Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH KMB II

trend dan issu


keperawatan lansia
O

Kelas 2B. DIV Keperawatan

Kelompok 2

Aditya Makalaw

Agung Lienza Latif

Fita Larasaty Abbas

I wayan Suwardiyana

Indrafirmansyah Nugraha

Moh. Deden Adam

Muh. Fikri Puluhulawa

Novalina Bakari

Rivaldo I Berahim

Abd. Rizal Toana

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALOT.A


2016/2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada
kami untuk menyelesaikan makalah dengan judul tred dan issu keperawatan lansia. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah MANAJEMEN GERONTIK.

Penyusun menyadari bahwa banyak hambatan dalam penulisan makalah ini. Salah satu
hambatan yaitu menyediakan literatur sebagai syarat dalam pembuatan makalah ini. Akan tetapi,
hambatan itu dapat diatasi berkat bantuan teman-teman.

Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada teman-teman dan seluruh
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Sebagai manusia biasa kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekuranganya. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran membangun agar makalah ini dapat bermanfaat
kedepan nanti.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ..........................................................................................


1.2. Rumusan masalah ....................................................................................
1.3. Tujuan ......................................................................................................
1.4. Metode penulisan ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian trend dan issu .........................................................................


2.2 fenomena demografi lansia ......................................................................
2.3 permasalahan pada lansia ........................................................................
2.4 masalah kesehatan gerontik .....................................................................
2.5 upaya pelayanan kesehatan pada lansia ...................................................
2.6 Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia ..............
2.7 peran perawat ...........................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan ...............................................................................................
3.2. Saran....... .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku manusia,
sehingga komunikasi perlu dikembangkan dan dipelihara terus-menerus. Dalam berkomunikasi
dengan klien, perawat harus menggunakan tehnik pendekatan khusus agar tercapai pengertian
dan perubahan prilaku klien.
Kondisi lansia yang telah mengalami penurunan dalam struktur anatomis maupun fungsi dari
organ tubuhnya menuntut pemahaman dan kesadaran tersendiri bagi tenaga kesehatan selama
memberikan pelayanan kesehatan. Perubahan yang terjadi baik secara fisik, psikis/emosi,
interaksi social maupun spiritual dari lansia membutuhkan pendekatan dan tehnik tersendiri.
Untuk interaksi dalam berkomunikasi dengan lansia secara baik, perawat perlu memahami
tentang karakteristik lansia, penggunaan tehnik komunikasi yang tepat, dan model-model
komunikasi yang memungkinkan dapat diterapkan sesuai dengan kondisi klien.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini diantaranya:
1. Bagaimana pengertian trend dan issu ?
2. Bagaimana fenomena demografi lansia ?
3. Bagaimana permasalahan pada lansia ?
4. Apa masalah kesehatan gerontik ?
5. Bagaimana upaya pelayanan kesehatan pada lansia ?
6. Bagaimana Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia ?
7. apa peran perawat ?
C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui pengertian trend dan issu ?
2. untuk mengetahui fenomena demografi lansia ?
3. untuk mengetahui permasalahan pada lansia ?
4. untuk mengetahui masalah kesehatan gerontik ?
5. untuk mengetahui upaya pelayanan kesehatan pada lansia ?
6. untuk mengetahui Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia ?
7. untuk mengetahui peran perawat ?
D. Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam menulis makalah ini, yaitu :
1. Metode Kepustakaan\
Adalah metode pengumpulan data yang digunakan penulis dengan mempergunakan buku
atau refrensi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas.
2. Metode Media Informatika
Adalah metode dengan mencari data melalui situs-situs di internet.
BAB II

ISI

A. PENGERTIAN
Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren
juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini
yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta
Definisi Issu.
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang
krisis.
Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas
faktanya atau buktinya

B. Fenomena Demografi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif terhadap
kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu :
AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun
AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun

Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the Erderly: Di Indonesia


akan diperkirakan beranjak dari peringkat ke sepuluh pada tahun 1980 ke peringkat enam pada
tahun 2020, di atas Brazil yang menduduki peringkat ke sebelas tahun 1980.
Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5%
dari total populasi penduduk.Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x,menjadi kurang lebih
29 juta jiwa/11,4% dari total populasi penduduk (lembaga Demografi FE-UI-1993).Dari hasil
tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:
1. 62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri.
2. 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.
3. 53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga.
4. Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu.

