Anda di halaman 1dari 10

Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi
secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan
pasien.

Tujuan:
a.Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain di lingkungan
Puskesmas, pasien dan masyarakat.
b.Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan Obat (contoh:
kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki
alat penyimpanan yang memadai).
c.Menunjang penggunaan Obat yang rasional.

Kegiatan:
a.Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro aktif dan pasif.
b.Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau tatap
muka.
c.Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
d.Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta masyarakat.
e.Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan
lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
f. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan Kefarmasian.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:


a.Sumber informasi Obat.
b.Tempat.
c.Tenaga.
d.Perlengkapan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR
PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
Etiket
Apotek Ari Jaya Mandiri
Jl.Soekarno Hatta No 132 Bandung
Apoteker: Ari Wibowo, S.Farm.,Apt
SIPA: xxxxxxxxxxx
No Resep: Bandung,11-12-2016

Nama Pasien : Nurlela


Nama Obat : Simvastatin
Sehari 1 x 1 Tablet
Jumlah Obat : 30 Tablet

Obat Dalam
Semoga Lekas Sembuh
Harus Dengan Resep Dokter

Apotek Ari Jaya Mandiri


Jl.Soekarno Hatta No 132 Bandung
Apoteker: Ari Wibowo, S.Farm.,Apt
SIPA: xxxxxxxxxxx
No Resep: Bandung,11-12-2016

Nama Pasien : Nurlela


Nama Obat : Penopibrate 100 mg
Sehari 3 x 1 Tablet
Jumlah Obat : 30 Tablet

Obat Dalam
Semoga Lekas Sembuh
Harus Dengan Resep Dokter

Apotek Ari Jaya Mandiri


Jl.Soekarno Hatta No 132 Bandung
Apoteker: Ari Wibowo, S.Farm.,Apt
SIPA: xxxxxxxxxxx
No Resep: Bandung,11-12-2016

Nama Pasien : Nurlela


Nama Obat : Pravastatin
Sehari 3 x 1 Tablet
Jumlah Obat : 30 Tablet

Obat Dalam
Semoga Lekas Sembuh
Harus Dengan Resep Dokter
Leflate
SIMVASTATI

Komposisi : simvastati
Indikasi : Hiperlipidemia, Pengurangan resiko
kardiovaskular, Hiperlipidemiauntuk menurunkan kolesterol
total, LDL, apolipoprotein B dan Trigliserida.
Kontra Indikasi : Sirosis hati, ibu hamil dan hipersensitif
terhadap simvastatin
Efek samping : Kram, nyeri otot, sakit kepala, gangguan
pencernaan, konstipasi,
Dosis : Pengurangan resiko kardiovaskular : Resiko tinggi (20-
40 mg/hari) Resiko menengah/moderat (10 mg/hari)
Hiperkolesterol Dewas (10-20 mg/ hari untuk pasien
dengan gejala ringan sampai sedang) untuk pasien
dengan resiko tinggi 40 mg/hari dengan interval 4
minggu dapat dinaikan menjadi max 80 mg/hari Anak-
anak : 10 mg/hari dengan interval 4 minggu dapat
dinaikan menjadi max 40 mg/hari.
Interaksi Obat : Amiodaron : Peningkatan resiko miopati dan
rhabdomyolysis. Penanganannya : Jika digunakan
bersamaan, dosis simvastatin tidak boleh melebihi 20 mg
sehari; jika dosis simvastatin yang diperlukan >20 mg
sehari untuk mencapai tujuan LDL-kolesterol sasaran,
pertimbangkan penggunaan statin lain.
- Antikoagulan (misal warfarin, cpg) : peningkatan
terjadinya pendarahan; penanganan : dilakukan
pemantauan terhadap pemberian simvastatin.
- Digoxin : peningkatan kadar digoxin dalam plasma darah
namun tidak signifikan. Penanganan : bisa diminum
bersamaan karena peningkatan kadar digoxin tidak
signifikan.
Antibiotik Makrolida (misalnya Eritromisin) : Makrolida
dapat meningkatkan kadar simvastati, artovastatin dan
lovastatin. Penanganan : tidak boleh diberikan secara
bersamaan
ATORVASTATIN

Komposisi : Atorastatin
Indikasi : Hiperlipidemia, Pengurangan resiko
kardiovaskular, Hiperlipidemiauntuk menurunkan kolesterol
total, LDL, apolipoprotein B dan Trigliserida.
Kontra Indikasi : Sirosis hati, ibu hamil dan hipersensitif
terhadap atorvastatin
Efek samping : Kram, nyeri otot, sakit kepala, gangguan
pencernaan, konstipasi
Dosis : Hiperkolesterol : Dewasa : 10 atau 20 mg/ hari dengan
interval 4 minggu dinaikan max 80 mg/hari.
Anak-anak : 10 mg/hari dengan interval pengobatan 4
minggu dinaikan max 20 mg/hari
Interaksi Obat : Amiodaron : Peningkatan resiko miopati
dan rhabdomyolysis. Penanganannya : Jika digunakan
bersamaan, dosis atorvastatin tidak boleh melebihi 20
mg sehari; jika dosis atorvastatin yang diperlukan >20
mg sehari untuk mencapai tujuan LDL-kolesterol
sasaran, pertimbangkan penggunaan statin lain.
Antikoagulan (misal warfarin, cpg) : peningkatan
terjadinya pendarahan; penanganan : dilakukan
pemantauan terhadap pemberian simvastatin.
Digoxin : peningkatan kadar digoxin dalam plasma
darah namun tidak signifikan. Penanganan : bisa
diminum bersamaan karena peningkatan kadar digoxin
tidak signifikan.
Antibiotik Makrolida (misalnya Eritromisin) :
Makrolida dapat meningkatkan kadar simvastati,
artovastatin dan lovastatin. Penanganan : tidak boleh
diberikan secara bersamaan.
Rifampisin : kemungkinan kadar plasma atorvastatin
menurun. Penanganan : Mengelola secara bersamaan,
karena administrasi tertunda atorvastatin setelah
pemberian rifampisin terkait dengan pengurangan
substansial dalam konsentrasi atorvastatin plasma
Kontrasepsi oral : Peningkatan bioavailabilitas
norethindrone dan etinil estradiol. Penanganan : hati-
hati saat memilih kontrasepsi oral.
Jus anggur : peningkatan bioavailabilitas atorvastatin.
Penanganan : pemantauan untuk efek samping
atorvastatin.
LOASTATIN

Komposisi : Lovastatin
Indikasi : Hiperlipidemia, Pengurangan resiko
kardiovaskular, Hiperlipidemiauntuk menurunkan kolesterol
total, LDL, apolipoprotein B dan Trigliserida.
Kontra Indikasi : Sirosis hati, ibu hamil dan hipersensitif
terhadap lovastatin
Efek samping : Kram, nyeri otot, sakit kepala, gangguan
pencernaan, konstipasi
Dosis : Anak anak: Oral : 10 20 mg/hari bila pengobatan
lebih dari 4 minggu dosis dapat ditingkatkan menjadi
10 40 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi.
Dewasa: Oral : 10 20 mg/hari bila pengobatan lebih
dari 4 minggu dosis dapat ditingkatkan menjadi 10
80 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi.
Interaksi Obat : Amiodarone : resiko terjadinya miopati dan
rhabdomyolysis saat digunakan bersamaan. Penanganan : jika digunakan
bersamaan dosis lovastatin tidak lebih dari 40 mg/hari
- Antileukotrin : menghambat metabolisme Lovastatin oleh CYP3A4 sehingga
resiko myopathy dan rhabdoyolisis meningkat. Penanganan : penggunaannya
harus dihindari.
- Antikoagulan : peningkatan terjadinya pendarahan. Penanganan : monitoring
penggunaannya.
- Antifungi golongan azole : menghambat metabolisme Lovastatin oleh CYP3A4
dan menghambat sekresi Lovastatin sehingga resiko myopati dan rhabdomiolisis
meningkat. Penanganan : penggunaan obat tidak boleh bersamaan.
- Cyclosporine : menghambat metabolisme dan eliminasi Lovastatin oleh
CYP2A4 sehingga meningkatkan resiko myopati dan rhabdomiolisis.
Penanganan : penggunaan Lovastatin tidak boleh lebih dari 20 mg/hari.
- Digoxin : dapat meningkatkan kadar digoxin dalam plasma. Penanganan : tidak
dapat dikonsumsi bersamaan.
- Diltiazem : peningkatan kadar plasma Lovastatin. Penanganan : tidak dapat
dikonsumsi bersamaan.
- Fibrat : peningkatan resiko miopati dan rhabdomyolisis. Penanganan :
penggunaannya tidak dapat bersamaan kecuali manfaat terapi lebih besar, jika
dikonsumsi bersamaan dosis lovastatin tidak boleh lebih dari 20 mg/hari.
- Fluvoxamine : mengahambat metabolisme Lovastatin dan menyebabkan efek
sampingnya meningkat. Penanganannya : penggunaan bersama harus dihindari.
- Jus anggur : menghambat metabolisme dan ekresi Lovastatin sehingga efek
samping meningkat. Penanganannya : tidak boleh mengkonsumsi lebih dari 1
liter jus tiap hari.
- HIV protease inhibitor dan Nefazodone, Metronidazole dan troleandomisin serta
antibiotik golongan makrolida : menghambat metabolisme dan ekresi
Lovastatin. Penanganannya : tidak dianjurkan digunakan bersamaan.
- Niasin : peningkatan resiko miopati dan rhabdomiolisis. Penanganannya :
penggunaannya bersamaan harus dihindari, bila digunakan bersama dosis
Lovastatin tidak boleh lebih dari 20 mg/hari.
Verapamil : peningkatan kadar Lovastatin dalam plasma. Penanganannya :
jika digunakan bersama dosis lovastatin tidak boleh lebih dari 40 mg/hari.
CERIVASTATIN

Komposisi : Cerivastatin
Indikasi : Hiperlipidemia, Pengurangan resiko
kardiovaskular, Hiperlipidemiauntuk menurunkan
kolesterol total, LDL, apolipoprotein B dan Trigliserida.
Kontra Indikasi : Sirosis hati, ibu hamil dan hipersensitif
terhadap cerivastatin
Efek samping : Kram, nyeri otot, sakit kepala, gangguan
pencernaan, konstipasi
Dosis : Dewasa Oral : 0,3 mg/hari
Interaksi Obat : Sekuestran asam empedu (misalnya,
cholestyramine): penurunan besar bioavailabilitas
cerivastatin.
Siklosporin, gemfibrozil, jus anggur, eritromisin,
antijamur azole, niacin, verapamil: Peningkatan
kadar cerivastatin serum; peningkatan risiko
miopati

FLUVASTATIN

Komposisi : Fluvastatin
Indikasi : Hiperlipidemia, Pengurangan resiko
kardiovaskular, Hiperlipidemiauntuk menurunkan
kolesterol total, LDL, apolipoprotein B dan Trigliserida.
Kontra Indikasi : Sirosis hati, ibu hamil dan hipersensitif
terhadap fluvastatin
Efek samping : Kram, nyeri otot, sakit kepala, gangguan
pencernaan, konstipasi
Dosis : Dewasa : 20 80 mg/hari
Interaksi Obat : Antijamur Azol (misalnya, flukonazol),
siklosporin, gemfibrozil, antibiotik makrolida
(misalnya, eritromisin), niasin: miopati berat atau
rhabdomyolysis dapat terjadi dengan pemberian
bersamaan.
Cholestyramine: Mengurangi penyerapan
fluvastatin jika dikonsumsi 4 jam setelah
cholestyramine.
Cimetidine, ranitidine, omeprazol: peningkatan
kadar fluvastatin dalam serum.
Digoxin: kadar serum digoxin dapat meningkat.
Rifampisin: kadar serum fluvastatin dapat
berkurang.
PRAVASTATIN

Komposisi : Pravastatin
Indikasi : Terapi zat pengubah lemak penunjang diet ketat,
sebagai hiperkolesterolemia dapat mengurangi resiko infark
miokardial, mengurangi resiko pasien menjalani prosedur
revasularisasi miokardia, mengurangi resiko mortilitas
kardiovaskular.
(ISO vol 50 thn 2016, hal 300)
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas pravastatin, penyakit
hati aktiv , ibu hamil dan menyusui.
(AHFS 2011)
Efek samping : Mual, muntah,diare,dispepsia, konstipasi,
kembung, rabdomiolisis, miopati, sakit kepala.
(MIMS ed 14 tahun 2014/2015, hal 60)
Dosis : Awal: 10-20 mg 1x sehari menjelang tidur, kisaran
dosis 10-40 mg 1x sehari.
(MIMS ed 14 tahun 2014/2015, hal 60)
Interaksi Obat : Antikoagulan warfarin (interaksi
farmakologis (misalnya, peningkatan PT) tidak mungkin,
penatalaksanaanny termasuk minor tetapi perlu pemantauan)
Siklosporin (peningkatan konsentrasi pravastatin
Penatalaksanaannya Jika pravastatin digunakan bersamaan,
memulai pravastatin di 10 mg setiap hari; pravastatin dosis
tidak boleh melebihi 20 mg sehar)
Digoxin,fluvoxamin,itraconazole,metronidazole,
niasin,troleandomicin.
(Peningkatan risiko miopati dan / atau rhabdomyolysis bila
digunakan dengan statin tertentu. Penatalaksanaannya
Penggunaan bersamaan umumnya harus dihindari atau
dilakukan dengan hati-hati)
(AHFS 2011)
Fenofibrate

Komposisi : Fenofibrate
Indikasi : Hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia dan
campuran.
(ISO vol 50 thn 2016, hal 301)
Kontra Indikasi : gangguan hati, dan kelainan fungsi hati;
gangguan ginjal; atau penyakit kandung empedu yang sudah
ada sebelumnya.
(AHFS 2011, hal )
Efek samping : Gangguan pencernaan, reaksi alergi kulit,
astenia, mialgia,peningkatan enzim hati.
(ISO vol 50 thn 2016, hal 301)
Dosis : 100 mg 3x sehari, 300 1xsehari, bila perlu dpt
diberikan hingga 100 mg 4xsehari
(ISO vol 50 thn 2016, hal 301)
Interaksi Obat : meningkatkan efek anti koagulan,
penatalaksaannya turunkan dosis anti koagulan),
statin (Kemungkinan penurunan AUC atorvastatin dan
peningkatan konsentrasi plasma puncak dan AUC pravastatin.
Penatalaksaannya Hindari penggunaan bersamaan kecuali
potensi manfaat lebih besar daripada risiko), siklosporin
(Peningkatan risiko siklosporin-diinduksi nefrotoksisitas
(yaitu, penurunan fungsi peningkatan risiko ginjal) dari efek
muskuloskeletal yang merugikan (misalnya, peningkatan CK,
myoglobinuria, rhabdomyolysis. Penatalaksanaannya
Gunakan dengan hati-hati)

(AHFS 2011)
Niasin
Komposisi : Niasin
Indikasi : Meningkatkan HDL pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer
dan dislipidemia campuran serta sebagai tambahan terhadap diet dan olahraga
untuk menurunkan kadar kolesterol total, LDL, Apo B, dan trigliserida yang
meningkat.
(ISO Indonesia Volume 50,2016)
Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap niacin atau bahan dalam formulasi.
Gangguan fungsi hati aktif atau peningkatan persisten tidak dapat dijelaskan
transaminase serum, penyakit tukak peptik aktif, atau perdarahan arteri.
Diperpanjang-release niacin dalam kombinasi tetap dengan lovastatin
(Advicor) kontraindikasi pada wanita hamil atau menyusui. (AHFS, 2011)
Efek samping : Flushing (misalnya, kehangatan, kemerahan, gatal dan / atau
kesemutan), sakit kepala, nyeri, sakit perut, diare, dispepsia, mual, muntah,
rhinitis, pruritus, ruam. miopati parah.
(AHFS, 2011)
Dosis : Minggu ke-1 tab 375 mg, minggu ke-2 tab 500 mg, minggu ke-3 tab 750
mg, minggu ke 4-7 2 tab 500 mg. Dosis dapat ditingkatkan s/d 1500-2000 mg/hr.
Maks:>500 mg dalam periode 4 minggu atau >2000mg/hr. Pemeliharaan: sehari
1x1000-2000 mg. Diberikan menjelang tidur
(ISO Indonesia, Volume 50,2016)
Interaksi Obat : Antikoagulan, kumarin: Potensi efek aditif antikoagulan
(meningkat PT dan penurunan trombosit hitungan dilaporkan dengan niacin
sendiri atau dikombinasikan dengan lovastatin)
COMMENT: Memonitor PT dan jumlah trombosit. Pada pasien yang menerima
kombinasi tetap diperpanjang - pembebasan niasin dan lovastatin (Advicor),
memonitor PT dimulai terapi tersebut atau penyesuaian dosis; saat stabil,
memantau PT pada interval direkomendasikan untuk pasien yang menerima
antikoagulan kumarin obat antihipertensi (misalnya, obat memblokir
ganglionic,obat vasoaktif): Kemungkinan potensiasi efek hipotensi
ASPIRIN:Penurunan klirens metabolik niacin
COMMENT:relevansi klinis tidak sepenuhnya dijelaskan
Sekuestran asam empedu (cholestyramine, colestipol): Penurunan
bioavailabilitas niacin karena pengikatan niacin untuk empedu sequestrant asam
COMMENT: Mengelola niasin dan sequestrant asam empedu setidaknya 4-6 jam
terpisah
HMG-CoA reduktase inhibitor (statin): peningkatan risiko kemungkinan miopati
dan rhabdomyolysis bila digunakan bersamaan dengan dosis niacin> 1 g sehari;
rhabdomyolysis tidak dilaporkan dalam studi klinis durasi hingga 2 tahun dengan
kombinasi Niaspan-statin atau dengan Advicor
COMMENT: menimbang dengan hati-hati potensi manfaat dan risiko dari terapi
kombinasi; menyarankan pasien risiko jika terapi tersebut digunakan
Isoniazid, terapi jangka panjang : Kemungkinan gangguan konversi triptofan diet
untuk niacin. Kemungkinan peningkatan kebutuhan niacin
Vitamin atau suplemen gizi yang mengandung dosis besar niacin atau
nicotinamide: Potensiasi efek samping niacin
Tes untuk katekolamin: elevasi palsu mungkin dalam beberapa penentuan
fluorometric plasma atau urin katekolamin Pengujian glukosa urin Kemungkinan
reaksi positif palsu dengan solusi tembaga sulfat (Reagen Benedict).

