Anda di halaman 1dari 19

1.

Isi Pembukaan UUD 1945, Makna, dan Kandungan


Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa,
b. kemanusiaan yang adil dan beradab,
c. persatuan Indonesia, dan
d. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan,
e. serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

a. Pokok Pikiran 1 (Pertama)


"Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan dasar
persatuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".
Arti/Kandungan : Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mengandung pengertian bahwa negara
persatuan adalah negara yang melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Negara mengatasi segala
paham golongan, menghendaki persatuan yang meliputi segenap bangsa Indonesia. Dengan demikian,
pokok pikiran pertama merupakan penjelmaan sila 3Pancasila.

b. Pokok Pikiran II (Kedua)


"Negara hendak mewujudkna keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".
Arti/Kandungan : Hal ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran
bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan masyarakat. Dengan demikian, pokok pikiran kedua adalah penjelmaan sila kelima
Pancasila.

3. Pokok Pikiran III (Ketiga)


"Negara yang berkedaulatan rakyat, yaitu berdasarkan kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan".
Arti/Kandungan : Hal ini menyatakan bahwa sistem negara yang terbentuk dalam undang-undang
dasar haruslah berdasar kedaulatan rakyat dan berdasar permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran
ketiga adalah penjelmaan sila keempat Pancasila.

4. Pokok Pikiran IV (Keempat)


"Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab".
Artinya/Kandungan : Hal ini menunjukkan konsekuensi logis bahwa undang-undang dasar harus
mengundang isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara
budi pekerti kemanusiaan yang luhur, dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Pokok
pikiran keempat merupakan penjelmaan sila kesatu dan kedua Pancasila.

2. Perubahan Sistem Pemerintahan


1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949
Lama periode : 18 Agustus 1945 27 Desember 1949
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945

Sistem pemerintahan awal yang digunakan oleh Indonesia adalah sistem pemerintahan presidensial.
Namun, seiring datangnya sekutu dan dicetuskannya Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16
November 1945, terjadi pembagian kekuasaan dalam dua badan, yaitu kekuasaan legislatif dijalankan
oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-kekuasaan lainnya masih tetap
dipegang oleh presiden sampai tanggal 14 November 1945. Berdasarkan Maklumat Pemerintah 14
November 1945 ini, kekuasaan eksekutif yang semula dijalankan oleh presiden beralih ke tangan
menteri sebagai konsekuensi dari dibentuknya sistem pemerintahan parlementer.

2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950


Lama periode : 27 Desember 1949 15 Agustus 1950
Bentuk Negara : Serikat (Federasi)
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer)
Konstitusi : Konstitusi RIS

Adanya Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dengan delegasi Belanda menghasilkan
keputusan pokok bahwa kerajaan Balanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat
dan tidak dapat dicabut kembali kepada RIS selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949.
Dengan diteteapkannya konstitusi RIS, sistem pemerintahan yang digunakan adalah parlementer.
Namun karena tidak seluruhnya diterapkan maka Sistem Pemerintahan saat itu disebut Parlementer
semu

3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959


Lama periode : 15 Agustus 1950 5 Juli 1959
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Parlementer
Konstitusi : UUDS 1950

UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950
hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih
Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga
berlarut-larut. Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang
diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.Isi dekrit presiden 5 Juli 1959 antara lain :
1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
2. Pembubaran Konstituante
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
Dikeluarkannya dekrit presiden ini diiringi dengan perubahan sistem pemerintahan dari parlementer
ke presidensial.

4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Orde Lama)


Lama periode : 5 Juli 1959 22 Februari 1966
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945

5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)


Lama periode : 22 Februari 1966 21 Mei 1998
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945

6. Sistem Pemerintahan Periode 1998 sekarang


Lama periode : 21 Mei 1998 sekarang
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial

Sistem pemerintahan RI menurut UUD 1945 tidak menganut suatu sistem dari negara manapun,
melainkan suatu sistem yang khas bagi bangsa Indonesia. Hal ini tercermin dari proses pembentukan
bangsa NKRI yang digali dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Menurut UUD 1945,
kedudukan Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Sistem ketatanegaraan yang
kepala pemerintahannya adalah Presiden dinamakan sistem presidensial . Presiden memegang
kekuasaan tertinggi negara di bawah pengawasan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Dalam
pelaksanaan sistem pemerintahan ini, terdapat beberapa perubahan pokok-pokok sistem pemerintahan
Indonesia, sebelum dan sesudah Amandemen UUD 1945.

a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.


Yang menjadi pokok dari sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan
negara tersebut sebagai berikut.

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).


2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, selain itu menteri negara tidak bertanggungjawab
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru. Ciri dari sistem pemerintahan
masa orde baru ini adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir
semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan
pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Oleh sebab itu tidak adanya pengawasan
dan tanpa persetujuan DPR, maka kewenangan presiden sangat besar dan cenderung dapat
disalahgunakan.

Sehingga muncul suatu reformasi untuk menjaga adanya penyalahgunaan wewenang dengan
melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Amandemen tersebut dilakukan pada 19 Oktober 1999,
18 Agustus 2000, 9 November 2001, 11 Agustus 2002.
3. Pembagian Hukum
Pembagian hukum dalam beberapa golongan hukum yaitu:

Undang-
undang

Hukum ilmu Kebiasaan

Menurut
sumbernya

Yurisprudensi Traktat

a.
Menurut sumbernya hukum dapat dibagi dalam:

1) (wettenrech) : Undang-undang adalah hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-


undangan.
2) (gewoonte-en adatrech) : Kebiasaan adalah hukum yang terletak di dalam peraturan-peraturan
kebiasaan (adat).
3) (tractaten recht) : Traktat adalah hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu
perjanjian antarnegara. Perjanjian tersebut biasanya meliputi bidang-bidang politik dan ekonomi.
4) (yurisprudentie recht) : Yurisprudensi adalah hukum yang terbentuk karena putusan hakim.
Keputusan hakim kemudian dijadikan rujukan oleh hakim pada selanjutnya untuk memutuskan
sesuatu perkara.
5) (wetenscaps recht) : Hukum ilmu adalah hukum yang pada dasarnya berupa ilmu hukum yang
terdapat dalam pandangan para ahli hukum yang terkenal dan sangat berpengaruh.

b. Menurut bentuknya
Menurut bentuknya hukum dapat dibagi dalam hukum yang dikodifikasikan, tertulis, dan tidak
tertulis.
1) Hukum tettulis
Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundangan. Hukum
tertulis ada dua macam, antara lain sebagai berikut :
b) Hukum tertulis yang telah dikodifikasikan seperti KUH Perdata/BW (Burgerlijk Wetboek) dan
KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana). Kodifikasi adalah pembukuan bahan-bahan hukum
yang sejenis secara sistematis dan lengkap dalam satu kitab undang-undang.
c) Hukum tertulis yang belum terkodifikasikan misalnya hukum perkoperasian.

2) Hukum tidak tertulis


Hukum tidak tertulis adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan di masyarakat tetapi tidak
tertulis (disebut hukum kebiasaan). Hukum tidak tertulis tidak termaktub dalam suatu dokumen, tetapi
diyakini dan ditaati oleh suatu masyarakat tertentu. Dalam praktek kenegaraan, hukum tidak tertulis
disebut konvensi. Contoh: Pidato presiden setiap tanggal 16 Agustus di depan DPR.

c. Hukum menurut tempat berlakunya

Menurut tempat berlakunya hukum dibagi dalam:

1) Hukum nasional : Hukum nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara.
2) Hukum internasional : Hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum
dalam dunia internasional.
3) Hukum asing : Hukum asing adalah hukum yang berlaku dalam negara lain.

d. Hukum menurut waktu berlakunya

Menurut waktu berlakunya, hukum dibagi dalam:

1) Ius Constitutum (Hukum positif) : Hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat
tertentu dalam suatu daerah tertentu. Contohnya UUD 1945.
2) Ius Constituendum : Hukum yang diharapkan dapat berlaku di masa yang akan datang (hukum
yang dicita-citakan). Contohnya Aturan Peralihan Pasal 1 UUD 1945.
3) Ius Naturale/Hukum Asasi (Hukum alam) : Hukum yang berlaku di mana-mana dalam segala
waktu dan untuk segala bangsa di dunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu melainkan berlaku
untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun juga di seluruh tempat. Contohnya keadilan.

Ketiga macam hukum ini merupakan hukum duniawi.

e. Menurut cara mempertahankannya

Hukum menurut cara mempertahankannya dibagi dalam:

1) Hukum materiil : Hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan-


kepentingan dan hubungan-hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan-larangan.
Contoh:

a) Hukum pidana.
b) Hukum perdata.
c) Hukum dagang.
2) Hukum formil (Hukum proses atau hukum acara) : Hukum yang memuat peraturan-peraturan
yang mengatur bagaimana cara-cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material atau
peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara-caranya mengajukan sesuatu perkara ke muka
pengadilan dan bagaimana cara-caranya hakim memberi putusan. Contoh:

a) Hukum acara pidana.


b) Hukum acara perdata.
c) Hukum acara peradilan tata usaha negara.

f. Hukum menurut sifatnya

Menurut sifatnya hukum dapat dibagi dalam:

1) Hukum yang memaksa

Hukum yang memaksa adalah hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus dan mempunyai
paksaan mutlak. Misalnya dalam perkara pidana: seorang pencuri tertangkap karena sedang
membongkar jendela rumah orang tuanya pada malam hari. Kemudian diproses untuk diajukan ke
pengadilan, lalu diputus perkaranya. Walaupun orang tuanya tidak mempermasalahkan anaknya
mencuri bahkan tidak perlu diajukan ke pengadilan, tetapi hukum mewajibkan perkara tersebut harus
diproses (tanpa pandang bulu).

