Anda di halaman 1dari 4

Ayam ternyata tidak sebodoh yang

dibayangkan
Colin BarrasBBC Earth
27 Februari 2017
Kirim

Hak atas fotoERNIE JANES/NATUREPL.COMImage captionMenurut penelitian, orang bahkan


kesulitan melihat ayam sebagai sejenis burung.
Ayam punya reputasi buruk sebagai hewan yang bodoh, tapi sebenarnya mereka sangat cerdas
dan bahkan mungkin bisa berempati.
Reputasi: Ayam lebih bodoh dari rata-rata burung lainnya tak lebih dari pabrik daging berjalan
yang bisa bertelur.
Kenyataannya: Burung paling umum di dunia ini sebenarnya cerdas, dan bahkan sensitif terhadap
kesejahteraan sesamanya dan ini bisa menimbulkan pertanyaan soal etika dalam industri
peternakan.
Ada yang aneh dari ayam. Di seluruh dunia, jumlahnya mencapai 19 miliar ekor, menjadikannya
sebagai salah satu spesies vertebrata paling banyak di planet ini. Namun banyak orang tak melakukan
kontak dengan unggas ini setidaknya saat ayam masih hidup.
Dan ini menimbulkan berbagai asumsi aneh soal ayam. Menurut beberapa penelitian, orang bahkan
kesulitan melihat ayam sebagai sejenis burung.
Bisa Anda tebak mana kucing liar dan mana kucing piaraan?
Pada 1925, kota terpencil di Alaska diselamatkan dari wabah mematikan oleh anjing
Mereka adalah perwakilan dari galliforme, kelompok unggas yang di dalamnya juga terdapat kalkun,
partridge dan ayam atau burung pegar.
Orang juga sering melihat ayam sebagai hewan tak cerdas yang tak memiliki karakteristik psikologi
yang rumit seperti halnya hewan "cerdas", yaitu monyet dan kera.
Pandangan ini pun semakin dikuatkan oleh penggambaran di budaya pop, dan ini membantu orang
untuk merasa nyaman dalam makan telur atau daging ayam yang dihasilkan dari praktik peternakan
yang intensif.
Namun ayam sama sekali tidak bodoh.
Image captionSeberapa besar sebenarnya kemampuan otak yang digunakan untuk mematuk makanan?
Mereka bisa menghitung, menunjukkan kesadaran diri, dan bahkan memanipulasi satu sama lain
dengan strategi ala Machiavelli.
Bahkan, ayam sangat cerdas sampai-sampai jika kita mengenal mereka sedikit saja saat mereka masih
hidup, pandangan akan burung ini bisa berubah total.
Untuk sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2015, Lisel O'Dwyer dan Susan Hazel mengajar di
kelas berisi mahasiswa S1 di University of Adelaide, Australia.
Sebagai cara untuk belajar soal psikologi dan pemahaman, para mahasiswa diberi kesempatan
melakukan eksperimen melatih ayam.
Evolusi yang memungkinkan terciptanya naga
Laba-laba heroik rela mati demi selamatkan laba-laba lain
Sebelum kelas dimulai, para mahasiswa diminta mengisi kuesioner. Sebagian besar mengatakan
mereka hanya menghabiskan sedikit waktu dengan ayam.
Mereka melihat ayam sebagai makhluk yang sederhana, tak mungkin merasakan bosan, frustrasi atau
kebahagiaan.
Setelah dua jam melatih burung-burung itu, para mahasiswa semakin menghargai bahwa ayam-ayam
bisa merasakan tiga kondisi emosi tadi.
"Ayam lebih cerdas dari yang sebelumnya saya bayangkan," tulis seorang mahasiswa dalam kuesioner
lanjutan. Lainnya mengatakan, "Saya tak pernah berpikir sebelumnya bahwa ayam cukup cerdas dan
bisa belajar dengan cepat."
Image captionAyam hutan jantan (Gallus gallus), kerabat terdekat ayam domestik.
Dalam sebuah penelitian yang belum diterbitkan, O'Dwyer sudah mengulang penelitian ini dengan
pekerja di sektor unggas, dan menemukan hal yang sama.
"Pada dasarnya, kami punya dua kelompok sosial yang berbeda dan menemukan perilaku (awal) yang
sama dan perilaku itu berubah di dua kelompok itu," katanya.
Dia kini berencana untuk meneliti apakah pengalaman ini kemudian berdampak pada pola makan
orang-orang contohnya, apakah kemudian mereka berubah memakan ayam yang diternakkan
