OLEH :
KELOMPOK XI
IKA MERDEKAWATI
ANI WINARSI
NURUL HIDAYAH
SRI RAHAYU MARFAT
SRI WAHYUNI
Assalamualaikum Wr. Wb
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang
Allah SWT. Karena atas limpahkan rahmat kesehatan yang diberikan kepada kita
terutama kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.
Kemudian, tidak pula kita hanturkan salam dan salawat kepada junjungan
alam Nabi besar MUHAMMAD SAW, keluarga, sahabat, para ulama dan seluruh
muslim dan muslimat.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, saran dari dosen dan pembaca makalah ini sangat
kami perlukan untuk kesempurnaan makalah kedepannya.
Saya juga ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu proses penyusunan makalah ini. Baik dari para Dosen/Ners maupun
pengarang buku sumber dan referensi yang tersedia. Demikian makalah yang dapat
kami buat. Semoga dapat bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan .......................................................................................................
b. Saran .................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pankreas adalah kelenjar rasemosa besar dan memanjang yang terletak
melintang dibelakang lambung. Diantara limpa dan duodenum. Sekresi eksternalnya
mengandung enzim pencernaan. Sekresi internal pangkreas mengandung enzim
pencernaan. Insulin dihasilkan oleh sel-sel beta dan sekresi lainnya glukagon
dihasilkan oleh sel-sel alfa. Sel alfa, beta dan delta membentuk kumpulan disebut
pulau langershand.
Pankereas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan
eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama
adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam
duodenum proksimal. Sekretin dan kolesistokinin pankreozimin (CCC-PZ)
merupakan hormon traktus gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat-zat
makanan dengan mengendalikan sekret pangkreas. Sekresi enzim pankreas yang
normal berkisar dari 1500-2500 mm / hari.
Pankreatitis adalah penyakit peradangan serius yang akut atau kronis.
Pankreatitis merujuk pada peradangan, edema, dan necrosis yang terjadi sebagai
akibat pencernaan-diri pankreas oleh enzim yang biasanya dikeluarkannya.
Pankreatitis akut ditandai dengan serangan peradangan dan edema tunggal
atau berulang-ulang. Kecuali dalam kasus pankreatitis yang disebabkan alkohol,
pankreas kembali normal setelah diobati, dan pasien tidak mengalami lanjutan yang
menetap. Kecanduan alkohol merupakan penyebab paling umum timbulnya
pankreatitis.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah defenisi dari Pankreas,Pankreatitis, Pankreatitis Akut dan
Pankreatitis Kronik?
2. Bagaimana Etiologi Pankreatitis Akut dan Kronik?
3. Bagaimana Patofisiologi Pankreatitis Akut dan Kronik?
4. Bagaiamana manifestasi klinis pankreatitis Kronik dan
pankreatitis Akut?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Penderita Pankreatitis Akut dan
Kronik
C. Tujuan Masalah
Mahasiswa dapat :
1. Mengetahui defenisi dari Pankreas,Pankreatitis, Pankreatitis Akut dan
Pankreatitis Kronik
2. Mengetahui Etiologi Pankreatitis Akut dan Kronik
3. Mengetahui Patofisiologi Pankreatitis Akut dan Kronik
4. Mengetahui manifestasi klinik pankreatitis Kronik dan
pankreatitis Akut
5. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Penderita Pankreatitis Akut
dan Kronik
BAB II
PEMBAHASAN
Pankreas memiliki fungsi endokrin maupun eksokrin, dan kedua fungsi ini
saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah untuk memfasilitasi proses
pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam duodenum proksimal. Sekretin dan
kolesistoknin-pankreozimin merupakan hormon traktus gastrointestinal yang
membantu dalam mencerna zat-zat makanan dengan mengendalikan sekresi pankreas.
Di samping itu, faktor-faktor meural juga mempengaruhi sekresi enzim pankreas.