2) Hukum yang mengatur (hukum pelengkap) :

Hukum yang mengatur adalah hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang
bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian. Biasanya dilakukan dalam
perkara-perkara perdataan. Contoh: Alfans meminjam uang pada Benny dan berjanji akan
mengembalikannya sebulan kemudian. Ternyata sudah melewati batas yang telah ditentukan Alfans
tidak mau melunasi utangnya dengan alasan belum punya uang. Menurut Pasal 1365 KUH Perdata,
yang menyatakan: Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.
Berdasarkan pasal tersebut ada dua:

a) Kemungkinan pertama Alfans wajib membayar utang.


b) Kemungkinan kedua Alfans dibebaskan/diperpanjang pembayarannya asal ada kata sepakat
antara Alfans dan Benny, kemungkinan kedualah yang disebut hukum yang mengatur.

g. Hukum menurut wujudnya

Hukum menurut wujudnya dibagi dalam:

1) Hukum objektif

Hukum objektif adalah hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenal orang atau
golongan tertentu. Hukum ini hanya menyebutkan peraturan hukum saja yang mengatur hubungan
hukum antara dua orang atau lebih.
2) Hukum subjektif (hak)

Hukum subjektif adalah hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seorang
tertentu atau lebih. Hukum subjektif disebut juga hak. Pembagian jenis ini jarang digunakan orang.

h. Hukum menurut isinya

Hukum menurut isinya dibagi dalam:

1) Hukum privat (hukum sipil)

Hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan
orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perorangan. Yang termasuk hukum
privat adalah hukum perdata, yaitu hukum yang mengatur hubungan antarperorangan, dengan
menitikberatkan pada kepentingan perorangan (antara mereka yang berperkara). Hukum privat
mencakup antara lain:

a) Hukum perorangan yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan tentang manusia sebagai
subjek hukum dan tentang kecakapan untuk memiliki hak-hak dan untuk bertindak sendiri
melaksanakan hak-haknya.
b) Hukum keluarga yaitu hukum yang memuat aturan tentang perkawinan beserta hubungan dalam
hukum harta kekayaan antara suami istri, tentang hubungan orang tua, anak, perwalian, dan
pengampuan.
c) Hukum harta kekayaan yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum yang dapat dinilaikan
dengan uang. Hukum ini meliputi hak mutlak (hak-hak yang berlaku terhadap seseorang atau suatu
pihak tertentu).
d) Hukum waris yaitu hukum yang mengatur tentang benda/kekayaan seseorang yang sudah
meningal.
e) Hukum dagang yaitu hukum yang mengatur tentang hubungan antara produsen dan konsumen
dalam jual beli barang dan jasa.

2) Hukum publik (hukum negara)

Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan
atau hubungan antara negara dengan perorangan (warga negara). Hukum publik itu terdiri dari:

a) Hukum tata negara yaitu hukum yang mengatur bentuk dan susunan pemerintahan suatu negara
serta hubungan kekuasaan antara alat-alat perlengkapan negara satu sama lainnya dan hubungan
antara negara (pemerintah) dengan bagian-bagian negara.
b) Hukum tata usaha negara atau hukum tata pemerintahan yaitu hukum yang mengatur cara-cara
menjalankan tugas dari kekuasaan alat-alat perlengkapan negara.
c) Hukum internasional yang meliputi hukum perdata internasional dan hukum publik internasional.
d) Hukum pidana yaitu hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan apa yang dilarang dan
memberikan pidana kepada siapa yang melanggar serta mengatur bagiamana cara-cara mengajukan
perkara-perkara ke muka pengadilan.

Hukum pidana menitikberatkan pada perlindungan kepentingan umum atau negara. Hukum pidana
berisi:
(1) Peraturan-peraturan hukum yang melarang perbuatan tertentu, misalnya: mencuri, menipu,
memeras dan mengancam, membunuh, menganiaya dan lain-lain.
(2) Peraturan-peraturan yang mengharuskan dilakukan perbuatan-perbuatan tertentu, misalnya:
(a) Kewajiban memberitahukan kepada polisi tentang adanya permufakatan melakukan kejahatan.
(b) Kewajiban memberikan pertolongan kepada orang yang sedang diancam bahaya maut sedang ia
mampu berbuat untuk menolongnya.

Peraturan-peraturan hukum pidana diatur dalam KUHP dan peraturan-peraturan lainnya yang memuat
hukuman ancaman pidana. Jenis-jenis hukuman pidana sebagaimana diatur dalam pasal 10 KUHP
adalah:

(1) Hukuman pokok : Hukuman pokok terdiri dari hukuman mati, penjara, kurungan, dan denda.

(2) Hukuman tambahan : Hukuman tambahan berupa pencabutan beberapa hak-hak tertentu,
misalnya: hak untuk dipilih dalam pemilu atau hak untuk diangkat sebagai TNI. Hukuman tambahan
berupa rampasan barang-barang tertentu, misalnya pengumuman keputusan hakim.
4. UUD yang mengatur hukum

Pasal 1 ayat 3 berbunyi "Negara Indonesia Adalah Negara Hukum". Artinya Negara yang
menegakkan kekuasaan hukum tertinggi untuk menegakkan kebenaan dan keadilan, dan tidak ada
kekuasaan yang tidak dipertanggung jawabkan.
UUD 1945
Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

5. Pengertian Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang
berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita
kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi adalah bentuk
pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan
yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasibaik
secara langsung atau melalui perwakilandalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
6. Hak-hak Demokrasi
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi " Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ".
2. Hak membela negara.
Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara".
3. Hak Berpendapat.
Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang".
4. Hak kemerdekaan memeluk agama.
Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945 berbunyi, ayat (1) "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa", ayat (2) "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaan itu".
5. Hak kewajiban dalam membela negara.
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara".
6. Hak untuk mendapatkan pengajaran.
Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945 berbunyi, ayat (1) "Setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan", ayat (2) "Setiap negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya".
7. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
Pasal 32 ayat (1) UUD 1945 berbunyi "Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya".
8. Hak ekonomi atau hak mendapatkan kesejahteraan sosial.
Pasal 33 ayat (1) sampai (5)
1. Pasal 33 ayat (1) berbunyi "Perekomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan".
2. Pasal 33 ayat (2) berbunyi "Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banak dikuasai oleh negara".
3. Pasal 33 ayat (3) berbuni "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat".
4. Pasal 33 ayat (4) berbunyi "Perekonmian nasional diselenggarkan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional".
5. Pasal 33 ayat (5) berbunyi "ketetntuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini
diatur dalam undang-undang".
9. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial.
Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 berbunyi "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara".

7. Ciri Negara demokrasi


1. Legitimasi pemerintah
2. Pengaturan organisasi secara teratur dalam negara paling tidak terdapat 2 partai politik.
3.Setiap warga negara sudah memenuhi syarat berhak dalam pemilu
4. Setiap warga negara dalam pemilu dijamin kerahasiannya
5. Masyarakat dijamin kebebasannya
6. Memiliki pers yang bebas
Salah satu ciri-ciri negara demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan bertanggung jawab. Di
negara demokrasi, partisipasi rakyat mendapat tempat yang terhormat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Karenanya, negara demokrasi menjamin kemerdekaan menyampaikan pikiran baik secara
lisan maupun tulisan.
8. Sikap WN terhadap demokrasi (+)
Salah satu hak dan kewajiban contohnya yaitu hak dan kewajiban dalam demokrasi. Pemilu menjadi
sarana dalam demokrasi, pemilu sering disebut sebagai peserta demokrasi. Pemilu bertujuan untuk
memilih wakil-wakil rakyat. Pada saat pemilu, hak warga negara adalah ikut memilih dan dipilih.
Setiap rakyat bebas memilih calong hendak mewakili mereka tanpa ada tekanan maupun paksaan.
Dan dalam hal ini pemerintah wajib menjamin dan melindunginya. Dalam proses demokrasi, tiap
warga negara mempunyai beberapa hak yang melekat dalam dirinya, yaitu sebagai berikut:

1. Mengikuti proses pemilu (kampanye, pencoblosan dan penghitungan suara).


2. Mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.
3. Memilih wakil rakyat.
4. Mendirikan partai politik.
5. Menjadi anggota partai politik.
6. Mendapatkan perlakuan dan pelayanan yang sama dalam proses pemilihan umum.
7. Menggunakan hak pilihnya secara bebas dan bertanggung jawab tanpa adanya paksaan
maupun tekanan pihak lain.
8. Mendapat perlindungan dari negara atas pelaksanaan hak-hak yang dimilikinya.
Adapun kewajiban warga negara dan proses demokrasi antara lain sebagai berikut:

1. Melaksanakan hak pilihnya secara bebas dan bertanggung jawab.


2. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pelaksaan pemilu.
3. Patuh dan taat pada tata tertib maupun undang-undang yang berlaku.
4. Menghormati pendapat orang lain.
5. Mewujudkan kehidupan bermasyarakt yang demokratis dan damai.
6. Memaklumi dan menerima segala bentuk perbedaan.
7. Memahami, menyadari dan menerima persamaan kedudukan, harkat dan martabat manusia.
8. Mengembangkan sikap toleransi dan tenggang rasa terhadap sesama.
Selain mempunyai hak dan kewajiban, warga negara juga mempunyai fungsi dan tanggung jawab
dalam proses demokrasi. Dalam negara demokrasi, tiap warga negara berfungsi sebagai subjek
sekaligus objek maksudnya rakyatlah yang menjalankan proses, pemerintahan dan hasilnya ditujukan
untuk kepentingan rakyat pula. Secara lahiriah, hanya beberapa orang yang duduk di lemabga
perwakilan. Namun, mereka mengemban amanat seluruh rakyat Indonesia.

