Oleh :
20160113
PENDAHULUAN
merupakan tumor jinak yang paling sering terjadi pada laki-laki. Insidensinya
dari 20% pada laki-laki berusia 41-50 tahun menjadi lebih dari 90% pada laki-
laki berusia lebih dari 80 tahun. Prevalensi BPH turut meningkat sering
kelenjar prostat tersebut dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan
biasa disebut luka terkontantaminasi atau luka traumatik luka ini menunjukkan
tanda-tanda infeksi lebih awal yaitu dalam waktu 2-3 hari. Luka pasca bedah
jika tidak di lakukan perawatan luka dengan benar klien akan mengalami
demam, nyeri tekan, dan nyeri pada daerah luka serta sel darah putih akan
kasus degeneratif. Salah satunya adalah BPH, dengan insidensi di negara maju
Yang ditemukan pada pria dengan usia lebih dari 65 tahun dan dilakukan
sedang sampai berat dengan penyebab utama adalah BPH. Di indonesia BPH
1
2
ditemukan pada 50% pria berusia di atas 50 tahun dengan angka harapan
bahwa lebih kurang 5% pria di indonesia yang sudah mencapai 65 tahun dan
lebih. Kalau di hitung dari seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 200
juta lebih, kira-kira 100 juta terdiri dari pria, dan berumur 60 tahun atau lebih
kira-kira 5 juta, sehingga ada 2,5 juta laki di Imdonesia yang menderita BPH
(Dores, 2017).
Di Jawa Timur tepat 672.502 kasus BPH pada tahun 2013. Penelitian
yang di lakukan oleh Istikomah (2010), dalam buku Notoadmodjo (2010) hasil
tahun 2009 bulan Agustus ada sebanyak 17 pasien dan bulan September
Hardjono Ponorogo. Insiden pada tahun 2014 yaitu sebanyak 147 penderita
(Herwinsyah 2015).
(DHT) dan proses aging menjadi tua. Beberapa hipotesis yang diduga sebagai
dribbling), pancaran miksi menjadi lemah, rasa belum puas sehabis miksi dan
3
dkk:2008).
kemih, dan adanya perubahan fisiologi pada prosta. Salah satu tindakan
pasien akan kehilangan darah cukup banyak, retensi urine, inkontinensia urine,
bahkan kematian bila tidak di lakukan tindakan bedah berupa insisi atau
eksisi. Kuman penyebab infeksi bedah dapat berasal dari golongan gram-
2011).
pemberian antibiotik serta perawatan luka secara steril pada daerah Post Op
jaringan terinfeksi atau tidak di jumpai peradangan pada pasien pasca bedah
dari orang ke orang atau dari peralatan ke orang dapat di lakukan dengan
membersihkan kulit dan daerah drain. Peran pasien dengan mobilisasi secara
Keperawatan yang tepat, cepat dan efektif pada klien BPH post op
post op prostatectomy.
TINJAUAN PUTAKA
2.1.2. Etiologi
1. Dihidrotestoteron (DHT)
mengalami hiperplasia.
7
8
a. Teori dihidrotestosteron
c. Interaksi stroma/epitel
2.1.3. Patofisiologi
prostat.
kadang lebih besar lagi hingga 200 gram atau lebih. Tonjolan
kista-kista yang dilapisi oleh epitel torak atau koboid selapis pada
maka terjadi gmbaran yang terjadi atas jarngan ikat otot dengan
skor 0-7,(2) sedang: skor 8-19, dan (3) berat: skor 20-35.
alfa.
a. Rectal grading
0 – 1 cm : Grade 0
1 – 2 cm : Grade 1
2 – 3 cm : Grade 2
3 – 4 cm : Grade 3
Lebih 4 cm : Grade 4
b. Clinical grading
spesifik.
2. Pemeriksaan laboratorium
penentuan biopsy.
3. Pemeriksaan uroflowmetri
(Wijaya, 2011)
4. Pemeriksaan radiologi
urine.
19
(Margareth, 2010).
2.1.6. Penatalaksanaan
1. Observasi
2. Terapi medikamentosa
1) Penghambat enzim
nilai PSA.
2) Filoterapi
3) Terapi bedah
prostatika.
prostate.
4. Stent prostate
tinggi.
23
(Purnomo, 2009).
pencegahan infeksi.
g. Perdarahan.
, 2012), yaitu:
cloting.
untuk berkemih.
Dilakukan tindakan
pembedahan
Insisi Prostat
Prostatektomi Trans Uretral Reseksi
Transuretral (TUIP ) prostat (TURP)
suprapubis,
perineal, Retropubik
Terpasang Dk
nyeri
2.2.1. Pengkajian
pengkajian.
2. Riwayat kesehatan
terbangun untuk miksi pada malam hari, perasaan ingin miksi yang
a. Pasien mengeluh sakit saat miksi dan harus menunggu lama dan
harus mengejan.
(Wijaya, 2013).
6. 13 Domain NANDA
a. Health promotion
anti hypertensi atau anti depresan, anti biotik urinaria atau agen
anti biotik obat yang dijual bebas untuk flu atau alergi obat
b. Nutrition
(Wijaya, 2013).
28
2012).
f. Self perception
g. Role relationsip
h. Sex Quality
kontraksi ejakulasi.
29
bawah.
(Doenges, 2012).
j. Left principle
k. Safety
l. Comfort
2012).
m. Growth
klien yang aktual atau potensial yang dapat dikelola melalui intevensi
invasif diagnostik.
pembedahan.
2.2.5. Evaluasi
dapat di tularkan langsung dari satu orang ke orang lain, penyakit ini
2.3.2. Etiologi
besar peranannya baik dalam kejadian infeksi luka operasi luka operasi
lambat tanpa gejala dan tanda radang akut sehingga peradangan dan
usus, dan kolon, kuman ini perlu diwaspadai pada operasi oral, vaginal,
bila terdapat jaringan nonvital, benda asing tanah atau kotoran lain, dan
anaerob pada luka, misalnya pada luka besar yang kotor, luka aborsi,
imun, terapi radiasi, dan terapi steroid. Infeksi virus tertentu berbahaya
2.3.3. Patofisiologi
bergantung pada sirkulasi yang utuh ke daerah yang terkena. Jadi, jika
efisiensi adalah suplai leukosit yang bebas dalam darah yang beredar.
oleh penyakit keganasan atau sebagai akibat dari reaksi yang merugikan
39
seluler dengan fungsi yang normal dan sebagai akibat mudah terkena
deisiensi sulai darah local dan juga peka terhadap keadaan gizi
adanya benda asing atau jaringan nekrotik dalam luka, oleh adanya
infeksi luka dan imobilisasi yang tidak sempurna dan pendekatan tepi
1. Faktor sistemik
a. Usia
kurang elastis.
40
b. Nutrisi
c. Insufisiensi vascular
sirkulasi darah.
d. Diabetes
e. Obesitas
f. Obat-obatan
g. Merokok
& Perry,2008).
h. Gangguan oksigenasi
2. Faktor local
a. Suplai darah
baik.
b. Infeksi
c. Nekrosis
d. Stress luka
luka. Tekanan mendadak yang tidak terduga pada luka insisi dan
e. Mobilisasi
fungsi pencernaan agar mulai bekerja lagi, pada hari ke-2 tenaga
43
f. Personal hygine
1. Rubor
(Mubarak, 2015).
2. Kalor
3. Dolor
4. Tumor
5. Functio laesa
2015).
2005) adalah pus, bau busuk pada luka dan apabila inflamasi
waktu 2-3 hari. Infeksi luka operasi biasanya terjadi sampai hari
tekan pada daerah luka serta jumlah sel darah putih mengalami
dan rambut, infeksi endogen dari usus dapat terjadi pada operasi saluran
mulut, faring, atau tangan. Mencuci tangan dengan baik dan berbicara
antibiotik yang tepat, debridemen yang tidak memadai, dan pus yang
2.3.7. Intervensi
1. Infection Control
2. Infection protection
drainase
METODE PENELITIAN
secara rinci. Keuntungan yang paling besar dari rancangan ini adalah
akan didapatkan gambaran satu unit subjek secara jelas (Nursalam, 2008: 81).
Flamboyan RSUD Dr. Harjono ponorogo, maka penyusun studi kasus harus
48
49
3.3 Partisipasi
Partisipan pada studi kasus ini adalah klien dengan diagnose BPH post
3.4.1 Lokasi
Timur.
Proses pembuatan studi kasus ini dimulai pada bulan November 2017
Februari 2018 sedangkan sidang studi kasus diadakan pada bulan Juni
2018.
Dr.Hardjono Ponorogo
informed consent
BAB V
j. Ujian sidang Karya Tulis Ilmiah dan revisi Karya Tulis Ilmiah
responden
tujuan tertentu
3.5.2 Observasi
studi yang disengaja dan sistemik tentang fenomena sosial dan gejala-
53
penelitian ini yaitu mengenai status nutrisi pasien dan resiko infeksi.
gambar, tabel atau daftar periksa, hasil laboratorium, status pasien dan
tidak terjadi infeksi dengan score 25, resiko infeksi ringan dengan score 20-
24, resiko infeksi sedang dengan score 15-19, resiko infeksi berat dengan
masyarakat. Hasil dari pengolahan dan analisis data tersebut terwujud dalam
217). Analisa data penelitian studi kasus keperawatan yang digunakan adalah
analisa deret waktu. Analisa deret waktu adalah serangkaian nilai pengamatan
yang diambil selama kurun waktu tertentu dan studi literature dituangkan
determinated).
c. Informed consent
treatment).
4.1. Hasil
1. Ruang Perawatan
57
58
2. Ruang Diskusi
yang terjadi pada pasien oleh tim medis, para medis, dan para
antar para medis yang sedang dinas dengan para medis yang akan
juga dilengkapi sarana dan prasarana lain seperti toilet, ruang ganti
pakaian untuk tim medis dan para medis apabila waktu dinas,
59
Ponorogo.
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Ponorogo.
tanggal 15 mei 2018 pada pukul 11.20. setelah itu pad tanggal
d. Genogram
Tn. S Tn. K
Ny. S
39th 29th
34th(sehat
(sehat) (sehat)
)
Keterangan :
= Laki / Perempuan
nasi, sayur, lauk paukdan terkadang makan buah dan susu. Dan
jatah dari rumah sakit mendapat diit TKTP hanya habis separuh
g. Pola aktivitas
h. Safety / protection
i. Pemeriksaan laboratorium
j. Penatalasaksanaan Terapi
Tanggal Nama obat Cara Dosis Manfaat
pemberian
17-5-2018 Ceftriaxone IV intra selang 2 x 1gram Antibiotik
2. ANALISA DATA
Pada pengkajian Tn. L post op prostatectomy pada hari ke 2 di
pada data objektif di temukan luka post op tertutup kassa steril di regio 8
Secara teori menurut Wijaya, (2013) gejala yang timbul pada BPH
keluhan yang di rasakan Tn. L diakibatkan adanya salah satu organ yang
temukan data subjektif, klien mengatakan nyeri pada luka post operasi,
klien mengatakan panas pada luka post operasi dan pada data objektif di
luka jahit 6, keaadaan luka masih basah, terdapat oedema di sekitar luka,
satu orang ke orang lain, penyakit ini merupakan penyakit menular atau
tanda infeksi tanpa adanya funsiolaesa dan pus, Nilai 4 terdapat tanda
infeksi tanpa adanya fungsiolaesa dan pus, Nilai 5 tidak ada tanda
infeksi.
nilai score dengan hasil : Tidak terjadi infeksi score 25, Resiko infeksi
ringan 20-24, Resiko infeksi sedang score 15-19, Resiko infeksi berat
yang diamati kepada klien seperti terjadi peningkatan suhu serta setelah
infeksi sedang.
66
mengalami edema
8. Periksa kulit dan selaput lendir
untuk adanya kemerahan,
kehangatan ekstrim, dan
drainase
9. Anjurkan peningkatan mobilitas
dan latihan yang tepat
10. Instrusikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
Perawatan luka
1. Berikan rwatan insisi pada luka,
yang di perlukan
2. Berikan balutan yang sesuai
dengan jenis luka
3. Pertahankan balutan teknik
steril ketika melakukan
perawatan luka, dengan tepat
4. Periksa luka setiap kali
perubahan balutan
5. Bandingkan dan catat setiap
perubahan luka
6. Anjurkan pasien dan keluarga
pasien pada prosedur perawatan
luka
7. Dokumentasi lokasi luka,
ukuran dan tampilan
13.00 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 07.30 1. Memberikan rawatan insisi pada luka dengan prinsip
keperawatan steril
2. Melakukan perawatan kateter 2. Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik
13.30 3. Memberikan intake nutrisi (TKTP) dan local
15.00 4. Kolaborasi dengan tim medis injeksi intra vena : 3. Memeriksa kulit adanya kemerahan, panas, dan
Ceftriaxone 1 x1 gr bengkak
Ketorolac 1 x 2 ml 4. Mempertahankan teknik balutan steril ketika
Ranitidine 1 x150 mg melakukan perawatan luka
Asam traneksamat 1 x 500 mg 11.00 5. Membatasi jumlah pengunjung
11.10 6. Menganjurkan pengunjung untuk mencuci tangan
pada saat memasuki dan meninggalkan ruangan
pasien
12.30 7. Meningkatkan asupan nutrisi yang tepat (Diet TKTP)
15.00 8. Kolaborasi dengan tim medis injeksi intra vena :
Ceftriaxone 1 x 1 gr
Ranitidin1 x 150 mg
Ketorolac 1 x 2 ml
Asam traneksamat 1 x 500 mg
68
Jam Hari 3 Jam Hari 4
19 mei 2018 20 mei 2018
07.30 1. Memberikan rawatan insisi pada luka dengan prinsip 07.30 1. Memberikan rawatan insisi pada luka dengan prinsip
steril steril
2. Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik 2. Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik
dan local dan local
3. Memeriksa kulit adanya kemerahan, panas, dan 3. Memeriksa kulit adanya kemerahan, panas
bengkak 4. Memeriksa kondisi setiap sayatan atau luka
4. Memberikan balutan yang sesuaidengan jenis lukadan 5. Memberikan balutan yang sesuaidengan jenis lukadan
mempertahankan teknik balutan steril ketika mempertahankan teknik balutan steril ketika
melakukan perawatan luka melakukan perawatan luka
08.00 5. Melakukan perawatan katerisasi 6. Melakukan perawatan katerisasi
08.15 6. Mengobservasi cairan drainase 10.00 7. Mengobservasi cairan drainase
10.00 7. Melatih pasien mobilisasi dini Mika-Miki 8. Melatih klien mika-miki
12.00 8. Meningkatkan asupan nutrisi yang tepat (Diet TKTP) 12.00 9. Meningkatkan asupan nutrisi yang tepat (Diet TKTP)
15.00 9. Kolaborasi dengan tim medis injeksi intra vena : 16.00 10. Memotivasi dan melatih pasien untuk melakukan
Ceftriaxone 1 x 1 gr mobilisasi Duduk min 5 menit di atas bed
Ranitidin 1 x 150 mg
Ketorolac 1 x 2 ml
Asam traneksamat 1 x 500 mg
69
Jam Hari 5 Jam Hari 6
21 mei 2018 22 mei 2018
07.00 1. Pengambilan sample darah untuk pemeriksaan lab 07.30 1. Memberikan rawatan insisi pada luka dengan prinsip
07.30 2. Memberikan rawatan insisi pada luka dengan prinsip steril
steril 2. Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik
3. Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
dan local 3. Memeriksa kulit adanya kemerahan, panas
4. Memeriksa kulit adanya kemerahan, panas 4. Memberikan balutan yang sesuaidengan jenis lukadan
5. Memberikan balutan yang sesuaidengan jenis lukadan mempertahankan teknik balutan steril ketika
mempertahankan teknik balutan steril ketika melakukan perawatan luka
melakukan perawatan luka 12.00 5. Meningkatkan asupan nutrisi yang tepat (Diet TKTP)
6. Melepas kateter irigasi 12.30 6. Memotivasi dan melatih pasien untuk melakukan
7. Melepas drain mobilisasi (berdiri di samping bed)
12.00 8. Meningkatkan asupan nutrisi yang tepat (Diet TKTP) 13.30 7. Menganjurkan kepada pasien dan keluarga untuk
16.00 9. Melatih pasien untuk melakukan mobilisasi Duduk selalu melakukan perawatan luka setiap hari
min 5 menit di atas bed
70
5. EVALUASI
71
Jam Hari 3 Jam Hari 4
19 mei 2018 20 mei 2018
20.00 S: 20.00 S:
1. Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan. 1. Klien mengatakan panas pada luka jahitan
2. Klien mengatakan panas pada luka jahitan
O:
O: 1. Klien mampu factor lingkungan yang berhubungan
1. Klien kurang mampu factor lingkungan yang dengan resiko infeksi
berhubungan dengan resiko infeksi 2. Klien mampu mempertahankan lingkungan
2. Klien belum mampu mempertahankan lingkungan lingkungan yang bersih
lingkungan yang bersih 3. Diit TKTP jatah dari rumah sakit habis satu porsi
3. Diit TKTP jatah dari rumah sakit habis satu porsi 4. Terdapat luka bekas operasi pada Regio 8
4. Terdapat luka bekas operasi pada Regio 8 5. Luka terlihat basah
5. Luka tampak basah 6. Saat perawatan luka, sedikit keluar cairan
6. Saat perawatan luka keluar caiaran/ serum 7. Luka kemerahan, panas
bercampur darah 8. Terlihat sedikit pembengkakan pada luka
7. Klien terlihat nyeri 9. Terpasang drain, keluar cairan ±15 cc
8. Luka kemerahan, panas 10. Terpasang kateter tryway
9. Terdapat pembengkakan pada luka (Tumor) 11. Cairan irigaasi bewarna jernih
10. Terpasang drain, keluar cairan ± 30 cc 12. Suhu 37.7°c
11. Terpasang kateter tryway
12. Cairan irigasi bewarna merah muda A : Resiko Infeksi Sedang (skor 19)
13. Suhu 36.6°c
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8
A : Resiko Infeksi Sedang (skor 18)
72
Jam Hari 5 Jam Hari 6
21 mei 2018 22 mei 2018
20.00 S: 14.30 S:
O: O:
1. k/u baik 1. k/u baik
2. Terdapat luka bekas operasi pada Regio 8 2. Terdapat luka bekas operasi pada regio 8
3. Luka terlihat sedikit kering 3. Luka kering
4. Balutan kassa kering 4. Tidak kemerahan
5. Saat perawatan luka, sedikit keluar cairan 5. Tidak odem
6. Luka kemerahan 6. Saat perawatan luka tidak keluar cairan/ serum
7. Terlihat sedikit pembengkakan pada luka bercampur darah
8. Diit TKTP jatah dari rumah sakit habis satu porsi 7. Suhu 36.6°c
9. Suhu 36.6°c
10. Lab WBC 9.5 x10 ̂ 3/uL A : Resiko infeksi ringan (skor 24)
73
74
4.2. Pembahasan
Pada bab ini akan di bahas mengenai kesenjangan antara tinjauan teori
dan tinjauan kasus yang telah di lakukan di RSUD Dr. Hardjono ponorogo
pada tanggal 17 mei 2018 s/d 23 mei 2018. Setelah melakukan keperawatan
menganalisis beberapa kesenjangan antara teori dan kasus yang akan dibahas
4.2.1. Pengkajian
Ponorogo.
kondisi patologis yang paling lazim pada usia lansia yang paling
(Wijaya, 2013).
lemah, sering BAK malam hari, dan satu hari sebelum masuk RS
buang air kecil yang sulit ditahan (Urgency), frekuensi miksi lebih
pancaran lemah, buang air kecil yang sulit ditahan dan nyeri pada
3. Keluhan utama
pada BPH pasca/post operasi dapat berupa adanya nyeri tekan pada
77
4. Pemeriksaan fisik
pernafasan.
b. Pemeriksaan abdomen
lesi luka post operasi pada regio 8, keadaan luka masih basah,
adanya kemerahan pada area sekitar luka dan luka terbalut kassa
dolor.
4.2.2. Diagnosis
bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan
mengalami resiko infeksi, resiko infeksi dapat terjadi karena luka yang
infeksi yang terjadi pada luka operasi disebabkan oleh bakteri, yaitu
terkadang bakteri anaerob dapat berasal dari kulit, lingkungan, dari alat-
alat untuk menutup luka dan operasi, bakteri yang paling banyak adalah
Staphylococcus.
infeksi dengan di dukung oleh dengan data yang mengarah pada resiko
ke-2 terdapat luka bekas operasi pada regio 8. Keadaan luka masih
terpasang drain keluar darah kurang lebih 50 cc, tertutup kassa steril.
4.2.3. Perencanaan
perawatan luka dengan steril maka luka tidak mudah terinfeksi oleh
virus dan virus tidak mudah masuk dalam tubuh, dan menganjurkan
mampu menjaga sistem imun sehingga kuman atau virus tidak mudah
antibiotic.
sensitive terhadap defisiensi suplai darah local dan juga peka terhadap
keadaan status gizi penderita. Pada penderita yang jelas kekurangan gizi
4.2.4. Pelaksanaan
2008).
yang sesuai dengan keadaan pasien yaitu pemberian diit tinggi kalori
pasien.
83
4.2.5 Evaluasi.
belum, masalah apa yang sudah terpecahkan dan apa yang perlu
Perkembangan
Instrumen Resiko Infeksi
25
20
Pasien
15
10 Perkembangan
5
0
Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
infeksi.
sekitar ruangan.
masih basah, bengkak dan kemerahan dan pada hari ke 4 keadaan luka
sedikit ada kemerahan dan terdapat peningkatan suhu 37,6°c, pada hari
infeksi yang lain dan pada hari keenam tidak terdapat tanda-tanda
infeksi.
tinggi kalori tinggi protein seperti asupan protein dan vitamin A dan C,
tembaga, zinkum, dan zat besi yang adekuat. Protein mensuplai asam
Pemberian asupan nutrisi berupa diit TKTP guna untuk menjaga system
agar status gizi pasien segera kembali normal guna mempercepat proses
b) Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
fungsi sel imun. serta pada hari 3 sampai hari ke 6 klien sudah bisa
jaringan sel tubuh dapat terpenuhi termasuk pada jaringan sekitar luka
belajar berjalan dan kemudian berjalan sendiri. maka dari itu suplai
gejala infeksi kondisi lukanya pada hari ke 6 sudah mulai kering dan
sebagai berikut :
5.1. KESIMPULAN
panjang luka kurang lebih 6 cm, terpasang drain, keluar cairan warna
merah muda kurang lebih 50 cc, tertutup kasa steril. Serta mengeluh
86
87
infeksi sedang (skor 18) pada hari ke 6 dengan resiko infeksi ringan
5.2. SARAN
intervensi yang berfokus pada masalah Resiko Infeksi pada pasien BPH
Post Op Prostatectomy.
sumber bacaan yang terbaru dan lebih lengkap lagi sehingga dapat
Resiko Infeksi.
89
DAFTAR PUSTAKA
Criss, T., frans, l., Sonia, H., & Eka Adif, P. (2014). Kapita Selekta Kedokteran
Essentials medicine. Jakarta: Media Aesculapius.
Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar (1 ed.). (T. Utami, Penyunt.) Jakarta: Salemba Medika.
Perry, P. &. (2008). Fundamental Keperawatan (Vol. 1). (D. Yulianti, & M.
Ester, Eds.) Jakarta: EGC.
Rendi, M. C., & Margareth. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sjamsuhidajat, & jong, d. (2011). Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat- De Jong
(3 ed.). (R. Sjamsuhidajat, W. Karnadihardja, T. O. Prasetyono, & R.
Rudiman, Eds.) Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzane C. & Bare, Brenda G. (2005). Buku Ajar Keperawatan Medikel
Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 2. Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
91
92
Lampiran 2
Kepada Yth.
..............................................
Dengan hormat,
Telp : 0895393035931
Apabila anda menyetujui maka saya mohon kesediaannya menanda tangani lembar
persetujuan. Atas kesediaan dan kerjasamanya dalam karya tulis (studi kasus) ini, saya
ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Hendrik Setiono
93
94
Lampiran 4
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Tanda-tanda Terdapat Terdapat Terdapat 2 Terdapat 1 Tidak ada
infeksi tanda-tanda tanda- tanda infeksi tanda infeksi tanda infeksi
infeksi (Rubor, tanda tanpa adanya tanpa adanya
Calor, Dolor, infeksi fungsiolesa funsiolesa
Tumor, (Rubor, dan pus dan pus
Fungsiolaesa, Calor,
Eksudat) Dolor,
Tumor)
2 Kesetabilan >40 39-40 38-39 37-38 36-37
suhu
3 Jumlah >20.000/ 17.000- 14.000- 11.000- 4.000-
leukosit dalam mm3 19.000/ 16.000/ 13.000/ 10.000/
batas normal mm3 mm3 mm3 mm3
4 Pemberian diit Tidak Mengkons Mengkonsu Mengkonsu Mengkonsu
TKTP mengkonsumsi umsi 1 msi 2 butir msi 3 butir msi lebih
diit TKTP butir telur telur sehari telur sehari dari 3 butir
sehari telur sehari
5 Mobilisasi dini Tidak pernah Mika- Duduk Berdiri Berjalan
melakukan Miki selama 5 disamping disekitar
mobilisasi menit bed kamar
(Moorhead Dkk, Nursing Outcome Classification, 2014)
Kesimpulan :
1. Tidak terjadi infeksi = score 25
2. Resiko infeksi ringan = score 20-24
3. Resiko infeksi sedang = score 15-19
4. Resiko infeksi berat = score 10-14
5. Terjadi infeksi = score 5-9
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
Tanda-tanda infeksi 2 2 2 3 3 5
Kesetabilan suhu 4 4 5 4 5 5
Mobilisasi dini 1 1 2 3 3 4
Total 15 16 18 19 21 24
Kesimpulan :
95
96
lampiran 6
(POST OP)
4. Tutup sketsel
5. Berikan posisi yang nyaman pada klien
6. Perawat cuci tangan
7. Letakkan perlak pengalas
8. Lepas plaster/verban dengan pinset/gunakan handscoon bersih
9. Jika blutan lengket berikan NaCl 0,9%
10. Buang balutan pada bengkok
11. Pakai handscoon steril
12. Inspeksi keadaan luka (ada pus/darah), letak drain, jahitan
13. Bersihkan luka dengan depress pakai larutan antiseptic
14. Gunakan kasa steril untuk mengeringkan
15. Berikan obat/salep sesuai advice
16. Tutup luka dengan kasa steeril kering diats luka
17. Lepas sarung tangan
18. Gunakan plaster/balutan kasa gulung pada luka
19. Kembalikan posisi klien yang nyaman
20. Bereskan alat-alat
21. Cuci tangan
22. Dokumentasi perawtan luka (kedaan luka)
Kusyati, Eni. (2006). KETERAMPILAN DAN PROSEDUR
Sumber Rujukan: LABORATORIUM KEBUTUHAN DASAR, Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
98
Lampiran 7
DATA KLIEN
A. Data Umum
1. Nama inisial klien : Tn L
2. Umur : 55 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-Laki
4. Alamat : Dukuh S, desa G, kecamatan N
5. Agama : Islam
6. Tanggal/jam masuk MRS : 14 mei 2018 (13.00)
7. Nomor Rekam Medis : 408657
8. Diagnosa medis : Post OP Prostatektomi (Hari ke 2)
g. Pengobatan sekarang
h. Genogram
Ny. S
Tn. K Tn. P Ny. T
82th(tua)
87th (Tua) 86th(Tua) 82th
(tua)
Tn. S Tn. K
Ny. S
39th 29th
34th(sehat
(sehat) (sehat)
)
Keterangan :
= Laki / Perempuan
2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT :
1. BB biasanya : 65 kg dan BB sekarang : tidak di kaji
2. Lingkar perut : 75 cm
3. Lingkar kepala : 55 cm
4. Lingkar dada : 85 cm
101
h. Cairan masuk
Minum air putih : 1.500 cc/24 jam
Infus RL : 1.500 cc/24 jam
Infus NaCl (irigasi) : 2.500 cc/24 jam
+
5.500 cc/24 jam
i. Cairan keluar
Kencing (Irigasi) : 4.700 cc/ 24 jam
Drain : 50 cc/24 jam
IWL : BB x 15 = 65 x 15 = 40.6 ml
24 24
+
: 5.600.6 cc/24 jam
102
4. ACTIVITY / REST
a. Istirahat / tidur
1. Jam tidur : Malam jam 21.00-05.00, Siang jam 13.00-15.00 kadang
terbangun jika terasa nyeri saat kencing
2. Insomnia : tidak ada
3. Pertolongan untuk merangsang tidur : ruangan yang tenang
b. Aktivitas
1. Pekerjaan : petani
2. Kebiasaan olah raga : tidak pernah
3. ADL
a. Makan :
