Anda di halaman 1dari 1

Method material

1. Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh


Pada umumnya mesjid Raya Baiturrahman menggunakan kontruksi beton yang dihiasi
marmer pada lantainya dan beberapa elemen pendukung lainnya. Bahan bangunannya
didatangkan dari sejumlah negara, batu bata di datangkan dari Belanda, kayu jati dibawa
dari Burma (British-India), marmer dari Cina, besi untuk jeruji dan pagar teras kubah
didatangkan dari Belgia dan Surabaya, Genteng keramik dibawa dari Palembang. Hal ini
dilakukan sebagai upaya dalam memuluskan untuk merebut hati orang Aceh.
Sekarang mesjid Raya Baiturahman ada beberapa penambahan dari bagian fisik bangunan,
namun bagian yang ditambahkan diolah sedemikian rupa sehingga mirip dengan fisik
bangunan pada awalnya.
2. Rumah Adat Aceh
Rumah adat Aceh menggunakan kontruksi kayu dengan metode pasak, kayu yang dipilih
menggunakan kayu pilihan yang diambil langsung dari hutan, hal ini dilakukan sebagai upaya
pernghormatan wujud penghormatan dan pemanfaatan warga terhadap sumber daya alam
yang melimpah disekitarnya. Pada saat ini material Rumah adat Aceh pada museum Aceh
masih menggunakan bahan material yang lama, namun ada beberapa yang sudah diganti
sebagai perbaikan namun dengan bantuk yang sama, seperti cat dan daun rumbia pada
bagian atapnya.
3. Gunongan, Bangunan Cinta di bumi Aceh
Masyarakat Aceh meyakini bahwa bangunan Gunongan menggunakan bahan material yaitu
perekat batu gamping, pasir dan kapur perekat direkatkan dengan telur. Gunongan terlihat
sangat kokoh, namun karena sudah dimakan waktu, warna putih yag diterapkan sudah
sedikit kusam. Pada saat ini belum ada yang banyak yang berubah dari segi fisik bangunan,
yang berubah hanya dari segi fungsi bangunannya. Gunongan sendiri dibuat oleh Raja
Iskandar Muda sebagai wujud kasih kepada permaisurinya terhadap putri Raja Pahang.

Internal relation

Gunongan pada awalnya sebagai taman yang diberikan kepada Putroe Phang oleh Sultan Iskandar
Muda, tempat ini dijadikan tempat menghibur diri dan tempat mengganti pakaian Putroe Phang. Di
sisi depan gunongan ada panterana batu sebagai tempat penobatan Sultan, di bagian belakang
Gunongan ada bangunan berbentuk persegi sebagai taman, yang kemudian dijadikan tempat
pemakaman Sultan Iskandar Thani. Pada saat ini Gunongan tidak ada lagi fungsi seperti dulunya,
sekarang gunongan dijadikan tempat rekreasi sebagai bukti sejarah aceh.

Aspek komersial

Gunongan merupakan tempat rekreasi bagi masyarakat, namun demikian gunongan tersebut masih
sepi pengunjung, padahal Gunongan masih merupakan satu kesatuan dari kesatuan dan peradaban
Aceh.

Anda mungkin juga menyukai