PENDAHULUAN
Untuk kontrasepsi
Pantang senggama mulai dari siklus haid sampai sore hari ke 3 berturut turut setelah suhu di
atas garis pelindung ( coperline.) masa pantang pada perubahan suhu lebih panjang dari
MOB.
Catatan :
1. Jika salah satu suhu dibawah garis pelindung (coverline) selam perhitungan 3 hari ini tanda
ovulasi belum terjadi untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut turut suhu
tercatat pada garis pelindung sebelum memulai senggama.
2. Ketika mulai masa tidak subur, tidak perlu mencactat suhu basal. Iu dapat berhenti mencatat
sampai haid berikut mmulai bersenggama pada haid pertama berikutnya
4. Metode sitrotermal
ibu harus mendapat instrukai untuk metode lendir serviks dan suhu basal ibu dapat
menuntukan masa subur dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks.
1. Setelah darah haid berhenti, ibu bias bersenggama pada malam hari pada hari kering dengan
selang seghari sealama pada masa tidak subur. Ini adalah aturan awal. Aturan yang sama
dengan metode lendir serviks
2. Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir,
3. Pantang bersenggama pada hari puncak dan aturan perubahan suhu telah terjadi
4. Apabila aturan tidak mengidentifikasi hari yang sama dengan akhir masa subur,selalu ikut
aturan yang konserfatif yaitu aturan yang mengidentivikasi masa subur .
5. Senggama terputus
Senggama terputus adalah metode kb tradisional dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (
penis ) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
Cara kerja
Alat kelamin ( penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga seperma tidak masuk kedalam
vagina sehingga tidak ada pertemuan seperma dengan ovum kehamilan dapat dicegah
Manfaat kontrasepsi
1. Efektip bila dilaksanakan dengan benar
2. Tidak menganggu produksi ASI
3. Dapat digunakan sebagi metode pendukung lainnya
4. Tidak ada efek samping
5. Dapat di gunakan stiap waktu
6. Tidak menggunakan biyaya
Nonkontrasepsi
1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
2. Untuk memungkinkan hubungan pasangan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
Keterbatasan
1. Efektipitas tergantung ketersediaan pasangan untuk melakukan senggama terputius setiap
melaksankannya ( angka kegagaalan 4-27 kehamilan / 100 perempuan pertahun.
2. Efektipitas jauh menurun apabila sepaerma dala 24 jam masih melekat pada penis
3. Memutus kenikmatan dalam hub ungan seksual
Kondom bocor atau dicurigai ada Jika dijurugai ada kebocoran, pertimbangkan
curahan di vagina saat berhubungan pemberian morning after pill
Dicurigai adanya reaksi
alergi Reksi alergi meskipun jarang, dapat sangat
(spermisida) menggangu dan bisa berbahay. Jika keluhan
menetap sesudah berhubungan dan tidak ada
gejala IMS, berikan kondom alami (produksi
hewani : lamb skin atau gus )atau bantuan
klien memilih metode kondom lain.
Mengurangi kenikmatan hubungan Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolelir
seksual biarpun dengan kondom yang lebih tipis,
anjuekan pemakaina metode lain
2. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung , terbuat dari lateks ( karet) yang diinsersikan
ke dalam vagina sebelum berhubungan seksula dan menutup serviks.
Jenis
1. Flan spring ( flant metal band )
2. Coil spring ( coiled wire )
3. Arching spring ( kombinasi metal spring)
Cara kerja
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
( uterus, dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.