Disfungsi pankreas sedapat mungkin harus terjadi sebelum timbul penurunan sekresi
enzim dan gangguan pencernaan protein serta lemak. Sekresi enzim pankreas yang
normal berkisar dari 1500 hingga 2500 ml/hari.
b. Defenisi Pankreatitis
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada
pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan
dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak
bereaksi terhadap berbagai pengobatan.
Terdapat beberapa teori tentang penyebab dan mekanisme terjadinya
pankreatitis yang umumnya dinyatakan sebagai otodigesti pankreas. Umumnya
semua teori ini menyatakan bahwa duktus pankreatikus tersumbat, disertai oleh
hipersekresi enzim-enzim eksokrin dari pankreas tersebut. Enzim-enzim ini
memasuki saluran empedu serta diaktifkan di sana, dan kemudian bersama-sama
getah empedu mengalir balik (refluks) ke dalam duktus pankreatikus sehingga terjadi
pankreatitis.
c. Pankreatitis Akut
Penyakit pankreatitis akut (PA) dicirikan dengan adanya perasaan sakit di
daerah atas perut (abdomen) dan meningkatnya enzim pankreatik dalam darah.
Kebanyakan pasien dengan PA ringan, yang dapat sembuh secara spontan tanpa
adanya komplikasi. Sekitar 20 % orang dewasa dengan gejala berat dan 10 30 %
dengan PA yang berat meninggal. Meskipun fungsi eksokrin dan endokrin pankreas
dapat meninggalkan bekas yang tidak berat setelah serangan PA, namun dapat
memicu terjadinya pankreatitis kronik (PK)
Penyakit pankreas akut (PA)adalah inflamasi pankreas yang disertai dengan
rasa sakit hebat pada perut bagian atas dan peningkatan konsentrasi serum lipase dan
amylase. Mayoritas pasien dengan PA ringan, akan sembuh total, namun PA berat
akan mengalami komplikasi lokal seperti penumpukan cairan akut, nekrosis pankreas,
abses dan pseudosit.
d. Pankreatitis Kronik
Penyakit pankreas kronis (PK) adalah sindrom kerusakan dan inflamasi pankreas
berkepanjangan. Pankreatitis kronik (PK) ditandai dengan adanya kerusakan secara
permanen pada struktur dan fungsi pankreas akibat inflamasi yang progresif dan luka
pada pankreas yang sudah lama. Pada tahap awal penyakit gejalanya menyerupai PA
bahkan sulit untuk dibedakan. Kebanyakan pasien memiliki periode nyeri pada perut
yang parah, dimana ini merupakan ciri gejala utama. Kegagalan pankreas progresif
menyebabkan gangguan pencernaan dan diabetes mellitus. Pasien PK memiliki resiko
tinggi terkena kanker pankreas.
Dalam keadaan normal, pancreas terlindung dari efek enzimatik dari enzimnya
sendiri. Semua enzim pancreas terdapat dalam bentuk inaktif. Aktifitas normal terjadi
oleh enterokinase di duodenum yang mengaktivasi tripsin dan selanjutnya
mengaktivasi enzim pancreas lainnya. Pada pancreatitis akut terjadi aktivasi
premature enzim pancreas tidak di dalam duodenum melainkan di dalam pancreas,
selanjutnya terjadi autodigesti pancreas. Adapun mekanisme yang memulai aktivasi
enzim antara lain adalah refluks cairan empedu, aktivasi system komplemen, dan
stimulasi yang berlebihan sekresi enzim. Isi duodenum merupakan campuran dari
enzim pancreas yang aktif, asam empedu, lisolesitin, dan asam lemak yang telah
mengalami emulsifikasi, dan semuanya ini dapat menginduksi terjadinya pancreatitis
akut. Pelepasan enzim aktif intraseluler ini menyebabkan kerusakan sel. Kerusakan
sel asiner ini akan menyebabkan aktivasi tripsin dan menyebabkan pelepasan lipase.
