Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai Penyakit Asma
Makalah ini dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Gorontalo, Juli 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................... 3


B. Tujuan ............................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 4

A. Pengertian Asma ............................................................................. 4


B. Etiologi Asma ................................................................................ 4
C. Tanda dan Gejala Asma ................................................................. 5
D. Faktor pemicu Asma ...................................................................... 6
E. Patofisiologi ................................................................................... 6
F. Klasifikasi Obat Asma ................................................................... 7
G. Penatalaksanaan/ Pengobatan ........................................................ 8
H. Pengobatan Non Farmakologi ........................................................ 9

BAB III PENUTUP ................................................................................... 11

A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan


pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang ada
didalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat
adalah penyakit asma.
Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan
secara total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu
dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena
pekerjaan dan lingkungannya serta factor ekonomi, penderita harus selalu
berhadapan dengan factor allergen yang menjadi penyebab serangan. Biaya
pengobatan simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita
atau keluarganya., tetapi pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih
lama, sering menjadi problem tersendiri.

B. Tujuan

1. Menjelaskan Pengertian Asma


2. Menjelaskan Etiologi Asma
3. Menjelaskan Tanda dan Gejala Asma
4. Menjelaskan Faktor pemicu Asma
5. Menjelaskan Patofisiologi
6. Menjelaskan Klasifikasi Obat Asma
7. Menjelaskan Penatalaksanaan/ Pengobatan
8. Menjelaskan Pengobatan Non Farmakologi

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma
Asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten
yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme,
peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang
menyebabkan penyempitan jalan nafas. penderita asma saluran pernapasannya
memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (
bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas ) seperti polusi udara (
asap, debu, zat kimia ), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu,
tekanan jiwa, bau / aroma menyengat ( misalnya; parfum ) dan olahraga.

B. Etiologi Asma
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asthma bronchial :
1. Faktor predisposisi
a. Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma
bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. tSelain itu hipersentifisitas
saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
2. Faktor presipitasi
a. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
2) Ingestan, yang masuk melalui mulut.
Seperti : makanan dan obat-obatan.

4
5

3) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.


seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.
b. Perubahan cuaca.
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi
asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya
serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim,
seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan
dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
c. Stress.
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma
yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum
bisa diobati.
d. Lingkungan kerja.
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal
ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di
laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini
membaik pada waktu libur atau cuti.
e. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi
segera setelah selesai aktifitas tersebut.

C. Tanda dan Gejala Asma


Ada beberapa tanda-tanda penyakit asma, diantaranya :
1. Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan
nafas (exhalation).
2. Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
6

3. Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.


4. Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.
5. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara
karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau
leher. Selama serangan, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat
memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan
mengeluarkan banyak keringat.Obat asma untuk mengendalikan serangan asma
berbeda dengan obat asma rutin untuk mencegah serangan.

D. Faktor pemicu Asma


1. Alergen di dalam maupun di luar ruangan, sepe/8 dui.j.hrti mite domestik,
alergen binatang, alergen kecoa, jamur, tepung sari bunga
2. Sensitisasi (bahan) lingkungan kerja
3. Asap rokok
4. Polusi udara di luar maupun di dalam ruangan
5. Infeksi pernapasan (virus)
6. Diet
7. Status sosioekonomi
8. Besarnya keluarga
9. Obesitas

E. Patofisiologi
Asthma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada
asthma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal
dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan
antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast
yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan
7

bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang


tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel
mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari
semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus
dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas
menjadi sangat meningkat.
Pada asthma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi
daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi
paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat
sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang
menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali
melakukan ekspirasi.
Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume
residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran
mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.

F. Klasifikasi Obat Asma


Obat asma sendiri dapat dibagi berdasarkan golongannya sebagai berikut :
1. Agonis reseptor beta adrenergik
Merupakan obat asma terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi
secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh
olahraga atau aktivitas fisik.Obat asma jenis ini merangsang pelebaran
saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik dengan cepat hanya beberapa
menit tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam saja.
2. Golongan Theophylline
Obat asma jenis ini biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam
berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan
8

tablet long-acting.Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara


intravena (melalui pembuluh darah).
3. Kortikosteroid
Obat asma golongan ini digunakan untuk menghalangi respon peradangan
dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam
jangka panjang, secara bertahap obat asma ini akan menyebabkan
berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi
kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.
4. Antikolinergik
Obat asma ini bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan
pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih
jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita
yang sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik.

G. Penatalaksanaan/ Pengobatan
1. Pengobatan farmakologik :
a. Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2
golongan :
1) Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin).
Nama obat :
a) Orsiprenalin (Alupent)
b) Fenoterol (berotec)
c) Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet,
sirup,suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose
inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler
dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma
serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel
yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.
9

2) Santin (teofilin)
Nama obat :
1. Aminofilin (Amicam supp)
2. Aminofilin (Euphilin Retard)
3. Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara
kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya
saling memperkuat.
Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada
serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh
darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya
sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang
mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.
Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya
dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena
sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya
kering).
3) Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan
asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak.
Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan
efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
4) Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya
diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah
dapat diberika secara oral.

H. Pengobatan Non Farmakologi

1. Edukasi pasien
Edukasi pasien dan keluarga, untuk menjadi mitra dokter dalam
penatalaksanaan asma.
10

Edukasi kepada pasien/keluarga bertujuan untuk :


a. meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan pola
penyakit asma sendiri) - meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam
penanganan asma sendiri/asma mandiri)
b. meningkatkan kepuasan
c. meningkatkan rasa percaya diri
d. meningkatkan kepatuhan (compliance) dan penanganan mandiri
e. membantu pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan mengontrol
asma
2. Pengukuran peak flow meter
Perlu dilakukan pada pasien dengan asma sedang sampai berat.
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Pemberian oksigen
5. Banyak minum untuk menghindari dehidrasi terutama pada anak-anak
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat
Dapat dilakukan dengan Penghentian merokok , menghindari kegemukan
Kegiatan fisik misalnya senam asma
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas
menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala
episodik berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik- ngik), sesak nafas, dada
terasa berat dan batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut
terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan
seringkali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan.
Asma adalah penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul
segala usia, meskipun demikian, umumnya asma lebih sering terjadim pada anak-
anak usia dibawah lima tahun dan orang dewasa pada usia sekitar tigapuluh
tahunan. Para ahli asma mempercayai bahwa asma merupakan penyakit keturunan
dan sebagian besar orang yang menderita asma karena allergi terhadap sumber
allergi tertentu.
B. Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca


agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini
sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu
saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa
berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, K. (1990) "Asma Bronchiale", dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta
: FK UI.

Brunner & Suddart (2002) "Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah", Jakarta : AGC.

Crockett, A. (1997) "Penanganan Asma dalam Penyakit Primer", Jakarta : Hipocrates.

Crompton, G. (1980) "Diagnosis and Management of Respiratory Disease", Blacwell


Scientific Publication.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan


Keperawatan”, Jakarta : EGC.

Guyton & Hall (1997) "Buku Ajar Fisiologi Kedokteran", Jakarta : EGC.

Hudak & Gallo (1997) "Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik", Volume 1, Jakarta :
EGC.

Price, S & Wilson, L. M. (1995) "Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit",


Jakarta : EGC.

Pullen, R. L. (1995) "Pulmonary Disease", Philadelpia : Lea & Febiger.

Staff Pengajar FK UI (1997) "Ilmu Kesehatan Anak", Jakarta : Info Medika.


Sundaru, H. (1995) "Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya", Jakarta : FK UI.

12
13

PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pertanyaan 1:
1. Muhammad Fadlun Utiarahman :
Mengapa Bronchospasme menyebabkan Asma? Apakah jika Asma sembuh,
bronchospasme juga sembuh?
Jawaban :
Bronkospasme adalah penyempitan dinding bronkus, peradangan dan
kekejangan otot polos hal tersebut pemicu terjadinya asma perlu diketahui asma
tidak dapat sembuh total tergantung suhu ruangan sekitar lingkungan. Jadi asma
dan bronkospasme tingkat kesembuhan nya sangat tidak memungkinkan

Pertanyaan 2:
2. Siti Hardyanti Kyai Mardjo
Mengapa factor genetic menyebabkan Asma?
Jawaban
Salah satu factor utama pemicu asma yaitu keturunan atau factor genetik
Wajar saja genetic penyebab asma karena pada dasarnya selain alergi factor
keturnunan dari keluarga yang sudah menurunkan asma ke keturunannya

Pertanyaan 3:
3. Mutia R. Ayuba
Mengapa logam/perhiasan dapat menyebabkan Asma?
Jawaban
perhiasan itu mengandung bahan zat kimia,zat kimia itula yang akan membuat
iritasi atau alergidan jika terhirup oleh kita itu akan mengganggu system
pernapasan kita.

Pertanyaan 4:
4. Novalina Bakari
Mengapa setelah berolahraga atau bekerja berat menyebabkan Asma?
14

Jawaban
Saat kita setelah berolaraga kita cenderung bernapas melalui mulut,udara yg kita
hirup dingin dan kering itu menyebabkan penyempitan otot di dalam
paru,sehimga menyebabakan timbulnya asma

Pertanyaan 5:
5. Rivaldo I. Berahim
Lingkungan juga dapat menyebabkan asma terutama pada sopir, bagaimana cara
pencegahannya?
Jawaban
Pencegahan pertama kita harus menggunakan penutup mulut misalnya
menggunakan masker,kurangi merokok,karena asap rokok factor pemicu
asma,dsb.

Pertanyaan 6:
6. Citra Devy Napu
Mengapa keluarga besar menjadi factor pemicu Asma?
Jawaban :
Yang dimaksudkan adalah keluarga besar penderita asma, karena sebagian factor
asma yaitu dari keturunan sendiri tidak heran jika sudah terjadi perkumpulan
keluarga besar otomatis semakin berkurang oksigen didaam ruangan tersebut
sehingga gejala asma akan timbul di dalam sebuah keluarga tersebut.

Anda mungkin juga menyukai