Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PROMOSI KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

ANEMIA

PEMBIMBING : ALPHA TIDAR S.Kep.Ns,

DISUSUN OLEH :

Seftian Darma Wisana

201601113

TINGKAT 2B

PRODI DIPLOMA IIIAKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

JL.Ciptomangunkusumo No.82 A Ponorogo

Tahun Ajaran 2016/2017


SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANEMIA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).Anemia adalah suatu
keadaan dimana jumlah Hemoglobin dalam darah kurang dari normal(Masrizal, 2007).Masa
remaja (Adolescence) merupakan masa dimana terjadi transisi masa kanak-kanak menuju
dewasa yaitu antara usia 13 sampai 20 tahun (Potter. Perry, 2009). Data Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menyatakan bahwa prevalensi anemiadefisiensi pada
balita 40,5%, ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun57,1% dan usia
19-45 tahun 39,5%. Wanita mempunyai resiko paling tinggi untuk menderita(Putri1,
Syamsianah, & Mufnaetty, 2013).
Pada bayi dan balita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau berkurangnya
warna merah muda pada bibir dan bawah kuku.Perubahan ini dapat terjadi perlahan-lahan
sehingga sulit disadari.Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah
,maka terdapat gejala lain seperti jaundice,warna kuning pada bagian putih mata ,pembesaran
limpa dan warna urin seperti teh.(Proverawati, 2011), untuk mengatasi anemia terletak pada
pola hidup individu itu sendiri seperti pola makan, istirahat, dan juga kebersihan, jika pola
hidup sehat selalu dilakukan individu tidak mudah terkena anemia

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit,sasaran mampu mengetahui dan
memahami tentang penyakit dan diet pada penderita anemia yang sering diderita
masyarakat pada umumnya.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit tentang anemia dan diet pada
sasaran, diharapkan sasaran mampu mengetahui dan memahami tentang:
1) menjelaskan pengertian anemia.
2) menyebutkan penyebab anemia.
3) menyebutkan tanda dan gejala anemia.
4) Menjelaskan jenis-jenis anemia
5) Menjelaskan pemeriksaan penunjang anemia
6) Menjelaskan komplikasi anemia
7) Menjelaskan tentang pencegahan penyakit anemia
8) Menjelaskan pengobatan anemia
9) Menjelaskan diet pada penyakit anemia
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ANEMIA

POKOK BAHASAN : Anemia

SUB POKOK BAHASAN : 1) Definisi anemia


2) Penyebab anemia
3) Gejala anemia
4) Jenis-jenis anemia
5) Pemeriksaan penunjang anemia
6) Komplikasi anemia
7) Pencegahan pada anemia
8) Pengobatan anemia
9) Diet anemia

SASARAN : Masyarakat Umum


TEMPAT : Balaidesa Dayakan
HARI/TANGGAL : Menyesuaikan
WAKTU : 30 Menit
METODE : Ceramah dan Tanya jawab
MEDIA : 1) Leaflet
2) Laptop
3) LCD
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Setelah dilakukan penyuluhan, para warga dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan
terutama untuk menurunkan angka penyakit Anemia

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan peserta mampu:
1) Menjelaskan pengertian anemia.
2) Menyebutkan penyebab anemia.
3) Menyebutkan tanda dan gejala anemia.
4) Menjelaskan jenis-jenis anemia
5) Menjelaskan pemeriksaan penunjang anemia
6) Menjelaskan komplikasi anemia
7) Menjelaskan tentang pencegahan penyakit anemia
8) Menjelaskan pengobatan anemia
9) Menjelaskan diet pada penyakit anemia
KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. 5 Menit 1) Mengucapkan salam 1) Menjawab salam
2) Memperkenalkan diri 2) Mendengarkan dan menyimak
3) Menyampaikan tentang 3) Bertanya mengenai
perkenalan dan tujuan jika
pokok materi
ada yang kurang jelas
4) Menyampaikan pokok
pembahasan
5) Kontrak waktu