dengan cara yang mereka percaya lebih bisa diterima secara etis.
Hewan-hewan dengan keturunan paling banyak
Inspirasi-inspirasi aneh di balik mitologi Yunani
Penelitian O'Dwyer hanya satu dari banyak yang diterbitkan oleh Lori Marino dari Kimmela Center
for Animal Advocacy di Kanab, Utah, sebagai bagian dari tinjauan ilmiah pemahaman ayam yang
diterbitkan pada Januari 2017.
"Laporan ini adalah bagian dari kerjasama antara Farm Sanctuary dan The Kimmela Center, yang
dinamai The Someone Project," kata Marino.
"Tujuan dari proyek ini adalah untuk mendidik masyarakat tentang siapa sebenarnya hewan ternak
berdasarkan data ilmiah."
Menurut Marino, bukti ilmiah menunjukkan dengan jelas bahwa ayam tak sebodoh atau minim
kesadarannya dari yang dibayangkan orang-orang.
Image captionAnak ayam yang baru menetas punya kemampuan luar biasa.
Pertimbangkan juga, contohnya, serangkaian penelitian yang diterbitkan dalam satu dekade terakhir
oleh Rosa Rugani di University of Padova, Italia, bersama kolega-koleganya.
Para peneliti bekerja dengan anak ayam yang baru menetas, dan menemukan bahwa anak ayam bisa
menghitung dan melakukan aritmetika dasar.
Anak-anak ayam tersebut dibesarkan dari saat menetas dengan lima benda bungkus plastik dari
telur Kinder Surprise.
Setelah beberapa hari, para ilmuwan mengambil lima benda tersebut dan, dengan dilihat oleh anak-
anak ayam, menyembunyikan tiga di balik layar, dan dua di balik layar kedua.
Anak-anak ayam lebih besar kemungkinannya mendekati layar yang menyembunyikan lebih banyak
objek.
Pulau ganjil di Indonesia, tempat pertemuan monyet dan hewan berkantung
Adakah harapan bagi gajah 'bergading super' yang langka?
Eksperimen lanjutan menguji ingatan anak-anak ayam tersebut dan kemampuan mereka menambah
serta mengurangi.
Setelah objek disembunyikan di balik dua layar, para peneliti mulai memindahkan objek-objek
tersebut di antara dua layar, dengan dilihat anak-anak ayam.
Mereka tampak bisa mengikuti jumlah objek yang berada di belakang layar, dan akan tetap mendekati
layar yang menyembunyikan jumlah objek yang lebih banyak.
Ayam punya pemahaman kuat akan tugas-tugas numerik sejak usia muda, meski mereka punya
pengalaman yang terbatas, kata Rugani.
Image captionAyam ini punya otak yang cerdas
Menurut Rugani, hal ini mungkin bisa ditemukan pada banyak hewan cerdas lainnya, dan bukan pada
ayam saja.
"Kemampuan ini membantu ayam di lingkungan alami mereka, contohnya agar bisa mendapatkan
makanan lebih banyak, atau untuk menemukan kelompok yang lebih besar untuk pertemanan sosial,"
katanya.
Ayam mungkin memiliki kemampuan untuk melakukan "perjalanan waktu dalam pikiran" yaitu
dengan membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan untuk mendapatkan makanan yang
banyak, menurut penelitian 2005 yang dipimpin oleh Siobhan Abeyesinghe, saat itu di University of
Bristol, Inggris.
Mengapa begitu banyak bunga bangkai mekar pada 2016?
Melacak para pemburu orangutan di Kalimantan
Abeyesinghe memberi pilihan pada ayam untuk mematuk satu kunci yang akan memberi akses
singkat pada makanan setelah jeda dua detik, atau mematuk kunci kedua yang memberikan akses
yang lebih lama ke makanan setelah jeda enam detik.
Ayam ternyata lebih banyak mematuk kunci kedua, yang menawarkan makanan lebih banyak namun
setelah masa tunda yang lebih lama.
Dengan kata lain, mereka menunjukkan kemampuan mengendalikan diri perilaku yang menurut
ahli biologi berarti membuktikan kesadaran diri.
Ayam juga kompleks secara sosial.
Image captionAyam punya kehidupan sosial yang rumit.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa burung-burung ini bsia mengapresiasi bagaimana dunia
terlihat oleh sesama mereka, dan mereka bisa menggunakan informasi ini untuk keuntungan pribadi
