Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, karena pemerintah memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan
masyarakat salah satunya melalui peningkatan kesehatan. Contoh upaya peningkatan derajat
kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, karena gizi yang seimbang dapat meningkatkan
ketahanan tubuh,
Namun sebaliknya, gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali
ditanggulangi oleh Indonesia. Masalah gizi yang tidak seimbang itu seperti Kurang Energi
Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan
anemia zat besi. Masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi kurang
yang sering ditemui pada anak balita, masih merupakan masalah yang sangat sulit ditanggulangi,
walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sederhana yaitu kurangnya intke
(konsumsi) makanan terhadap kebutuhan makan seseorang, namun tidak ditingkat rumah tangga,
tapi anehnya di daerah-daerah yang telah swasembada pangan bahkan terdistribusi merata
sampai ketingkat rumah tangga, masih sering ditemukan kasus gizi buruk.
Padahal, sebelum kasus gizi buruk itu terjadi telah melewati beberapa tahapan yang mulai
dari penurunan berat badan dari berat badan ideal seorang anak sampai akhirnya terlihat anak
tersebut sangat buruk. Jadi masalah sebenarnya adalah masyarakata atau keluarga balita kurang
mengetahui cara menilai status berat badan anak .selain itu juga belum mengetahui pola
pertumbuhan berat badan anak.
Dengan banyaknya orang tua yang tidak mengetahui kebutuhan gizi balitanya oleh karena itu
penulis membuat makalah ini. Untuk mengingatka kepada orang tua akan kebutuhan gizi
balitanya.

Rumusan Masalah
Berdasarkan tema dan permasalahan yang diangkat, maka masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut :
a. Apakah yang dimaksud dengan gizi ?
b. Apa faktor yang mempengaruhi status gizi balita ?
c. Apa dampak dari kekurangan gizi ?
d. Bagaimana cara menilai status gizi ?

1
Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengingatkan serta memberi pemahaman kepada kita tentang
kecukupan zat gizi yang seharusnya kita berikan sehingga pertumbuhan balita berkembang
sebagaimana mestinya.

Manfaat Penelitian
Bagi penulis, penyusunan makalah ini bermanfaat ganda, yaitu selain lebih memahami
perihal gizi yang dibutuhkan oleh balita, penulis juga bisa mengasah dan mengembangkan
kemampuannya di bidang penulisan makalah.Sedangkan bagi pembaca seperti orang tua balita
maupun masyarakat makalah ini dapat menjadi referensi untuk meningkatkan mutu kesehatan
balita, serta mengetahui gizi yang seharusnya didapatkan balita

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Gizi
Beberapa pengertian gizi menurut para ahli yaitu :
a. Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto (1990)

2
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpangan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
b. Harry Oxorn dan William R. Forte
Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan
gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan
mempertimbangkan agar kita tetap sehat
Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan
zat gizi dengan kebutuhan.Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu
berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai
(Gibson, 1990).
Pengertian Balita
Menurut situs pencarian wikipedia.org, pengertian balita adalah periode usia manusia setelah
bayi sebelum anak awal, yaitu usia dua sampai lima tahun. Pada masa ini seorang anak sedang
lucu-lucunya dan terjadi perubahan siklus dalam hidupnya seperti ia sudah dapat membaca
keadaan, banyak bertanya sesuatu yang tidak ia ketahui, belajar berhitung, bermain dan mulai
mengenali teman-temannya alias bersosialisasi, mengetahui benda, mengeja, berbicara lancar.
Dalam situs bookoopedia dijelaskan, pengertian balita adalah anak yang telah menginjak
usia di atas satu tahun. Atau dalam artian khusus anak yang berusia di bawah lima tahun.
Pengertian balita ini juga ditunjang dengan dibutuhkannya pola makan yang cukup atau
kecukupan gizi yang seimbang.

TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI


Tujuan pemberian makan pada balita adalah :
Memberikan nutrient yang cukup sesuai dengan kebutuhan yang dimamfaatkan untuk
tumbuh kembang yang optimal, pelaksanaan pelbagai aktivitas dan pemulihan kesehatan setelah
sakit. Mendidik kebiasaan makan yang baik, mencakup penjadwalan makan, belajar menyukai,
memilih dan menentukan jenis makanan yang bermutu.