Di rumah = 3x sehari dengan nasi, lauk, dan sayur
Di rumah sakit = makan 3x sehari dengan nasi, lauk, dan sayur
b. Toileting :
Di rumah = Bab 1x sehari
Di rumah sakit = Bab 1x sehari dibantu anaknya
c. Kebersihan :
Di rumah = Mandi 2x sehari, setiap pagi dan sore
Di rumah sakit = Sibin 2x sehari, setiap pagi dan sore dibantu
anaknya
d. Berpakaian :
Di rumah = ganti pakaian 2x sehari sehabis mandi
Di rumah sakit = ganti pakaian 1x sehari dibantu anaknya
4. Bantuan ADL : saat sibin dan ganti pakaian dibantu
anaknya
5. Kekuatan otot : 5 5
5 5
6. ROM : normal
7. Pemeriksaan ekstremitas ( atas dan bawah )
Atas : pergerakan normal tidak ada nyeri, Tidak ada reflek patologis
terpasang infus RL 18 tpm di tangan kanan
c. Cardio Respons
1. Capilarry refill time : < 2 detik
2. Clubbing finger : tidak
3. Akral : Dingin
4. Edema : Tidak
5. Irama jantung : Reguler
6. Nyeri dada : tidak
7. Bunyi jantung : Normal
8. Palpitasi : tidak
104
9. Perdarahan : tidak
10. Peningkatan JVP: tidak
11. Terpasang CVP : tidak
12. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : Tidak tampak pulsasi
b. Palpasi : Teraba ics 5 midklavikula kiri
c. Perkusi : Pekak
d. Auskultasi : Suara BJ 1 dan BJ 2 tunggal, tidak ada suara
tambahan murmur atau gallop
d. Pulmonary sistem
1. Penyakit sistem nafas = Tidak ada
2. Kemampuan bernafas = baik
3. Pemeriksaan paru-paru
a. Inspeksi
1. Bentuk dada : Normochest
2. Tipe pernafasan : Hidung
3. Irama / atau pola nafas : Teratur
4. Pernafasan cuping hidung: Tidak
5. Nyeri saat bernafas : Tidak
6. Ekspansi dada : Simetris
7. Retraksi dada : Tidak
8. Sesak nafas : Tidak
9. Batuk : Tidak
10. Sputum : Tidak
11. Warna : Tidak Bau : Tidak
12. Penggunaan alat bantu nafas : Tidak
13. Saturasi oksigen ( SpO2 ) : Tidak
14. Palpasi ( focal fremitus, dll ) :
Focal fremitus kanan dan kiri getarannya sama
15. Perkusi ( Pembesaran paru, dll )
Resonan, tidak ada pembesaran paru
16. Auskultasi ( Suara nafass / Suara nafas Tambahan )
Tidak ada suara nafas tambahan ronchi dan wheezing
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
5. PERCEPTION / COGNITION
a) Orientasi / Kognisi
1. Tingkat pendidikan : SD
2. Kurang pengetahuan : Tidak
3. Pengetahuan tentang penyakit : Sedikit mengerti tentang
penyakitya
4. Orientasi ( waktu, tempat, orang ) : Baik
105
b) Sensasi / Persepsi
1. Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
2. Sakit kepala : Saat pengkajian klien mengeluh
pusing
3. Penggunaan alat bantu : Tidak ada
4. Penginderaan : Baik
Communication
1. Bahasa yang digunakan : Bahasa jawa
2. Kesulitan berkomunikasi : Tidak ada
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah
6. SELF PERCEPTION
a. Self- concept / self – esteem
1. Perasaan cemas / takut : Pasien merasa cemas akan
penyakitnya
2. Perasaan putus asa / kehilangan : Tidak putus asa untuk berobat
3. Keinginan untuk menciderai : Tidak ada
4. Adanya luka / cacat : Ada luka post op pada regio 8
abdomen
5. Harga diri : Pasien mengatakan menerima keadaan
dirinya saat ini
6. Gambaran diri : Baik, klien terbaring lemah di tempat
tidur
Masalah keperawatan :
1. Ansietas
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1. Status hubungan : Menikah
2. Orang terdekat : Anak dan istri
3. Perubahan konflik / peran : Tidak ada
4. Perubahan gaya hidup : Pasien tidak bisa beraktifitas
seperti biasanya karena menjalani rawat inap
5. Interaksi dengan orang lain : Baik
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1. Masalah / disfungsi seksual : Tidak ada
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah
DATA LABORATRIUM
D. PEMERIKSAAN ECG
Hasil / kesimpulan : Tidak ada masalah
E. PENATALAKSANAAN TERAPI
Tanggal Nama obat Cara pemberian Dosis Manfaat
17-5-2018 Ceftriaxone IV intra selang 2 x 1gram Antibiotik
Ketorolac IV intra selang 2 x 30mg Analgesik
Asam IV intra selang 3 x500 mg Anti perdarahan
Traneksamat
Ranitidine IV intra selang 2x150 mg Mengurangi sekresi
lambung
Natrium Infus 18 tpm Pengganti cairan
klorida
Ringer laktat Infus 18 tpm Elektrolit
NACL Infus 36 tpm Irigasi kandung
kemih
( ....................................................... )
109
ANALISA DATA
Masalah
No Data Fokus Etiologi
1 Data subyektif = Agens cidera (fisik) Nyeri akut
1. Klien mengatakan nyeri saat Diskontinuitas
urine keluar ke urograde jaringan
2. Klien mengatakan nyeri ditusuk-
tusuk dan panas
3. Klien mengatakan nyeri pada
perut tengah bawah
4. Klien mengatakan skala nyeri 6
5. Klien mengatakan nyeri
bertambah saat digunakan saat
urine keluar ke urograde dan
hilang saat selesei
Data obyektif:
1. Klien tampak lemah
2. Ekpresi wajah tampak kesakitan
3. Klien tampak pucat
4. Klien terbaring ditempat tidur
5. Terdapat luka post op pada regio
8
6. Keadaan luka masih basah,
dengan jumlah jahitan 6,ada
odema di sekitar luka.
7. Terdapat drainase jumlah cairan
50 cc
8. Drainase infus (NACL) 36 tpm
TTV : N : 84 x/mnt. RR : 20
x/mnt
Data obyektif:
1. Px tampak gelisah dan bingung
2. Tingkat pendidikan klien SD
3. Px tampak menahan nyeri
4. Wajah tegang
5. Kontak mata tampak berkurang
6. Px terus bertannya tentang
kondisinya saat ini
TTV : TD 130/80mmHg
7. N : 88x/mnt S: 36, 6 0C RR:
20x/mnt
Diagnosa 1
115
nyaman
Ceftriaxone 1gr 14.30 8. Melakukan kolaborasi
Keterolac 2ml pemberian obat intra vena :
ceftriaxone 1gr
keterolac 30mg
ranitidine 150mg
9. Menganjurkan untuk istirahat
saat nyeri
116
Jam DX. 1 Paraf Jam DX. 1 Paraf Jam DX.1 Paraf
Minggu 20 mei 2018 Senin 21 mei 2018 Selasa 22 mei 2018
07.00 1. Mengkaji TTV pasien, TD, 07.00 1. Mengkaji TTV pasien, TD, 07.00 1. Mengkaji TTV pasien, TD,
suhu, nadi, RR : suhu, nadi, RR : suhu, nadi, RR
TD :130/90 Mmhg, suhu: TD :110/70 Mmhg, suhu: TD :110/70 Mmhg, suhu: 36,6
37,8 °C,nadi: 82 x/menit, 36,6 °C, nadi : 88 x/menit, °C, nadi : 88 x/menit, RR: 20
RR: 20 x/menit RR: 20 x/menit x/menit
08.00 2. Melakukan kolaborasi
07.30 2. Melakukan kolaborasi : 07.30 2. Melakukan kolaborasi: pemberian obat oral:
Ceftriaxone 1gr Ceftriaxone 1 gr Asam mafenamat 500 mg
Ranitidin 150 mg Ranitidin 150 mg Metronidazole 500 mg
08.00 3. Memberikan posisi yang Ranitidin 150 mg
3. Mengkaji tingkat nyeri nyaman 09.00 3. Memberikan posisi yang
pasien : 14.30 4. Melakukan kolaborasi: nyaman
Ranitidin 150mg
Nyeri skala 2 seperti 5. Melepas infus
tertusuk, terletak
diabdomen region 8 pasien,
nyeri terasa jika saat kencing
4. Mengoservasi reaksi
nonverbal dari nyeri: klien
meringis, ekspresi wajah
terlihat menahan nyeri
08.00 5. Menganjurkan untuk tarik
nafas dalam saat nyeri
6. Memberikan posisi yang
nyaman
14.30 7. Melakukan kolaborasi
pemberian obat intra vena :
Ceftriaxone 1gr Ranitidin
150mg
117
Diagnosa 2
118
Jam DX. 2 Paraf Jam DX. 2 Paraf Jam DX.2 Paraf
Minggu 20 mei 2018 Senin 21 mei 2018 Selasa 22 mei 2018
07.30 1. Memberikan rawatan insisi 07.00 1. Pengambilan sample darah 07.30 1. Memberikan rawatan insisi
pada luka dengan prinsip untuk pemeriksaan lab pada luka dengan prinsip steril
steril 07.30 2. Memberikan rawatan insisi 2. Memonitor adanya tanda dan
2. Memonitor adanya tanda dan pada luka dengan prinsip gejala infeksi sistemik dan
gejala infeksi sistemik dan steril local
local 3. Memonitor adanya tanda 3. Memeriksa kulit adanya
3. Memeriksa kulit adanya dan gejala infeksi sistemik kemerahan, panas
kemerahan, panas dan local 4. Memberikan balutan yang
4. Memeriksa kondisi setiap 4. Memeriksa kulit adanya sesuaidengan jenis lukadan
sayatan atau luka kemerahan, panas mempertahankan teknik
5. Memberikan balutan yang 5. Memberikan balutan yang balutan steril ketika
sesuaidengan jenis lukadan sesuaidengan jenis lukadan melakukan perawatan luka
mempertahankan teknik mempertahankan teknik 12.00 5. Meningkatkan asupan nutrisi
balutan steril ketika balutan steril ketika yang tepat (Diet TKTP)
melakukan perawatan luka melakukan perawatan luka 12.30 6. Memotivasi dan melatih
08.00 6. Melakukan perawatan 6. Melepas kateter irigasi pasien untuk melakukan
katerisasi 7. Melepas drain mobilisasi (berdiri di samping
08.15 7. Mengobservasi cairan 12.00 8. Meningkatkan asupan bed)
drainase nutrisi yang tepat (Diet 13.30 7. Menganjurkan kepada pasien
10.00 8. Melatih klien mika-miki TKTP) dan keluarga untuk selalu
12.00 9. Meningkatkan asupan 16.00 9. Melatih pasien untuk melakukan perawatan luka
nutrisi yang tepat (Diet melakukan mobilisasi setiap hari
