Anda di halaman 1dari 4

Aperture = bukaan diafragma lensa biasanya dalam ukuran f/2.8, f/5.

6 dan seterusnya
Shutter Speed = bukaan berapa lama film menerima cahaya sewaktu diafragma di buka;
dalam ukuran 2s, 1/250s ,1/500s, dan seterusnya (s = seconds, detik)
ISO, Speed of the film = internasional standard untuk sensitifnya film. contoh: ISO 400
lebih sensitif daripada ISO 200, ISO 200 lebih sensitif daripada ISO 100, dan seterusnya .
1. APERTURE (Diafragma) :
Aperture adalah bukaan lensa untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk.
Ukuran aperture biasanya bisa di liat dengan f/ number. Semakin besar nomer f/ nya
semakin kecil bukaan lensanya. Dengan kata lain, semakin kecil nomer f/ nya, semakin
GEDE bukaan lensanya. CONTOH: f/2.8 bukaannya lensanya tuh lebih besar daripada
f/11. Aperture ini lah yang biasanya orang orang di kritik fotografer.net pada bilang
Wahhhh bagus bener DOFnya, bagus bener pemandangannya! Nah sekarang ngerti kan
kalo Aperture ini adalah sang komandan yang bertanggung jawab a tas wilayah ketajaman
di dalam satu foto. DOF, kepanjangan dari Depth-of-Field, yaitu wilayah di sekeliling
subject yang di rekam oleh camera yang layak tampil tajam di hasil potonya.
Ukuran Aperture dalam perbedaan ukuran satu stop adalah:
f/2 - f/2.8 - f/4 - f/5.8 - f/8 - f/11 - f/16 - f/22
Dari f/2 sampe ke f/2.8 di katakan Aperturenya turun 1 stop dalam kata laen -1. Dari f/4
turun 3 stop ke f/11. Di katakan turun adalah jumlah cahaya yang masuk melalui
diafragma kan lebih sedikit jadi oleh karena itu di katakan turun.

2. SHUTTER SPEED (Kecepatan penutup lensa)


Nah apa ini? Kalo tadi Aperture kan ngatur berapa banyak cahaya yang masuk kan? Nah
kalo Shutter Speed ini ngatur berapa lama cahaya itu masuk ke film. Contohnya: shutter
speed 2s (2 detik) tentunya cahaya yang masuk lebih lama ya kan? kalo shutter speed
1/1000s ( 1/1000 detik lho) ya jelas aja cahaya yang masuk cuman sekilat aja. Gampang
kan?
Urutan Shutter Speed dalam perbedaan ukuran satu stop adalah:
1/8 - 1/15- 1/30 - 1/60 - 1/125 - 1/250 - 1/500 - 1/1000 (dalam detik)
3. ISO, Speed of Film
Begini saja, anggap saja ISO ini adalah kumbang yang bekerja di dalam camera anda.
Kalo di camera saya saya set ke ISO 400 berarti saya mempunyai 400 kumbang yang
bekerja, jika anda set camera anda ke ISO 100 berarti anda cuman punya 100 kumbang
untuk bekerja di dalam kamera anda.
Nah ukuran ISO dalam perbedaan satu stop adalah:
100 - 200 - 400 - 800 - 1600
ISO 800 adalah 3 kali lebih sensitif daripada ISO 100 (lebih sensitif terhadap cahaya 3
stop), tetapi hasil potonya mungkin agak grainy (seperti berpasir) Nah dalam hal ini lah
yang harus menjadi pertimbangan anda kapan harus kompensasi demikian.
Teori dasar komposisi
Terdiri dari:
1. Komposisi Letak
2. Komposisi Warna

Komposisi Letak

Komposisi konvesional adalah obyek diletakan di tengah, baik untuk pengambilan


vertikal maupun horizontal.

Kemudian muncul the third rule yang bermula dari dasar teknik melukis, dimana dalam
suatu bidang dibagi atas 3 bagian horizontal dan vertikal.

The rule of third, dimasukan dalam kategori breaking the rule oleh fotografer
konservatif, karena sering kali tidak ada penyeimbang di sisi yang berlawanan sehingga
berkesan tidak seimbang.

The third rule mulai digemari hingga sekarang sebagai salah satu jenis rule of
photography dimana awalnya, masih mengikuti hukum gravitasi dan hukum sudut
pandang.

Pada perkembangannya, hukum gravitasi dan sudut pandangpun dilanggar dan malah
menghasilkan foto yang unik.

Dengan adanya the third rule bukan berarti hukum-hukum konservatif sudah punah, tapi
cuma dianggap tidak lagi eyecatched.

Pedoman dalam membuat konsep komposisi letak tidak ada, yang penting adalah jiwa
saat membidik sudah menyatu dengan apa yang kita lihat.

Komposisi Warna

Semua orang suka dengan foto yang semarak dengan warna, namun foto yang selalu
dikenang adalah foto yang menampilkan warna sesedikit mungkin.

Perpaduan warna yang menarik bukan cuma antara warna kontras dan warna pastel atau
perpaduan dari kedua jenis warna tersebut.

Contoh warna yang menarik sebenarnya dapat kita ambil contoh dari keadaan sekeliling
kita, contoh:
White or yellow on black (dan sebaliknya) keadaan gelapnya malam dengan terangnya
siang atau terangnya lampu.

Green on brown (dan sebaliknya) rumput dengan kayu (batang po hon) atau rumput
kering.

Blue on white (dan sebaliknya) langit dengan awan atau pasir dengan laut.
Grey on blue (dan sebaliknya) langit dengan awan mendung

Orange on black (dan sebaliknya) terangnya matahari sore dengan gelapnya silhouette

Teknik Koreksi Sudut Pengambilan pada sesi Potret di Studio


Bagian muka manusia dan semua mahluk hidup adalah berbeda antara sisi kiri dan sisi
kanannya dengan patokan hidung sebagian garis batasnya.
Yang paling mudah dilihat adalah manusia, bahwa terdiri dari sisi maskulin dan feminin,
baik pada pria maupun wanita.

Sebelum mengambil foto, pelajari lebih dahulu sisi wajah yang akan ditonjolkan dengan
cara meminta model memalingkan mukanya ke kiri dan ke kanan.

Teknik Koreksi terdiri dari:

1.Koreksi melalui Kamera (lensa)


2.Koreksi melalui Subyek
A. Koreksi melalui kamera

Fungsinya adalah untuk memperindah bentuk tubuh model, contoh pada pemotretan
studio, 1 badan:

Eye level, dimana posisi kamera berada di tengah-tengah ketinggian POI dalam frame
(berpatokan pada pinggul). Foto yang akan dihasilkan adalah ketinggian POI mendekati
normal.

Low angle, dimana posisi kamera berada di bawah ketinggian POI, foto yang dihasilkan
akan membuat POI seolah semakin tinggi, koreksi ini baik untuk POI yang berpostur
pendek.

Hi-angle, dimana posisi kamera berada di atas garis batas pinggul. Foto yang dihasilkan
akan membuat seolah POI semakin pendek.

Untuk menghindari distorsi perspektif akibat sudut pengambilan low dan hi -angle,
sebaiknya digunakan lensa yang minimal 2 x panjang frame film, jadi apabila sisi
panjang frame film adalah 35mm (perbandingan panjang dan lebarnya sama dengan
frame pada sudut bidik), maka lensa yang baik adalah 70 85mm. Lensa ini
memperkecil distorsi perspektif.

B. Koreksi melalui subyek (POI)


Selain melalui kamera (lensa), koreksi sudut pengambilan juga bisa langsung kepada
subyeknya, tapi peranan penting disini adalah filter dan cahaya.

Sebagai contoh pada pengambilan foto CU dan MCU


POI bermuka bulat, berahang lebar atau berbadan gemuk. Gunakan short light dimana
sisi muka/bagian badan yang menghadap ke kamera lebih gelap. Posisikan kamera di
atas muka POI

POI bermuka tirus atau berbadan kurus. Gunakan broad light, dimana sisi muka/bagian
badan yang menghadap kamera mendapatkan cahaya yang lebih banyak. Posisi kamera
eye level POI

POI berkeriput, gunakan filter soft.

Anda mungkin juga menyukai