3
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS NUTRISI UNTUK BALITA

SERAT MAKANAN
Banyaknya serat sayuran yang tidak tercerna dalam makanan sehari-hari berkisar antara 170
300 mg/Kg/hari. saat ini kebutuhan serat secara tepat pada anak belum dapat ditentukan.
Sebagian besar anak yang diberi makanan berimbang, biasanya akan mendapatkan pula serat ini
dalam jumlah yang cukup. Serat mempunyai sifat mengikat air, membentuk gel, dan
meningkatkan pertukaran kation, seperti Ca++ dan Fe++. Untuk berlangsungnya fungsi
pencernaan dengan baik, diperlukan adanya serat dalam jumlah yang memadai, jumlah serat
yang tidak sesuai dapat mengakibatkan beberapa kelainan. Bahan makanan yang digiling atau di
poles terlampau halus dan bersih mengandung serat dengan kadar rendah, yang dapat disertai
dengan meningkatnya kejadian konstipasi, apendisitis, divertikulitis atau gangguan intestinal
lainnya. Sebaliknya, masukan serat sayuran yang berlebihan dapat mengakibatkan menurunnya
absorpsi Zn atau nutrient lainnya.

KEMUDAHAN CERNA
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna. Persentase nutrient
yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup
tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor
dapat mempengaruhi proses kemudahan cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah
dan memasak bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan. Missal,
susunya menjadi lebih kecil; buah yang dikupas atau disimpan terlalu lama akan kehilangan
vitamin C; absorpsi besi akan meningkat bila diperlukan vitamin C dan merendah bila ada susu
atau teh.

RASA KENYANG
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhinya rasa kenyang, pemberian makanan harus dapat pula
memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa jenis makanan mempunyai nilai rasa kenyang
yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa kenyang, seperti susu, telur, makanan yang berlemak.
Sedangkan roti, kentang, daging tanpa lemak, ikan, sayur dan buah mempunyai nilai yang
rendah. Nasi, gula, atau jenis karbohidrat lain yang banyak dikonsumsi di Indonesia, akan
menyebabkan bertambahnya sekresi getah lambung dan memperlambat pengosongan lambung,
sehingga akan menambah rasa kenyang.

4
SUMBER MAKANAN
Di Indonesia tersedianya sumber makanan di berbagai daerah tidak merata, sehingga untuk
mencegah terjadinya penyakit gizi yang khusus timbul di daerah itu, diperlukan adanya sistem
transportasi yang memungkinkan pertukaran bahan makanan dari satu pulau ke pulau lain. Selain
itu, kemiskinan, ketidaktahuan, tingkat pendidikan yang rendah, dan keadaan sosial budaya
lainnya merupakan faktor terjadinya penyakit kurang gizi. Hidangan makanan dalam keluarga
yang kurang mampu biasanya terdiri atas makanan yang bersifat monoton, kurang bervariasi
serta kualitasnya yang kurang memadai. Di samping upaya untuk swasembada pangan,
masyarakat awam perlu dibekali pengetahuan mengenai susunan nutrient dalam berbagai bahan
makanan lokal, yang tidak lain berupa terjemahan dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral menjadi makanan yang akan dikonsumsi berupa sereal, bahan makanan hewani dan
nabati, sayur dan buah. Dengan demikian diharapkan bahwa dengan biaya murah dapat diperoleh
hidangan yang memadai dengan bersumber kepada bahan makanan yang tersedia setempat.

AUTOSINTESIS VITAMIN
Pada spesies tertentu, di antaranya manusia, beberapa jenis vitamin ternyata dapat dibentuk
dalam tubuh individu sendiri. Misalnya sintesis vitamin K, biotin dan asam pantotenat hanya
mungkin berlangsung bila terdapat bakteri flora usus. Tetapi belum diketahui dengan pasti
mekanisme pembentukan vitamin ini dikaitkan dengan jumlah kebutuhan tubuh sendiri. Jenis
makanan atau keadaan flora usus tertentu dapat mempengaruhi pembentukan vitamin, seperti
kejadian beri-beri pada beberapa kelompok penduduk di Kobe, Jepang, sebagai akibat adanya
bakteri usus jenis lain yang dapat menghancurkan vitamin.

Kebutuhan Energi dan Zat-Zat Gizi Balita


Di usia ini anak memasuki usia pra sekolah dan mempunyai risiko besar terkena gizi kurang.
Pada usia ini anak tumbuh dan berkembang dengan cepat sehingga membutuhkan zat gizi yang
lebih banyak, sementara mereka mengalami penurunan nafsu makan dan daya tahan tubuhnya
masih rentan sehingga lebih mudah terkena infeksi dibandingkan anak dengan usia lebih tua. Zat
gizi yang mereka perlukan adalah:

5
1. Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil energy bagi tubuh dan menunjang aktivitas
anak yang mulai aktif bergerak. Mereka biasanya membutuhkan sebesar 1300 kkal per
hari.