Lipase akan menyebabkan nekrosis lemak lokal maupun sistemik
4. Manifestasi Klinik
a. Manifestasi Klinik Pankreatitis Kronik
a. Umum
Pasien memiliki tanda-tanda gizi buruk, dan penyakit liver kronis yang
disebabkan karena konsimsi alkohol. Selama serangan akut, pasien
mungkin dianggap menderita pankreatitis akut terlebih dahulu sampai
diputuskan pankreatitis kronis setelah dilakukan diagnosis.
b. Gejala
Nyeri epigastrium atau nyeri perut yang menyebar ke bagian punggung.
Nyeri adalah gejala yang paling sering terlihat dimana sangat terlihat dan
cenderung tidak sering pada awalnya, tetapi menjadi lebih sering seiring
dengan tingkat perkembangan keparahan penyakit.
Rasa sakit yang amat sangat, sering terjadi pada malam hari, dan tidak
responsif terhadap obat-obatan. Intensitas nyeri bervariasi dari ringan
sampai berat, dan biasanya tidak berhubungan langsung dengan proses
inflamasi atau lainnya. Serangan parah berlangsung dari beberapa hari
sampai beberapa minggu dan terdapat kemungkinan diperburuk dengan
adanya makanan. Rasa sakit sering disertai dengan mual dan muntah.
c. Tanda-tanda
Steatorrhea (adanya lemak yang berlebihan pada feses) dan azotorrhea
(adanya protein berlebihan dalam feses) terlihat pada sebagian besar
pasien. Steatorrhea sering dikaitkan dengan diare dan kembung. Adanya
penurunan berat badan yang signifikan. Lebih dari 50% pasien dengan
pankreatitis yang parah, terdapat tanda malabsorbsi vitamin B12. Penyakit
kuning terjadi pada sekitar 10% pasien. Diabetes pankreas biasanya
merupakan manifestasi akhir yang umumnya terkait dengan kalsifikasi
pankreas, namun jarang ditemukan ketoasidosis, komplikasi vaskular, dan
nefropati pada diabetes jenis ini.
Neuropati kadang-kadang terlihat. Komplikasi, termasuk pseudocysts
pankreas, efusi pleura, dan asites, dapat dideteksi pada pemeriksaan fisik.
b. Manifestasi Klinik Pankreatitis Akut
a. Umum
Pasien mungkin memiliki gejala akut ringan atau adanya serangan akut berat
dengan komplikasi yang mengancam jiwa.
b. Gejala
Pada pasien mungkin ditandai dengan adanya ketidaknyamanan perut
sedang sampai sakit luar biasa, shock, dan gangguan pernapasan.
Nyeri perut terjadi pada 95 % pasien dan biasanya epigastrium, sering
menjalar ke salah satu kuadran atas atau belakang. Onset adalah biasanya
tiba-tiba dan intensitas sering digambarkan sebagai "seperti pisau". Rasa
sakit cenderung stabil dan berlangsung selama beberapa hari. Reposisi
pasien mengurangi sedikit rasa sakit.
Mual dan muntah terjadi pada 85% pasien dan biasanya diikuti timbulnya
sakit perut.
c. Tanda
Ditandai nyeri epigastrium, distensi abdomen, hipotensi, dan demam
ringan, terutama dengan peradangan pankreas yang luas dan nekrosis.
Dyspnea dan takipnea adalah tanda-tanda yang sering muncul pada
komplikasi dengan pernapasan akut. Tanda lain dari penyakit liver
alkoholik kemungkinan pasien terkena alkoholik pankreatitis.
5. Terapi Pankreatitis
1. Terapi non farmakologi
a. Pankreatitis Akut
Pemberian Nutrisi pendukung
Pemberian nutrisi pendukung dilakukan untuk mengistirahatkan saluran
cerna sehingga mengurangi stimulasi terhadap pankreas juga karena
terjadinya malnutrisi. Malnutrisi diakibatkan metabolisme pada pasien
dengan pankreatitis akut berat menyerupai keadaan sepsis, yang ditandai
dengan hiperdinamik, hipermetabolik, dan hiperkatabolik. Pemberian
nutrisi dilakukan secara enteral karena jika nutrisi yang diberikan secara
oral, nasogatrik maupun melalui duodenum dapat meningkatkan produksi
enzim pankreas. Namun nutrisi enteral melalui nasojejunal tube (NJT)
tidak merangsang produksi enzim. Ada tiga alternatif pemberian nutrisi
enteral pada pankreatitis akut berat:
1) nasojejunal tube
2) gastrostomy/jejunostomy tube
3) jejunostomi secara bedah.
Pemberian secara NJT lebih terpilih karena lebih aman, non-invasif dan
lebih mudah dikerjakan dengan bantuan endoskopi/fluoroskopi.
Intervensi radiologi dan ERCP
Mengangkat batu empedu dengan ERCP atau pembedahan biasanya dapat
mengatasi Pankreatitis akut dan mencegah kambuh kembali. Meskipun
demikian pada saat ini terapi pankreatitis akut berat telah bergeser dari
tindakan pembedahan awal ke perawatan intensif agresif. Seiring dengan
berkembangnya radiologi dan endoskopi intervensi, tindakan bedah dapat
diminimalisasi. Tindakan ERCP, drainase endoskopis dan perkutaneus baik
dengan panduan USG maupun CT scan dapat diindikasikan pada
komplikasi pankreatitis berat seperti: timbunan cairan peripankreatik,
pseudocyst dan abses lambat. ERCP merupakan prosedur endoskopik
untuk mengevaluasi sistem bilier dan sistem duktus pankreatikus. Pasien
yang menjalani ERCP seringkali dikombinasi dengan tindakan
sfingterotomi endoskopis tanpa memandang ada/tidaknya batu di duktus
biliaris. Pada pasien dengan kolangitis memerlukan tindakan sfingterotomi
endoskopis atau drainase duktus dengan stent perlu dilakukan untuk
menghilangkan obstruksi bilier.
Terapi Bedah
Tindakan bedah diindikasikan pada pankreatitis akut berat:
a. Pankreatitis nekrotik akut terinfeksi,
b. Pankreatitis nekrotik steril dengan pankreatitis akut fulminan (ditandai
dengan menurunnya kondisi pasien akibat gagal organ multipel yang
muncul dalam beberapa hari sejak onset gejala),
c. Pankreatitis akut dengan perdarahan usus.
Tujuan tindakan bedah adalah untuk membersihkan jaringan nekrotik
sebersih mungkin dengan menyisakan jaringan pankreas yang masih
viabel. Pankreatitis nekrotik akut steril tidak perlu tindakan bedah, cukup
konservatif kecuali terjadi pankreatitis akut fulminan.
b. Pankreatitis kronik
Selama suatu serangan, yang sangat penting adalah menghindari alkohol,
menghindari semua makanan dan hanya menerima cairan melalui infus
sehingga dapat mengistirahatkan pankreas, usus dan juga bisa mengurangi
rasa nyeri.
Untuk mengurangi serangan, dianjurkan makan 4-5 kali/hari, yang
mengandung sedikit lemak dan protein, dan banyak karbohidrat.
Bila sakit berlanjut, kemungkinan telah terjadi komplikasi, seperti masa
peradangan di kepala pankreas atau suatu pseudokista. Masa peradangan
memerlukan terapi pembedahan.
2. Terapi farmakologi
a. Pankreatitis Akut
Tujuan pengobatan adalah menghentikan proses peradangan dan antodigesti
atau menstabilkan sedikitnya keadaan klinis sehingga memberi kesempatan resolusi
penyakit. Pasien pankreatitis menerima terapi suportif yang teridiri dari kontrol nyeri
secara efektif, penggantian cairan, dan nutrisi pendukung. Oleh karena itu manajemen
pankreatitis akut, biasanya terdiri dari:
Manajemen Nyeri
Untuk mengatasi nyeri perut diberikan analgesik. Faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam memilih analgetik adalah efikasi dan keamanan. Dahulu tritmen
biasanya diawali dengan pemberian meperidine secara parenteral (50-100 mg tiap 3-4
jam), karena tidak mengakibatkan pankreatitis. Sekarang ini, banyak rumah sakit
yang membatasi atau malah tidak menggunakannya lagi karena tidak seefektif
narkotik lainnya dan dikontraindikasikan pada pasien gangguan ginjal. Selain kurang
efekif, juga dibutuhkan dosis dan frekuensi yang lebih tinggi. Hal yang terpenting
adalah bahwa metabolit aktif meperidine berakumulasi pada pasien gagal ginjal dan
dapat menyebabkan kejang atau psikosis.
Parenteral morfin lebih direkomendasikan. Tetapi penggunaannya terkadang
harus dihindari karena dapat menyebabkan spasm sphincter of Oddi, meningkatkan
serum amylase, dan (jarang) pankreatitis. Hidromorfon lebih disukai karena memiliki
waktu paruh yang lebih panjang. Belum ada bukti bahwa obat antsekretori dapat
mencegah eksaserbasi nyeri perut.
Obat-obatan
Sejumlah obat diteliti efikasinya dalam mencegah komplikasi pankreas
diantaranya adalah:
1. antagonis H2, , proton pump inhibitorprotease inhibitor: gabexate, aprotinin
A. Pengkajian
Mrs Schliefer suami dan dua anak perempuan menyapa perawat Lee
Quinn di pintu. Mrs Schliefer beristirahat di sofa ruang tamu, mengenakan
selimut. Perawat Quinn meminta Mrs Schliefer untuk kembali ke ranjang,
sehingga perawat dapat melakukan pengkajian & meminta keluarga Mrs Schliefer
untuk membahas kebutuhan perawatan kesehatan Mrs Schliefer sehingga rencana
perawatan dapat dikembangkan. Pada penilaian, Perawat Quinn menemukan
bahwa Mrs Schliefer cemas dan lelah. Mrs Schliefer menyatakan bahwa ia telah
kehilangan 13,6 kg Berat Badan di rumah sakit dan sekarang beratnya hanya 46
kg. Tinggi Badan 168 cm. TTV dalam batas normal. Mrs Schliefer memiliki
bekas luka di perut bagian atas dan dua luka bulat (dari saluran air) di setiap sisi
perutnya. Luka ditutup tapi masih memiliki scabs. Kulitnya sejuk dan kering, dan
turgor buruk. Apakah arelt dan tepat onented dan menanggapi pertanyaan. Kadar
glukosa darah normal. Mrs Schliefer menyatakan bahwa masalah utamanya
adalah kurangnya energi dan ketidakmampuan Mrs Schliefer mengurus suami dan
anak perempuan, yang menyatakan keprihatinan tentang kemampuan mereka
untuk merawat Mrs Schliefer. Mereka merasa bahwa meskipun mereka telah
diajarkan semua tentang penyakit dan bagaimana untuk memberikan perawatan,
mereka masih tidak yakin mereka tahu persis apa yang harus dilakukan sekarang
bahwa Mrs Schliefer adalah di rumah.
B. Diagnosis
Ms Quinn, bersama-sama dengan Mr dan Mrs Schliefer dan dua anak perempuan
mereka, mengembangkan dan rencana perawatan berdasarkan diagnosa
keperawatan berikut:
Self-Care Deficit: Bathing / hygine (tingkat II: memerlukan bantuan orang lain,
pengawasan, dan daya tahan.
Diharapkan Hasil :
Hasil yang diharapkan dibentuk dalam rencana perawatan menetapkan bahwa Mrs
Schliefer, dalam waktu 1 bulan, akan
a. Identifikasi kali kelelahan dan energi dalam jangka waktu 24 jam dan jadwal
makan malam di sebuah periode energi puncak.
Makanlah enam makan kecil sehari di meja dapur dengan suaminya atau anggota
keluarga lain dan teman-teman.
Gunakan kursi mandi dan bekerja menuju tujuan perawatan diri untuk mandi dan
kebersihan dalam langkah-langkah kecil. Buatlah daftar semua langkah yang
terlibat dalam menyikat gigi, menyisir rambut, mandi dan menerapkan deodoran;
mulai dengan apa yang Mrs Schliefer dapat lakukan sekarang dan setiap minggu
menambah langkah tambahan dalam daftar.
C. Evaluasi
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA