Teknik pembelajaran Make A Match dilakukan di dalam kelas dengan suasana yang
menyenangkan karena dalam pembelajarannya siswa dituntut untuk berkompetisi
mencari pasangan dari kartu yang sedang dibawanya dengan waktu yang cepat.
Langkah-langkah pembelajaran
Guru menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu
soal dan satu sisi berupa kartu jawaban beserta gambar).
Model pembelajaran Make A Match dapat melatih siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran secara merata serta menuntut siswa
bekerjasama dengan anggota kelompoknya agar tanggung jawab
dapat tercapai, sehingga semua siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Kelebihan dan kelemahan model Cooperative Learning tipe Make A Match menurut
Miftahul Huda (2013: 253-254) adalah :
1. Kelebihan model pembelajaran tipe Make A Match antara lain: (1) dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; (2) karena
ada unsur permainan, metode ini menyengkan; (3) meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa; (4) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi;
dan (5) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
2. Kelemahan media Make A Match antara lain: (1) jika strategi ini tidak dipersiapkan
dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang; (2) pada awal-awal penerapan
metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya; (3) jika
guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang
memperhatikan pada saat presentasi pasangan; (4) guru harus hati-hati dan
bijaksana saat member hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena
mereka bisa malu; dan (5) menggunakan metode ini secara terus menerus akan
menimbulkan kebosanan.
2. Guru menyuruh 2 orang siswa untuk maju kedepan kelas kemudian membagikan roti
tawar dan apel kepada 2 siswa tersebut, dan meminta siswas yang lain memperhatikan.
3. Kemudian siswa diminta membagi roti tawar dan apel menjadi 2 bagian sama besar
dengan cara memotong roti tawar dan apel.
4. Kemudian siswa diminta menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan bilangan
pecahan biasa.
5. Selanjutnya guru meminta 2 orang siswa yang lainya maju kedepan kelas kemudian
membagikan roti tawar menjadi 6 bagian sama besar dan apel 4 bagian sama besar.
6. Kemudian guru menyebutkan materi pelajaran yang akan disampaikan sesuai dengan
apersefsi yang telah dilakukan, yaitu tentang pecahan.
Kegiatan Inti (EEK)
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan secara rinci apa maksud dari siswa disuruh memotong-motong roti
tawar dan apel menjadi beberapa bagian sama besar.
2. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan melakukan pendekatan alat peraga roti dan
apel.
3. Kemudian memberikan contoh-contoh soal kepada siswa tentang cara penjumlahan dan
pengurangan dua pecahan biasa dengan berpenyebut sama. Dan menunjuk perwakilan
dari siswa maju kedepan untuk mengerjakan contoh soal di papan tulis sekali gus
mengecek tingkat pemahaman siswa.
4. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menanyakan pada bagian
contoh soal yang belum mereka pahami.
5. Guru memberikan contoh-contoh soal kepada siswa tentang cara untuk melakukan
penjumlahan dan pengurangan dua pecahan biasa berpenyebut tidak sama.
6. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menanyakan pada bagian
contoh soal yang belum mereka pahami.
Elaborasi:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
4. Guru membagikan kartu kepada setiap kelompok siswa dan setiap kelompok masing-
masing mendapatkan 6 buah kartu soal dan kemudian memikirkan jawaban kartu
masing-masing.
8. Setelah batas waktunya pertama sudah selesai, guru menyuruh untuk masing-masing
anggota kelompok bertukar kartu soal yaitu kelompok 1 - 2, 3 - 4, 5 -6. Kemudian
kembali menyuruh siswa mencatat jawaban pasagan kartu dalam lembar LKS yang
telah disediakan.
9. Guru memberikan poin kepada kelompok siswa yang dapat menemukan kartu mereka
sebelum batas waktu yang ditentukan selesai.
10. Demikian seterusnya hinga selesai jam pelajaran.
Konfirmasi:
1. Guru menggali tingkat pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar mempelajari materi kembali dirumah.
c. Kegiatan akhir.
Guru menunjuk siswa secara acak untuk mengemukakan pendapatnya
mengenai pengalaman belajar selama menyelesaikan tugas secara individu maupun
kelompok.
C. Berkirim Salam dan Soal
Pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal memberi siswa kesempatan
untuk melatih pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam
dan soal dapat mempererat hubungan kelompok dengan menciptakan sapaan khas
kelompoknya (Lie, 2007: 58).
Langkah-langkah Pembelajaran
a. Guru membagi siswa dalam satu kelompok yang terdiri atas 4-5 orang dan setiap
kelompok mengutus satu orang untuk mengambil soal yang telah dipersiapkan guru
secara diundi, dan siswa mendiskusikan soal yang telah diambil.
b. Masing-masing kelompok mengirimkan satu utusan yang akan menyampaikan salam
dan soal dari kelompoknya.
c. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
d. Jawaban masing-masing kelompok dicocokan dengan jawaban kelompok yang
dikirimkan.