2. 15 Menit Penyajian 1) Mendengarkan dan


1) Penyampaian materi :
menyimak
2) Menjelaskan pengertian
2) Bertanya mengenai hal-hal
anemia.
yang belum jelas dan
3) Menyebutkan penyebab
belum dimengerti
anemia.
4) Menyebutkan tanda dan
gejala anemia.
5) Menjelaskan jenis-jenis
anemia
6) Menjelaskan pemeriksaan
penunjang anemia
7) Menjelaskan komplikasi
anemia
8) Menjelaskan tentang
pencegahan penyakit
anemia
9) Menjelaskan pengobatan
anemia
10) Menjelaskan diet pada
penyakit anemia
3. 10 Menit Penutup 1) Sasaran dapat menjawab
1) Melakukan evaluasi
tentang pertanyaan yang
2) Menyampaikan
dijukan
kesimpulan materi
2) Mendengar, memperhtikan
3) Tanya jawab dengan
3) Menjawab salam.
peserta
4) Mengakhiri pertemuan
dan salam

EVALUASI

1. Evaluasi proses
Mengamati kaktifan peserta dalam menyimak materi yang diberikan oleh pemateri
seperti : Peserta aktif bertanya

2. Evaluasi hasil
Post test menjawab pertanyaan dari pemateri untuk peserta dan diharapkan
keberhasilan penyuluhan sebesar 80% sehingga peserta dapat menjelaskan dan
mengerti tentang anemia
PEMBAHASA/LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).Anemia adalah
suatu keadaan dimana jumlah Hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Zat ini dibuat
di dalam sel dara merah, sehingga Anemia dapat terjadi baik karena sel darah merah
mengandung terlalu sedikit hemoglobin maupun karena jumlah sel darah yang tidak cukup
(Proverawati, 2011). Anemia di sebut juga suatu keadaan berkurangnya jumlah eritrosit
atau hemoglobin (protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan
perifer sehingga pengiriman O2 ke jaringan menurun (Handayani, ddk, 2008).
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari
41% pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita , wanita
yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37% , maka
wanita itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.
Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah , setiap ganguan pembentukan sel
darah merah , baik ukuran maupun jumlahnya , dapat menyebabkan terjadinya
anemia.ganguan tersebut dapat terjadi pabrik pembentukan sel (sumsum
tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen penting seperti zat besi , asam folat
maupun vitamin B 12. (Soebroto Ikhsan,Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia,Cetakan
1, Yogyakarta 2009)
2. Penyebab Anemia
Pada dasarnya anemia disebabkan oleh :
a.Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang yang terjadi apabila terdapat
defisiensi substansi tertentu seperti mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam folat),
asam amino, serta gangguan pada sumsum tulang (Bakta, 2013):.
b. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan), seperti pada saluran cerna, menstruasi
donor darah, dll.
c. Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis)
d. Diet yang tidak mencukupi
e. Absorbsi gizi yang menurun
f. Kebutuhan asupan gizi yang meningkat pada kehamilan
Penyebab lain antara lain :
a. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.

b. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan
zat besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.

c. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.


Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau
obat-obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).
3. Tanda dan Gejala Anemia
Tanda dan gejala dari anemia, antara lain (Proverawati, 2011):
a. Pucat, yang dapat dikenali dari penampakan di bibir, jari dan kuku, telapak tangan dan
konjuntiva pada mata
b. Susah konsentrasi
b. Denyut jantung cepat
c. Kurang tenaga ( mudah lelah )
d. Rasa mengantuk
e. Kadang-kadang pusing
f. Kadar Hemoglobin di bawah normal
g. Pada bayi dan balita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau berkurangnya
warna merah muda pada bibir dan bawah kuku.Perubahan ini dapat terjadi perlahan-
lahan sehingga sulit disadari.
h. Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah ,makaterdapat
gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian putih mata ,pembesaran limpa
dan warna urin seperti teh.

4. Jenis-jenis Anemia
a. Anemia defisiensi zat besi

Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi
dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena
terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam
darah (Masrizal, 2007). Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat
kurangnya zat besi . Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin.Oleh sebab
itu , ketika tubuh kekurangan zat besi , produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun
demikian , penurunan hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika cadangan zat besi
(Fe) dsala tubuh sudah benar-benar habis .
Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa disebabkan banyak hal .Kekurangan zat
besi pada bayi mungkin disebabkan prematuritas, atau bayi tersebut lahir dari seorang
ibu yang menderita kekurangan zat besi.Pada anak-anak mungkin disebabkan oleh
asupan makanan yang kurang mengandung zat besi . Sedabgkan pada orang dewasa ,
kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu disebabkan oleh pendaraah menahun
atau berulang-ulang yang bisa berasal dari semua bagian tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan di
bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit daripada
pria ,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin .setiap harinya seorang
wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal .pada
saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan
melahirkan .ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat besi
untuk dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
janinya.selain itu ,pendarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu
kehilangan banyak zat besi.

b. Anemia Defisiensi Vitamin C


Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang
terjadi,yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka waktu
lama. Penyebab kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin c
dalam makanan sehari hari.
Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat besi,sehingga jika
terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan
bisa terjadi anemia. Untuk mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran kadar
vitamin c dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan sel darah
merah berukuran kecil.

c. Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau asam
folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar (Makrositer)
dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi (hiperkrom) dan
MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume merupakan salah satu karakteristik
sel darah merah.Sekitar 90% anemia makrositik yang terjadi adalah anemia pernisiosa.
Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah kekurangan vitamin
b12 juga mempengaruhi sistem saraf,sehingga penderita anemia ini akan merasakan
kesemutan ditangan dan kaki ,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa,serta kaki
dalam bergerak.gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta warna
tertentu,termasuk warna kuning dan biru,luka terbuka dilidah atau lidah seperti
terbakar,penurunan berat badan,warna kulit menjadi lebih
gelap,linglung,depresi,penurunan fungsi intelektual.
Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin
untuk anemia.pada contoh darah yang diperiksadibawah mikroskop ,tampak selah
merah berukuran besar .juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan
trombosit,terutama jika penderita anemia dalam jangka waktu yang lama.jiika diduga
terjadi kekurangan ,maka dilakukan pengukuran kadar vitamin b12 dalam darah.

d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih cepat
dari normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia hemolitik,umur
sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah
tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

e. Anemia Sel Sabit


Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan yang
ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit ,kaku ,dan anemia hemolitik
kronik.pada penyakit sel sabit,sel darah merah memiliki hemoglobin(prootein
pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal,sehingga mengurangi jumlah oksigen
dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.sel yang berbentuk sabit
akan menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa
,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya ,dan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen
ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh
darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.

f. Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam
jiwa.Anemia aplastik terjadi bila pabrik(sumsum tulang )pembuatan darah merah
terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan produksi sel darah (eritrosit,
leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-obatan
,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
b. Tes penyaring, tes ini di kerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia. Dengan
pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk morfologi anemia
tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen berikut ini :
kadar hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV,MCV, DAN MCHC), apusan darah tepi
c. Pemeriksaan dara seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap, darah (LED), dan
hitung retikulosit
d. Pemeriksaan sumsum tulang belakang: pemeriksaan ini memberikan informasi
mengenai keadaan system hematopoesis
e. Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini untuk mengomfirmasi dugaan
diagnosis awal yang memiliki komponen berikut ini :
1. Anemia difisiensi zat besi : serum ion, TIBC, saturasi trasferin, dan feritin serum
2. Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
3. Anemia hemoliitik : hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis Hb
4. Anemia leukeumia akut biasanya dilakukan pemeriksaan sitokimia
2. Pemeriksaan Laboratorium Nonhematologis : faal ginjal, faal endokrin, asam urat, faal
hati, biakan kuman
3. Radiologi : torak, bone survey, USG, atau linfangografi
4. Pemeriksaan Sitogenetik
5. Pemeriksaan Biologi Molekuler (PCR = polymerase cahin raction, FSH = fluorescence in
situ hybridization) (Camitta, 2000)

6. Komplikasi Anemia
Komplikasi dari anemia adalah sebagai berikut (Handayani, ddk, 2008):
a. Gagal jantung
Anemia akan menginduksi terjadinya mekanisme kompensasi terhadap
penurunan konsentrasi hemoglobin untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan.
Pada keadaan anemia, jantung akan meningkatkan venous return. Maka sesuai
mekanisme Frank-Starling, jantung akan meningkatkan stroke volume, sehingga dapat
terjadi hipertrofi ventrikel kiri,dengan miofibril jantung yang memanjang, gagal
jantung kongestif, kejadian gagal jantung berulang dan kematian.
b. Gagal ginjal
Dengan berkurangnya asokan oksigen ke jaringan misalnya pada ginjal akan
terjadi kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal.

c. Hipoksia
Hiposia adalah penurunan pemasokan oksigen ke jaringan sampai ditingkat fisiologik.
Hemoglobin berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika terjadi
penurunan hemoglobin maka akan terjadi hipoksia bahkan dapat menyebabkan
kematian.

7. Pencegahan Anemia
1. Pencegahan Sekunder pada Anemia
a. Pengawasan penyakit infeksi
Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang
tidak diingini. Meskipun, jumlah episode penyakit tidak berhasil dikurangi, pelayanan
pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan lama serta beratnya infeksi.
Tindakan yang penting sekali dilakukan selama penyakit berlangsung adalah
mendidik keluarga penderita tentang cara makan yang sehat selama dan sesudah sakit.
Pengawasan penyakit infeksi memerlukan upaya kesehatan seperti penyediaan air
bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan. Jika terjadi infeksi
parasit, tidak bisa disangkal lagi, bahwa cacing tambang (Ancylostoma dan Necator)
serta Schistosoma yang menjadi penyebabnya.
Sementara peran parasit usus yang lain terbukti sangat kecil. Ada banyak bukti
tertulis, bahwa parasit parasit dalam jumlah besar dapat menggaggu penyerapan
berbagai zat gizi. Karena itu, parasit harus dimusnahkan secara rutin. Bagaimanapun
juga, jika pemusnahan parasit usus tidak dibarengi dengan langkah pelenyapan
sumber infeksi, reinfeksi dapat terjadi sehingga memerlukan obat lebih banyak.
Pemusnahan cacing itu sendiri dapat efektif dalam hal menurunkan parasit, tetapi
manfaatnya di tingkat hemoglobin sangat sedikit. Jika asupan zat besi bertambah, baik
melalui pemberian suplementasi maupun fortifikasi makanan, kadar hemoglobin akan
bertambah meskipun parasitnya sendiri belum tereliminasi.
b. Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi
Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara
terpusat merupakan inti pengawasan anemia di berbagai negara. Fortifikasi makanan
merupakan salah satu cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat besi. Di negara
industri, produk makana fortifikasi yang lazim adalah tepung gandum serta roti
makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung. Di negara sedang berkembang
lain telah dipertimbangkan untuk memfortifikasi garam, gula, beras dan saus ikan.

c. Tranfusi Darah
Suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien.
Darah yang tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui
selang infus.

d. Pemberian tablet atau suntikan zat besi


Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi selama 3-
4 bulan untuk meningkatkan kadar hemoglobin, karena kehidupan sel darah merah
hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung selama 120 hari,
maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh memerlukan 20 mg zat besi
perhari. Tubuh tidak dapat menyerap zat besi (Fe) dari makanan sebanyak itu setiap
hari, maka suplementasi zat besi tablet tambah darah sangat penting dilakukan.
Suplementasi dijalankan dengan memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk
mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil penelitian anemiagizi di
Indonesia sebagian besar disebabkan karena kekurangan zat besi.

e. Melakukan tes laboratorium


Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara
anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal,
maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.

2.Pencegahan Tersier pada Anemia


Pencegahan pada anemia yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Menjalani diet dengan gizi seimbang
2. Makan-makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau
tua, kacang-kacangan, tempe) (Depkes RI, 2010).
3. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun
katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat
untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus
4. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah
(TTD)
5. Menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang
mengandung karbonat.
6. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama
susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang
mengandung fosfat dan kalsium

7. Batasi minum alkohol dan pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen
asam folat untuk mencegah terjadinya anemia difisiensi asam folat
8. Ajarkan kepada orang tua tentang cara-cara melindungi anak dari infeksi
9. Kenali tanda-tanda komplikasi

8. Pengobatan Anemia
Perlu diketahui, anemia hanyalah sebuah gejala dan menemukan penyebabnya adalah
langkah penting dalam penanganan anemia.Pada dasarnya pengobatan akan disesuaikan
dengan penyebab terjadinya anemia .