Manfaat Kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak menggangu produksi ASI
3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelum
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Manfaat Nonkontrasepsi
1. Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/ AIDS, khususnya apabila digunakan dengan
spermisida
2. Bila digunankanpada saat haid, menampung darah menstruasi
Keterbatasan
1. Efektifitas sedang (bila digunakan sdengan spermisida angka kegagalan 6-16 kehamilan per
100 perempuan per tahun pertama)
2. Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
3. Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakan setiap berhubungan seksual
4. Pemeriksaan pelvic oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketetapan
pemasangan
5. Pada beberapa penguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
6. Pada jam pascahubungan seksual, alat masih harus berada diposisinya
tabel : 1.7 kedaan yang memerlukan perhatian untuk menggunakan metode Diafragma
Diapragma
SESUAI UNTUK KLIEN YANG TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN
YANG:
1. Tidak menyukai metode kontrasepsi1. Berdasarkan umur dan paritas serta
hormonal, seperti perokok, atau diatas usia masalah kesehatan menyebabkan
35 Tahun kehamilan menjadi beresiko tinggi
2. Tidak menyukai pengunaan AKDR 2. Terinfeksi saluran uretra
3. Menyusui dan perlu kontrasepsi 3. Tidak setabil secara fisikis atau
4. Memerlukan proteksi terhadap IMS tidak suka menyentuk alat
5. Memerlukan metode sederhana sambil kelaminnya ( vulva dan vagina)
menunggu metode yang lain 4. Mempunyai riwayat sindrom syok
karena keracunan
5. Ingin metode KB efektif
3. Sepermiside
Sepermiside adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai mematikan
spermatozoa yang dipergunakan menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan 5-10 menit,
hubungan seks dapat dilakukan agar sepermaside dapat berfungsi. Metode sepermiside dapat
digunakan pada jaman yunani kuno. Metiose sepermaside tetap diperkembangkan eleh
berbagai pabrik parmasi seperti poam tablet, krem atau pasta, supositoria, dan gel.
Kekurangan sepermaside adalah:
1. Merepotkan menjelang hubungan senggama.
2. nilai kepuasan berkuran.
3. Dapat meninmbulkan iritasi atau alergi.
4. Kejadian hamil tinggi sekitar 30-35% karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu ceoat
melakukan senggama.
Metode sepermaside sulit digukan secara masal dan hanya dapat diajarkan pada
kalangan terbatas yang menpunyai pendidikikan
4. Kontrasepsi kombinasi ( hormone estrogen dan progesterone )
Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari 1897 ketika BARD
menemukan bahwa korpus luteum dapat menghambat terjadinya ovulasi. Pada tahun 1960
roca, pincus dan Garcia mencoba progesterone sebagai kontrasepsi oral dengan hasil yang
memuaskan. Pada tahun 1993 gold jieher membuat pil kb oral seks suensila. Pada
perkembangan dan percobaan selanjutnya telah dibuat berbagai pil kb dengan tujuan
meningkatkan eektipitas ,mengurangi efek samping, dan menimalkan keluhan peserta kb.
Mekanisme Kerja Kontantrasepsi Hormonal
Fungsi progesterone :
1. Rangsangan balik kehipotalamun dan hipopisis , sehingga pengeluaran LH tidak terjad dan
menghambat ovulasi.
2. Progesterone mengubah endometrium,sehingga kapasitasi sepermatozoa tidak berkangsung.
3. Mengentalkan lendir servik sehingga sulit ditembus spermatozoa.
4. Mengahambat speristaltik tuba, menyulitkan konsepsi.
5. Menghindari implantasi, melalui perubahan struktur endometrium.
5. Pil Kombinasi
Profil :
1. Efektip dan reversible
2. Harus diminum setiap hari
3. Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual mual dan pendarahan bercak yang tidak
berbahaya akan segera hilang
4. Efek samping serius jarang terjadi
5. Dapat di pakai oleh semua orang ibu usia reproduksi
6. Dapat diminum setiap saat jika diyakinkan merasa tidak hamil
7. Tidak di ajurkan untuk ibu menyusui
8. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
Jenis
1. Monofasik pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen
dan progesterone dalam dosis yang sama ,dengan 7 tablet tanpa hormonal
2. Bifasik pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan
progesterone dengan dua dosis yang berbeda ,dengan 7 tablet tanpa hormonal
3. Trifasik pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan
progesterone dengan tiga dosis yang berbeda ,dengan 7 tablet tanpa hormonal
Gambar : 1.10 pil kombinasi
Tabel : 2.1 Berikut ini adalah berbagai nama paten pil KB yang dipasarkan
Progesterone kuat Esterogen lemak
Anovlar Ovulen
Gynovlar Volidan
Norlestrine Lindiol
Anacycline Noracycline
Ovasta Conovid E
Eugynon Prevision
Norinyl Ortho novum
Microgynon 60 ED Nuvacim
Microgynin 30 ED
Cara kerja
1. Menekan ovulasi
2. Mencegah implantasi
3. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalaui seperma
4. Pergerakan tuba terhanggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula
Manfaat
1. Bila meminum pil sesuai dengan aturan dijamin berhasil 100%
2. Dapat dipakai beberapa masalah :
3. Ketegangan menstruasi
4. Perdarahan mentruasi yang tidak teratir
5. Nyeri saat menstruasi
6. Pengobatan pasangan mandul
7. Pengobatan penyakit endometriosis..
8. Dapat meningkatkan libdo.
Kerugian
1. Harus minum pil secara teratur
2. Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium
3. Penyulit ringan :
4. Berat badan bertambah
5. rambut rontok
6. Tumbuh akne
7. Mual sampai muntah
8. Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal
9. Mual pusing atau muntah
10. Amenorrhea atau spotting
11. Pendarahan pervagina/spotting
7. Kontrasefsi implant
Susuk KB yang diperkenalkan di Indonesia sejak 1982 dapat diterima masyarakat
sehingga Indonesia merupakan Negara terbesar pemakai norplant. Susuk KB disebut alat KB
bawah kulit (AKBK). Kini sedang diuji coba susuk KB satu kapsul yang disebut impanon.
Pemasangan norplat (SUSUK KB) sederhana dan dapat diajarkan, tetapi masalah mencabut
susuk KB memerlukan perhatian karena sulit dicari metode yang murah,dan aman;jumlah
yang memerlukan pelayanan pencabutan makin besar; dan dijumpai penyulit dan komplikasi
saat mencabut. (Manuaba,2002)
Janis-jenis implant
3. Inplan 2 kapsul
Yaitu implant yang terdiri dua kapsul yang masing-masing berisi 75 mg levonorgestel dalam
kantung plastic yang seteril yang tertutup ( diinsersikan sebdermal menggunakan trokart )
atau dua kapsul didalam selubang trocart seteil dimana hanya diperlukan pendorong (inserter-
plus atau inserter pin) untuk menenmpatkan kedua kapsul levonorgetol pada lapisan
subdermal dengan lengan atas klien .
Gambar :2.3 implan
Prinsip pemasangan susuk KB adalah dipasang pada lengan kiri atas dan pemasangan
seperti kipas mekar dengan 6 kapsul.
Keuntunganmetode susuk KB :
Pencabutan Susuk Kb
Pada pencabutan banyak dijumpai kesulitan sehingga diupayakan untuk merekayasa teknik
pencabutan sebagai berikut :
1. Metode standart
a. Tempat pencabutan didesifektan kemudian ditutupi dengan duk
b. dilakukan patirasi lokal dengan lidokain 2%
c. pencabutan dengan cara :
(1) Teknik blind (buta) yaitu Kapsul dijepit dengan kliem arteri dan selanjutnya di tarik keluar.
(2) Teknik a vue yaitu Ujung kapsul dibersihkan dari jaringan ikat dan selanjutnya dipegang
dengan klien arteri dan dikeluarkan
2. Teknik U
a. Tempat pencabutan didesinfektan kemudian ditutup dengan duk steril
b. Insisi dibuat sejajar dengan pemasangan susuk KB
c. Jaringan penutup susuk KB dibersihkan
d. alat U dipakai memegang kapsul,ditarik kea rah insisi,jaringan ikatnya dibersihkan dan
selanjutnya kapsul di tarik keluar.