9. Pengertian wawasan nusantara


Wawasan nusantara adalah sebuah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia dimulai dari
lingkungannya dan mengutamakan persatuan serta kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Wawasan nusantara adalah sikap dan cara pandang warga negara Indonesia
yang didasarkan pada UUD 1945 dan Pancasila.
10. Sikap yang mengacu wasnus

11. Pengertian geopolitik


Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasa Yunani politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat
yang berdiri sendiri dan teia artinya urusan. Geopolitik merupakan Ilmu penyelenggaraan negara yang
setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah masalah geografi wilayah atau tempattinggal suatu
bangsa. Geopolitik biasa juga di sebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik diartikan sebagai sistem
politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh
aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi,
wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya, politik Negara itu secara
langsung akan berdampak pada geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada
geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala
sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara. Maka kebijakan
penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaanatau tempat tinggal negara itu. Geopolitik juga
bisa disebut wawasan nusantara.
12. Implementasi Wasnus

13. Wilayah Indonesia apa saja


Indonesia disebut juga sebagai Nusantara, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang
berjumlah 17.508 pulau. luas negara 5.193.250 km (mencakup daratan dan lautan).
14. Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
15. Warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara, yang berdasarkan hukum merupakan anggota
dari suatu negara.
16. Asas WN (ius soli sanguinis)
1. Asas Ius Soli dan Ius Sanguinis
a) Asas kelahiran (Ius Soli), adalah penentuan status kewarganegaraan seseorang berdasarkan
berdasarkan tempat dimana ia dilahirkan. Seseorang dilahirkan dinegara A maka ia menjadi warga
Negara A walupun orang tuanya adalah warga Negara B. asas ini dianut oleh Negara inggris, mesir,
amerika dan lain-lain.
b) Asas keturunan (Ius Sanguinis), adalah penentuan status kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan dari Negara mana seseorang berasal. Seseorang yang lahir di Negara A tetapi orang tuanya
warga Negara B, maka orang tersebut menjadi warga Negara B. asas ini dianut oleh Negara RRC.
17. Opsi WN (repudasi menolak bipatride punya 2 wn, apatride ga punya wn)
a. Bipatrid ( dwi Kewarganegaraan ) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara terkait
seseorang dianggap sebagai warganegara kedua negara itu. Misalnya, Adi dan Ani adalah suami istri
yang berstatus warga negara A namun mereka berdomisili di negara B. Negara A menganut asas ius-
sanguinis dan negara B menganut asas ius-soli. Kemudian lahirlah anak mereka Doni. Menurut negara
A yang menganut asas ius-sanguinis, Doni adalah warga negaranya karena mengikuti
Kewarganegaraan orang tuanya. Menurut negara B yang menganut ius-soli, Doni juga warga
negaranya, karena tempat kelahirannya adalah di negara B dengan demikian Doni mempunyai status
dua kewarganegaraan atau bipatride.
b. Sedangkan apartride ( tanpa Kewarganegaraan ) timbul apabila menurut peraturan
Kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warganegara dari negara manapun. Misalnya, Agus
dan Ira adalah suami istri yang berstatus warganegara B yang berasas ius-soli. Mereka berdomisili di
negara A yang berasas ius-sanguinis. Kemudian lahirlah anak mereka Adit, menurut negara A, Adit
tidak diakui sebagai warganegaranya, karena orang tuanya bukan warganegaranya. Begitu pula
menurut negara B, Adit tidak diakui sebagai warganegaranya, karena lahir di wilayah negara lain.
Dengan demikian Adit tidak mempunyai kewarganegaraan atau apatride.
c. Jadi, warga Negara adalah orang yang tinggal di suatu Negara dengan keterkaitan hukum dan
peraturan yang ada dalam Negara tersebut serta diakui oleh Negara, baik warga asli Negara tersebut
atau pun warga asing dan Negara tersebut memiliki ketentuan kepada siapa yang akan menjadi warga
Negaranya.
18. Kapan orang mendapat wn
1) Perwarganergaraan melalui permohonan dengan syarat di nomor 19
2) Pewarganegaraan melalui pernyataan di hadapan Pejabat. Pernyataan dilakukan apabila yang
bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut, kecuali dengan
perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda.
3) Pemberian kewarganegaraan oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR kecuali dengan
pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan berkewarganegaraan ganda.
4) Mengikuti kewarganegaraan orang tua
Anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia dengan sendirinya berkewarganegaraan Republik Indonesia. Anak warga negara asing yang
belum berusia 5 (lima) tahun yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak
oleh Warga Negara Indonesia memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia.
19. Syarat menjadi wn
a) telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
b) pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut;
c) sehat jasmani dan rohani;
d) dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e) tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
f) jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
g) mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
h) membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
20. Ps 29 tentang agama
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
21. Ps 26 tentang wn
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara,
(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
22. Implementasi kerukunan beragama
23. Separation of power
merupakan teori pemisahan kekuasaan yang dicetuskan oleh Montesquieu (1689 -1755), bahwa dalam
suatu sistem pemisahan kekuasaan itu harus terpisah (separation), antara lembaga legislatif, eksekutif,
dan yudikatif tidak terdapat kerjasama, tidak saling mengawasi satu sama lain, jadi terdapat
pemisahan kekuasaan diantara ketiga lembaga tersebut secara tegas.
1. Kekuasaan legislatif, dilaksanakan oleh suatu perwakilan rakyat (Parlemen).
2. Kekuasaan eksekutif, dilaksankan oleh pemerintah (Presiden atau Raja dengan bantuan
Menteri-menteri)
3. Kekuasaan yudikatif, dilaksanakan oleh badan peradilan (Mahkamah Agung dan pengadilan
di bawahnya).
24. Division of power
antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif terdapat kerja sama, saling mengawasi satu sama
lain, walaupun ketiganya mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang masing-masing.
25. Trias politica
Trias Politica adalah pemisahan kekuasaan kepada tiga lembaga yang berbeda, yaitu Legislatif,
Eksekutif, dan Yudikatif cetusan John Locke lalu dilanjutkan oleh Montesquieu.
1.) Badan Legislatif, yaitu badan yang bertugas membentuk undang-undang
2.) Badan Eksekutif, yaitu badan yang bertugas melaksanakan undang-undang
3.) Badan Yudikatif, yaitu badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan Undang-undang,
memeriksa dan mengadilinya.
26. Tugas dan wewenang presiden
Tugas Presiden :
Menjalankan pemerintahannya sesuai dgn UUD dan UU. Adalah tugas Presiden juga untuk
memastikan apakah jajaran pemerintahannya temasuk kepolisian dan kejaksaan telah patuh kepada
UUD dan UU itu.
1) Presiden sebagai kepala negara mempunyai tugas dan wewenang seperti berikut:
a) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
b) Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian, dan
perjanjian dengan negara lain.
c) Menyatakan negara dalam keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibat negara dalam keadaan
bahaya ditetapkan dengan undang-undang.
d) Mengangkat duta dan konsul serta menerima penempatan duta negara lain. Dalam hal ini,
presiden harus memperhatikan pertimbangan DPR.
e) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung (MA).
f) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
g) Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang.