Langkah-langkah pembelajaran
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar
2) Guru membagi siswa menjadi kelompok
3) Guru memberikan tugas atau lembar kerja
4) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan
dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
5) Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
6) Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jamk atau dari
kiri ke kanan
Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal ( 5 menit )
a. Guru memberi salam, berdoa, menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa.
b. Guru dan siswa menyiapkan materi atau bahan pelajaran
c. Guru memberitahukan indicator dan tujuan yang akan di capai setelah pembelajaran
d. Guru melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab
2. Kegiatan Inti ( 60 menit )
a. Guru menjelaskan materi pelajaran
b. Guru memberikan contoh bagaimana perubahan sifat benda tersebut
c. Guru menjelaskan sifat-sifat benda seperti bentuk, warna, kelenturan, kekerasan dan
bau
d. Guru menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi perubahan sifat benda
e. Guru mendemostrasikan bagaimana penyebab perubahan sifat benda itu dapat terjadi
f. Guru menjelaskan dan mendemostrasikan macam-macam perubahan sifat benda
g. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa secara lisan
h. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
i. Siswa disuruh untuk mengisi table-tabel yang ada di buku paket hal.71 dan 74 dan
menyalinnya di buku tugas.
j. Siswa disuruh memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang sedang
mereka kerjakan
k. Siswa dalam kelompok lain juga disuruh ikut memberikan kontribusinya dan
dilaksanakan searah dengan perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.
Kelebihan :
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan.
Kekurangan :
Membutuhkan ruang kelas yang besar.
Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau, juga rumit
untuk dilakukan.
Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan awal :
H. Bamboo Dancing
Menurut Suprijono (2010:98) langkah-langkah Pembelajaran Metode Bamboo Dancing
sebagai berikut :
a. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topic oleh guru.
b. Selanjutnya, guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Jika dalam satu kelas
ada 40 orang, maka tiap kelompok besar terdiri 20 orang. Aturlah sedemikian rupa
pada tiap-tiap kelompok besar yaitu sepuluh orang berdiri berjajar saling berhadapan
dengan 10 orang lainnya yang juga dalam posisi berdiri berjajar. Dengan demikian di
dalam tiap-tiap kelompok besar mereka saling berpasang-pasangan. Pasangan ini
disebut sebagai pasangan awal. Bagikan tugas setiap pasangan untuk dikerjakan atau
dibahas. Pada kesempatan itu berikan waktu yang cukup kepada mereka agar
mendiskusikan tugas yang diterimanya.
c. Usai diskusi, 20 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang berdiri berjajar saling
berhadapan itu bergeser mengikuti arah jarum jam. Dengan cara ini tiap-tiap peserta
didik akan mendapat pasangan baru dan berbagi informasi, demikian seterusnya.
Pergeseran searah jarum jam baru berhenti ketika tiap-tiap peserta didik kembali
kepasangan asal.
I. Kancing Gemerincing
Kagan (Miftahul, 2011: 142) berpendapat bahwa: Model pembelajaran kooperatif tipe
kancing gemerincing adalah jenis metode struktural yang mengembangkan hubungan timbal
balik antar anggota kelompok dengan didasari adanya kepentingan yang sama. Setiap anggota
mendapatkan chips yang berbeda yang harus digunakan setiap kali mereka ingin berbicara
mengenai: menyatakan keraguan, menjawab pertanyaan, bertanya, mengungkapkan ide,
mengklarifikasi pertanyaan, mengklarifikasi ide, merangkum, mendorong partisipasi anggota
lainnya, memberikan penghargaan untuk ide yang dikemukakan anggota lainnya dengan
mengatakan hal yang positif.
Langkah-langkah pembelajaran
1. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau benda-benda kecil
lainnya.
2. Sebelum memulai tugasnya, masing-masing anggota dari setiap kelompok mendapatkan 2
atau 3 buah kancing (jumlah kancing tergantung pada sukar tidaknya tugas yang
diberikan).
3. Setiap kali anggota selesai berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan
salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah meja kelompok.
4. Jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya menghabiskan kancingnya masing-masing. 17
5. Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh
mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya
kembali.
Kegitan Pembelajaran
Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (atau indikator hasil belajar), guru memotivasi
siswa,
guru mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu.
Fase-2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan.
Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar, guru mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompokkelompok belajar(setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang dan
harus heterogen terutama jenis kelamin dan kemampuan siswa, dan setiap anggota diberi
tanggung jawab untuk mempelajari atau mengerjakan tugas), guru menjelaskan tentang
penggunaan media kancing
sebagai salah satu tiket untuk berpendapat di dalam kelompoknya masing-masing.
Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas.
Fase-5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau meminta siswa
mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi.
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi untuk menghargai upaya dan
hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari kooperatif tipe kancing gemerincing yaitu:
1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing.
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep sendiri dan
b. memecahkan masalah.
c. Masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan
d. konstruksi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota
e. yang lain.
f. Dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai
g. kerja kelompok.
2. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing.
a. Persiapannya memerlukan lebih banyak tenaga, pikiran dan waktu.
b. Untuk mata pelajaran matematika, dapat digunakan untuk materi tertentu saja.
c. Sulitnya mengontrol diskusi semua kelompok agar yang mereka diskusikan tidak
melebar kemana-mana.
J. Model Artikulasi
Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan
berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan
menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model
pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai penerima pesan sekaligus
berperan sebagai penyampai pesan.
Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif
dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing
siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya
tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode
pembelajaran ini.
A. Kelemahannya: