Anda di halaman 1dari 30

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit
yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu
penyakit yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah
lima tahun (balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare
adalah hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah
apabila ada orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap
anak yang mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare
dipercaya atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau
berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi
kewaspadaan orang tua. sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak.
Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim,
kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan
merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food,
Fly , Feces, dan Finger.
Sepintas diare terdengar sepele dan sangat umum terjadi. Namun, ini bukan
alasan untuk mengabaikannya, dehidrasi pada penderita diare bisa membahayakan
dan ternyata ada beberapa jenis yang menular.Diare kebanyakan disebabkan oleh
Virus atau bakteri yang masuk ke makanan atau minuman, makanan berbumbu
tajam, alergi makanan, reaksi obat, alkohol dan bahkan perubahan emosi juga
dapat menyebabkan diare, begitu pula sejumlah penyakit tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan Bagaimana
pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada pasien An. A dengan Diagnosa Medis
Diare Non Spesifik di UPT Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi sampai dengan evaluasi serta
dekumentasi keperawatan.

1.3 Metode Penulisan


2

Adapun yang menjadi metode penulisan makalah ini menggunakan metode


kepustakaan yaitu berasal dari buku dan sumber-sumber buku yang berkaitan
dengan makalah ini.

1.4 Tujuan Penulisan


1.4.1 Tujuan Umum
Untuk membantu mahasiswa-mahasiswi dalam mempelajari tentang
penyakit diare dalam keperawatan anak.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Mahasiswa mampu menuliskan latar belakang dari Asuhan Keperawatan.
1.4.2.2 Mahasiswa mampu menuliskan konsep dasar manusia dan manajemen
keperawatan terkait kasus yang dikelola.
1.4.2.3 Mahasiswa mampu menuliskan hasil pemberian asuhan keperawatan
berdasarkan teori pendokumentasian keperawatan.
1.4.2.4 Mahasiswa mampu membuat kesimpulan berdasarkan pembahasan dan
saran yang mengacu pada manfaat laporan studi kasus.
1.5 Manfaat Penulisan
1.5.1 Teoritis
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat untuk meningkatkan
mutu profesi keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
An. A dengan Diagnosa Medis Diare.
1.5.2 Praktis
1. Bagi mahasiswa
Untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam
mempelajari asuhan keperawatan pada pasien An. A dengan Diagnosa Medis
Diare Non Spesifik, serta sebagai acuan atau referensi untuk mahasiswa dalam
penulisan laporan Asuhan Keperawatan selanjutnya.
2. UPT Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya
Untuk Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya khususnya Poli Anak,
penulisan laporan Asuhan Keperawatan ini dapat menjadi referensi bagi perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan pasien An. A dengan Diagnosa Medis
Diare, serta sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang lebih
baik, khususnya pada pasien An. A dengan Diagnosa Medis Diare.
3. Bagi Institusi pendidikan
Sebagai sumber bacaan di perpustakaan STIKES Eka Harap Palangkaraya
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan perawatan di masa yang akan
3

datang serta sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam penguasaan


terhadap ilmu keperawatan mulai dari proses keperawatan sampai
pendokumentasian keperawatan.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume , keenceran, serta
frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan
lendir darah atau tanpa lender darah (A.Aziz alimul hidayat, 2008).
Diare ialah frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak; konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah, 2005 : 224)
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga
didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah
lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah
lebih dari 4 kali buang air besar (Dewi, 2010).
Jadi diare dapat diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan
berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare
bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare
bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar dan lebih dari 3 kali pada anak.
2.2 Etiologi
Menurut A. Aziz (2007), Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor infeksi
Proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk
kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak
sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah permukaan intestinal
sehingga terjadinya perubahan kapasitas dari intestinal yang akhirnya
mengakibatkan gangguan fungsi intestinal dalam absorbsi cairan dan elektrolit.
Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan sistem transpor menjadi aktif
dalam usus, sehingga sel mukosa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan
dan elektrolit akan meningkat.
5

1) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab


utama diare pada anak.
2) Infeksi bakteri: oleh bakteriVibrio, E.coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas.
3) Infeksi virus: oleh virus Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie,
poliomyelitis), Adenovirus, Ratavirus, Astrovirus.
4) Infestasi parasit: oleh cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),
protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis),
jamur (Candida albicans).
5) Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan,
seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensifalitis, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di
bawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan
tekanan osmotik meningkat kemudian akan terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
1) Malabsorbsi karbohidrat: Disakarida (Intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), munosakarida (intoleransi lukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang tersering ialah intoleransi laktosa.
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik dan
dapat terjadi peningkatan peristaltik usus yang akhirnya menyebabkan penurunan
kesempatan untuk menyerap makanan seperti makanan basi, beracun, dan alergi
terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang dapat
mempengaruhi proses penyerapan makanan seperti : rasa takut dan cemas.
WOC DIARE
6
INVASI BAKTERI:
Campylobanter jejuni, Salmonella, S.tiphi, KERACUNAN MAKANAN:
INVASI VIRUS: Shigella, Yersinia enterocoliticia, E. coli, Staphyloccocus, Clostridium
Rotavirus dan Norwalklike organism Vibrio cholera, Clostridium difficile perfringens, Clostridium botulinum

Mengiritasi usus halus, Produksi enterotoksin di usus halus

Reaksi Inflamasi Motilitas & Kerusakan sel-sel epitel di Vilus

Merangsang
Merangsang serotonin, Kerusakan mikrovilus/ Kerusakan kriptus Lieberkuhn
Neutrofil & Makrofag brush border membrane (sel punca dan sel Paneth)
prostaglandin, bradikinn
memfagosit di sekitar area radang
Penurunan produksi enzim-enzim Penurunan absorpsi
Keluhan nyeri/tidak pencernaan karbohidrat, air & elektrolit ke tubuh
Aktivasi interleukin-1 TNF
nyaman di perut lemak & protein
(Pentogen-endogen)
Menekan Peningkatan jumlah, keenceran dan
Nyeri akut Absorpsi nutrient ke tubuh konten air di sal.usus halus
Aktivasi Sitokinin & selera
menurun
prostaglandin makan dan
kerja Penurunan DIARE
Suhu Tubuh lipoprotein aktifitas bermain
Lipase
Peningkatan Output dan Kesiapan Kurang Informasi
Resiko keterlambatan Penurunan Intake cairan & meningkatkan
Mual muntah perkembangan elektrolit pengetahuan PHBS Inadekuat

Intake Inadekuat Resiko/Gangguan


Transmisi interpersonal atau via
keseimbangan elektrolit dan
benda mati: mainan dll yg
Ketidakseimbangan volume cairan
terinfeksi
nutrisi: kurang dari Makanan & Minuman/air
kebutuhan tubuh DEHIDRASI terkontaminasi: unggas, reptile,
mamalia, serangga
Laju Metabolisme Hewan peliharaan

Hipertermia Suhu Tubuh & Demam Resiko Kontaminasi


Resiko menularkan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan infeksi
8

2.4 Tanda dan Gejala


1. Anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinja
menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran
menurun.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

Bentuk klinis diare


Diagnose Didasarkan Pada Keadaan
Diare cair akut a. Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14
hari
b. Tidak mengandung darah
Kolera a. Diare air cucian beras yang sering ada banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat, atau
b. Diare dengan dehidrasi berat selama terjadinya KLB
kolera, atau
c. Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V cholers 01
atau 0139
Disentri a. Diare berdarah (dilihat atau dilaporkan)
Diare persisten a. Diare yang berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare dengan gizi buruk a. Diare apapun yang disertai gizi buruk
Diare terkait antibiotika a. Mendapat pengobatan antibiotic oral spectrum luas
(Antibiotic Associated
Diarrhea)
Invaginasi a. Dominan darah dan lender dalam tinja
b. Massa intra abdominal (abdominal mass)
c. Tangisan keras dan kepucatan pada bayi

Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare


Klasifikasi Tanda-tanda atau gejala Pengobatan
Dehidrasi berat Terdapat 2 atau lebih tanda: Beri cairan untuk diare
a. Letargis/tidak sadar dengan dehidrasi berat
9

b. Mata cekung
c. Tidak bisa minum atau malas minum
d. Cubitan perut kembali sangat lambat
( 2 detik)
Dehidrasi ringan Terdapat 2 atau lebih tanda: a. Beri anak dengan cairan
atau sedang a. Rewel gelisah dengan makanan untuk
b. Mata cekung
dehidrasi ringan
c. Minum dengan lahap atau haus
b. Setelah rehidrasi,
d. Cubitan kulit kembali dengan lambat
nasehati ibu untuk
penangan dirumah dan
kapan kembali segera
Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda untuk a. Beri cairan dan makanan
diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan untuk menangani diare
atau berat dirumah
b. Nasehati ibu kapan
kembali segera
c. Kunjungan ulang dalam
waktu 5 hari jika tidak
membaik

2.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan tinja ; Makroskopis dan mikroskopis, PH dan kadar gula dalam
tinja, Bila perlu diadakan uji bakteri .
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

2.6 Penatalaksanaan Medik


Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1. Cairan per oral ; Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan
peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk
diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada
anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium
50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam
dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung
NaCl dan sukrosa.
10

2. Cairan parentral ; Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat,


dengan rincian sebagai berikut:
1) Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
(1) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set
berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20
tetes).
(2) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset
berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
(3) 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit.
2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau
10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
3) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
(1) 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
(2) 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
(3) 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
4) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
(1) Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam,
jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 %.
(2) Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1
ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
5) Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).
3. Pengobatan dietetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh.
2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai
sedang atau tak jenuh.
4. Obat-obatan , Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang
hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin,
tepung beras, dsb).
11

2.7 Komplikasi
Komplikasi dari daire ada :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia(dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia,
perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia.
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
lactase.
6. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).

2.8 Asuhan Keperawatan Teori


2.8.1 Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan
penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara
intervensi,observasi,psikal assessment. Identitas klien.

1. Riwayat keperawatan. Awal serangan: Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu


tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
2. Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun
besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir
kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu.
4. Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.
5. Riwayat psikososial keluarga: dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu
sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak
mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit
anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
6. Kebutuhan dasar.
1) Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.
2) Pola nutrisi : diawali dengan mual,muntah,anopreksia,menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
3) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen
12

yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.


4) Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
5) Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya
nyeri akibat distensi abdomen.
7. Pemerikasaan fisik.
1) Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran
composmentis sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan
lemah,pernapasan agak cepat.

2) Pemeriksaan sistematik :
(1) Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan
bibir kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
(2) Perkusi : adanya distensi abdomen.
(3) Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
(4) Auskultasi : terdengarnya bising usus.
3) Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang: pada anak diare akan mengalami
gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun.
4) Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum
intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan
kualitatif.

2.8.2 Diagnosa Keperawatan


1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan
melalui feses atau emesis.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.
3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus
saluran gastrointestinal.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.

2.8.3 Intervensi Keperawatan


1. Diagnosa keperawatan 1: Kurang volume cairan berhubungan dengan
kehilangan GI berlebihan melalui feses atau emesis.
Kriteria hasIL : Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan
mempertahankan hidrasi adekuat.

Intervensi Rasional
13

1. Beri larutan rehidrasi oral (LRO). 1. Untuk rehidrasi dan penggantian


kehilangan cairan melalui feses.
2. Beri LRO sedikit tapi sering,
2. Karena muntah, kecuali jika
khususnya bila anak muntah.
muntah itu hebat, bukanlah
kontraindikasi untuk penggunaan
3. Berikan dan pantau cairan IV
LRO.
sesuai ketentuan. 3. Untuk dehidrasi hebat dan
4. Beri agens antimikroba sesuai
muntah.
ketentuan. 4. Untuk mengobati patogen khusus
yang menyebabkan kehilangan
5. Setelah rehidrasi, berikan diet
cairan yang berlebihan.
reguler pada anak sesuai toleransi.
5. Penelitian menunjukkan
6. Ganti LRO dengan cairan rendah pemberian ulang diet normal
natrium seperti air, ASI, formula secara dini bersifat
bebas-laktosa, atau formula yang menguntungkan untuk
mengandung setengah laktosa. menurunkan jumlah defekasi dan
7. Pertahankan pencatatan yang ketat
penurunan berat badan serta
terhadap masukan dan keluaran
pemendekan durasi penyakit.
(urin, feses, dan emesis). 6. Mempertahankan terapi cairan.
8. Pantau berat jenis urin setiap 8 jam 7. Mengevaluasi keefektifan
atau sesuai indikasi. intervensi.
9. Timbang berat badan anak. 8. Untuk mengkaji hidrasi.
10. Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, 9. Untuk mengkaji dehidrasi.
10. Untuk mengkaji hidrasi.
membrane mukosa, dan status
11. Karena cairan ini biasanya tinggi
mental setiap 4 jam atau sesuai
karbohidrat, rendah elektrolit dan
indikasi.
mempunyai osmolalitas tinggi.
11. Hindari masukan cairan jernih
12. Untuk menjamin hasil optimum
seperti jus buah, minuman
dan memperbaiki kepatuhan
berkarbonat, dan gelatin.
terhadap aturan terapeutik.
12. Instrusikan keluarga dalam
memberikan terapi yang tepat,
pemantauan masukan dan keluaran
dan mengkaji tanda-tanda
dehidrasi.
14

2. Diagnosa keperawatan 2: Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak
adekuat.
Kriteria hasil : Pasien mengkonsumsi nutrsi yang adekuat untuk
mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia.

Intervensi Rasional

1. Setelah dehidrasi, instrusikan ibu 1. Karena hal ini cenderug


menyusui untuk melanjutkan mengurangi kehebatan dan durasi
pemberian ASI. penyakit.
2. Hindari pemberian diet dengan 2. Karena diet ini rendah dalam
pisang, beras, apel, dan roti energi dan protein terlalu
panggang atau teh. tinggidalam karbohidratdan
3. Observasi dan catat respon
rendah elektrolit.
terhadap pemberian makan. 3. Untuk mengkaji toleransi
4. Instrusikan keluarga dalam
pemberian makan.
memberikan diet yang tepat. 4. Untuk meningkatkan kepatuhan
5. Gali masalah dan prioritas anggota
terhadap program terapeutik.
keluarga. 5. Untuk memperbaiki kepatuhan
terhadap program terapeutik.

3. Diagnosa keperawatan 3: Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan


mikroorganisme yang menembus saluran gastrointestinal.
Kriteria hasil : pasien (orang lain) tidak menunjukkan tanda infeksi
gastrointestinal.

Intervensi Rasional

1. Implementasikan isolasi substansi 1. Untuk mencegah penyebaran


tubuh atau praktek pengendalian infeksi.
2. Untuk mengurangi resiko
infeksi Rumah Sakit, termasuk
penyebaran infeksi.
pembuangan feses dan pencucian
3. Untuk mengurangi kemungkinan
yang tepat, serta penanganan
penyebaran feses.
specimen yang tepat. 4. Superabsorbent untuk
2. Pertahankan pencucian tangan
menampung feses dan
yang benar.
menurunkan kemungkinan
3. Pakaikan popok dengan tepat.
4. Gunakan popok sekali pakai. terjadinya dermatitis popok.
5. Upayakan untuk mempertahankan 5. Untuk mencegah penyebaran
bayi dan anak kecil dari infeksi.
15

menempatkan tangan dan objek


dalam area terkontaminasi.
6. Untuk mengurangi resiko
6. Instrusikan anggota keluarga dan
penyebaran infeksi.
pengunjung dalam praktek isolasi,
khususnya mencuci tangan.

4. Diagnosa keperawatan 4: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan


iritasi karena diare.
Kriteria hasil : Kulit pasien tetap utuh.

Intervensi Rasional

1. Ganti popok dengan sering. 1. Untuk menjaga agar kulit tetap


2. Bersihkan bokong perlahan-lahan
bersih dan kering.
dengan sabun lunak, non alkalin, 2. Karena feses diare sangat
dan air atau celupkan anak dalam mengiritasi kulit.
3. Untuk melindungi kulit dari
bak untuk pembersih yang lembut.
3. Beri salep seperti seng oksida (tipe iritasi.
4. Untuk meningkatkan
salep data bervariasi untuk setiap
penyembuhan.
anak dan memerlukan periode
5. Untuk memudahkan
percobaan).
penyembuhan.
4. Pajankan dengan ringan kulit utuh
6. Karena akan menyebabkan rasa
yang kemerahan pada udara jika
menyengat.
mungkin; Berikan salep pelindung 7. Untuk mengobati infeksi jamur
pada kulit yang sangat teriritasi kulit.
atau kulit terekskoriasi.
5. Hindari menggunakan tissue basah
yang dijual bebas yang
mengandung alcohol pada kulit
yang terekskoriasi.
6. Observasi bokong dan perineum
akan adanya infeksi, seperti
Candida.
7. Berikan obat anti jamur yang tepat.
16
17

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Anamnesa
Pengkajian Tanggal : 18 Agustus 2017/ 08:30 WIB
3.1.1 Identitas Pasien
Nama Klien : An. A
TTL : Palangka Raya, 09-01-2017 ( 7 bulan 9 hari)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Banjar/Indonesia
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Jln. Pelatuk III No.33
Diagnosa medis : Diare Non Spesifik
3.1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama Klien : Tn. S
TTL : Palangka Raya, 12-08-1992
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Pelatuk III No. 33
Hubungan keluarga : Ayah kandung
3.1.3 Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anaknya BAB cair sejak 2 hari yang lalu, dalam 1
hari lebih dari 5 kali .
3.1.4 Riwayat Kesehatan
3.1.4.1 Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya BAB cair sejak 2 hari yang lalu, dalam 1
hari lebih dari 5 kali .. BAB cair disertai demam dan sedikit batuk. Ibu AN.A
tidak mengerti cara penanganan pada An.A, kemudian klien An.A dibawa ke UPT
Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya untuk mengetahui keadaan anaknya dan
mendapat pengobatan yang lebih optimal. Saat dikaji TTV klien didapatkan hasil
N: 120x/menit, RR: 25x/menit dan S: 37,90C.
3.1.4.2 Riwayat Kesehatan Lalu
18

Ibu klien mengatakan, An.A tidak pernah mengalami sakit yang sama seperti
sekarang. Bayi lahir secara spontan karena posisi bayi, berat badan lahir 3 kg dan
menangis spontan. Imunisasi seperti HB0,BCG lalu DPT dan Polio.
3.1.4.3 Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami diare seperti An.A. Tidak ada
keluarga yang mengalami penyakit jantung, ISPA, TB Paru, Hepatitis.

3.1.4.4 Susunan Genogram 3 (tiga) generasi

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Pasien

= Tinggal Serumah

= Garis keturunan

3.2 Pemeriksaan Fisik


3.2.1 Keadaan Umum :
Klien tampak rewel, wajah tampak sedikit pucat , TTV klien N: 120x/menit,
RR: 25x/menit dan S: 37,90C.
3.2.2 Tanda Vital
TD : - mmHg
N : 120 x/menit
S : 37,9 0C
19

RR : 25 x/menit

3.2.3 Kepala dan Wajah


3.2.3.1 Ubun-ubun
1) Menutup : sudah menutup
2) Keadaan :datar
3) Kelainan :tidak ada
3.2.3.2 Rambut
1) Warna : hitam
2) Keadaan : tidak rontok. Tidak mudah di cabut, dan kusam
3.2.3.3 Kepala
Keadaan kulit kepala: bersih, tidak ada peradangan dan benjolan.
3.2.3.4 Mata
1) Bentuk : Simetris
2) Conjungtiva : merah muda
3) Sklera : putih
4) Reflek pupil : Kanan (+), Kiri (+)
5) Oedem Palpebra : Tidak ada
6) Ketajaman penglihatan : baik
3.2.3.5 Telinga
1) Bentuk : Simetris
2) Serumen : tidak ada
3) Peradangan :tidak ada
4) Ketajaman pendengaran: pada saat penkajian An. A mampu menoleh
pada ke arah suara pada saat interaksi.
3.2.3.6 Hidung
1) Bentuk : Simetris
2) Secret : tidak ada
3) Pasaseudara : tidak ada
4) Fungsi penciuman : tidak dilakukan pengkajian
3.2.3.7 Mulut
1) Bibir : Simetris, cukup lembab
2) Gigi :tampak bersih
3) Jumlahgigi : belum lengkap
4) Data lain :-
3.2.3.8 Leher dan Tengorokan
1) Bentuk :simetris
2) Reflek menelan : baik
3) Pembesaran tonsil : tidak ada
4) Pembesaran vena jugularis :tidak ada
20

5) Benjolan : tidak ada


6) Peradangan : tidak ada
3.2.3.9 Dada
Bentuk : simetris
Retraksi dada : tidak ada
Bunyi nafas : normal
Tipe pernafasan : dada
Bunyi jantung : S1 dan dan S2 tunggal (Lub dub)
Iktus cordis : tidak ada
Bunyi tambahan : tidak ada
Nyeri dada : tidak ada
Keadaan payudara : simetris