2) Presiden sebagai kepala pemerintahan, mempunyai kekuasaan sebagai berikut:


a) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
b) Mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR.
c) Melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta
mengesahkan RUU menjadi undang-undang (UU).
d) Menetapkan peraturan pemerintah.
e) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
f) Meresmikan anggota BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
g) Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan disetujui oleh
DPR.
h) Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan presiden, DPR, dan Mahkamah Agung.
i) Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.

27. Tugas dan wewenang menteri


1. Mengikuti dan melakukan koordinasi pelakanaan kebijaksanaan dan program yang telah ditetakan
di bidang tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Menampung dan mengusahakan penyelesaian
masalah-masalah yang timbul serta mengikuti perkembangan keadaan dalam bidang yang
dikoordinasinya sehari-hari.
3. Melakukan koordinasi seerat-eratnya antara berbagai Direkur Jenderal dan pimpinan lembaga
lainnya dalam penanganan masalah-masalah yang mempunyai sangkut paut dengan bidang koordinasi
Menteri Negara yang bersangkutan.
4. Membina dan melakukan koordinasi dengan atau antar departemen dan instansi lainnya baik dalam
rangka pengumpulan bahan, pembahasan masalah yang dperlukan bagi perumusan kebijaksanaan dan
program yang menyangkut bidang yang menjadi tanggung awabnya, ataupun dalam menampng dan
memecahkan masalah yang timbul dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan program tertentu.
5. Menyampaikan laporan dan bahan keterangan serta saran-saran dan pertimbangan di bidang
tanggung jawabnya Kepada Menteri Pimpinan Departemen, Menteri Koordinator yang dibantunya,
dan Kepada Presiden.
Menteri Negara biasanya dibantu oleh satf ahli (sebanyak-banyaknya 4 orang) dan seorang Sekretaris
Menteri Negara.
28. Hubungakn eksekutif-legislatif-yudikatif
Badan yudikatif merupakan lembaga yang bertugas dalam hal peradilan dari berbagai
pelanggaran maupun persengketaan yang mengacu pada hukum yang berlaku di negara
tersebut, dan dasar hukum yang digunakan untuk acuan keputusan peradilan adalah produk
dari badan legislatif, dan eksekutif yang bertugas ikut menegakkan hukum yang berlaku
tersebut agar dapat berjalan dengan semestinnya ataupun juga bisa membuat peraturan dengan
cara berkolaborasi dengan legislatif dengan terlebih dahulu untuk mengajukan rancangan
peraturan tersebut.
Badan Legislatif, yaitu badan yang bertugas membentuk undang-undang
Badan Eksekutif, yaitu badan yang bertugas melaksanakan undang-undang
Badan Yudikatif, yaitu badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan Undang-undang,
memeriksa dan mengadilinya.
29. Kedudukan pemda (sentralisasi, desen, dekon, medebewind)
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip NegaraKesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar
Sentralisasi: Sentralisasi adalah penyerahan kekuasaan serta wewenang pemerintahan sepenuhnya
kepada pemerintah pusat. Lembaga keamanan negara, Bank Indonesia
Desentralisasi: Desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari pusat kepada daerah untuk
mengatur rumah tangganya sendiri, namun tidak untuk semua hal, kemananan, hukum dan kebijakan
fiskal adalah beberapa hal yang masih terpusat, namun ada pendelegasian kepada daerah. Dinas
Pendidikan
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang administrasi dari pemerintah pusat kepada pejabat di
daerah. Perlu digaris bawahi, pelimpahan wewenang yang dimaksud adalah hanya sebatas wewenang
administrasi, untuk wewenang politik tetap dipegang oleh pemerintah pusat. Bisa dikatakan
dekonsentrasi adalah perpaduan antara sentralisasi dan desentralisasi. Kantor pelayanan pajak
Medebewind (pembantuan) adalah penugasan pemerintah pusat kepada daerah dan desa dan dari
daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, dan prasarana,
serta sumer daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan
(Pasal 1 angka 9 UU No.32 Tahun 2004).
Pemerintah pusat dimaksud adalah Presiden dan Dewan Kabinet.
30. Pengertian ATHG
Ancaman
Ancaman merupakan salah satu bentuk usaha yang bersifat untuk mengubah atau merombak
kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional melalui segala tindak kriminal dan politis.
Ancaman Militer ini sendiri merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata
terorganisasi dan dinilai memiliki kemampuan yang berbahaya terhadap kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamtan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari dalam maupun
luar negeri. Beberapa macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara :
1. Dari Luar Negeri
Agresi
Pelanggaran Wilayah oleh Negara Lain
Spionase/Mata-mata
Sabotase
Aksi teror dari Jaringan Internasional
2. Dari Dalam Negeri
Pemberontakan bersenjata
Konflik horizontal
Aksi teror
Sabotase
Aksi kekerasan berbau SARA
Gerakan separatis
Ancaman Nonmiliter merupakan ancaman yang tidak bersenjata akan tetapi apabila tetap dibiarkan,
akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa.

Tantangan
Tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk menggugah kemampuan.

Hambatan
Hambatan adalah usaha yang ada dan berasal dari dalam diri sendiri yang memiliki sifat atau memiliki
tujuan untuk melemahkan dan menghalangi secara tidak konsepsional.

Gangguan
Gangguan m erupakan hal atau usaha yang muncul dari luar yang memiliki sifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak terarah.
31. Faktor penyebab ATHG + -
32. Contoh membangun sikap integritas dalam berbagai kehdiupan sosbundankam
33. Macam budaya politik
a. Parokial
- Masyarakat tidak menaruh minat pada politik/pastisipasi politik rendah
- Adanya kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kekuasaan politik dalam
masyarakat dipegang oleh kepala adat/suku
- Tidak ada spesialisasi tugas
b. Subjek (kaula)
- Masyarakat berminat dengan politik
- Pasif karena tidak ada keinginan untuk menilai sehingga hanya menurut saja
c. Partisipan
- Masyarakat berminat dan aktif dalam politik
- Dfdsf
34. HAM dalam nilai instrumental sila-sila Pancasila
a) UUD NRI 1945 Pasal 28A 28J
b) Tap MPR XVII/MPR/1998 tentang HAM
c) UU RI No. 5. Th 1998 tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dll
d) UU RI No. 39. Th 1999 tentang HAM
e) UU RI No. 26. Th 2000 tentang Pengadilan HAM
f) UU RI No. 11. Th 2005 tentang Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil
g) UU RI No. 12. Th 2005 tentang Konvenan Internasional tentang Hak-hak ekonomi
35. Jenis Pelanggaran HAM
Menurut UU RI No. 26 Th 2000:
a. Genosida
Setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:
1) Membunuh anggota kelompok
2) Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat
3) Menciptakan konfisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik
4) Memaksakan tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran
5) Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok
b. Kejahatan terhadap kemanusiaan
Bagian dari serangan yang meluas dan sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil
1) Pembunuhan 5) Perbudakan
2) Pemusnahan 6) Permerkosaan
3) Kejahatan apartheid 7) Pengusiran/penghilangan secara paksa
4) Penyiksaan 8) Perampasan kemerdekaan
36. Contoh pelanggaran HAM
- 12 Desember 1946
Pembunuhan massal terhadap 40ribu rakyat Sulawesi Selatan oleh tentara Belanda
(dipimpin Kapten Westerling)
- 5 Desember 1947
Pembunuhan 431 penduduk Rawagede oleh tentara Belanda
- 12 September 1984
Kerusuhan Tanjung Priok
- 7 Februari 1989
Peristiwa Talangsari
- 12 Mei 1998
Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti
- 13 November 1998 & 24 September 1999
Tragedi Semanggi 1 & 2
37. Kasus pelanggaran HAM Internasional dibagi menjadi 4 kategori:
a. Kejahatan genosida
My Lai (Vietnam), Shabra Shatila (Lebanon)
b. Kejahatan melawan kemanusiaan
Pembunuhan rakyat Uganda dan Kamboja
c. Agresi
Irak ke Iran, AS (+sekutu) ke Irak
d. Kejahatan perang
38. Sanksi yang diterapkan pada negara pelanggar HAM Intl
Travel warning
Pengalihan investasi
Pemutusan hubungan diplomatik
Pengurangan bantuan ekonomi
Pengurangan tingkat kerja sama
Pemboikotan produk ekspor
Embargo ekonomi
39. Pasal 23
1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undan-gundang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. ***)

(2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk
dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah. ***)

(3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara tahun yang lalu.***)

Pasal 23A
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-
undang.***)
Pasal 23B
Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.****)

Pasal 23C
Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang.***)

Pasal 23D
Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan
independensinya diatur dengan undang-undang. ****)

40. Sumber keuangan negara


- Pajak
- Retribusi
- Keuntungan BUMN/BUMD
- Denda/sita
- Pencetakan uang
- Pinjaman
- Sumbangan, hadiah, hibah
- Penyelenggaraan undian berhadiah
41. Mekanisme
UU RI No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 6 ayat 1: Presiden selaku Kepala
Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan
pemerintahan.
42. Hubungan presiden-menteri-pimpingan lembaga negara-kepala daerah
Tercantum pada UU RI No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 6 ayat 2
43. Tugas BI
- Menetap[kan dan melaksanakan kebijakan moneter
- Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
- Mengatur dna mengawasi bank
44. BPK

Pasal 23E
(1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.

(2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.

(3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan
undang-undang.

Pasal 23F

(1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.

(2) Pimpinan Badan Perneriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.

Pasal 23G

(1) Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang-undang.
45. Kewenangan BPK
- menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan kekuangan negara
- Membina jabatan fungsional
- Memberi pertimbangan atas standar akuntansi pemerintahan
- Menentukan obyek pemeriksaan, merencanakan, memeriksa, dll
- Meminta keterangan atau dokumen yang wajib diberikan semua instansi/perorangan
- Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara
46. Kewenangan Mahkamah Konstitusi
1) Menguji UU terhadap UUD 1945
2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
1945
3) Memutus pembubaran parpol
4) Memutus perselisihan tentang hasil pemilu
47. Teori tujuan negara
a. Plato
Memajukan kesusilaan manusia
b. Negara Kekuasaan (Shang Yang, Nicholo Machiavelli)
Mengumpulkan kekuasaan sebesar-besarnya, rakyat harus tunduk kepada negara
c. Teokratis (Thomas Aquinas, Agustinus)
Mencapai kesejahteraan dibawah pimpinan Tuhan
d. Negara polisi (Immanuel Kant)
Menjaga keamanan dan melindungi hak warga
e. Negara hukum (Krabbe)
Yang berkuasa hanya hukum
f. Negara kesejahteraan (Mr. Kranenburg)
Mewujudkan kesejahteraan umum
48. Rumusan tujuan NKRI
Tujuan Indonesia (Pembukaan UUD 1945):
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Indonesia menganut teori Negara Kesejahteraan (Pembukaan UUD 1945) dan Negara Hukum
(UUD 1945 Pasal 1 ayat 3 Negara Indonesia adalah negara hukum.
49.

Anda mungkin juga menyukai