9. Diet untuk penderita Anemia

1. Sumber zat besi sehat antara lain sayuran hijau dan kacang-kacangan. Meskipun
mitos tetap ada bahwa daging merupakan sumber zat besi, pola makan vegetarian
seimbang yang mencakup kacang-kacangan, biji-bijian yang diperkaya, dan sayuran
hijau menyediakan sejumlah zat besi yang memadai.
2. Produk susu dan telur mengurangi penyerapan zat besi. Susu dan beberapa
bentuk kalsium menghambat penyerapan zat besi. Telur (terutama kuning telur) juga
muncul untuk menghambat penyerapan zat besi. Selain itu, bayi yang alergi terhadap
susu sapi sangat beresiko untuk mengalami kemiskinan tingkat besi.
3. Buah-buahan dan sayuran membantu penyerapan zat besi. Buah dan sayuran
mengandung vitamin C dan asam organik (misalnya asam sitrat) yang meningkatkan
penyerapan zat besi. Vitamin A dan karotenoid juga meningkatkan penyerapan zat
besi.
4. Teh, kopi, dan coklat sebaiknya tidak dikonsumsi dengan makanan pada pasien
dengan anemia karena kekurangan zat besi. Polifenol dalam minuman ini
menghambat penyerapan zat besi. Teh hitam tampaknya yang paling menghambat
penyerapan zat besi dalam hal ini.
5. ASI mengandung zat besi yang signifikan. ASI dan susu sapi mengandung
konsentrasi zat besi yang sama (0,5 milligram/100 mililiter), meskipun menyusui
lebih baik karena berbagai alasan.

6. Suplemen zat besi tidak dianjurkan bagi orang yang tidak kekurangan zat besi.
suplementasi zat besi harus dihindari pada individu dengan kadar zat besi normal,
karena kelebihan zat besi dikaitkan dengan risiko lebih tinggi menderita kanker usus
besar, penyakit jantung koroner, dan resistensi insulin. Di sebagian besar dunia
modern, banyak orang yang berisiko memiliki terlalu banyak zat besi, daripada yang
zat besinya terlalu sedikit.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada
banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999)

2. Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan lingkungan
dan makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan akan Fe pada tubuh
kita.Sehingga kita terjauh dari penyakit terlebih anemia yang di sebabkan karena
kurangnya zat besi untuk memproduksi darah.
Daftar Pustaka

Behrman, Kliegman, & Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Vol 2 Edisi 15. Jakarta: ECG.

Camitta, B. M. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Masrizal. (2007). Anemia Difisiensi Zat Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 141.

Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: ECG.

Putri1, A. R., Syamsianah, A., & Mufnaetty. (2013). Hubungan Pengetahuan Tentang
Anemia Gizi Besi Dengan Tingkat Konsumsi Protein Dan Zat Besi Pada Remaja Putri
di Ponpes Asy-Syarifah Desa Brumbung Kabupaten Demak Vol 2. JURNAL GIZI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG, 22.

Soeprono, R. (1988). Berkala Ilmu Kedokteran. Jurnal Of The Medical Sciences Jilid 20,
122.

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal Futsall
    Proposal Futsall
    Dokumen6 halaman
    Proposal Futsall
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Proposal Futsall
    Proposal Futsall
    Dokumen6 halaman
    Proposal Futsall
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • BAB I Arif
    BAB I Arif
    Dokumen4 halaman
    BAB I Arif
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Sap Bumil
    Sap Bumil
    Dokumen17 halaman
    Sap Bumil
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Anggaran Baru
    Anggaran Baru
    Dokumen2 halaman
    Anggaran Baru
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • ADINDA
    ADINDA
    Dokumen7 halaman
    ADINDA
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Doa
    Doa
    Dokumen132 halaman
    Doa
    Seftian darma wisana
    100% (1)
  • Cover Ok
    Cover Ok
    Dokumen2 halaman
    Cover Ok
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Pidato
    Pidato
    Dokumen2 halaman
    Pidato
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Hemoglobin
    Hemoglobin
    Dokumen1 halaman
    Hemoglobin
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Gout Atrhitis 3
    Gout Atrhitis 3
    Dokumen10 halaman
    Gout Atrhitis 3
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen1 halaman
    Anak
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen5 halaman
    Anak
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen5 halaman
    Anak
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Masalah Umum Pada Lansia
    Masalah Umum Pada Lansia
    Dokumen8 halaman
    Masalah Umum Pada Lansia
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler-Agus
    Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler-Agus
    Dokumen34 halaman
    Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler-Agus
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Pidato
    Pidato
    Dokumen2 halaman
    Pidato
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Kom Terapeutik Jiwa
    Kom Terapeutik Jiwa
    Dokumen19 halaman
    Kom Terapeutik Jiwa
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Sambutan Enggar
    Sambutan Enggar
    Dokumen1 halaman
    Sambutan Enggar
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Doa
    Doa
    Dokumen1 halaman
    Doa
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Pidato
    Pidato
    Dokumen2 halaman
    Pidato
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat
  • Kotak Amal
    Kotak Amal
    Dokumen1 halaman
    Kotak Amal
    Seftian darma wisana
    Belum ada peringkat