(AHFS,2011)
Gemfibrozil
Komposisi : Niasin
Indikasi : Hiperkolesterolemia, mencegah penyakit jantung koroner
dengan menurunkan kolesterol, hipertrigliseridemia, dislipidemia.
(ISO Indonesia, Volume 50,2016)
Kontra Indikasi : Kerusakan Hati, termasuk primary biliary cirrhosis;
gangguan ginjal berat; atau sudah ada sebelumnya penyakit kandung
empedu. Dikenal hipersensitivitas terhadap gemfibrozil atau bahan
dalam formulasi.
(AHFS,2011)
Efek samping : Gangguan GI (misalnya, dispepsia, nyeri perut, diare,
mual, muntah, sembelit, radang usus buntu akut, operasi kandung
empedu), yang merugikan efek CNS (sakit kepala, hypesthesia,
parestesia, pusing, mengantuk, perifer neuritis, depresi), kelelahan,
eksim, vertigo , rasa penyimpangan, penglihatan kabur, penurunan
libido, impotensi
(AHFS,2011)
Dosis : Pencegahan Kejadian Kardiovaskular Oral: 600 mg dua kali sehari.
Memonitor konsentrasi lipoprotein berkala. Menghentikan terapi pada pasien
yang gagal mencapai respon yang memadai setelah 3 bulan terapi.
dislipidemiaOral: 600 mg dua kali sehari.
Memonitor konsentrasi lipoprotein berkala. Menghentikan terapi pada pasien
yang gagal mencapai respon yang memadai setelah 3 bulan terapi.
(AHFS, 2011)
Interaksi Obat : Adrenergik blocking agen: kemungkinan peningkatan
trigliserida serum dan penurunan konsentrasi HDL-kolesterol.
Antikoagulan, oral (misalnya, warfarin)
Potensiasi efek antikoagulan
Comment: Gunakan dengan hati-hati Mengurangi dosis antikoagulan
untuk mempertahankan PT di tingkat yang diinginkan untuk mencegah
komplikasi perdarahan; Memonitor PT sampai stabil
Estrogen:
potensi kenaikan konsentrasi trigliserida serum
HMG-CoA reduktase (statin)
Peningkatan risiko efek muskuloskeletal yang merugikan (misalnya,
miopati, rhabdomyolysis).
Metildopa:
Kemungkinan penurunan HDL dan konsentrasi LDL-kolesterol
Repaglinide:
Peningkatan konsentrasi repaglinide dan paruh, sehingga ditingkatkan
dan berkepanjangan darah penurun glukosa effects.Potential untuk
hipoglikemia berat
Comment: Pasien saat menerima gemfibrozil tidak memulai terapi
dengan repaglinide, dan wakil versa.Monitor glukosa darah dan
mengurangi dosis repaglinide sebagai diperlukan jika obat sudah
digunakan concomitantly.Patients menerima gemfibrozil bersamaan
dengan repaglinide seharusnya tidak menerima itrakonazol.
diuretik thiazide: kemungkinan peningkatan kolesterol total dan
trigliserida konsentrasi
(AHFS,2011)

Anda mungkin juga menyukai