TKTP) Duduk min 5 menit di atas
15.00 10. Memotivasi dan melatih bed
pasien untuk melakukan
mobilisasi Duduk min 5
menit di atas bed
119
Diagnosa 3
120
EVALUASI
Nama pasien : Tn. L No. Rm :408657
Diagnosa 1
121
Jam DX. 1 Jam DX. 1 Jam DX.1
Minggu 20 mei 2018 Senin 21 mei 2018 Selasa 22 mei 2018
20.00 S: 20.00 S: 14.30 S:
1. Pasien mengatakan nyeri pada luka
1. Pasien mengatakan nyeri sudah bekas operasi di abdomen 1. Pasien mengatakan nyeri pada luka
berkurang 2. Pasien mengatakan nyeri bersifat bekas operasi di abdomen
2. Pasien mengatakan nyeri bersifat menusuk dengan skala nyeri 2 2. Pasien mengatakan nyeri bersifat
menusuk dengan skala nyeri 2 3. Pasien mengatakan nyeri terasa menusuk dengan skala nyeri 2
3. Pasien mengatakan nyeri terasa setiap saat tetapi nyeri berkurang 3. Pasien mengatakan nyeri terasa setiap
setiap saat kencing tetapi nyeri jika untuk istirahat dan bertambah saat tetapi nyeri berkurang jika untuk
berkurang jika selesei kencing jika untuk aktivitas istirahat dan bertambah jika untuk
O: aktivitas
O: O:
1. Keadaan umum sedang, Compos 1. Keadaan umum baik, Compos
mentis 1. Keadaan umum baik, Compos mentis,
mentis, 2. TTV : TD 110/70mmHg
2. TTV : TD 130/80mmHg 2. TTV : TD 110/70mmHg
N : 86x/mnt. S: 37,8°, RR: 20x/mnt N : 86x/mnt S: 36◦C RR: 20x/mnt
N : 86x/mnt S: 36◦C RR20x/mnt 3. Pada abdomen ada luka bekas post
3. Ekspresi wajah menahan nyeri 3. Pada abdomen ada luka bekas post yang ditutup dengan balutan
4. Pada abdomen ada luka bekas post yang ditutup dengan balutan 4. Keadaan luka kering ada sedikit darah
operasi yang ditutup dengan balutan 4. Keadaan luka kering ada sedikit
5. Ada tampak luka jahitan sepanjang 7
5. Keadaan luka basah darah cm
6. Ada tampak luka jahitan sepanjang 7 5. Ada tampak luka jahitan sepanjang A : Masalah teratasi
cm 7 cm P : Hentikan intervensi
A : Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 2,3,6,7 P: Lanjutkan intervensi
122
Diagnosa 2
123
Jam DX. 2 Jam DX. 2 Jam DX.2
Minggu 20 mei 2018 Senin 21 mei 2018 Selasa 22 mei 2018
20.00 S: 20.00 S: 14.30 S:
1. Klien mengatakan panas pada luka jahitan O: O:
1. k/u baik 1. k/u baik
O: 2. Terdapat luka bekas operasi pada 2. Terdapat luka bekas operasi pada
1. Klien mampu factor lingkungan yang Regio 8 regio 8
berhubungan dengan resiko infeksi 3. Luka terlihat sedikit kering 3. Luka kering
2. Klien mampu mempertahankan lingkungan 4. Balutan kassa kering 4. Tidak kemerahan
lingkungan yang bersih 5. Saat perawatan luka, sedikit keluar 5. Tidak odem
3. Diit TKTP jatah dari rumah sakit habis satu cairan 6. Saat perawatan luka tidak keluar
porsi 6. Luka kemerahan cairan/ serum bercampur darah
4. Terdapat luka bekas operasi pada Regio 8 7. Terlihat sedikit pembengkakan 7. Suhu 36.6°c
5. Luka terlihat basah pada luka A : Resiko infeksi ringan (skor 24)
6. Saat perawatan luka, sedikit keluar cairan 8. Diit TKTP jatah dari rumah sakit
7. Luka kemerahan, panas habis satu porsi P : Pasien pulang, Intervensi dihentikan
8. Terlihat sedikit pembengkakan pada luka 9. Suhu 36.6°c
9. Terpasang drain, keluar cairan ±15 cc 10. Lab WBC 9.5 x10 ̂ 3/uL
10. Terpasang kateter tryway A : Resiko Infeksi ringan (skor 21)
11. Cairan irigaasi bewarna jernih P:Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8
12. Suhu 37.7°c
A : Resiko Infeksi Sedang (skor 19)
P :Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8
124
Diagnosa 3
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
125
126
Lampiran 8
127
128
129
Lampiran 9
130
Lampiran 10
Ayah : Riman
Ibu : Minem
Riwayat Pendidikan