3.2.3.10 Punggung
1) Bentuk : simetris
2) Peradangan : tidak ada
3) Benjolan : tidak ada
3.2.3.11 Abdomen
1) Bentuk : simetris
2) Bising usus : meningkat
3) Asites : tidak ada
4) Massa : tidak ada
5) Hepatomegali : tidak ada
6) Spenomegali : tidak ada
7) Nyeri : tidak ada
3.2.3.12 Pergerakan/ tonus otot:
1) Kekuatan otot:
- Ekstremitas atas 5555 5555 (bebas bergerak dan dapat menahan tahanan
yang setimpal).
- Ekstremitas bawah 5555 5555(bebas bergerak dan dapat menahan tahanan
yang setimpal).
2) Seluruh Activity Daily Living (ADL) An. A dibantu oleh orang tua.
3) Skala aktivitas 2 (memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain).
4) Oedem : tidak ada
5) Sianosis : tidak ada
6) Clubbing finger : tidak ada
7) Capillary Refill Time: <2 detik
8) Keadaan kulit/turgor : cukup elastis
3.2.3.13 Genetalia
1) Kebersihan : tidak dikaji
2) Hipospadia : tidak dikaji
3) Epispadia: tidak dikaji

3.3 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


1) Gizi: gizi pasien baik, pasien berusia 7 bulan memiliki, BB 6,7 kg.
21

2) Kemandirian dalam bergaul: An. A bermain sesuai dengan kemampuan


perkembangannya.
3) Motorik halus: tidak dikaji
4) Motorik kasar: tidak dikaji
5) Kognitif dan bahasa: An. A belum dapat berbicara, hanya menggumam
maupun menangis sesuai dengan kemampuan perkembangannya.
6) Psikososial: -
3.4 Pola Aktifitas Sehari-Hari
No Polak ebiasaan Sebelum sakit Saat sakit
1 Nutrisi
a. Frekuensi 7 x sehari x sehari
b. Nafsu makan/selera Cukup baik Baik
c. Jenis makanan ASI, Sun ASI, Sun
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1-2 x sehari >5x sehari
Konsistensi Lembek Cair
b. BAK
Frekuensi 5-6 x sehari 5-6 x
Konsistensi Cair, bening Cair, bening
3 Istirahat/tidur
a. Siang/ jam 1-2 jam 1-2 jam
b. Malam/ jam 8-9 jam 8 jam
4 Personal hygiene
a. Mandi 2 x sehari 1-2 x sehari
b. Oral hygiene 2 x sehari dilakukan
c. Kebersihan rambut 2 x seminggu dilakukan
d. Berpakaian 2 x sehari 2-3 x ganti/hari
e. Kebersihan kuku dilakukan
1 x seminggu

3.5 Data Penunjang


Tidak Ada
Penatalaksanaan Medis

No Terapi Dosis Rute Indikasi


1. Paracetamol 3x250mg Oral Meredakan rasa sakit dan demam
2. Cotrimoxazole 2x480mg Oral Obat antibiotik yang memiliki
spektrum luas yang efektif terhadap
kuman gram positif dan gram
negatif. Obat ini biasa diresepkan
oleh dokter untuk mengatasi
penyakit infeksi baik infeksi
saluran napas atas, infeksi saluran
kemih dan infeksi saluran cerna
22

seperti diare.
3. Zinz 3x20 mg Oral Untuk penanganan diare
4. Ambroxol 2x15mg Oral Agen mukolitik untuk
mengencerkan dahak.
23

3.7 ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN


MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
Data Subjektif: Invasi Bakteri, Invasi Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Ibu klien mengatakan Virus
anaknya BAB cair sejak 2
hari yang lalu, dalam 1 hari
lebih dari 5 kali . Diare

Data Objektif:
1. TTV: Peningkatan output dan
- N : 120 x/menit Penurunan intake cairan
- S : 37,90C
- RR : 25x/menit & elektrolit
2. An.A tampak rewel
3. Wajah tampak sedikit
pucat Gangguan
4. Bising usus meningkat Keseimbangan cairan
5. Keadaan kulit/turgor :
cukup lembab/cukup dan elektrolit
elastis
6. Kulit teraba hangat

Data Subjektif: Orang tua klien kurang Defisit pengetahuan


mengetahui kondisi
Ibu klien mengatakan: yang dialami anaknya
tidak mengerti
penyebab .Diare pada
anaknya Kurang terpaparnya
informasi tentang Diare
Data Objektif:
1. Ibu klien tampak
Defisit Pengetahuan
bingung
2. Ibu klien bertanya
tentang penyakit
anaknya
3. Ibu klien saat ditanya
tidak bisa menyebutkan
apa saja penyebab diare
maupun cara
mengatasinya
24

3.8 PRIORITAS MASALAH


1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
Peningkatan output dan Penurunan intake cairan & elektrolit.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
tentang Diare.
25

3.9 INTERVENSI KEPERAWATAN


DiagnosaKeperawatan Tujuan (Kriteriahasil) Intervensi Rasional

1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui keadaan umum klien.
2. Kaji tanda-tanda keadaan turgor kulit 2. Untuk mengetahui adanya dehidrasi dan
keseimbangan cairan keperawatan selama 3 x 24
dan membran mukosa penentuan penanganan selanjutnya.
dan elektrolit jam diharapkan
3. Timbang berat badan anak 3. Untuk mengetahui status gizi dan
berhubungan dengan keseimbangan cairan dan 4. Anjurkan Ibu untuk tetap memberikan
perubahan berat badan klien
Peningkatan output dan elektrolit membaik kriteria ASI dan makanan pendamping ASI 4. Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
Penurunan intake cairan hasil: dengan teratur. elektrolit anak
5. Anjurkan Ibu dan keluarga menjaga 5. Untuk mencegah terjadinya Diare yang
& elektrolit.
1) Tanda-tanda vital dalam kebersihan dengan mencuci tangan berlanjut
batas normal. 6. Untuk membantu proses penyembuhan
(sebelum menyiapkan makanan, setelah
N :120-160x / menit klien.
S : 36,50C-37,50C menyiapkan makanan, sebelum
RR: 20-30x / menit memberikan anak makan dan
2) Frekuensi BAB <4x
setelahnya, sebelum dan sesudah
perhari
3) Konsistensi lembek membersihkan BAB/BAK anak)
4) Turgor kulit baik 6. Kolaborasi dalam pemberian obat.
5) Membran mukosa lembab

2. Kurang Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat pengetahuan Ibu klien 1. Untuk mengetahui sejauh mana
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 pengetahuan Ibu klien tentang Diare.
Diare (Pengertian, tanda gejala, 2. Untuk menambah pengetahuan Ibu klien
kurang terpaparnya jam, diharapkan Ibu klien
penyebab, komplikasi, maupun tentang Diare
informasi tentang Diare mengerti tentang Diare
26

dengan kriteria hasil: penanganan diare)


3. Beri waktu untuk Ibu klien bertanya 3. Untuk membantu pemahaman Ibu klien
1) Ibu klien kooperatif tentang penjelasan yang kurang tentang Diare.
2) Ibu klien tidak terlihat
dimengerti.
bingung 4. Untuk mengetahui sejauh mana Ibu klien
4. Evaluasi pengetahuan Ibu klien tentang
3) Ibu klien dapat dapat mengerti dari apa yang telah
pengertian, penyebab, komplikasi serta
menjelaskan kembali dijelaskan.
cara mengatasi diare.
pengertian, penyebab,
kompliksi serta cara
mengatasi Diare.
27

3.10 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Jumat, 18 Agustus 1. Mengkaji tanda-tanda keadaan turgor kulit 15:00 WIB
2017
dan membran mukosa
2. Mengkaji tanda-tanda vital S: Ibu klien mengatakan anak masih rewel
3. Menimbang berat badan anak dan badan An.A teraba hangat.
4. Menganjurkan Ibu untuk tetap memberikan
O:
ASI dan makanan pendamping ASI dengan
1. TTV:
teratur. - N : 122 x/menit
5. Menganjurkan Ibu dan keluarga menjaga - S : 37,6 0C Ocvilien Chornelyn
- RR : 27x/menit
kebersihan dengan mencuci tangan (sebelum
2. Badan teraba hangat
menyiapkan makanan, setelah menyiapkan 3. An.A tampak rewel
4. Wajah tidak pucat
makanan, sebelum memberikan anak makan
5. Keadaan kulit/turgor : lembab/elastis
dan setelahnya, sebelum dan sesudah
A: Masalah teratasi sebagian
memberihkan BAB/BAK anak)
6. Berkolaborasi dalam pemberian obat. P: Lanjutkan/pertahankan intervensi
28

Jumat, 18 Agustus 1. Mengkaji tingkat pengetahuan Ibu klien 15:10 WIB


2017 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
Diare (Pengertian, tanda gejala, penyebab, S: Ibu klien mengatakan sudah mengerti
komplikasi, maupun penanganan diare) tentang Diare yang dialami anaknya.
3. Memberi waktu untuk Ibu klien bertanya
O:
tentang penjelasan yang kurang dimengerti. 1. Ibu An.A tampak kooperatif
4. Mengevaluasi pengetahuan Ibu klien tentang 2. Ibu An.A tidak terlihat bingung
3. Ibu An.A dapat menjelaskan kembali
pengertian, penyebab, komplikasi serta cara
tentang pengertian, tanda gejala,
mengatasi diare. penyebab, komplikasi, maupun Ocvilien Chornelyn
penanganan diare

A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi.
29

CATATATAN PERKEMBANGAN
No Hari/Tanggal ; Jam Implementasi Evaluasi TTD
1. Sabtu, 19 Agustus Diagnosa 1 15:00 WIB
2017 1. Mengobservasi tanda-tanda keadaan turgor
kulit dan membran mukosa S: Ibu klien mengatakan anaknya sudah
2. Mengkaji tanda-tanda vital tidak rewel dan badan An.A masih teraba
3. Menganjurkan Ibu untuk tetap hangat.
memberikan ASI dan makanan
O:
pendamping ASI dengan teratur. 6. TTV:
4. Menganjurkan Ibu dan keluarga menjaga - N : 124 x/menit
- S : 37,4 0C
kebersihan dengan mencuci tangan
- RR : 27x/menit
(sebelum menyiapkan makanan, setelah 7. Badan teraba hangat
8. An.A tidak tampak rewel Ocvilien Chornelyn
menyiapkan makanan, sebelum
9. Wajah tidak pucat
memberikan anak makan dan setelahnya, 10. Keadaan kulit/turgor : lembab/elastis
sebelum dan sesudah memberihkan
A: Masalah teratasi sebagian
BAB/BAK anak)
5. Anjurkan Ibu untuk memberikan anak obat P: Lanjutkan/pertahankan intervensi

dengan teratur (Berkolaborasi dalam


pemberian obat.)

29
30

No Hari/Tanggal ; Jam Implementasi Evalua

2. Minggu, 20 Diagnosa 1 15:00 WIB


Agustus 2017 1. Mengobservasi tanda-tanda keadaan
turgor kulit dan membran mukosa S: Ibu klien mengatakan
2. Mengkaji tanda-tanda vital tidak rewel dan BAB <
3. Menganjurkan Ibu dan keluarga
O:
menjaga kebersihan dengan mencuci 1. TTV:
tangan (sebelum menyiapkan makanan, - N : 120 x/menit
- S : 36,7 0C
setelah menyiapkan makanan, sebelum - RR : 26x/menit
memberikan anak makan dan setelahnya, 2. Badan teraba hang
3. An.A tidak tampak
sebelum dan sesudah memberihkan 4. Wajah tidak pucat
BAB/BAK anak) 5. Keadaan kulit/turg
4. Anjurkan Ibu untuk memberikan anak
A: Masalah teratasi
obat dengan teratur (Berkolaborasi dalam
pemberian obat.) P: Hentikan intervensi

30
31

DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

A.Aziz Alimul Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Salemba


medika : Jakarta.

Nursalam, ddk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak (Untuk Perawat Dan
Bidan). Salemba Medika: Jakarta

Suriadi, dkk. 2001. Asuhan keperawatan pada anak. CW Sagung Seto: Jakarta

Will kj. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan
Criteria Hasil NOC. EGC: Jakarta

Wong dll. 2004. Pedoman klinis keperawatan pediatric edisi 4. EGC: Jakarta

31

Anda mungkin juga menyukai