2. Protein berfungsi untuk membangun dan memperbaiki sel tubuh dan menghasilkan
energy. Mereka membutuhkan protein sebesar 35 gram per hari

3. Mineral dan vitamin yang penting pada makanan anak adalah iodium, kalsium, zinc,
asam folat, asam folat, zat besi, vitamin A,B,C,D,E, dan K. Mineral dan vitamin ini
berperan dalam perkembangan motorik, pertumbuhan, dan kecerdasan anak serta
menjaga kondisi tubuh anak agar tetap sehat. Sementara pertumbuhan fisik tubuh
sedikit melambat, karenanya anak perlu makan makanan yang memberikan asupan
gizi yang mendukung pertumbuhan otaknya.

Balita yang makan makanan yang beragam dan seimbang nilai gizinya akan tumbuh sehat
dan aktif. Agar kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi, anak perlu
dibiasakan untuk makan makanan yang bergizi seimbang.

Contoh menu: Tabel Menu Makanan untuk balita 2-5 Tahun

Perhitungan BB Ideal dan Perhitungan Kebutuhan Energi untuk Balita

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menentukan kebutuhan nutrisi anak balita :
1. Menentukan Desirable Body Weight (DBW) atau Berat Badan Ideal
Penentuan berat badan ideal untuk anak balita (1-5 tahn) secara sederhana dapat menggunakan
rumus

6
sebagai berikut,
BBI = (usia dalam tahun x 2) + 8
2. Menentukan Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Total Per Hari
- Kebutuhan energi/kalori pada anak balita dapat dilakukan dengan rumus :
a. Keb. energi = 1000 + (100 x usia dalam tahun)
b. Keb energi usia 1-3 tahun = 100 kalori/kg BBI
Keb energi usia 4-5 tahun = 90 kalori/kg BBI
- Kebutuhan protein adalah sebesar 10% dari total kebutuhan energi sehari, dapat dihitung :
(10% x Total Energi Harian) : 4 = x gram
- Kebutuhan Lemak yaitu sebesar 20% dari total energi harian yaitu :
(20% x Total Energi Harian) : 9 = x gram
- Kebutuhan Karbohidrat adalah sisa dari total energi harian dikurangi prosentase protein dan
lemak

Contoh :
jika balita kita berusia 2 tahun, maka BBI nya adalah:
(2 thn x2)+8 =12kg
Kebutuhan kalori :
100 kal/kg BBI, yaitu 100x12 kg = 1200 kal/hari atau menggunakan rumus pertama :
1000 + (100 x usia dalam tahun ), yaitu 1000 + (100 x 2 thn) = 1200 kal/hari
Kebutuhan zat gizi :
- Protein 10% dari total kalori = (10% x 1200 kal) : 4 = 30 gram
- Lemak 20% dari total kalori = (20% x 1200 kal) : 9 = 27 gram
- Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi prosentase protein dan lemak =
(70% x 1200 kal) : 4 = 210 gram
Selain dengan cara-cara diatas, perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi harian dapat pula
dilihat langsung pada daftar Angka Kecukupan Gizi yang di Anjurkan (DKGA) per orang per
hari.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

7
Masa balita merupakanperiode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal, yaitu usia
dua sampai lima tahun. Pada masa ini seorang anak sedang lucu-lucunya dan terjadi perubahan
siklus dalam hidupnya seperti ia sudah dapat membaca keadaan, banyak bertanya sesuatu yang
tidak ia ketahui, belajar berhitung, bermain dan mulai mengenali teman-temannya alias
bersosialisasi, mengetahui benda, mengeja, berbicara lancar.
Pada massa inilah balita membutuhkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Apabila gizi pada balita tidak dapat terpenuhi maka akan terjadinya
ketidakseimbangan gizi pada balita, seperti kurang gizi maupun kelebihan gizi yang akan
membuat pertumbuhannya tidak normal.

Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa memberi manfaat kepada orang tua agar
bisa memberi makanan yang bergizi kepada anak balitanya. Untuk mencegah berbagai dampak
yang akan timbul dari ketidak seimbangan gizi seperti gizi buruk dan penyakit lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier,S . (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

2. Auliana, R. (1999). Gizi & Pengolahan Pangan. Yogyakarta:AdiCita.

3. Arisman (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai