Laporan
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Geologi Geofisika
Dosen Pengampu Nanang Dwi Ardi, M.T. dan Mimin Iryanti, S.Si., M.Si
disusun oleh :
Teman Sekelompok :
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. karena atas semua
karunianya laporan berjudul Identifikasi Struktur Geologi Gunung Batu Lembang ini
dapat diselesaikan.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini kepada Bapak Nanang, Ibu Mimin, Pak
Cahyo selaku dosen pembimbing, dan teman-teman yang telah membantu dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemebentukan struktur geologi di Gunung Batu, Lembang.
2. Untuk mengetahui jenis mineral yang terkandung dalam batuan yang terbentuk di
Gunung Batu, Lembang.
4
3. Untuk mengetahui batuan jenis apa yang terbentuk di Gunung Batu, Lembang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Mineral
Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu
mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama
mineral tersebut. Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki
komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal yan beraturan. Di alam ini terdapat lebih dari
2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai
sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain :
1. Kilat (luster)
2. Warna (colour)
3. Kekerasan (hardness)
4. Cerat (streak)
5. Belahan (cleavage)
6. Pecahan (fracture)
7. Bentuk (form)
8. Berat jenis (specific gravity)
9. Sifat dalam
10. Kemagnetan
11. Kelistrikan
12. Daya lebur
II.2 Batuan
Dari hasil pengamatan terhadap jenis-jenis batuan, kita dapat mengelompokkannya
menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) batuan beku, (2) batuan sedimen, dan (3) batuan malihan
atau metamorfis. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli Geologi terhadap batuan,
menyimpulkan bahwa antara ketiga kelompok tersebut terdapat hubungan yang erat satu dengan
lainnya, dan batuan beku dianggap sebagai nenek moyang dari batuan lainnya. Dari sejarah
pembentukan Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian luar dari Bumi ini
6
terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan waktu serta perubahan keadaan, maka terjadilah
perubahan-perubahan yang disertai dengan pembentukan kelompok-kelompok batuan yang
lainnya. Proses perubahan dari satu kelompok batuan ke kelompok lainnya, merupakan suatu
siklus yang dinamakan daur batuan.
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik
di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh
salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
7
kalsit, kuarsa atau zeolit
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada
arah tertentu akibat aliran
Beberapa ciri warna pada mineral yang penting pada batuan beku:
kwarsa: berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
mika: apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam
diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-
lembaran.
feldspar: apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah
tegak lurus/ 90), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas
(belahan kristal kembar).
olivin: hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna kuning
kehijauan seperti gula pasir.
piroksen: hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
amfibol: hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
sedikit oksida besi: kuning- coklat kemerahan
8
Fenokri Massada
s sar
Kuarsa (SiO2)
Plagioklas (NaAlSi3O8-
9
II.4. Kekar (Fractures)
10
II.5 Patahan/Sesar (Faults)
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
III.2.2 Waktu Pengambilan Data
6 HCl 1 buah
8 Lup 2 buah
b. Pengukuran Dip
1. Mengubah posisi kompas dari hosizontal menjadi vertical, tegak lurus dengan
garis strike.
2. Mengatur posisi klinometer sampai gelembung tepat berada di tengah tabung.
13
3. Mencatat skala dip (skala bagian dalam), yaitu angka yang berimpit dengan
skala nol klinometer
14
BAB IV
1 N 1120 E 260 SW
2 N 180 E 230 NW
3 N 110 E 390 SE
4 N 500 E 340 SE
5 N 1130 S 230 NE
6 N 510 E 130 SE
7 N 1570 S 130 NW
8 N 120 E 170 NW
9 N 580 E 300 SE
10 N 450 E 270 SE
11 N 760 E 270 SE
12 N 1200 S 570 N
13 N 90 E 510 SW
14 N 3350 N 550 SW
15 N 430 E 500 SW
16 N 1100 S 640 NW
17 N 1120 S 600 N
18 N 460 E 470 SW
15
19 N 1050 S 450 W
20 N 350 E 380 NW
21 N 60 E 30 SE
22 N 85 E 50 SE
23 N 15 W 16 SE
24 N 20 E 19 SE
25 N 89 E 17 SE
26 N 80 E 16 SE
27 N 5 W 37 E
28 N11W 21 S
29 N 15 W 21 S
30 N 35 W 38 SW
31 N 88 E 41 S
32 N 15 NE 76 W
33 N 55 E 66 NW
34 N 10 W 84 W
35 N 4 W 70 S
36 N 69 E 61 N
37 N 31 W 72 SW
38 N 4 NW 43 NE
39 N 9 E 65 S
40 N 7 E 22 S
16
2. Identifikasi Batuan
Identifikasi Batuan
Gambar Batuan Identifikasi Mineral
Beku
Warna : Olivin, Oksida
Besi
Struktur : Aliran
Tekstur : Afanitik
Hardness : 7 Komposisi Mineral :
Belahan : Tidak Ada Mika,
Cerat : Kuning Coklat Olivin, Feldspar,
Piroksen
Tidak mengandung
senyawa karbonat
Warna : Fledspar
(Plagioklas)
Struktur : Aliran
Tekstur : Porfiritik
Hardness : 7 Komposisi Mineral :
Belahan : Tidak Ada Mika,
Cerat : Putih Keabuan Olivin, Feldspar,
Piroksen
Tidak mengandung
senyawa karbonat
17
Warna : Fledspar
(Plagioklas)
Struktur : Aliran
Tekstur : Afanitik
Komposisi Mineral :
Hardness : 6
Mika,
Belahan : Tidak Ada
Olivin, Feldspar,
Cerat : putih Keabuan
Piroksen
Massa : 26 gr
Tidak mengandung
senyawa karbonat
Warna : Olivin
Struktur : Aliran
Tekstur : Porfiritik
Komposisi Mineral :
Hardness : 8
Mika,
Belahan : Tidak Ada
Olivin, Feldspar,
Cerat : Kuning Coklat
Piroksen
Massa : 16 gr
Tidak mengandung
senyawa karbonat
18
Warna : Fledspar
(Plagioklas)
Struktur : Aliran
Tekstur : Faneritrik
Hardness : 6 Komposisi Mineral :
Batuan Beku Peridotit Mika,
Belahan : Tidak Ada Olivin, Feldspar,
Cerat : putih abu kehitaman Amphibole, Kuarsa, dan
Massa : 6 gr Piroksen.
Tidak mengandung
senyawa karbonat
Warna : Fledspar
(Ortoklas), Olivin
Struktur : Aliran
Tekstur : Afanitik
Hardness : 9 Komposisi Mineral :
Belahan : Tidak Ada Mika,
Cerat : Kuning Coklat Olivin, Feldspar,
Massa : 336 gr Piroksen
Tidak mengandung
senyawa karbonat
19
Warna : Olivin,
Fledspar (Plagioklas)
Struktur : Aliran
Hardness : 6 Tekstur : Porfiritik
Belahan : Tidak Ada Komposisi Mineral :
Cerat : Kuning Coklat Mika,
Massa : 23 gr Olivin, Feldspar,
Piroksen
Tidak mengandung
senyawa karbonat
Warna : Olivin
Struktur : Aliran
Tekstur : Porfiritik
Komposisi Mineral :
Hardness : 9
Mika,
Belahan : Tidak Ada
Olivin, Feldspar,
Cerat : Kuning Coklat
Piroksen
Massa : 39 gr
Tidak mengandung
senyawa karbonat
20
IV.2. Pengolahan Data
Pengolahan data strike dan dip menggunakan software DIPS yang dirancang
untuk analisis interaktif data berdasarkan orientasi geologi
Diagram Rossete
21
b. Bidang Sebagian Data 1
Diagram Kontur
Diagram Rosette
22
c. Bidang Sebagian Data 2
Diagram Kontur
Diagram Rosette
23
IV.3.1 Analisis Data Strike dan Dip
Dari pengolahan data yang dilakukan pada aplikasi software Dips, di dapatkan :
Pada bidang Sebagian Data 1 dan Sebagian Data 2 cenderung hampir menyerupai
dnegan bidang Keseluruhan Data yaitu terlihat bahwa garis perpotongan bidang yang
terjadi sama berupa Oblique-reverse strike yang bidang pergerakannya ke arah timur atau