mereka.
Jika ayam jantan mencari makanan yang lezat, maka dia berusaha membuat betina di sekitarnya
terkesan dengan melakukan tarian dan membuat panggilan makanan yang khas.
Meski begitu, jantan yang lebih lemah yang melakukan tarian dan nyanyian ini berisiko diketahui dan
diserang oleh jantan yang dominan.
Maka jika jantan yang dominan berada di sekitarnya, jantan yang lebih lemah melakukan tariannya
dengan diam-diam, sebagai upaya membuat betina terkesan tanpa menarik perhatian jantan yang lebih
kuat.
Negara yang punya terlalu banyak gajah
Katak jantan melawan musuh yang mematikan untuk lindungi anaknya
Sementara itu, ayam jantan juga berusaha menyiasati agar betina mendekati mereka dengan
melakukan tarian panggilan makanan ini, meski mereka tak menemukan makanan apa-apa.
Dan tak mengagetkan ketika ayam betina mengetahui jantan-jantan yang terlalu sering melakukan
tipuan seperti ini.
Ada juga petunjuk bahwa ayam-ayam ini menunjukkan sebentuk empati dasar bagi satu sama lain.
Image captionAyam bisa sangat komunikatif.
Dalam serangkaian penelitian dalam enam tahun terakhir, Joanne Edgar dari University of Bristol,
Inggris, dan koleganya menemukan bahwa ayam betina bereaksi ketika mereka melihat angin
disemprotkan ke arah anak ayam mereka sesuatu yang diketahui oleh ayam-ayam betina tersebut,
lewat pengalaman mereka, sebagai hal yang tak menyenangkan.
Saat angin disemprotkan ke anak-anak ayam, jantung ayam betina mulai berdebar dan mereka lebih
sering memanggil anak-anak ayamnya.
Meski begitu, mereka tidak melakukan hal itu ketika angin disemprotkan di dekat anak ayam, tapi tak
mengganggu si anak ayam.
Dalam penelitian yang diterbitkan pada 2013, ayam betina belajar mengasosiasikan kotak dengan satu
warna tertentu dengan semprotan angin tak nyaman dan kotak warna kedua dengan keamanan
tidak ada semprotan angin.
Pohon yang membentuk sejarah manusia
Hewan-hewan yang pernah disangka sebagai 'makhluk jahat'
Lagi-lagi ayam betina menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran saat anak ayam ditaruh di kotak yang
"berbahaya", bahkan ketika anak ayam itu tak mengalami bahaya semprotan angin dan tak sadar akan
bahaya yang mungkin timbul.
Ini menunjukkan bahwa ayam betina bisa merespons pengalaman pribadi mereka dengan
kemungkinan anak ayam mengalami ketidaknyamanan, dan bukan hanya bereaksi terhadap tanda-
tanda kecemasan pada anak ayam.
Image captionAyam diternakkan di banyak negara.
Penelitian ini masih berlangsung, kata Edgar. "Kami belum menetapkan apakah respons perilaku dan
fisiologis pada ayam betina yang mengamati anak ayam tengah mengalami tekanan ini menunjukkan
sebuah respons emosional, atau hanya menandai ketertarikan atau gangguan."
Jika benar bahwa ayam bisa menunjukkan rasa empati saat burung lain berada dalam kondisi tertekan,
maka ini bisa memunculkan pertanyaan serius akan cara ayam diternakkan.
"Ada banyak situasi di mana semua hewan ternak terpapar pada pemandangan, pendengaran dan bau
dari individu lain yang menunjukkan tanda-tanda kesakitan dan stres," kata Edgar.
"Ini penting untuk memutuskan apakah kesejahteraan mereka terkurangi pada saat-saat seperti itu."
Marino juga berpikir bahwa sudah saatnya memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu.
"Persepsi bahwa ayam tidak paham dan tidak cerdas sebagian didorong oleh motivasi untuk
mengabaikan kecerdasan dan sensitivitas itu karena orang makan mereka," katanya.
Fakta yang membuat tidak nyaman adalah bahwa tingkat pemahaman ayam jauh lebih maju dari yang
dikira orang. Namun masih harus dilihat lagi apakah konsumen yang kini mengetahuinya mengubah
kebiasaan belanja mereka di tukang daging.

Anda mungkin juga menyukai