Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

PENELITIAN KUALITATIF

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Riset Keperawatan

Dosen pembimbing:

Ns. Devi Nurmalia, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Intan Indah Sari 22020116120003

Utin Saidatul Hasanah 22020116120021

Sindy Vidiana 22020116120045

Faiq Assidqie 22020116130075

Anita Kusumawardani 22020116140095

Fidya Monica 22020116130107

Kelas A16 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2017
1. Pengertian
Penelitian kualitatif adalah pendekatan sistematis dan subjektif yang
digunakan untuk menjelaskan pengalaman hidup dan memberikan makna
atasnya. Penelitian kualitatif berorientasi pada upaya memahami fenomena
secara menyeluruh. (Danim, 2003)
Peneliatian kualitatif menurut Creswell (2008) adalah suatu pendekatan atau
penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral.
(Semiawan, 2010)
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang data-datanya berupa kata-kata
yang diolah menggunakan secara deskripsi. Moleong (1988:6) mengatakan
bahwa penelitian kualitataif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur
analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara
kuantifikasi lainnya.
Subana dan Sudrajat (2005:17) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang perlu dilakukan sesuai suatu masalah diteliti secara
kuantitatif, tetapi belum terungkap kebenarannya.
Menurut Basrowi dan Suwadi (2008:1) penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dipercaya
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantitatif
lainnya. Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan
atau tulisan dan perilaku-perilaku dari orang yang diamati. Jadi dapat
disimpulkan, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan apa yang akan diteliti dan datanya tidak dianalisis
menggunakan rumus statistik. Biasanya penelitian ini berupa bahasa atau sastra.
2. Karakteristik
Gambaran karakter penelitian kualitatif:
1. Penelitian kualitatif berfokus pada kata, bukan angka.
2. Instrumen utama penelitian kualitatif adalah peneliti.
3. Peneliti menggunakan sudut pandang partisipan dengan penafsiran data
yang dipengaruhi oleh pengalaman peniliti sendiri.
4. Penelitian kualitatif menggunakan sampel kecil agar sampel tersebut
tereksplor dan menghasilkan penjelasan yang kaya, terperinci, atau uraian
yang menyeluruh.
5. Perhatian penelitian kualitatif diarahkan pada satu atau dua variabel yang
mandiri namun cenderung berfokus holistik karena cakupannya luas.
6. Prosedur penelitian bersifat fleksibel yang memungkinkan untuk diubah,
tidak tersetruktur, dan kadang bersifat spontan.
7. Penelitian kualitatif berfokus pada proses.
8. Penelitian kualitatif dilakukan dalam kondisi alamiah dimana informen
berada, bukan kondisi yang dibuat-buat atau dimanupalasi.
9. Penelitian kualitatif cenderung diawali dengan pemikiran induktif,
kemudian melalui proses yang berurutan dilanjutkan dengan menerapkan
pemikiran deduktif.

Ciri-ciri :

a. Pada penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi asli atau


alamiah (natural setting).
b. Peneliti sebagai alat utama pengumpul data yaitu dengan metode
pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara.
c. Lebih diusahakan mengumpulkan data secara deskriptif yang kemudian
ditulis dalam bentuk laporan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
dalam kata-kata, gambar bukan angka.
d. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil.
e. Latar belakang, tingkah laku , atau perbuatan dicari maknanya.
f. Dalam penelitian kualitatif menggunakan metode triangulasi yang
dilakukan secara ekstensif baik triangulasi metode maupun triangulasi
sumber data.
g. Mementingkan rincian konstektual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat
data secara rinci.
h. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti.
i. Mementingkan pandangan responden.
j. Verifikasi. Penerapan metode ini antara lain melalui kasus yang
bertentangan.
k. Pengambilan sampel secara purposif. Metode kualitatif menggunakan
sampel yang sedikit.
l. Menggunakan audit trail, yaitu dengan mencantumkan metode
pengumpulan dan analisa data.
m. Menganalisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung
dianalisis.
n. Teori bersifat dari dasar.
o. Generalisasi dalam kualitatif dinamakan transferbility, yaitu bahwa hasil
penelitian dapat digunakan di tempat lain ketika tempat tersebut memiliki
karakteristik yang sama dengan setting penelitian.

Kelemahan dalam penelitian Kualitatif


1. Terlalu subyektif
Orang-orang lebih berpihak pada penelitian kuantitatif kadang-kadang
menganggap bahwa penelitian kualitatif terlalu subjektif atau impresionis.
Padahal subjektivitas adalah tujuan dari penelitian kualitatif. Penggunaan
istilah subjektivitas dalam sehari-hari seringkali mempunyai konotasi yang
negatif. Subjektif mempunyai konotasi tidak benar, tidak tepat, tidak dapat
dipercaya, bias (tidak objektif). Interpretasi subjektif yang lain berkaitan
dengan pengertian bahwa peneliti tidak independen terhadap fakta atau
fenomena yang diamati. Dalam penelitian kualitatif subjektivitas menjadi
sumber kekuatan untuk meningkatkan validitas data yang dikumpulkan.
Oleh karenanya kualitas data sangat bergantung pada kualitas peneliti
(manusia) sebagai instrumen penelitian yaitu keterampilan meterologis,
sensitivitas dan integritas peneliti.
2. Sulat diulang atau direplikasi
Peneliti menjadi instrumen utama dalam penelitian kualitatif, maka dalam
praktiknya penelitian tersebut tidak mungkin bisa direplikasi.
3. Permasalahan generalisasi
Penelitian kualitatif hanya bisa digeneralisasi pada latar penelitian atau
daerah lain dengan karakteristik yang sama. Generalisasi ini tetap bisa
disajikan dengan berbasis teori.
4. Kurang transparan
Penelitian kualitatif telah melupakan prosedur yang harus diikuti untuk
memilih sampel, mengumpulkan data, dan melakukan analisis. Cara data
diteliti dan ditafsirkan serta bagaimana penelitian disimpulkan merupakan
detail yang hilang dalam sebagian penelitian kualitatif. Namun semua
prosedur yang dilakukan dapat dikonfirmasikan keberadaannya sehingga
bagi peneliti kualitatif menyimpan data hasil penelitian sampai jangka
waktu tertentu.
3. Tujuan
Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mendeskripsikan fenomena
yang ada dan disesuaikan dengan teori. Basrowi dan Swadi (2008:23)
menyatakan bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif
partisipan. Moleong (1988:31) tujuan penelitian kualitatif adalah memahami
fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman
mendalam. Menurut Sugiyono (2009:14) tujuan penelitian kualitatif yaitu
menemukan hubungan pola yang bersifat interaktif menemukan teori
menggambarkan realita yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna.
Dapat disimpulkan tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi.
Tujuan menurut WHO (1994):
1. Mengeksplorasi masalah kesehatan yang tidak banyak diketahui
sebelumnya
2. Mengidentifikasi persepsi lokal mengenai kesehatan dan prioritas
pembangunan
3. Mengidentifikasi strategi intervensi dan target populasi yang relevan
4. Meneliti kelayakan, akseptabilitas, dan ketepatan suatu program kesehatan
baru
5. Mengembangkan kegiatan dan materi komunikasi, informasi dan edukasi
yang sesuai
6. Mengidentifikasi masalah-masalah dalam intervensi yang sedang berjalan
dan menyarankan pemecah masalah yang sesuai
7. Membantu interpretasi hasil penelitian kuantitatif
8. Merancang instrumen penelitian kuantitatif melalui identifikasi pertanyaan
yang relevan dan penyusunan kalimatnya
4. Fungsi
Menurut Moleong (1988:7) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
dimanfaatkan untuk keperluan sebagai berikut:
a. Pada penelitian awal dimana subjek penelitian tidak didefinisikan secara
baik dan kurang dipahami.
b. Memahami isu-isu rumit suatu proses.
c. Untuk keperluan evaluasi.
d. Untuk meneliti fenomena yang tidak bisa diteliti dengan penelitian
kuantitatif.
e. Untuk lebih dapat memahami suatu fenomena yang belum banyak
diketahui.
f. Untuk meneliti sesuatu secara mendalam.
g. Digunakan oleh peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan hal-hal
yang belum banyak diketahui ilmu pengetahuan.
h. Untuk peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi proses.
5. Desain Penelitian Kualitatif
Desain penelitian kualitataif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai
dengan kondisi lapangan sehingga peranan peneliti sangat menentukan
keberhasilan dalam penelitian.
Model desain penelitian pendekatan kualitatif:
a. Pernyataan Masalah
b. Desain penelitian yang meliputi:teknik sampling, sampel, jenis data,
instrumen pengambilan data, metode pengambilan data dan teknik
analisis data.
6. Metode
a. Survei (survai) merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan
instrumen kuesioner atau wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari
responden atau key informant yang diteliti. Terdapat dua jenis survei yaitu:
1. Interview survey (survei wawancara) adalah mencatat jawaban
responden atas pertanyaan dari peneliti atau interviewer
2. Questionnaire survey (survei kuesioner) adalah dengan meminta respon
untuk menulis sendiri atas pertanyaan peneliti dalam bentuk kuis tertulis
atau angket.
b. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti
untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan penyaksian
langsungnya dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer
dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedang
ditelitinya.
c. Documentery historical (penelaahan dokumentasi) dilakukan oleh peneliti
untuk melakukan kontak dengan pelaku atau sebagai partisipan yang terlibat
pada suatu peristiwa sejarah masa lalu. Terdapat empat jenis dokumentasi
yang digunakan dalam metode ini yaitu :
1. Data archival (arsif)
2. Dokumen (sejarah) milik lembaga atau pribadi
3. Dokumen privacy, milik pribadi seperti surat wasiat, ijazah, berkas
rahasia, agenda catatan pribadi, dan sebagainya.
4. Dokumentasi publik, seperti data atau informasi yang tercantum di
berbagai media massa, kepustakaan, bahan publikasi instansi dan
pengumuman publik.
7. Jenis-Jenis
1. Fenomonologi, yaitu fenomena-fenomena yang tampak dan dapat
dijelaskan tentang hal tersebut dengan realitas.
2. Etnografi, yaitu menemukan pengetahuan yang terdapat atau terkandung
dalam suatu budaya atau komunitas tertentu.
3. Studi kasus, yaitu menguji secara intensif atau tinci terhadap satu peristiwa
tertentu.
4. Studi dokumen/teks, yaitu jenis penelitian kualitatif yang berbasis pada
dokumen. Dengan kata lain penelitian ini menitikberatkan pada analisis atau
interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya.
5. Analisis, yaitu memfokuskan kepada suatu konsep yang telah ada
sebelumnya agar dapat dipahami.
6. Penelitian Biografi/naratif, yaitu jenis penelitian kualitatif tentang seorang
individu dan pengalamannya sebagaimana dikatakan kepada peneliti atau
ditemukan dalam dokumen-dokumen.
7. Penelitian sejarah, yaitu jenis penelitian kualitatif yang bertujuan
merekontruksi kondisi masa lampau secara objektif, sistematis, dan akurat.
8. Penelitian Grounded Theory, yaitu penelitian kualitatif yang berupaya
menyimpulkan suatu teori dengan menggunakan tahap-tahap pengumpulan
data dan saling menghubungkan antara kedua kategori.

8. Langkah- Langkah

Langkah- langkah nya dimulai dengan identifikasi masalah, dilanjutkan


dengan tinjauan pustaka, kejelasan tujuan penelitian, pengumpulan data,
observasi, sampel, wawancara, masalah etis, dan analisis data.
1. Identifikasi masalah
Penelitian selalu dimulai dengan mengidntifikasi masalah yang
hendak diteliti. Masalah ini biasanya didahului dengan pertanyaan reflektif
tentang isu-isu yang sedang hangat dan kontroversial dan menurut adanya
jawab atau pemecahannya. Ada beberapa pertanyaan pemandu seperti :
mengapa masalah tersebut penting dijadikan sasaran penelitian?
Bagaimakan keadaan social disekeitar peristiwa, fakta, gejala, yang hendak
diteliti? Proses apa yang sebenamya sedang terjadi disekitar peristiwa
tersebut?
Memilih topik bagi metode kualitatif dianjurkan bila: masalah belum
jelas; untuk mengetahui lebih dalam dibalik angka-angka yang disajikan;
untuk mengetahui interaksi sosial yang tidak dapat diungkapkan dengan
angka-angkaa; untuk mengerti perasaan, pendapat orang lain; untuk
mengembangkan suatu teori. Metode kualitatif mulai dengan
mengumpulkan data dengan topik yang umum yang relevan. Proses
pemusatan dan penentuan masalah akan berjalan terus sesudah ia
mengumpulkan beberapa data dan dimulai dengan analisis awal. Peneliti
kualitatif menggunakan pengumpulam data awal untuk mengarahkan
bagaimana meraka nantinya menyesuaikan dan mempertajam masalah
penelitian. Ini disebabkan bahwa peneliti jarang mengetahui esensi topik di
awal penelitian sampai mereka benar-benar masuk lebih dalam ke data atau
informasi yang disampaikan oleh partisipan. Mengembangkan pertanyaan
penelitian yang terfokus tidak terjadi segera, karena ini terkait dengan proses
pengumpulan data, dimana dalam kurun waktu tertentu penliti terus menrus
membuat tefleksi secara aktif tentang masalah tersebut dan
mengembangkan penafsiran awal. Peneliti kualitatif sangat terbuka terhadap
data tau informasi baru yang tidak diantisipasi sebelumnya. Peneliti harus
siap untuk merubah arah penelitian dan menyesuaikan dengan masukan dari
partisipan yang mungkin tidak diantisipasi sebelumnya.

Terkait dengan topik, metode kualitatif sangat menekankan


penggambaran situasi, keadaan dan tempat penelitian. Tempat setting atau
konteks sangat penting. Konteks ini akan memperjelas arti dari suatu
peristiwa atau gejala. Dua peristiwa yang sama akan memiliki arti yang
berbeda karena konteks yang sama akan memiliki arti yang berbeda karena
konteks dan settingnya berbeda. Setiap tindakan dan kejadian harus
dimengerti dan ditempatkan dalam konteksnya, karena itu memahami
konteks adalah sangat penting. Metode kualitatif mengikuti jalur non linear,
tekanan pada setting alamiah, konteks historis kultur dan terperinci.
Terkadang prosedur yang diikuti bervariasi dan tidak standar. Peranan
Bahasa sangat menentukan untuk menemukan hakikat dari permasalahan.
Proses permenungan dan interpretasi peneliti atas data yang diperoleh
merupakan hal penting dalam metode ini.

2. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka atau literature review adalah bahan yang tertulis
berupa buku, jumal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.
Teori dalam tradisi kualitatif berarti mencari gagasan, ide ata pendapat yang
ditulis oleh para ahli yang ada dalam buku, jurnal dan lain-lain. Jadi teori
dalam tradisi kualitatif dipakai sebagai konfirmasi awal bahwa terdapat
bukti tertulis ilmiah bahwa topik ini pemah dipelajar dan diteliti, tetapi pada
tempat dan waktu yang berbeda, orang-orang yang berbeda, situasi berbeda,
dan konteks berbeda. Hal ini berbeda dalam tradis kuantitatif yang
menempatkan teori sebagi unsur utama penelitian.
3. Tujuan penelitian
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah menangkap arti
(meaning/understanding) yang terdalam (Verstehen) atas suatu peristiwa,
gejala, fakta, kejadian, realita atau masalah tertentu dan bukan untuk
mempelajari atau membuktikan adanya hubungan sebab akibat atau korelasi
dari suatu masalah atau peristiwa. Karena itu, dalam metode kualitatif tidak
digunakan hipotesa, karena hipotesa biasanya dites dengan statistik.
4. Pengumpulan Data
Data penelitian kualitatif biasanya berbentuk teks, foto, cerita,
gambar, artifacts dan bukan berupa angka hitung-hitungan. Data
dikumpulkan bilamana arah dan tujuan penelitian sudah jelas dan juga bila
sumber data yaitu partisipan sudah di intifikasi, dihubungi serta sudah
mendapatkan persetujuan atas keinginan mereka untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan.

Dalam tradisi kualitatif, jumlah sampel sebenamya tidak penting.


Yang terpenting adalah kredibilitas partisipan dan kekayaan informasi
(information rich) yang dapat mereka bagikan kepada peneliti. Bila data
berupa teks, maka peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Dalam
hal ini peneliti berfungsi sebagai alat pengumpulan data dan tidak dapat
didelegasikan, karena pengertian yang mendalam biasanya berkembang
dalam proses pengumpulan data atau wawancara. Data penelitian kualitatif
diperoleh dengan berbagai mancam cara: wawancara, observasi, dokumen.
Perolehan data dengan berbagai macam cara ini disebut triangulasi
(triangulation). Alasan menggunakan triangulasi adalah bahwa tidak ada
metode pengumpulan data tunggal yang sangat cocok dan dapat benar-benar
sempuma.

5. Observasi
Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti
mengumpulkan data langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data
tidak akan diperoleh dibelakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan,
ketetangga,ke organisasi, ke komunitas. Data yang diobservasi dapatberupa
gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi
antar manusia. Data observasi juga dapat berupa interaksi dalam suatu
orgnisasi atau pengalaman paraanggota dalam berorganisasi. Proses
observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempatyang hendak diteliti.
Setelah tempat penelitian diidentifikasi, dilanjutkan dengan membuat
pemetaan, sehingga diperolehgambaran umum tentang sasaran penelitian.
Kemudian peneliti mengidentifikasi siapa yang akan diobservasi, kapan,
berapa lama dan bagaimana. Lantas peneliti menetapkan dan mendesign
cara merekam wawancara tersebut. Wawancara yang sudah direkam harus
dijaga dan ditempatkan di tempatyang baik, sehingga kualitas suara
partisipan tetap terjamin, karena nantinya akan diputar kembali dan
didengar berkali-kali untuk dianalisis.Observasi juga berarti peneliti berada
bersama partisipan. Jadi peneliti bukan hanya sekedar numpang lewat.
Peneliti harus menunjukan diri sebagai orang yang mau belajar bersama
partisipan dan ingin mengetahui apa yang merekapikirkan, rasakan dan
alami. Untuk itu, maka peneliti harus membuat dirinya sedemikian rupa
sehingga dapat diterima oleh masyarakat atau Iingkungan empat
penelitiannya. Peneliti yang baik harus melapor dan mendapatkan izin dari
pimpinan komunitas setempat dan membuat diri dikenal, karena dengan
mengungkapkan identitasnya dia akan lebih leluasa mencari apa yang
dibutuhkannya. Hal penting yang harus diperhatikan bila berada di lapangan
yaitu harus berlaku seperti biasa dan membiasakan diri dengan keadaan
setempat. Catatan harian, yang berisi informasi rahasia dan sangat penting,
jangan ditinggalkan disembarangan tempat, sehingga dibaca oleh orang lain.
Catatan pribadi angan menjadi akses untuk umum, karena isinya dapat
dimengerti salah oleh mereka. Dalam catatan usahakan menggunakan nama
palsu, sehingga kalau dibaca oleh orang lain akan sulit mengidentifikasi
subjek yang dimaksud. Peneliti hanya dapat mengerti suatu gejala,
peristiwa, fakta, masalah atau realita bila berada langsung dan
mengalamilangsung di tempat aslinya. Tanpa pengalaman langsung,
peneliti akan kehilangan rasa alami dan makna aslinya, sehingga akan
mengajukan pertanyaan yang salah. Dengan mengalami langsung peneliti
akan menangkap konteks dimana orang berinteraksi. Peneliti akan
mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan komprehensif. Bisa terjadi
bahwa konsep awal peneliti akan berubah atau bahkan salah sesudah
mengalami dan terlibat langsung dengan partisipan di tempat alamiahnya.
Peneliti yang terlibat secara langsung akan mampu menangkapnuansa baru
dari pengalaman rutin partisipan. Dengan observasi si peneliti akan
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang sangat personal yang
terkadang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Pengetahuan tu menjadi
dasar untuk refleksi dan introspeksi. Pengetahuan ini lebih dari data yang
tertulis, karena dialami langsung. Maksud utama observasi adalah
menggambarkan keadaanyang diobservasi. Kualitas penelitian ditentukan
oleh seberapa jauh dan mendalam peneliti mengerti tentang situasi dan
konteks dan menggambarkannya sealamiah mungkin.
6. Sampel
Sampel bagi metode kualitatif sifatnya purposive artinya sesuai
dengan maksud dan tujuan penelitian. Sampel metode kualitatif tidak
menekankan pada jumlah atau keterwakilan, tetapi lebihkepada kualitas
informasi, kredibilitas dan kekayaan informasiyang dimiliki oleh informan
atau partisipan. Sampel yang jumlah banyak tidak akan punya arti jika tidak
berkualitas atau informannya tidak kredibel. Sampel juga harus sesuai
dengan konteks. Jadi random sampling tidak cocok untuk penelitianyang
menekankan kedalaman informasi. Aspek kedalaman yang ditekankan
dalam metode kualitatif dan jumlah sampelyang banyak sangat mustahil
untuk mencapai kedalaman. Jadi syarat utama adalah credible dan
information rich. Sampel yang banyak hanya akan menyebabkan informasi
tumpeng tindih. Patokan umum untuk sampel: Jumlahnya kecil, karena
dengan jumlah kecil peneliti akan mampu mengumpulakan data yang
mendalam; Jumlahnya bisa bervariasi dari satu hingga 40. Tetapi karena
penekanannya pada informasi yang rinci dan kaya, maka jumlah yang besar
akan menjadi masalah, karena akanterjadi pengulangan informasi; Juga
sampel yang banyak biasanya hanya memberikan informasi yang
redundant.Logika dari sample yang kecil sering kali salah dimengerti.
Sample jumlah kecil diasosiasikan dengan kurang kredibel. Sebenamya
purposeful sampling harus ditentukan sesuai maksud dan rationale dari
penelitian seperti apakah strategi pengambilan sampel cocok dengan
maksud studi atau tidak? Juga sample harus ditentukan sesuai dengan
konteks. Random sampling tidak mungkin menjangkau in-depth analisis,
tapi purposive sampling sangat mungkin.

7. Wawancara

Wawancara (interview) dilakukan untuk mendapatkan informasi,


yang tidak dapat diperoleh melalui observasi atau kuesioner. Ini disebabkan
oleh karena peneliti tidak dapat mengobservasi seluruhnya. Tidak semua
data dapat diperoleh dengan observasi. Oleh karena itu peneliti harus
mengajukan pertanyaan kepada partisipan. Pertanyaan sangat penting untuk
menangkap persepsi, pikiran, pendapat, perasaan orang tentang suatu gejala,
peristiwa, fakta atau realita. Dengan mengajukan pertanyaan peneliti masuk
dalam alam berpikir orang lain, mendapatkan apa yang ada dalam pikiran
merekadan mengerti apa yang mereka pikirkan. Karena persepsi, perasaan,
pikiran orang sangat berarti, dapat dipahami dan dapat dieksplisitkan dan
dianalisis secara ilmiah. Dengan wawancara, partisipan akan membagi
pengalamannya dengan peneliti. Cerita dari partisipan adalah jalan masuk
untuk mengerti. Peneliti akan memperoleh pengertian kalau diinformasikan
oleh orang lain. Cerita berarti prosespembuatan arti. Dalam wawancara,
peneliti bukan hanya mengajukanpertanyaan, tetapi mendapatkan
pengertian tentang pengalaman hidup orang lain. Dan ha1 ini hanya dapat
diperoleh dengan indepth interview. Melalui cerita, partisipan mendapatkan
pengertian tentang hidup orang lain dan menempatkan pengertian itu pada
dirinya, sehingga peneliti akan memberi-kan arti baru pada pengalaman
tersebut yang diungkapkan dengan bahasa yang dimengerti oleh pembaca.
Banyak hal abstrak dan kurang jelas hanya dapat dimengeti melalui orang
yang mengalaminya, dan arti tersebut hanya dapat ditangkap oleh peneliti
lewat wawancara. Hal penting lainnya yang sangat berperan adalah bahasa.
Untuk mengerti sesuatu peneliti harus mengerti bahasa yang digunakan oleh
partisipan atau masyarakat tempat penelitian. Karena alat pengumpulan data
dalam metode kualitatif adalah peneliti sendiri, maka pentinglah disini
disadari bahwa alat penelitian kualitatif tersebut dapat berpicara dan
berpikir. Halini berbeda dengan metode kuantitatif yang menggunakan
kuesioner, yang adalah benda mati, sebagai alat pengumpulan data. Dengan
wawancara peneliti merubah orang dari objek menjadi subjek. Bila subjek
dipandang sebagai objek, maka berlaku prinsip hierarkis yaitu peneliti akan
memposisikan dirinya sebagai orang yang lebih tahu, berhadapan dengan
objek penelitian yang kurang tahu. Sedangkan dalam kualitatif partisipan
dipandang sebagai subjek. Memandang partisipan sebagai subjek berarti
bahwa baik peneliti maupun yang diteliti kedudukannya adalah sama.
Karena itu mereka tidak disebut responden atau sekedar menjawab
pertanyaan yang jawabannya juga sudah tersedia, tetapi partisipan.
Partisipan berarti terlibat secara langsung, aktif dan kedudukannya sama.
Sebagai partisipan idenya orisinil, bukan artificial atau sudah ditentukan
sebelumnya. Pendapat dan pemikiran mereka diakui sebagai unik. Data
yang diperoleh akan benar-benar down to earth, berasal dari lapangan,
bukan rekayasa peneliti. Wawancara yang direkam akan memberikan nilai
tambah. Pertama, dengan rekaman peneliti akan memiliki bukti asli suara
partisipan. Kedua, pembicaraan yang direkam akan menjadi bukti otentik
bila terjadi salah penafsiran. Untuk merekam suatu wawancara, peneliti
harus terlebih dahulu meminta izin dari partisipan dan sekaligus
memberikan jaminan kepada partisipan bahwa bahan rekaman tersebut
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian danhanya akan dibunakan
oleh peneliti sendiri. Kerahasiaan rekaman tersebut harus benar-benar
dijamin. Dengan merekam data tersebut akan bertahan lama dan dapat
dirujuk bila lupa serta keasliannya dapat dibuktikan dengan suara. Dengan
merekam berarti mengurangi kesalah pahaman. Data yang direkam ini
selanjutnya ditulis kembali (transcribing) dan diringkas. Ringkasan utuh ini
kemudian dianalisis dan dicari tema serta polanya. Tema diartikan sebagai
penegasan yang menciptakan arti atau 'statement of meaning'. Arti yang
diperoleh dari wawancara akan dirumus kanoleh peneliti. Peneliti
memberikan penafsiran atas data yang diperoleh lewat wawancara. Tidak
ada pengertian tanpa interpretasi. Tentang teknik wawancara dikatakan
bahwa sifatnya pertanyaan open ended, fleksibel tapi tidak berarti tidak
terstruktur. Wawancara yang baik biasanya dibuat ditempat yang nyaman,
aman dan bebas dari kebisingan. Tempat wawancara biasanya ditentukan
bersama oleh partisipan dan peneliti. Susunan wawancara itu dapat dimulai
dengan sejarah kehidupan, tentang gambaran umum situasi partisipan.
Pertanyaannya adalah bukan 'apa' tetapi 'mengapa' Dengan pertanyaan
'mengapa' nantinya partisipan akan mulai bercerita. Pertanyaan yang
diajukan juga harus berupa hasil pengalaman. Mereka merekonstruksi
pengalamannya. Yang ditanyakan bukan pendapat tetapi rincian (detail)
pengalamannya. Dalam mengajukan pertanyaan, peneliti harus memberikan
penekanan kepada arti dari pengalaman tersebut. Apa arti pengalaman itu
bagi partisipan? Prinsip umum pertanyaan dalam wawancara adalah: harus
singkat, open ended, singular dan jelas. Peneliti harusmenyadari istilah-
istilah umum yang dimengerti partisipan.Biarkan partisipan berbicara lebih
banyak. Seidman (2006) meringkasnya sebagai berikut:

"Listen more than don't talk, follow don't interrupt, avoid leading
question, explore don't probe, focus on thetopic being asked. Use
expresseing such as: tell me more, could you explain your response more, I
need more detail, would you elaborate on that?" Wawancara sebaiknya tidak
lebih dari 90 menit. Bila dibutuhkan, peneliti dapat meminta waktu lain
untuk wawancara selanjutnya.
8. Analisis Data

Metode kualitatif merubah data menjadi temuan (findings). Memang


tidak ada formula untuk itu tidak ada alat ukur untuk mengetahui validitas
dan realibilitas. Tidak ada aturan yang absolute. Yang ada hanyalah: 'buatlah
sebaik mungkin dengan menggunakan akal budimu secara penuh' dan
maksimal. Mungkin ada arahan tetapi tujuan akhir adalah unik untuksetiap
peneliti. Setiap studi kualitatif adalah unik. Pendekatan analisisnya juga
unik. Hal ini sangat tergantung pada keahlian, insight, training dan
kemampuan peneliti. Faktor kemampuan manusiadari peneliti sangat besar
dan sekaligus juga kelemahanyang besar. Metode kualitatif bersifat induktif
yaitu mulai dari fakta, realita, gejala, masalah yang diperoleh melalui suatu
observasikhusus. Dari realita dan fakta yang khusus ini kemudian peneliti
membangun pola-pola umum. Induktif berarti bertitik tolak dari yang
khusus ke umum. Sifat lain dari metode ini adalah holistik. Peneliti yang
menggunakan metode ini berkeinginan untuk memahamai suatu gejala
secara menyeluruh, termasuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan
lingkungan sosial manusia atau organisasi ekstemal yang
mempengaruhinya. Findings dalam analisis kualitatif berarti mencari dan
menemukan tema, pola, kosep, insights dan understanding Semuanya
diringkas dengan istilah 'penegasan yang memiliki arti' (statement of
meanings). Analisis berarti mengolah data, mengorganisir data,
memecahkannya dalam unit-unit yang lebih kecil, mencari pola dan tema-
tema yang sama. Analisis dan penafsiran selalu berjalan seiring Tantangan
bagi analisis kualitatif adalah bagaimanamemberikan arti pada data yang
banyak. Data dapatdianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut.Pertama membaca berkali-kali data yang diperoleh
sambilmengurangi informasi tumpang tindih atau berulang-ulang. Kedua
melihat signifikansi atau pentingnya datayang diperoleh. Pertanyaan
pendukung adalah: apakah yang penting dari informasi yang disampaikan?
Ketiga mengklasifikasi atau mengkoding data yang memiliki kemiripan atau
kecocokan dengan data lain. Hasil klasifikasi data ini kemudian dibuat label
(labeling). Keempat adalah mencari pola atau tema yang mengikat pikiran
yang satu dengan lainnya. Kelima mengkonstruksikan framework untuk
mendapatkan essensi dari apa yang hendak disampaikan oleh data tersebut.
Tidak ada formula yang handal tetapi gunakanlah intelektual anda. Keahlian
dan kemampuan peneliti sangat menentukan perolehan hasil yang baik. Cara
pengkodean menurut Creswell adalah sebagaiberikut. Pertama cari arti
keseluruhan, pilih yang paling penting dan paling singkat.Kedua, tanyakan
apa yang disampaikan oleh datatersebut dan cari arti yang terkandung dalam
informasiitu.Ketiga, buatlah catatan pada setiap statement. Koding juga
dapat dibuat dengan memilah-milah topik sesuai dengan setting dan
konteks, perspektif partisipan, cara berpikir partisipan, proses, aktifitas,
strategi, hubungan dan struktur sosial. Keempat, sesudah pengkodean
dilanjutkan denganmembuat daftar dari kode yang telah dibuat. Caranya:
sendirikan kode yang memiliki arti yang sama. Hilangkan yang redundant.
Koding nantinya akan makin kecil dan kecil. Koding-koding ini nantinya
akan membentuk tema-tema atau pola-pola. Fungsi kode adalah membuat
ideutama.Kelima, tentukan lima hingga tujuh tema atau pola. Ada beberapa
tipe tema, ada tema biasa yaitu tema yangsudah diduga oleh peneliti. Ada
tema yang muncul diluardugaan sebelumnya yaitu yang muncul saat analisis
data atau saat penelitian dibuat. Ada juga tema yang sulit diklasifikasikan.
Tema dan pola adalah sama. Perbedaan kecilnya yaitu, pola menunjuk
kepada deskripsi dari temuan; sedangkan tema menunjuk pada bentuk topik.
Tema inilah yang dianggap sebagai penemuan baru.

Selanjutnya tema ini diinterpretasi dengan merujuk padapenelitian-


penelitian sebelumnya. Tema ini menjadi dasar untuk refleksi peneliti. Dari
contoh di atas diperoleh beberapa hasil klasifikasiatau koding yaitu:
keputusan yang sulit; empat; pengetahuan tentang kurikulum; punya
pendidikan yang cukup. Dari koding ini kemudian diperoleh beberapa tema
utama yaitu keputusan, pengetahuan. Keputusan dan Pengetahuan ini adalah
tema-tema yang mengartikan Kebijaksanaan. Artinya Kebijaksanaan
seorang pimpinan, berdasarkan hasil analisa teks, ditentukan oleh factor
Keputusan dan Pengetahuan. Inilah Findings dari penelitian tentang
'Kebijaksanaan Menurut Pimpinan Sekolah'. Alasan seorang pimpinan
disebut bijaksana adalah kemampuannya untuk membuat keputusan dan
pengetahuan yang dimilikinya. Keputusan dan pengetahuan tersebut disebut
statement of meaning.

9. Penafsiran

Penafsiran berarti pengembangan ide berdasarkan hasil temuan dan


menghubungkannya dengan teori yang pemah ada atau dengan konsep-
konsep yang lebih luas dan mendalam.Penafsiran dilakukan sesudah
tersedia, sudah lengkap danjelas, karena hanya dengan demikian penfasiran
dapat dibuat. Penafsiran juga berarti mencari dan menemukan hal baru,unik
atau significance. Pertanyaan pendukung untuk melihat signifikansi hasil
adalah: apakah yang baru atau unik dari hasil penelitin ini? Apakah
kontribusi hasil temuan ini untukilmu pengetahuan? Atau, apakah manfaat
khusus dari hasilpenelitian ini? Dalam penafsiran, peneliti juga berusaha
mencariapakah ada hubungan antara apa yang diduga sebelumnya dengan
kenyataan hasil (findings) yang diperoleh? Bagaimana hubungannya
dengan teori atau penelitian-penelitian sebelumnya? Apakah kekhususan
hasil temuan tersebut biladikonfrontasikan dengan pandangan, teori atau
konsep yang berbeda lainnya? Ada beberapa tujuan atau jenis penafsiran.
Pertama, penafsiran yang memperkuat teori, gagasan, konsep, hasil temuan
penelitian sebelumnya (confirmation). Kedua, penafsiran yang memperjelas
teori, gagasan, konsep, pandangan atau hasil penelitian sebelumnya yang
belum jelas. Ketiga, penafsiran yang bertujuan memperjelas apa yang
tersembunyi Penafsiran akan mengungkapkan apa yang diperoleh atauyang
dipelajari (lessons leamed). Jadi, arti yang ditemukan dalam penelitian
dibangun melalui penafsiran. Arti tersebut bisa dalam bentuk tema atau pola
atau konsep. Karena itutema, pola dan konsep disebut statement of the
meaning. Dikemudian hari para ilmuwan lain akan mengkonfirmasi hasil
temuan penelitian ini. Dalam metode kualitatif, penafsiran dan analisis
berjalansejajar. Itu berarti bahwa pada waktu peneliti menganalisis data,
pada saat yang sama dia sedang menafsirkannya juga. Bahkan menurut
beberapa ahli, penafsiran sudah dimulaisejak awal data dikumpulkan. Jadi,
penafsiran sebenamyatidak dibuat diakhir penelitian.Beberapa usulan dalam
membuat penafsiran: pertama,lihat dan baca kembali ringkasan hasil
rekaman berkali-kali dan berusaha menangkap makna yang disampaikan.
Sesudah itu,konfrontasikan makna hasil ringkasan dengan konsep atau
teoriyangterdapatdalam buku-buku dan jurnal ilmiah yang berbicara tentang
topik yang sama. Selanjutnya identifikasi perbedaandan persamaannya.
ldentifikasi pula apa yang kurang dalampenelitian-penelitian sebelumnya
dan temukan kelebihan daripenelitian yang sedang dijalankan. Beri
penilaian uga terhadap tempat, konteks, situasi, subjek yang terlibat dalam
penelitian tersebut dan perbedaannya dengan penelitian sebelumnya.
Peneliti harus membuat pertanyaan refleksif tentang peranannya dalam
penelitian, khususnya tentang seberapajauh faktor subjektifnya berperan.
Pertanyaan refleksif lainadalah apa dampak penelitian saya untuk kehidupan
praktis? Apakah penelitian ni dapatditerapkan dalam kehidupan sehari-hari,
dalam pengembangan ilmu, dalam usaha memperbaik situasi lembaga,
dalam usaha memperbaiki hubungan antarmanusia? Apakah ada gagasan,
pencerahan atau ide baru darihasil penelitian ini? Apakah hasil penelitian
ini menjawab masalah masakini? Apakah penelitian ini dapat dibaca, layak
dibaca, dimengerti atau berguna bagi pembaca? Adakah ideatau gagasan
baru yang punya dampak besar? Analisis dan interpretasi terkadang sulit
dipisahkan karena keduanya dibahas secara bersama-sama. Karena itu
metode kualitatif juga disebut metode interpretative yaitu memberikanarti
pada findings. Bila penelitian dibuat untuk peneyelesaian disertasidoktoral,
penafsiran berada di bawah seksi diskusi, dimana dijelaskan penemuan yang
utama. Penafsiran dalam metode kualitatif kedudukannya sangat penting,
sehingga juga sering disebut sebagai pusat atau inti dari metode ini.

