Sni 19 7117.3.1 2005 Sox Turbidimetri Emisi PDF
Sni 19 7117.3.1 2005 Sox Turbidimetri Emisi PDF
1-2005
Daftar isi
i
SNI 19-7117.3.1-2005
Prakata
SNI Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SOx)
Seksi 1: Cara uji dengan metoda turbidimetri menggunakan spektrofotometer ini telah
melalui uji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi metode serta telah
dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Parameter Uji Kualitas Udara dari Panitia Teknis
Sistem Manajemen Lingkungan (Panitia Teknis 207S).
Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang
mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat
maupun daerah pada tanggal 5 6 Agustus 2004 di Jakarta.
ii
SNI 19-7117.3.1-2005
1 Ruang lingkup
Standar ini digunakan untuk penentuan oksida-oksida sulfur dalam emisi gas buang sumber
tidak bergerak dengan menggunakan metoda turbidimetri.
2 Acuan normatif
3.1
emisi
zat, energi, dan atau komponen lain yang dihasilkan dari kegiatan yang masuk atau
dimasukkan ke udara ambien
3.2
SOx
oksida-oksida sulfur, terdiri dari SO2 dan SO3 yang dihasilkan dari proses pembakaran dan
proses oksidasi sulfur yang diemisikan dari sumber tidak bergerak
3.3
turbidimetri
metoda pengukuran contoh berdasarkan kekeruhan yang diukur dengan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang tertentu
3.4
mg/Nm3
satuan ini dibaca sebagai miligram per normal meter kubik, notasi N menunjukkan satuan
volum hisap udara kering dikoreksi pada kondisi normal (25oC, 760 mmHg)
3.5
larutan induk
larutan standar konsentrasi tinggi yang digunakan untuk membuat larutan standar
konsentrasi lebih rendah
1 dari 10
SNI 19-7117.3.1-2005
3.6
larutan standar
larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui untuk digunakan sebagai pembanding di
dalam pengujian
3.7
kurva kalibrasi
grafik yang menyatakan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan hasil
pembacaan serapan dan merupakan suatu garis lurus
3.8
larutan penjerap
larutan yang dapat menjerap analat
3.9
larutan pencuci
larutan yang digunakan untuk menghilangkan gas-gas yang terperangkap di dalam pipa
pengambil contoh uji
3.10
blanko laboratorium
larutan penjerap gas yang diperlakukan sebagai kontrol kontaminasi selama preparasi dan
penentuan contoh uji di laboratorium
3.11
blanko lapangan
larutan penjerap yang diperlakukan sebagai kontrol kontaminasi selama pengambilan contoh
uji
3.12
pengendalian mutu
kegiatan yang bertujuan untuk memantau kesalahan analisis, baik berupa kesalahan
metoda, kesalahan manusia, kontaminasi, maupun kesalahan pengambilan contoh uji dan
perjalanan ke laboratorium
4 Cara uji
4.1 Prinsip
Oksida belerang dalam contoh uji gas dijerap oleh larutan penjerap hidrogen peroksida
membentuk asam sulfat, kemudian ditambahkan barium klorida agar membentuk endapan
barium sulfat yang berwarna putih dan diukur serapannya pada panjang gelombang 420 nm
dengan menggunakan spektrofotometer.
4.2 Bahan
a) masukkan 100 mL (H2O2) 30% v/v ke dalam labu ukur 1000 mL;
b) encerkan dengan air suling sampai tanda tera;
c) simpan dalam botol berwarna gelap di tempat dingin (cool box).
2 dari 10
SNI 19-7117.3.1-2005
a) pipet 3 mL H2SO4 pekat ( = 1,841 mg/mL, 97% b/v) ke dalam labu ukur 1000 mL;
b) encerkan dengan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan.
a) pipet 10 mL larutan induk H2SO4 0,1 N dan masukkan ke dalam labu ukur 250 mL;
b) encerkan dengan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan.
a) panaskan boraks pada suhu 105oC selama 1 jam. Simpan dalam desikator;
b) timbang 4,767 g boraks yang telah dipanaskan;
c) larutkan dengan air suling dalam labu ukur 250 mL, lalu homogenkan.
a) pipet 10 mL larutan boraks 0,1 N dan masukkan ke dalam labu ukur 250 mL;
b) encerkan dengan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan.
