Anda di halaman 1dari 14

K19 (OPERASI TEKNIK

KIMIA)
Destilasi vakum

XI KIMIA 2
KELOMPOK 3:

1. DARIL EKA DARA

2. KARUNIA DWI FEBRI MURFERDIANSYAH

3. RIO KUSUMA PUTRA

4. RISTINA PITRI YANI

5. WIRRY ASTUTI

SMK NEGRI 1 GUNUNG PUTRI


KATA PENGATAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah Swt, atas segala bimbingan, kuasa
dan izin - Nya, penulis dapat memperoleh kekuatan dan kesehatan sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul Destilasi vakum Kami menyadari betul, tanpa
bantuan berbagai pihak tugas ini tidak mungkin dapat diselesaikan, melalui kesempatan ini Kami
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak- pihak yang telah
membantu dalam proses penuyusunan tugas ini sehingga dapat mengahasilkan sebuah tugas yang
sederhana.
Disadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan baik
dari segi penyusunan kalimat maupun bahasanya. untuk itu diharapkan apabila ada kesalahan
atau ketida ksesuaian bahasa dalam penulisan ini diharapkan koreksi yang konstruktif dari
penyempurnaan makalah ini.
Terakhir diharapkan semoga tugas ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pihak- pihak
lain.

Bogor, oktober 2014

2
DAFTAR ISI

Kata Pengatar...................................................................................2
Daftar Isi...........................................................................................3
Pendahuluan.....................................................................................4
I. Latar Belakang..............................................................................4
Landasan Teori.................................................................................5
Pembahasan......................................................................................6
I. . Pengertian Destilasi Vakum........................................................6
II Fungsi dari Destilasi Vakum.........................................................6
III .Treatment dan Proses Destilasi Vakum.......................................8
IV. Aplikasi Destilasi Vakum............................................................9
Penutup.............................................................................................1
Daftar Pusaka...................................................................................1

3
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi
yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus.
Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus
dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi
pada sekitar abad ke-4. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau
didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenisperpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatularutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum
Dalton.

Tujuan dari destilasi adalah memisahkan molekul air murni dari kontaminan yang punya
titik didih lebih tinggi dari air. Destilasi, menyediakan air bebas mineral untuk digunakan di
laboratorium sains atau keperluan percetakan. Destilasi membuang logam berat seperti timbal,
arsenic, dan merkuri.

4
LANDASAN TEORI

Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Upa ini adalah zat murni. Kemudian uap ini
didinginkan pada pendinginan, uap mengembun menjadi cairan murni yang disebut dengan
destilat.

Destialt dapat diguanakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung
zat terlarut misalnya destilasi air laut menjadi air murni.

Destilasi (penyulingan) merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik
didih atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen.

Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan
tahap pengembangan kembali uap menjadi cairan atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan
destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis
perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.

Hasil destilasi disebut destilat dan sisanya disebut residu. Jika hasil destilasinya berupa air,
maka disebut sebagai aquadestilata (aquades).

5
PEMBAHASAN

1. Pengertian Destilasi Vakum

Proses distilasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer. Destilasi vaccum adalah
merupakan destilasi tekanan dibawah 1 atmosfer tekanan operasinya 0,4 atm (300 mmHg
absolut), untuk memisahkan fraksi fraksi yang tidak dapat dipisahkan dengan destilasi
atmosferik seperti gas oil berat, parafine destilate atau vakum distilate yang masih terkandung
didalam long residu dari hasil destilasi atmosferik. Residu yang terdapat dari destilasi
atmosferik ini tidak dapat dipisahkan dengan destilasi atmosferik, apabila dipanaskan pada
tekanan atmosferik akan terjadi cracking sehingga akan merusak mutu produk dan
menimbulkan tar (coke) yang kemudian dapat diberikan kenutuhan pada tube dapur. Dengan
cara penyulingan di bawah tekanan atmosferik atau tekanan vakum fraksifraksi yang
terkandung di dalam long residudapat dicovery(?).

Prinsip ini didasarkan pada hukum fisika dimana zat cair akan mendidih dibawah titik
didih normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair itu diperkecil atau vakum. Untuk
memperkecil tekanan permukaan zat cair dipergunakan dengan alat jet ejector dan barometric
condensor. Pada prinsipnya proses vakum ini tidak jauh dari proses destilasi atmosferik.
Proses destilasi vakum pada sistem vakum proses berlangsung dibawah kondisi normal 30
35 mmHg dengan tujuan menurunkan titik didihnya.

2. Fungsi dari Destilasi Vakum

Untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long residu sehingga menghasilkan
produk produknya.

3. Produk yang dihasilkan dan Alat yang digunakan

a. Produk yang dihasilkan

Produk-produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :

1. Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ), produk ini digunakan untuk bahan baku
proses cracking (hydro cracking unit / HCU).produk POD bila tidak diolah di wax
plant digabungkan dengan produk HVGO untuk unpan di HCU

2. Produk Light Vacum Sloop ( LVS ), adalah produk Light Vacum Gas Oil (LVGO)
, digunakan untuk komponen blending solar.

3. Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),

6
4. Produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku bagi proses
pembuatan lilin atau wax, di unit proses wax plant. Produk ini merupakan produk yang
khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk ini.

5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk fuel oil di
dapur atau digunakan untuk aspal jalan. Produk-produk tersebut keluar dari kolom
kemudian diambil panasnya dipreheater atau heat-exchager dan didinginkan dengan
fin fan dan selanjutnya dikirim ke tangki produksi atau ke proses selanjutnya.

b. Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan pada pross destilasi vakum antara lain :

1. Pompa adalah alat pemindahan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain
melalui suatu media pipa dengan memberikan energi dan dilakukan secara terus
menerus/kontinyu. Pompa mempunyai bermacammacam jenisnya misalnya
pompa centrifugal, pompa piston dan lain lain.
2. Kolom distilasi merupakan alat yang paling vital karea proses destilasi terjadi
pada alat ini. Kolom destilasi biasanya berbentuk silinder yang terbuat dari
bahan baja dimana di dalamnya dilengkapai alat kontak (tray) yang berfungsi
untuk memisahkan komponen campuran larutan. Di dalam kolom tersebut
dilengkapi dengan sambungan untuk saluran umpan, hasil samping reflux,
reboiler, produk dan produk bottom dan steam stripping.

1. Kolom stripper berfungsi untuk menajamkan pemisahan komponen-


komponendengan cara mengusir atau melucuti fraksi-fraksi yang lebih
ringan didalam produk yang dikehendaki.
2. Heat Exchanger Berfungsi untuk berlangsungnya proses pemindahan panas
antara fluida satu ke fluida lain yang saling mempunyai kepentingan.
3. Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap yaitu mengubah fase uap
menjadi fase cair, dan umumnya yang dipakai sebagai pendingin adalah air.
4. Separator berfungsi untuk memisahkan dua zat yang saling melarutkan,
misalnya gas dan cairan, minyak dan air dan sebagainya.
5. Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang diperoleh dari
hasil pemabakaran bahan bakar. Di dalam dapur terdapat pipa pemanasan
yang disusun sedemikian rupa sehingga proses pemindahan panas dapat
berjalan sebaik mungkin.
6. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk yang masih
mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk disimpan dalam tangki.
7. Perpipaan adalah suatu sistem jaringan pipa yang menghubungkan dari
peralatan satu dengan peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai alat
penyaluran/mengalirkan cairan atau gas. Pipa dibuat dari bermacam-macam

7
jenis bahan misalkan dari baja, karet, PVC dan lain lain bergantung
biasanya jenis baja dengan panduan carbon.
8. Instrumentasi adalah suatu alat kontrol yang digunakan di dalamproses
pengolahan minyak agar proses dapat terkendali dan aman sehingga apa
yang diharapkan dalam proses pengolahan dapat tercapai.
9. Jet Ejektor adalah suatu alat untuk membuat kevakuman yang tinggi
didalam HVU(High Vaccum Unit).

Ada 2 macam ejektor yang umum dioperasikan:

1. Dengan Steam
2. Dengan Air yang disebut proses cair Ejektor cair yang dipakai untuk
membuat kevakuman yang sedang atau proses pencampuran cairan,
sedangkan ejektor dengan steam yang penting untuk membuat dan
mempertahankan kevakuman suatu system dan dapat dilaksanakan
dengan single atau multiejektor.

3. Treatment dan Proses Destilasi Vakum

a. Treatment Destilasi Vakum

Proses distillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer, bertujuan untuk mengambil
minyak midle distillate yang tidak terambil diproses CDU, dengan cara menarik ( vacum )
produk tersebut dari long residue, sebenarnya minyak midle distillate tersebut mungkin dapat
dipisahkan dengan menaikkan suhu inlet kolom pada proses distillasi atmosfer.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa minyak bumi bila dipanaskan pada suhu 370
derajat Celcius minyak bumi akan mengalami cracking, patahan yang terjadi dapat membentuk
senyawa hydrocarbon tidak jenuh berupa olefin, dimana senyawa ini dalam produk minyak bumi
tidak dikehendaki karena sifatnya yang tidak stabil. Untuk menyiasati supaya suhu tidak tinggi
maka tekanan prosesnya yang dibuat rendah sehingga tujuan menguapkan minyak midle
distillate dapat diuapkan pada temperatur kurang dari 370 derajat celcius ( 345 oC ).

b. Proses Destilasi Vakum

Long Residue hasil dari proses distilasi atmosfer dipanaskan pada preheater dan dapur
sampai temperatur 345 OC, kamudian dimasukkan dalam kolom distilasi vacum yang
tekanannya 13 mmH2O. Dalam kolom ini terdapat tray-tray seperti halnya di kolom distilasi
atmosferik. Untuk memperluas kontak uap dan cairan biasanya kolomnya dibuat lebih lebar.
Untuk mendapatkan tekanan dibawah atmosfer digunakan peralatan yang disebut ejektor dan
kondensor.

8
Dari kolom ini akan keluar produk masing-masing :

Top kolom berupa produk Light Vacum Sloop ( LVS ), produk ini merupakan produk yang
jelek, yang biasa nya di tampung sebagai minyak sloop.

Dibawah Light Vacum Sloop ( LVS ) adalah produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),
digunakan untuk komponen blending solar.

Selanjutnya produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku bagi proses
pembuatan lilin atau Wax di unit proses Wax Plant. Produk ini merupakan produk yang khusus,
jadi tidak semua HVU mempunyai produk ini.

Produk selanjutnya adalah produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ). Produk ini digunakan
untuk bahan baku proses cracking ( Hydro Cracking Unit / HCU ). Produk POD bila tidak di
olah di wax plant di gabungkan dengan produk HVGO untuk umpan di HCU.

Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk Fuel Oil di dapur
atau digunakan untuk asphal jalan.

Produk-produk tersebut keluar dari kolom kemudian diambil panasnya di preheater atau heat
exchanger dan didinginkan dengan fin fan dan selanjutnya di kirim ke tanki produksi atau ke
proses selanjutnya.

4. Aplikasi Destilasi Vakum

a. Dalam Skala Laboratorium

Skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan untuk disuling memiliki titik
didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada suhu mendekati titik didih atmosfer mereka.
Suhu bahan sensitif (seperti beta karoten) juga memerlukan distilasi vakum untuk menghapus
pelarut dari campuran tanpa merusak produk. Alasan lain penyulingan vakum digunakan adalah
bahwa dibandingkan dengan penyulingan uap ada tingkat yang lebih rendah residu membangun.
Hal ini penting dalam aplikasi komersial dimana transfer suhu diproduksi menggunakan penukar
panas.

b. Dalam Skala Industri

Vakum skala industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan. Tutup mendidih


campuran mungkin memerlukan banyak tahap kesetimbangan untuk memisahkan komponen-
komponen. Satu alat untuk mengurangi jumlah tahapan yang diperlukan adalah dengan

9
memanfaatkan penyulingan vakum. Vacuum kolom distilasi biasanya digunakan dalam
penyulingan minyak telah diameter berkisar sampai sekitar 14 meter (46 kaki), tinggi badan
berkisar sampai sekitar 50 meter (164 kaki), dan harga berkisar sampai sekitar 25.400 meter
kubik per hari (160.000 barel per hari).

Rangkaian Alat Destilasi Vacum

Keterangan :

1. Pendingin 6. Klem dan Statif

2. Tangki air pendingin 7. Regulator

3. Labu destilasi 8. Labu penampung pelarut

4. Penangas air 9. Pompa Vaccum

5. Kompor listrik

10
Cara Kerja Destilasi

Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Labu destilasi
Kolom vigreux
Thermometer
Kondensor
Labu penampung
Selang
Kompor pemanas
Klem corong
Tiang statif
Pompa air
Air bersih secukupnya
Daun salam 10 gram
Prosedur praktikum
Prosedur yang dilakukan pada saat praktikum adalah sebagai berikut :
1. Memasang peralatan destilasi sehingga siap digunakan
2. Menimbang daun salam sebanyak 10 gram
3. Memasukan daun salam ke dalam labu destilasi, kemudia bahan di aduk sehingga
tercampur dengan air.
4. Memasang thermometer di atas labu destilasi
5. Menjalankan aliran air dalam kondensor dengan menggunkan pompa, kemudian
mengukur laju air kondensornya.
6. Menyalakan kompor pemanas dengan daya 300 watt
7. Mengukur volume destilat setelah suhu dalam keadaan konstan
8. Melakukan pengamatan seperti pada prosedur 7 setiap 3 menit
9. Menentukan laju destilat, dengan perhitugan volume destilat pada menit 30 dibagi
dengan waktunya selama 20 menit
10. Menghitung rendemen daun salam

11
11. Menghitung volume minyak yang terkandung di dalam daun salam

12
PENUTUP

Kesimpulan

Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan pada
titik didih. Secara sederhana destisi dilakukan dengan memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap
tersebut didinginkan kembali supaya jadi cair dengan bantuan kondensor. Destilasi digunakan
untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini
cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini didinginkan pada
pendingin ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang disebut destilat. Destilat dapat
digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung zat terlarut misalnya
destilasi air laut menjadi air murni .

Proses distilasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer. Destilasi vaccum adalah merupakan
destilasi tekanan dibawah 1 atmosfer tekanan operasinya 0,4 atm (300 mmHg absolut), untuk
memisahkan fraksi fraksi yang tidak dapat dipisahkan dengan destilasi atmosferik seperti gas
oil berat, parafine destilate atau vakum distilate yang masih terkandung didalam long residu dari
hasil destilasi atmosferik. Residu yang terdapat dari destilasi atmosferik ini tidak dapat
dipisahkan dengan destilasi atmosferik, apabila dipanaskan pada tekanan atmosferik akan terjadi
cracking sehingga akan merusak mutu produk dan menimbulkan tar (coke) yang kemudian dapat
diberikan kenutuhan pada tube dapur. Dengan cara penyulingan di bawah tekanan atmosferik
atau tekanan vakum fraksifraksi yang terkandung di dalam long residudapat dicovery(?).

Prinsip ini didasarkan pada hukum fisika dimana zat cair akan mendidih dibawah titik didih
normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair itu diperkecil atau vakum. Untuk
memperkecil tekanan permukaan zat cair dipergunakan dengan alat jet ejector dan barometric
condensor. Pada prinsipnya proses vakum ini tidak jauh dari proses destilasi atmosferik. Proses
destilasi vakum pada sistem vakum proses berlangsung dibawah kondisi normal 30 35 mmHg
dengan tujuan menurunkan titik didihnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://yenideva14.wordpress.com/2013/12/05/makalah-destilasi-vakum/

http://www.academia.edu/5541301/Laporan_Praktikum_Pemisahan_Kimia_-_Teknik_Destilasi

http://theprincess9208.wordpress.com/2012/11/10/destilasi-vakum/

14

Anda mungkin juga menyukai