10. Penulisan Hasil Penelitian

Sesudah analisis dan penafsiran selesai dibuat, maka bagianterakhir


dari penelitian adalah membuat laporan hasil penelitian. Laporan hasil
penelitian biasanya dibagi atas beberapabagian. Bagian pertama adalah
judul. Judul selalu ditempat kandibagian depan. Judul biasanya huruf besar
semuanya. Sesudah judul diikuti oleh nama pengarang. Sesudah itu adalah
abstrak pada halaman berikutnya.Tentang judul dikatakan bahwa udul
haruslah memberikangambaran tentang ide penting yang akan diteliti. Judul
tidak terlalu mengada-ada, tidak terlalu mengkhayal atau kedengarannya
aneh. lntinya bahwa judul tersebut harus menarik, singkat dan padat. Bahkan
beberapa ahli menulis bahwa sebaiknya judul tidak lebih dari 20 kata.
Berikutnya adalah abstrak. Abstrak adalah ringkasan yang terdiri dari 50
hingga 200 kata. Yang dimuat adalah unsuryangsangat penting dalam
penelitian dan menarik minat parapembaca. Abstrak biasanya dibuat
sesudah seluruh bagianselesai. Abstrak biasanya menggambarkanlatar
belakang danpentingnya penelitian, metode yang digunakan, teori
yangdigunakan, hasil penelitian, manfaat penelitian dan usulanbahan
penelitian lebih lanjut. Untukdisertasi doktoral, bila hasilpenelitian ditulis
dalam bahasa Indonesia, maka abstraknyabiasanya ditulis dalam bahasa
Inggris. Penggunaan bahasalnggris dimaksudkan supaya ilmuwan asing
dapat memperolehgambaran sekilastentang penelitian yang dibuat.Sesudah
abstrak dilanjutan dengan kata pengantar (acknoledgment). Kata pengantar
menguraikan atar belakang peneliti mengangkat topik ini, manfaat dari
penelitian ini,sasaran pembaca, orang-orang yang terlibat dan
membantu,serta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang berlibat baik
langsung maupun tidak langsung.Isi dari laporan hasil penelitian sebenamya
dimulai dengan pengantar yang adalah bab dari laporan tersebut. Pengantar
(introduction) berisi tentang latar belakang penelitian, dorongan memotivasi
peneliti membuat penelitian, gambaran umum tentang isi laporan, manfaat
penelitian dan audience hasil penelitian ini. Bagian berikut adalah tinjauan
pustaka atau Literaturereview. Bagian ini berisi tentang latar belakang,
landasan filosofis, dan aliran filosofis baik yang terdapat dalam buku-buku
maupun dalam jurnal-jurnal ilmiah tentang topiktersebut. Sesudah tinjauan
pustaka dilanjutkan dengan metodologi. Ini adalah bagian yang sulit karena
peneliti harus memilihmetode yang tepat. Dalam bab ini digambarkan
bagaimana data dikumpulkan, diorganisir, dianalisis, dan
diinterpretasi.Diuraikan pula keterlibatan partisipan atau subjek penelitian:
siapa yang akan terlibat, bagaimana mereka diidentifikasi dan dipilih,
apakah syarat pemilihan partisipan dan apakah merekasudah memenuhi
syarat, apakah partisipan mempunyai pengetahuan yang cukup atau tidak,
mampu menyampaikan pengalaman dan pendapatnya secara teratur atau
tidak, berapa jumlah mereka, kedekatan dengan peneliti, jenis kelamin, usia
dan pendidikan (demography). Juga bagaimana mereka dihubungi,
bagaimana menjamin komitmen dengan mereka, apakah mereka
menandatangani surat persetujuan (consentform)? Dalam bagian ini peneliti
uga menggambarkan kondisinyata mereka, apakah mereka berada dibawah
tekanan atau tidak, bagaimana menjamin kerahasiaan info mereka.
Berkaitan dengan metodologi, peneliti juga menjelaskan tentang kejelasan,
tingkat kepercayaan, kelengkapan data; apakah data tersebut mudah
dianalisis atau tidak. Masih dalam bagian metodologi, peneliti harus
memberikan penggambaran tentang tempat, konteks, situasi atau setting
penelitian. Situasi budaya mereka: bahasa, perilaku, tata krama,pola
hubungan, penerimaan seorang peneliti, kepercayaan,isu yang hangat
ditempat tersebut. Bagaimana teknik analisis data dibuat? Peneliti juga
menyajikan hasil temuan. Hasil temuandiistilahkan dengan findings dan
bukannya result. Result berkonotasi teknis, outcome, produk, hasil hitungan
statistic. Result menunjuk pada arti dari data. Sedangkan findings bercirikan
pencarian (searching), pemahaman, atau pengertian subjektif. Findings
menunjuk pada apa yang disampaikan oleh data yang dikumpulkan.
Penulisan hasil penelitian bervariasi. Pada bagian akhir laporan hasil
penelitian berisi tentangdiskusi dan kesimpulan konklusi juga bervariasi.
Bagian diskusi berisi tentang penafsiran peneliti atas hasil yang diperoleh
(findings). Peneliti memberikan pemikiran dan pendapatnyaberdasarkan
pemahaman dan pengetahuan yang dimilikinyapada hasiltemuan. Pada
bagian ini, peneliti uga menyampaikanide-idenya tentang penelitian
lanjutan tentang topik yangbelum disentuh atau dibahas dalam penelitian
tersebut.Sesudah diskusi, dilanjutkan dengan kesimpulan. Kesimpul-an
berisi tentang rangkuman dari seluruh proses penelitianbeserta hasil yang
diperoleh.Penulisan referensi, kepustakaan atau referensi, dapatmengikuti
pola yang sudah ditentukan oleh lembaga, ataudapat pula mengambil contoh
yang digunakan oleh beberapalembaga pendidikan tinggi nasional atau
intemasional sepertisistim referensi dari Harvard.
Daftar Pustaka

Alfianika, Ninit. 2015. Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia Edisi 1


Cetak 1. Yogyakarta: Deepublish.
Danim, Sudarwan. 2003. Penelitian Keperawatan : Sejarah dan Metodologi.
Jakarta: EGC.
Purwanto, Rudi dkk. 2016. Top Nomor 1 SKL UN SMA/MA IPS 2017. Jakarta:
PT. Bintang Wahyu.
Rusian, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Saryono dan Anggraeni, Mekar D. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Muha Medika.
Semiawan, Conny R. 2010. Metode penelitian kualitatif jenis karakteristik dan
keunggulannya. Jakarta: PT. Grasindo.
Sugiarto, Eko. 2015. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Suaka Media.

Anda mungkin juga menyukai