3. Teknik tusuk (Ma) pencabutan susuk KB.
Di RSUP denpasar,IBG manuaba merekayasa alat dan teknik pencabutan susuk KB,
konsep pencabutan adalah susuk KB dipasang melalui tusukan dan dicabut dengan teknik
tusuk (Ma).
Pembuatan alat tusuk pencabut susuk KB (Ma) adalah sebagai berikut : ambil kawat
sepanjang 7 sampai 8 cm (ruji sepeda mudah di dapat dimana saja) kemudian salah satu
ujungnya diruncingkan dan diperkecil,dan dilengkungkan 900 untuk mempermudah kedalam
kapsul susuk KB ujung lainnya dilengkungan satu bidang denganlengkungan yang runcing.
Digunakan sebagai pegangan.
Pada pemakai IUD yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai saluran
genetalia atas berkurang, sehingga perubahan cairan tuba dan uterus mengganggu viabilitas
gamet, baik sperma maupun ovum yang diambil dari pemakaian IUD yang mengandung
tembaga memperlihatkan degenerasi mencolok.
Keuntungan AKDR
1. Alat kontrasepsi dalam rahim dapat diterima masyarakat dunia, termasuk Indonesia dan
menempati urutan ketiga dalam pemakaian.
2. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit.
3. kontrol medis yang ringan
4. penyulit tidak terlalu berat
5. pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut akan berlangsung baik
Kerugian AKDR
1. Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ
2. Terdapat perdarahan (spotting)
3. Leukorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah
4. Dapat terjadi infeksi
5. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik
6. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual.
Teknik pemasangan AKDR
Persiapan
a. Pasien tidur telentang di meja ginekologi
b. Vulva dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat dan air dtt
c. Dilakukan pemeriksaan dalam ntuk menentukan besar dan arah rahim
d. Duk steril dipasang dibawah bokong
e. Speculum cocor bebek dipasang sehingga srrviks dapat terlihat
f. Serviks-porsio dibersihkan dengan kapas betadin
g. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan sonde untuk menentukan dalam-panjang rahim
dan arah posisi rahim,
Pemasangan
Cara pemasangan copper T atau seven copper
a. Bungkus copper T atau seven copper dibuka
b. AKDR nya dimasukan ke dalam introdusor melalui ujungnya sampai batas tertentu dengan
memakai sarung tangan steril
c. Introdusor dengan AKDR terpasang dimasukkan kedalam rahim sampai menyentuh fundus
uteri dan ditarik sedikit
d. Pendorong selanjutnya mendorong AKDR hingga terpasang
e. Introdusor dan pendorong ditarik dan gunting benang 3 cm
1 Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi lain
3 Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan cara kontrasepsi
4 yang permanen
5 Lebih ekonomis, karena hanya memrlukan biaya untuk satu kali tindakan saja
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Ny. R Nama suami : Tn. S
Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun
Suku/kebangsaan : betawi/indonesia Suku/kebangsaan :betawi
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : buruh
Alamat rumah : koja Alamat : koja
Telp : Telp :
6. Data psikososial
Pengetahuan ibu tentang KB : Pengetahuan ibu cukup
Dukungan keluarga : Keluarga mendukung ibu untuk ber KB
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal : - pukul : - WIB
Pemeriksaan Laboratorium (hasil dan nilai normal)
Darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Urin : Tidak dilakukan pemeriksaan
USG : Tidak dilakukan pemeriksaan
Rotgen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Therapy yang sudah diberikan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lain-lain : Tidak dilakukan pemeriksaan
: KU baik
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu tubuh : 37,50C
Tinggi badan : 160 cm
LILA : 24cm
Berat badan sebelum : 54
Berat badan sekarang : 55kg
V. PERENCANAAN
Tanggal : 29 Januari 2015 jam : 10.10 WIB
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan agar ibu mengetahui keadaannya saat ini.
2. Jelaskan kepada ibu tentang efek samping suntik kb 3 bulan setelah penyuntikan agar ibu
mengetahuinya.
3. Inform consent
4. Mencuci tangan agar menjaga kebersihan
5. Siapkan alat agar dapat mempermudah dalam proses penyuntikan.
6. Atur posisi ibu senyaman mungkin agar dapat mempermudah proses penyuntikan.
7. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol dan Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-
cocygis secara IM agar dapat menghindarkan kesalahan penyuntikan.
8. Anjurkan ibu untuk kembali lagi tanggal 25 april 2015 agar ibu dapat mengetahui jadwal
suntik kb kembali.
9. Lakukan pendokumentasian
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 29 Januari 2015 jam : 10.10 WIB
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan fisik
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu tubuh : 37,50C
Berat badan sebelum : 54kg
Berat badan sekarang : 55kg
2. Menjelaskan tentang efek samping setelah penyuntikan seperti
Terjadi perubahan pola haid
Mual sakit kepala,nyeri, payudara ringan
Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatn Efektipitas berkurang bila digunakan
dengan obat efilepsi
Tidak menjamin perlindungan hiv/aids
Terlambat pemulihan kesuburan
3. Melakukan Inform consent kepada pasien bahwa ibu sudah mengerti dan menyetujui
4. Melakukan cuci tangan efektif
5. Menyiapkan alat seperti kapas alkohol, spuit dan obat kb
6. Melakukan posisi ibu senyaman mungkin.
7. Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol dan Injeksi pada daerah 1/3
SIAS-cocygis secara IM
8. Menganjurkan ibu untuk kembali lagi tanggal 25 april 2015
9. Melakukan pendokumentasian
VII. EVALUASI
Tanggal : 29 Januari 2015 jam : 10.10 WIB
1. Ibu sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan ibu saat ini
2. Ibu sudah mengetahui tentang efek samping setelah penyuntikan
3. Inform consent sudah dilakukan
4. Sudah melakukan cuci tangan efektif
5. Alat sudah disiapkan
6. Posisi ibu sudah diatur senyaman mungkin
7. Kulit sudah dibersihkan dan sudah dilakukan penyuntikan secara IM
8. Ibu sudah mengerti datang kembali tanggal 25 april 2015
9. Sudah dilakukan pendokumentasian
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut UU no.10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan. Atau juga kb adalah suatu tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mengatur diameter interval kelahiran dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
Pengertian Kontasepsi berasal dari dua kata yaitu kontra dan konsepsi ,kontra yang
artinya mencegah / menghalangi dan konsepsi yaitu pertemuan antara seltelur yang matang
dengan sel seperma .jadi kontrasepsi dapat di artikan sebabagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan sebgai akibat pertemuan sel telur dan sel seperma. Kontrassepsi dapat
menggunakan berbgai macam cara, baik dengan menggunakan hormone,alat ataupun melalui
prosedur oprasi.
Tujuan kb itu sendiri untuk Mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera,
menurunkan tingkat atau kematian ibu, bayi dan anak, serta masalah kesehatan reproduksi
yang berkualitas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ny R, datang ke BPM mengatakan ingin kunjungan ulang kb suntuk 3 bulan,
sebelumnya Ny R juga menggunakan alat kontrasepsi kb suntik 3 bulan dianak yang pertama
dan belum pernah memakai alat kontrasepsi lain. Ibu mengatakan menggunakan alat
kontrasepsi kb untuk menjarangkan kehamilan.
Adapun pelaksanaan atau tindakan kb suntik 3 bulan antara instansi dan dilapangan
mempunyai kesenjangan yaitu waktu kunjungan ulang suntik atau jadwal kembali suntik
tanggal kunjungan hanya di kurangi 9.
5.2 Saran
1. Diharapkan lebih bisa meningkatkan kualitas Keluarga Berencana.
2. Diharapkan lebih Meningkatkan kerjasama dalam hal pemecahan masalah
3. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan .
DAFTAR PUSTAKA
uliyah,maratul. 2010. Panduan aman dan sehat memilih alat KB:Pustaka insan madani.
Manuaba,ida bagus gede. 2002. Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana
untuk pendidikan bidan. Jakarta:EGC 2002