barat. Jika dibandingkan dengan litelatur bentuk bidang hasil perpotongan ini
menandakan sesar yang dibentuk adalah oblique-reverse strike atau sesar naik yang juga
bergeser. Sesar ini terbentuk ketika sesar awal baik itu sesar geser atau sesar naik yang
masih aktif, mengalami perubahan kembali. Pergerakan sesar tersebut pada arah timur
dan barat
Dari seluruh pengolahan data yang dilakukan terlihat bahwa setiap bidang
menunjukan sesar oblique-reverse, namun hasil pengolahan data ini berbeda dengan
pendapat-pendapat yang menyatakan bahwa sesar yang terjadi adalah normal fault yang
salah satunya seperti yang dinyatakan Maliano (Brahmantyo, 2011) bahwa jika dilihat
dari bentang alamnya, bentangan sesar sepanjang 22km itu termasuk sesar normal dengan
bagian utara yang bergerak relative turun dan bagian selatan terangkat. Data hasil
pengolahan berbeda dengan pendapat-pendapat, hal ini disebabkan oleh pengukuran
strike maupun dips hanya dilakukan di Gunung Batu, Lembang saja, tidak di seluruh
bagian sesar. Oleh karena itu kecenderungan yang diperoleh hanya kecenderungan di
Gunung Batu, Lembang saja.
24
IV.3.2. Analisis Identifikasi Batuan
2. Identifikasi Batuan
b. Struktur
Struktur merupakan kenampakan hubungan antar bagian batuan yang
berbeda. Struktur yang ada pada ke 5 batuan tersebut adalah aliran,
yaitu bila batuan tersebut memiliki kesan orientasi sejajar seperti
aliran/sisipan, baik oleh kristal maunpun lubang gas.
25
c. Tekstur
Tekstur yang ada pada masing-masing batuan tersebut adalah
porfiritik yaitu bila mineral butiran yang besar (fenokris-nya)
dikelilingi mineral-mineral yang berukurn butiran lebih kecil (massa
dasar-nya).
d. Komposisi Mineral
Komposisi mineral yang ada pada batuan tersebut adalah mika, olivin
dan feldspar.
26
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Lokasi penelitian terletak di Desa Pager Wangi, Kecamatan lembang yang terletak dibarat
Bandung dengan koordinat Gunung Batu : 107 38,104 BT dan 06 49,822 LS meneliti
mengenai strike dan dip. Strike merupakan perpotongan bidang miring dan bidang horisontal
sedangkan dip merupakan besaran sudut vertikal pada arah tegak lurus strike. Pengolahan data
strike dan dip menggunakan software DIPS yang dirancang untuk analisis interaktif data
berdasarkan orientasi geologi dengan analisis fitur yang terkait dengan analisis rekayasa struktur
batu. Serta penelitian selanjutnya mengenai identifikasi mineral dan batuan, Identifikasi mineral
merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi
dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama mineral tersebut. Mineral adalah bahan
anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur
kristal yan beraturan. Identifikasi batuan ditinjau dari warna berupa feldspar, struktur berupa
aliran, tekstur berupa porfiritik, komposisi mineral berupa Mika, olivin, feldspar. ke 8 batuan
yang telah di identifikasikan termasuk kedalam batuan beku. Batuan beku merupakan jenis
batuan yang terbentuk dari proses pendinginan magma gunung yang mengeras dengan atau tanpa
proses kritalisasi yang berada bawah permukaan bumi yang disebut sebagai batuan instrusif
ataupun di atas permukaan bumi disebut sebagai batuan ekstrutif.
V.2 Saran
1. Lebih teliti dan banyak belajar serta sharing ilmu dalam mengukur bidang strike dan
dip agar dapat di pahami dan mendapatkan hasil data yang memuaskan
27