C. Permasalahan Pada Lansia


1.Permasalahan Umum
a) Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut
kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.
c) Lahirnya kelompok masyarakat industry.
d) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.
e) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan Khusus
a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,mental
maupun sosial.
b) Berkurangnya integrasi sosial usila.
c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat.
e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan
fisik lansia.
D. Masalah Kesehatan GerontiK
1) Masalah kehidupan sexual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan
seksual pada suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-
tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami
ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan
pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan
kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap
hubungan intim dapat terulang antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan
emosional secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.
2) Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya:
daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi,
lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhinya
menjadi sumber banyak masalah.
3) Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada
peranan peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya ganggun di
dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan
ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
4) Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena
poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek
samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin
diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi
volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien
yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan.
Dan efek samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.
5) Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan
utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologi pada
lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut. (Watson,
1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat
dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini
tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita bermacam-macam penyakit
untuk diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang
dialami lansia dalam pengobatan adalah :
Bingung
Lemah ingatan
Penglihatan berkurang
Tidak bias memegang
Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi dan
dijalankan

6) Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran
mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan soialnya akan semakin berkurang
dan dapat mengakibatkan berkurangnya intregrasi dengan lingkungannya.

E. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to
life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation),
perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity).
Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years,
Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan
lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalag
sebagai berikut :
Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development)
Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons)
Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
Lansia turut memilih kebijakan (choice)
Memberikan perawatan di rumah (home care)
Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging)
Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and
family care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya kesehatan, yaitu
Promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta
pemulihan.
a) Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan
dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap praktek kesehatan
yang positif menjadi norma-norma sosial.Upaya perlindungan kesehatan bagi
lansia sebagai berikut :
Mengurangi cedera
Meningkatkan keamanan di tempat kerja
Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
Menibgkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b) Preventif
Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh pencegahan
primer : program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi, exercise,
keamanan di dalam dan sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan
medikasi yang tepat.
Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita
tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi,
deteksi dan pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal, mamogram,
papsmear, gigi, mulut.
Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan
cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan anggota badan yang masih bnerfungsi
c) Rehabilitatif
Prinsip :
Pertahankan lingkungan aman
Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
Pertahankan kecukupan gizi
Pertahankan fungsi pernafasan
Pertahankan aliran darah
Pertahankan kulit
Pertahankan fungsi pencernaan
Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
Meningkatkan fungsi psikososial
Pertahankan komunikasi
Mendorong pelaksanaan tugas

F. Hukum dan Perundang-undangan yang Terkait dengan Lansia


UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jomp.
UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
UU No.6 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
UU No.3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
UU No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman
UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera
UU No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera
PP No.27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan
UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan lembaran negara
Nomor 3796) sebagai pengganti UU No.4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan
bagi Orang Jompo.

UU No. 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :

Hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan


kelembagaan.
Upaya pemberdayaan
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan tidak potensial
Pelayanan terhadap lansia
Perlindungan sosial
Bantuan sosial
Koordinasi
Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
Ketentuan peralihan

G. Peran Perawat
Berkaitan dengan kode etik yang harus diperhatikan oleh perawat adalah :
Perawat harus memberikan rasa hormat kepada klien tanpa memperhatikan suku,
ras, gol, pangkat, jabatan, status social, maslah kesehatan.
Menjaga rahasia klien
Melindungi klien dari campur tangan pihak yang tidak kompeten, tidak etis,
praktek illegal.
Perawat berhak mnerima jasa dari hasil konsultasi danpekerjaannya
Perawat menjaga kompetesi keperawatan
Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya. Kompetei individu serta
kualifikasi daalm memberikan konsultasi
Berpartisipasi aktif dalam kelanjutanyaperkembangannya body of knowledge
Berpartipitasi aktif dalam meningkatan standar professional
Berpatisipasi dalam usaha mencegah masyarakat, dari informasi yang salah dan
misinterpretasi dan menjaga integritas perawat
Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau ahli
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat termasuk pada lansia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak
memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat perhatian
khusus dari pemerintah dan masyarakat. Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi
pemerintah diantaranya pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah
dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga,
Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat
pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada
lansia.
B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa keperawatan
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak Wahid iqbal,dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. 2006. Jakarta: Sagung Seto

Setiabudhi, Tony. (1999). Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek Menjaga Keseimbangan
Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Nugroho, Wahjudi SKM. (1995). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC

Sahar juniati (2001) keperawatan gerontik, coordinator keperawatan komunitas, fakultas ilmu
keperawatan UI, Jakarta

Maryam, R siti. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakatra: Salemba medika

Situart dan Sundart. (2001) Keperawatan Medikal Bedah 1. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai