatan tertentu
Asas-asas hukum acara pidana.

 Inisiatif beracara datangnya dari pihak


penguasa ( Jaksa).
 Setelah dimuali pemeriksan dalam sidang
pengadilan, tuntutan pidana
tidak dapat dihentikan atau ditarik kembali;
 Asas cepat, sederhana dan biaya ringan.
 Selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan,
hanya hakimlah yang
dapat mengadakan perubahan dalam
tuduhannya, tetapi hanya dalam
 Pengakuan oleh pihak tersangka tidak boleh
saja dipercaya begitu saja kebenarannya oleh
hakim, tidak ada sumpah decisoir.
 Wewenang hakim pidana terhadap pihak
tersangka lebih luas dari pada hakim perdata
terhadap tergugat; hakum pidana dapat
memaksa si tersangka supaya hadir pada
sidang pengadilan dan dapat pula
memerintahkan pihak tersangka.
  
Sumber hukum acara pidana.

 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana


( KUHAP).
 Undang-undang no 14 tahun 1970 Tentang Pokok-
pokok Kekuasaan Kehakiman.
 Undang-undang NO. 13 Tahun 1965 Tentang
Ketentuan-ketentuan
Pengadilan Dalam Lingkungan Peradilan Umum Dan
mahkamah
Agung.
 Peraturan-peraturan tentang Banding, Kasasi
dan Peninjauan
Kembali.
  
Upaya hukum dalam acara
pidana.
 Apabila keputusan hakim pidana pada tingkat
I atau Pengadilan Negeri tidak dapat diterima
pihak terpidana maka, ia dapat dimintakan
Banding yakni pemeriksaan ulang pada hakim
yang lebih tinggi atau Tingkat II (Pengadilan
Tinggi). Apabila pada tingkat II atau (Banding)
tidak memuaskan maka dapat menggunakan
upaya hukum Kasasi di Mahkamah Agung,
dan dapat pula menggunakan upaya hukum
luar biasa Herzenning .
Tahap-tahap beracara
 Pemeriksaan permulaan
 Pemeriksaaan terakhir atau pemeriksaan dalam
sidang pengadilan.
 Menjalankan keputusan hakim atau executie.

 
PENGERTIAN DAN DEFINISI
HUKUM AGRARIA
 Prof E. Utreacht, SH
 Hk agraria ( Hk tanah ) Adl menjadi bagian
HAN, yang mengkaji hubungan2 Hukum
terutama yang akan memungkinkan para
pejabat yang bertugas mengurus soal-soal
Agraria
 2.Prof. Subekti SH/Tjitrosubono, SH
 Hk agraria adalah keseluruhan dari ketentuan
hokum, yang mengatur hubungan antara orang
yang 1 dengan yang lain, termasuk badan
hokum dan bumi, air, dan ruang angkasa
dalam seluruh wilayah dan mengatur pula
wewenang yang bersumber Pd hubungan
tersebut
 . Prof. Budi HarsonoSH
 " Hk Agraria menurut UUPA, Adl keseluruhan
kaedah2 baik Tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur agraria.
 " Agraria “ menurut UUPAj meliputi bumi,
air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya, bahkan dalam batas2 tertentu,
juga ruang angkasa
 " Jadi Hk Agraria " keseluruhan kaedah2
hukum baik tertulis maupun tidak tertulis,
yang mengatur bumi, air dan ruang angkasa
dan kekayaan alam yang
terkandungdidalamnya.
 Pengertian Agraria menurut UUPA :
 Penulis
 1. Dpt berarti luas
 Diatur dalam ps 1 ay2 yang meliputi bumi,
air, dan ruang
 angkasa
 a. bumi meliputi
 -Permukaan bumi
 -tubuh bumi dan bawahnya
 c Pengertian ruang angkasa, adalah ruang
diatas bumi
 2. dalam arti sempit
 diatur dalam ps 4 ay 1 UUPA yaitu "
Tanah " dalam ps 4 ay 1
 ditentukan, bahwa adanya macam2 hak
atas permukaan bumi yang
 disebut tanah tersebut
 Jadi pengertian agraria dalam arti sempit
adalah permukaan
 Pengertiah Hukum Agraria:
 1. dalam arti luas
 spt dim ps 2 ay 1 UUPA : sasarannya :
bumi,air,ruanangkasa,termasuk kekayaan alam
yang terkandung dalamnya.
 Jadi merupakan kelompok berbagai hukum al
 a. Hukum pertanahan : UU No 5 Th 60
 b. Hukum Pengairan : UU No 11 Th 1974
 c. Hukum Pertambangan : UU NO 11 Th 1967
 Letak Hk Agraria
 I. Hindia bld;
 1. hk agraria adat merupakan sebagian
terbesar tanah Indonesia
 2. Hk Agraria Barat dlm KUH Perdata / BW,
yi yang meliputi tanah2 hak barat
 3. Hk antar golongan : ada dalam Unicum
Hokum Indonesia yang menyelesaikan
masalah2 antar golongan
 4. Hk Administrasi Merupakan buatan Pem
 II. Jaman RI Berdiri sendiri dengan dasar
UU NO 5 Th 1960 tentang UUPA, jadi tidak
berbagai hokum (Unifikasi dalam hokum
Agraria)
 1. Sb Hk tertulis
 a. ps 33, ay 3 UUD 45, " Bumi, air…dst
 b. UU No 5Th 60 (UUPA )
 c. Peraturan2 PP dari UUPA
 Tdk wajib tdk perlu dalam praktek
 d. peraturan lama. Berdasar pasal peralihan
 NB. ± 39 th. Sejak UUPA berlaku : UU
tentang hak milik belum pernah terbentuk ink
yang berlaku ad! hk adat ( ps 56) atau
 . sumber hokum tidak tertulis
 yi a. kebiasaan bare yang timbul sesudah
berlakunya UUPA misal
 1. yurisprudensi
 2. praktek agraria
 b. hk adat yang lama dengan syarat2 tertentu
cacatnya telah
 dibersihkan
 Ps 5 UUPA : hk Agraria yang berlaku atas
Peraturan Lama Yang di cabut
oleh UUPA
 Tujuan UUPA
 1. mengakhiri peraturan2 Hk tanah kolonial
 2. mengakhiri dualisme/ pluralisme Hk Tanah
Indonesia
 a. Dualisme
 1. Hk tanah Barat
 2. Hk Tanah Adat
 b. Pluralisme
 1. HT Adat
Berdasar Diktum UUPA di cabut

 1. Agrarische Wet (S. 1870 - 55 )


 2.a.Domein Verklaring ( S. 1870-118 a) /
pernyataan Domein
 b. Algemene Domein Vewrklaring ( S.
1875-119a )
 c. DomeinVerklaring untuk Sumatera Ps 1 dari
S. 1874-94 f
d. Domein Verklaring untuk Residentie Manado
dim Ps 1 dari S. 1877-55
 Domein Verklaring untuk Residentie
Zwider en Ooster ofdeling van Borneo (
ps 1. S. 1888-8 )
 3. Koninklijk Besluit/ keputusan raja tgl 16
april 1872 No 29 S. 1872­117 dan peraturan
pelaksanaannya.
 4. Buku II KUH Perdata Indonesia
sepanjang mengenaibumi, air dan kekayaam
alam yang terkandung didalamnya
HAK-HAK ATAS TANAH
SSUDAH UUPA DAN MENURUT
HUKUM ISLAM
 1. Hak milik (ps 20 UUPA )
 Adalah hak turun temurun, terkuat dan
terpenuh (psikologis emosional ) yang dapat
dipunyai orang atas tanah yang mengingat ps
6.
 Ps 6 : semua hak atas tanah mempunyai fungsi
social
 HM tidak terbatas jangka waktunya
 HM dapat beralih ex pewarisan dll
 HM dapat menjadi jaminan utang yang di
 Terjadinya HM : pewarisan, hibah ybs jual beli
 Hapusnya HM : (ps 27 )
 1. Tanah jatih kepada negara
 1. karena pencabutan hak berdasar ps 18
 2. karena penyerahan sukarela oleh pemiliknya
 3. karena diterlantarkan
 4. karena ps 21 ayat 3 yi : orang asing ...
 ps 26 ayat 2 yi : jual bell, hibah, dsb
 2. Tanahnya Musnah
2. HAK GUNA USAHA
 . HGU (Ps 28)
 adalah hak untuk mengukuhkan tanah yang
dikuasai langsung oleh negara, selama jangka
waktu yang tersebut dan ps 29, guna
perusahaan pertanian, perikanan, peternakan.
 Ps 29: 1. HGU max 25 tahun
 2. untuk perusahaan karena waktu lama dapat
dengan
 35 tahun
 3. dapat diperpanjang max 25 tahun.
 Yang dapat mempunyai HGU adalah:
 1. WNI
 2. badan2 yang didirikan menurut hk
Indonesiadan berkedudukan di Indonesia.
 Terjadmya HGU
 Karena penetapan pemerintah
 HGU dapat dijadikan/ dibebankan hak
tanggungan
 Hapusnya HGU
. HAK GUNA BANGUNAN: (ps 35
UUPA )

 yi : hak untuk mendirikan dan mempunyai


bangunan2 atas tanah yang bukan miliknya
sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30
tanhun, hal ini atas peraturan penanggung hak
bisa diperpanj ang 20 tanhun.
YANG DAPAT MEMPUNYAI HAK
GUNA BANGUNAN
 a. WNI
 b. Badan hokum yang didirikan menurut
hokum Indonesia dan berkedudukan di
Indonesia
 c. WN asing yang bertempat tinggal di
Indonesia, dibatasi
 luas dan jumlah bidang tanah yang dikuasai,
khusus untuk bertempat tinggal.
 d. Badan Hukum yang didirikan menurut
hokum asing dan mempunyai perwalian di
Terjadinya HGB :

 1. mengenai tanah, yang dikuasai langsung


oleh negara karena penetapan Pemerintah
 2. mengenai tanah milik : karena perjanjian
yang berbentuk otentik antara pemilik tanah
yang berangkutan dengan pihak yang akan
memperoleh HGB itu yang bermaksud
menimbulkan hak tersebut.
 HGB dapat dijadikan jaminan hutang dengan
dibebani hak tanggungan (ps39)
Hapusnya HGB

 a. jangka waktunya berakhir


 b. dihentikan sebelum berakhir karena sesuatu
syarat tidak terpenuhi
 c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum
jangka waktunya berakhir
 d, dicabut untuk kepentingan umum
 e. diterlantarkan
 f tanah musnah
 g. ketentuan dlm ps 36 ay 2. (Yi : org / BH
. Hak Pakai (ps 41)

 adalah : hak untuk menggunakan dan / atau


memungut hasil dari tanah yang dikuasai
langsung oleh negara atau tanah milik orang
lain, yang memberi wewenang dan kewajiban
yang ditentukan dalam keputusan
pemberiannya oleh pejabat yang berwenang
memberikannya atau dengan perjanjian
dengan pemilik tanahnya, yang bukan
perjanjian sewa­menyewa atau perjanjian
pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak
 Cara memberikan hak pakai
 1. selama jangka waktu yang tertentu selama
tanahnya dipergunakan untuk keperluan
ertentu.
 2. dengan Cuma2 dengan pembayaran atau
pemberian jasa berupa apapun.
 3. pemberian hak pakai tidak boleh dan
disertai syarat2 yang mengandung pemerasan
 - tanah yang dikuasai Negara, hak pakai kalau
mau dialihkan dengan izin pejabat yang
berwenang
 - hak pakai atas tanah milik dapat dialihkan
asal dimungkinkan dalam perjanj ian yang
bersangkutan
 Hak pakai khusus disediakan
 1. instansi Pemerintah, Pemda, Desa dsb
 2. Gedung Kedutaan dan Ruma Tangga Kepala
Perwakilan Negara2 sahabat
Menurut hukum Islam
 Hingga kini persoalan kepemilikan tanah
masih tetap belum terjawab oleh ekonom
kapitalis dan sosialis. Namun, persoalan ini
telah lama mampu dijawab oleh sistem
ekonomi Islam. Hukum Islam mengenal tiga
jenis kepemilikan, yakni kepemilikan individu,
negara dan publik:
A.Kepemilikan individu adalah izin syar’i sehingga
seseorang bisa menguasai tanah secara mutlak,
termasuk menggunakan, menjual, menghadiahkan,
mewakafkan serta mewariskannya berdasarkan
syara’. Hak perolehan tanah untuk individu dalam
Islam ada lima macam, yaitu didapat dari: (1)
menghidupkan tanah mati; yang disebut tanah mati
adalah tanah tanpa pemilik (baik individu maupun
negara) yang tidak menopang fungsi publik;
(2)pemberian negara; negara berhak menghadiahkan
tanah kepada orang-orang yang dipandang pantas dan
memerlukannya, misalnya kepada petani yang
B.Kepemilikan negara atas tanah hanya terbatas pada
yang diperlukan untuk menjalankan roda
pemerintahan, seperti lahan instalasi negara dan tanah
yang diserahkan kepada negara untuk diurusi. Hak
perolehan tanah negara ini dalam Islam didapatkan
dari: (1) menghidupkan tanah mati — sebagaimana
individu, negara juga berhak menghidupkan tanah
mati, dan menjadikannya sumber pemasukan bagi kas
negara; (2) pemberian warga atau negara lain; (3)
warisan (dari orang tanpa ahli waris, atau sisa harta
waris yang tidak habis dibagi); (4) jual-beli; (5) sitaan
pelaku pidana yang dihukum dengan itu Umar bin
C.Ada pun tanah publik adalah semua tanah yang bukan
milik individu maupun negara. Ini adalah tanah
”milik Allah”, di mana pada prinsipnya semua warga
negara memiliki hak atas fungsi yang dimilikinya.
Misalnya tanah-tanah di mana terdapat jalan raya,
pantai, taman, rawa, kuburan, masjid, serta fasilitas
umum lainnya. Hutan, gunung, lautan dan sebagainya
adalah juga tanah publik. Setiap orang memiliki akses
ke sana, kecuali diatur lain menurut syara’, misalnya
demi mencegah kerusakan atau kecelakaan. Setiap
orang boleh mengambil manfaatnya, selama tidak
menghalangi orang lain juga untuk mengambil
A Kepemilikan menurut Hukum
Islam
 Menurut bahasa, milkiyah berasal dari kata
milk dan malakiyah berasal dari malakah, yang
salah satunya adalah milik. Jadi artinya
diartikan memiliki sesuatu dan sanggup
bertindak secara bebas terhadapnya.
  
 
Cara-cara memperoleh hak milik
menurut Hukum Islam
 Dengan usaha sendiri
 Yaitu dengan membuka tanah baru yang tidak
ada pemiliknya sama sekali, dan harus
dikerjaka 3 tahun berturut-turut sejak
pengklaimannya, bila tidak dipenuhi gugur
hak kepemilikannya.
 Akad
 Pemindahan hak milik dari seseorang kepada
orang lain dengan cara dibenarkan syara’ yang
menetapkan adanya akibat hukum pada objek
HUKUM ACARA PIDANA
 HUKUM ACARA PIDANA ADALAH
KESELURUHAN ATURAN HUKUM YANG
MENGATUR TENTANG TATA CARA
BAGAIMANA MEMPERTAHANKAN
ATAU MENYELENGGARAKAN HUKUM
PIDA NA MATERIIL SEHINGGA
MEMPEROLEH KEPUTUSAN HAKIM
DAN CARA BAGAIMANA ISI
KEPUTUSAN ITU HARUS
DILAKSANAKAN
PERBEDAAN DENGAN
HUKUM ACAR PERDATA
 HUKUM ACARA PIDANA BUKAN
PIHAK2 YANG TERSANGKUT
PELANGGARAN YANG MENGAMBIL
INISIATIP UNTUK BERACARA
MELAINKAN PENUNTUT
UMUM/KEJAKSAAN, TETAPI ADA
PENGECUALIANNYA YAITU:
 DALAM KEJAHATAN YANG
MELANGGAR KESUSILAAN
 KEJAHATAN YANG BERUPA
PENGHINAAN
 KEJAHATAN TERHADAP SAUDARA
SENDIRI SEPERTI PENCURIAN
SIKAP HAKIM DALAM HUKUM
ACARA PIDANA ADALH AKTIF
 AKTIF HAKIM BERARTI PIMPINAN
SIDANG TERUTAMA ADA DITANGAN
HAKIM:
 INISIATIF BERACARA DATANGNYA
DARI PIHAK JAKSA
 SETELAH DIMUlai pemeriksaan dalam
sidang pengadilan tuntutan pidana tidak dapat
dihentikan atau ditarik kembali
 PENGAKUAN OLEH PIHAK TERSANGKA
TIDAK BOLEH BEGITU SAJA
DIPPERCAYA KEBENARANNYA OLEH
HAKIM,
 WEWENAG HAKIM PIDANA TERHADAP
PIHAK TERSANGKA LEBIH LUAS
DARIPADA WEWENANG HAKIM
PERDATA TERHADAP TERGUGAT.
HAKIM PIDANA DAPAT MEMAKSA
TERSANGKA SUPAYA HADIR PADA
ISTILAH HAKIM PASIF DALAM
HUKUM ACARA PERDATA
 YANG AMBIL INISIATIF BERACARA
ADALAH PIHAK YANG
BERKEPENTINGAN
 PIHAK ITULAH YANG MENENTUKAN
APAKAH ACARANYA AKAN
DISELESAIKAN SELURUHNYA ATAU
DIHENTIKAN SEBELUM HAKIM
MENJATUHKAN PUTUSAN
 PIHAK YANG MENGGUGAT DAPAT
MENGADAKAN PERUBAHAN DALAM
 LUASNYA ATAUCARA BEBAS OLEH
PIHAK2 BERKEPENTINGAN ITU SENDIRI
ISINYA HAK-HAK YANG DIACARAN
DIKUASAI PENUH DAN S
SISTEM KUHAP
 TAHAP PENYELIDIKAN YANG
DIALKUKAN OLEH POLRI
 TAHAP PENUNTUTAN YANG
DILAKUKAN OLEH JAKSA SEBAGAI
PENUNTUT UMUM
 TAHAP PEMERIKSAAN DIDEPAN
SIDANG PENGADILAN OLEH HAKIM
 TAHAP PELAKSANAAN PUTUSAN
PENGADILAN OLEH JAKSA DAN
LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAN
PRAPERADILAN
 PRAPERADILA MERUPAKAN INSTANSI
PENGAWASAN , TUGASNYA YAITU
MEMBERI PELAYANAN UNTUK
MEMERIKSA DAN MEMUTUSKAN
PERMINTAAN DARI YANG KENA
PERKARA , SAH ATAU TIDAKNYA
PENANGKAPAN , PENAHANAN DAN
TINDAKAN2 LAIN OLEH PENYIDIK
ATAU PENUNTUT DAN MEMUTUSKAN
PEMBERIAN GANTI KERUGIAN ATAU
JALANNYA ACARA PIDANA
DAN ASAS-ASASNYA
 PENYIDIKAN PERKARAPIDANA
 PENUNTUTAN PERKARA PIDANA
 PERADILAN PERKARA PIDANA
 PELAKSANAAN PUTUSAN HAKIM
PENYELIDIKAN PERKARA
PIDANA
 PENYELIDIKAN ADALH DAYA UPAYA
PENYELIDIK UNTUK MENCARI DAN
MENEMUKAN SUATU PERISTIWA YANG