Timbang 0,1 g indikator SM atau MO, kemudian larutkan dengan 100 mL larutan etanol 95%.
4.3 Peralatan
P
O
Keterangan gambar:
4 dari 10
SNI 19-7117.3.1-2005
Vb Nb
Na =
Va
dengan pengertian:
a) pipet 0 mL; 5 mL; 10 mL; 15 mL; 20 mL dan 25 mL larutan kerja H2SO4 0,004 N ke dalam
tabung uji 100 mL dan tambahkan air suling sampai 50 mL;
b) tambahkan 10 mL larutan gliserol (1+1) dan 5 mL larutan natrium klorida, lalu kocok;
c) tambahkan 0,3 g BaCl2 dan kocok selama 1 menit;
d) biarkan selama 4 menit dan aduk kembali dengan baik selama 15 detik;
e) masukkan ke dalam kuvet dan baca serapan masing-masing standar dengan
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm;
f) buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah ion sulfat (mg).
Perhitungan konversi satuan konsentrasi dari normalitas gram ekivalen ke mg sulfat (SO42-):
Na 96
Cs = 96
2 98
dengan pengertian:
a) pindahkan larutan yang berisi contoh uji dari kedua botol penjerap ke dalam labu ukur
250 mL;
b) bilas botol penjerap dengan sedikit air suling dan masukkan ke dalam labu ukur di atas,
encerkan dengan air suling sampai tanda tera lalu homogenkan;
5 dari 10
SNI 19-7117.3.1-2005
c) siapkan 100 mL larutan penjerap gas ke dalam labu ukur 250 mL, encerkan dengan air
suling sampai tanda tera lalu homogenkan. Larutan ini digunakan sebagai blanko
lapangan.
a) pipet 50 mL larutan contoh uji pada langkah 4.5.3 butir b) ke dalam tabung uji;
b) pipet 50 mL larutan blanko pada langkah 4.5.3 butir c) ke dalam tabung uji;
c) lakukan langkah 4.5.2 butir b) sampai e) terhadap contoh uji dan blanko;
d) hitung konsentrasi contoh uji dengan menggunakan kurva kalibrasi.
4.7 Perhitungan
Volum contoh uji gas yang diambil, dikoreksi pada kondisi normal (25oC, 760 mm Hg)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
298 (P a + P m P v )
Vs = V
273 + t 760
dengan pengertian:
Vs adalah volum contoh uji gas yang diambil pada kondisi normal (L);
V adalah volum dari pembacaan gas meter dengan menghitung V2 - V1 (L);
Pa adalah tekanan udara atmosfer (mmHg);
Pm adalah tekanan manometer dibaca pada gas meter (mmHg);
Pv adalah tekanan uap air jenuh pada temperatur tC (mmHg), lihat pada tabel
Lampiran A;
t adalah temperatur gas dibaca pada gas meter (C);
298 adalah konversi temperatur pada kondisi normal (25C) ke dalam K;
273 adalah konversi temperatur standar (0C) ke dalam K;
760 adalah tekanan udara standar (mmHg).
4.7.2 Konsentrasi SOx sebagai SO2 dalam emisi gas buang sumber tidak bergerak
Konsentrasi SOx (sebagai SO2) dalam contoh uji dapat dihitung sebagai berikut :
64 (A B) fp
C = 1000
96 Vs
dengan pengertian:
6 dari 10
SNI 19-7117.3.1-2005
Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan dikerjakan sesuai dengan
penentuan contoh uji untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan
maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan di laborattorium.
Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan dikerjakan sesuai dengan
penentuan contoh uji untuk mengetahui kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan
maupun terhadap tahap-tahap selama penentuan di lapangan.
Koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,998 (atau sesuai dengan kemampuan
laboratorium yang bersangkutan) dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas
deteksi.
CATATAN Jaminan mutu dan pengendalian mutu diberlakukan sesuai dengan kebijaksanaan
laboratorium yang bersangkutan.
7 dari 10
SNI 19-7117.3.1-2005
Lampiran A
(normatif)
Tabel tekanan uap air jenuh
8 dari 10
SNI 19-7117.3.1-2005
Lampiran B
(normatif)
Pelaporan
9 dari 10
SNI 19-7117.3.1-2005
Bibliografi
10 dari 10