DIDUGA SEBAGAI TINDAK PIDANA
 MISAL MENCARI KETERANGAN DAN
BARANG BUKTI
 PENYIDIKAN ADALAH SERANGKLAIAN
TINDAKAN PENYIDIK DALAM HAL DAN
MENURUT CARA YANG DIATUR DALAM
UNDANG2 DLM HUKUM AC. PIDANA
PENUNTUTAN PERKARA
PIDANA
 YANG DIAERTIKAN MENUNTUT ADALH
TINDAKAN PENUNTUT UMUM UNTUK
MELIMPAHKAN PERKARA PIDAN KE PN
YANG BERWENANG DALAM HAL YANG
MENURUT CARA YANG DIATUR DLM
UU HK AC PIDANA DENGAN
PERMINTAAN SUPAYA DIPUTUS OLEH
HAKIM DI SIDANG PENGADIKAN
PERADILAN PERKARA
PIDANA
 TUGAS HAKIM
 BETULKAH PERISTIWA YANG TELAH
TERJADI DAN DITUDUHKAN KEPADA
TERDAKWA ITU MERUPAKAN
PERISTIWA PIDANA
 BETULKAH TERDAKWA CUKUP
TERBUKTI KESALAHANNYA TELAH
MELAKUKAN PERISTIWA PIDANA ITU
 APABILA BETUL KEMUDIAN
MENJATUHKAN PIDANA YANG
KEPUTUSAN PENGADILAN
 PEMBEBASAN TERDAKWA BILA
MENURUT HASIL PEMERIKSAAN
KESALAHAN TERDAKWA MENURUT
HUKUM DAN KEYAKINAN TIDAK
TERBUKTI
 PELEPASAN TERDAKWA DARI SEGALA
TUNTUTAN JIKA KESALAHAN
TERDAKWA MENURUT HUKUM DAN
KEYAKINA CUKUP TERBUKTI TAPI
TERNYATA YANG DIALKUKAN BUKAN
PELAKSANAAN PUTUSAN
HAKIM
 PELAKSANAAN KEPUTUSAN
PENGADILAN YANG BIASA DISEBUT
ELSEKUSI ITU ADALAH TUGAS DARI
KEJAKSAAN
HUKUM ADAT
 Pengertian Hukum Adat
 Menurut Snouck Hurgronje, adat adalah
segala peraturan-peraturan yang tdk tertulis
yang hidup didalam pergaulan masyarakat dan
meresap dalam sanubari tiap-tiap anggotanya,
sehingga menebal menjadi adat kebiasaan
yang apabila dilanggar akan menimbulkan
akibat hukum tertentu.
 Istilah Hukum Adat pertama kali dikemukakan
oleh Snouck Hurgronje. Sedang orang yang
KEDUDUKAN HUKUM ADAT
DI INDONESIA
 Dalam lapangan hukum keperdataan di
Indonesia masih dualisme ,artinya berlaku
dua macam hukum yakni hukum perdata barat
yang berlaku bagi orang Eropa dan
keturunannya, dan sebagian lagi hukum
perdata adat yang berlaku bagi golongan
Indonesia asli (pribumi).
*. Masyarakat hukum Adat di Indonesia dapat
dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
 Berdasarkan keturunan (geneologis) yaitu
masyarakat hukum yang anggota-anggotanya
merasa bersatu karena pertalian tunggal
keturunan.
 berdasarkan kedaerahan (territorial), yaitu
masyarakat hukum yang
anggota-anggotanya bersatu karena mendiami
suatu tempat tertentu.
Golongan Penduduk dalam
Hukum Adat
 Pada umumnya masyarakat di desa dibedakan
dalam 4 golongan yaitu:
 Pribumi ( sikep, wong bahu, kuli kencang)
yaitu mereka yang punya sawah, pekarangan
dan rumah.
 Lindung (indung, kuli gundul, kuli kendo)
yaitu mereka yang mempunyai pekarangan
atau sawah saja.
 Numpang ialah golongan masyarakat yang
hanya mempunyai rumah saja, akan tetapi
TUGAS KEPALA ADAT
 Tugas Kepala Adat.
 Penyelengara hukum adat dilakukan oleh
pejabat hukum adat. Pejabat hukum adat dapat
ditinjau dari beberapa hal :
A.Jabatannya ( fungsinya) berkewajiban
menyelenggarakan:
 1.Semua urusan tanah

 2.Menyelenggarakan hukum sebagai usaha


mencegah orang berbuat salah,
 3.Menyelenggarakan hukum sebagai usaha
 Hak-hak atas tanah menurut Hukum Adat
 Hak-hak atas tanah ada 2 macam yakni:

1.Hak Ulayat masyarakat hukum adalah


pertalian yang erat antara masyarakat hukum
dengan lingkungan daerahnya.
2.Hak perseorangan. Hak perseorangan atas
tanah antara lain: Hak didahulukan (hak
wenang pilih); hak jejeran; hak milik.
 Hubungan keduanya adalah bersifat mulr
mungkret artinya, makin kuat hak
 Macam -macam Tanah Adat dan Perjanjian
tentang Tanah dalam Hukum Adat.
 Berdasarkan perbedaan memperoleh tanah-
tanah maka tanah dibedakan menjadi:
1.Tanah Yasan (trukah, patokan) jika hak miiik
atas tanah diperoieh
dengan jalan membuka tanah.
2.Tanah Gogolan ( pakuien) kalau tanah tersebui
diperoieh dari pemberian
desa.
 Adapun perjanjian tanah sebagaimana di atas
adaiah:
1.Perjanjian Jual Lepas ( Adol plas, Run-
temurun, Pati bogor dsb). Adalah
penyerahan hak-hak aatas tanah oleh fihak
yang satu kepada fihak lain dengan
melepaskan hak tersebut untuk selam-
lamanya disertai
penerimaan tertentu (uang sebagai
penggantinya).
 2.Perjanjian Jual Gadai ( Adol Sende) . jual
akad, jual gade dsb). Adalah
penyerahan hak atas tanah oleh fihak yang satu
pada ptihak lain akan
tetapi penyerahan tersebut tidak untuk
selama-lamanya hanya untuk sementara
waktu pada umumnya disertai dengan
penerimaan sejumlah uang sebagai
penggantinya; sedan fihak yang menyerahkan
masih mempunyai hak untuk menebus kembali
 3.Perjanjian Jual Tahunan ( Adol Oyodan)
mlah penyerahan hak-hak atas tanah oleh fihak
ke satu kepada pifak lain disertai dengan
penerimaan pada waktu itu dengan sejumlah
uang sebagai pengganti. Dengan catatan
setelah beberapa musim maka tanah kembali
pada pemiliknya.
 Adapun perjanjian perjanjian yang berkaitan
atas tanah adalah sebagai berikut:
 Perjanjian maro/mertelu.
 Srama
 Mesi.
 Plais.
 dls.
MATERI DALAM BENTUK
SOAL
 1. APA YANG DIMAKSUD HAN, DAN
MENGAPA MATERI HAN SULIT
DIKODIFIKASI?
 2. SECARA GARIS BESAR CAKUPAN
MATERI HAN TERDIRI DARI APA SAJA?
 3. APAYANG DIMASUD DENGAN
HUKUM ACARA, DAN SEBUTKAN ASAS-
ASAS HUKUM ACARA PERDATA DAN
HUKUM ACARA PERDATA.!
 4. SEBUTKAN MACAM-MACAM
KEPUTUSAN DALAM HUKUM ACARA
PERDATA DAN HUKUM ACARA
PERDATA!
 5. SEBUTKAN SUMBER-SUMBER
HUKUM ACARA PERDATA DAN ACARA
PIDANA!
 6. APA YANG ANDA KETAHUI DENGAN
HUKUM AGRARIA, DAN BAGAIMANA
HUKUM AGRARIA YANG BERLAKU
 7.SEBUTKAN TUJUAN UUPA,DAN APA
SAJA HAK-HAK ATAS TANAH MENURUT
UUPA?
 8. APA YANG ANDA KETAHUI DENGAN
LAND REFORM?
 9 APA YANG DIMAKSUD DENGAN
HUKUM ADAT, DAN BEDAKAM
MASYARAKAT HUKUM ADAT DI
INDONESIA?
 10.APA SAJA TUGAS KEPALA ADAT?
 11.SEBUTKAN HAK-HAK ATAS TANAH
MENURUT HUKUM ADAT DAN MACAM-
MACAM TANAH ADAT DAN PERJANJIAN
TENTANG TANAH MENURUT HUKUM
ADAT!
 12. APA PENGERTIA HUKUM
INTERNASIONAL, DAN SEBUTKAN
SUMBER-SUMBER HUKUM
INTERNASIOANAL?
 13. APA SUBYEK HUKUM
INTERNASIONAL,DAN SEBUTKAN
SERTA JELASKAN PERWAKILAN
NEGARA DI LUAR NEGERI?

Anda mungkin juga menyukai