Anda di halaman 1dari 20

A.

Make a Match ( membuat pasangan)

Teknik pembelajaran Make A Match dilakukan di dalam kelas dengan suasana yang
menyenangkan karena dalam pembelajarannya siswa dituntut untuk berkompetisi
mencari pasangan dari kartu yang sedang dibawanya dengan waktu yang cepat.

Langkah-langkah pembelajaran

Guru menyiapkan beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu
soal dan satu sisi berupa kartu jawaban beserta gambar).

1. Setiap peserta didik mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban


2. atau soal dari kartu yang dipegang.
3. Peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban), peserta didik yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi point)
4. Setelah itu babak dicocokkan lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya.

Model pembelajaran Make A Match dapat melatih siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran secara merata serta menuntut siswa
bekerjasama dengan anggota kelompoknya agar tanggung jawab
dapat tercapai, sehingga semua siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Make A Match

Kelebihan dan kelemahan model Cooperative Learning tipe Make A Match menurut
Miftahul Huda (2013: 253-254) adalah :

1. Kelebihan model pembelajaran tipe Make A Match antara lain: (1) dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; (2) karena
ada unsur permainan, metode ini menyengkan; (3) meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa; (4) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi;
dan (5) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
2. Kelemahan media Make A Match antara lain: (1) jika strategi ini tidak dipersiapkan
dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang; (2) pada awal-awal penerapan
metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya; (3) jika
guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang
memperhatikan pada saat presentasi pasangan; (4) guru harus hati-hati dan
bijaksana saat member hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena
mereka bisa malu; dan (5) menggunakan metode ini secara terus menerus akan
menimbulkan kebosanan.

Dalam Rencana Pembelajaran (RPP) dengan Indikator siklus 1 : Melakukan operasi


penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan (dilaksanakan dengan 2 kali
pertemuan). Dengan urutan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan mulai dari kegiatan awal,
apersefsi, kegiatan inti (EEK) dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal
1. Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam/selamat pagi.
2. Doa dipimpin oleh ketua kelas
3. Absen/ guru mengecek siswa yang hadir dan yang tidak hadir.Pengkondisian kelas
Apersefsi :
1. Guru menggeluarkan 1 roti tawar , 1 buah apel dan 2 set pisau.

2. Guru menyuruh 2 orang siswa untuk maju kedepan kelas kemudian membagikan roti
tawar dan apel kepada 2 siswa tersebut, dan meminta siswas yang lain memperhatikan.

3. Kemudian siswa diminta membagi roti tawar dan apel menjadi 2 bagian sama besar
dengan cara memotong roti tawar dan apel.

4. Kemudian siswa diminta menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan bilangan
pecahan biasa.

5. Selanjutnya guru meminta 2 orang siswa yang lainya maju kedepan kelas kemudian
membagikan roti tawar menjadi 6 bagian sama besar dan apel 4 bagian sama besar.

6. Kemudian guru menyebutkan materi pelajaran yang akan disampaikan sesuai dengan
apersefsi yang telah dilakukan, yaitu tentang pecahan.
Kegiatan Inti (EEK)
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan secara rinci apa maksud dari siswa disuruh memotong-motong roti
tawar dan apel menjadi beberapa bagian sama besar.
2. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan melakukan pendekatan alat peraga roti dan
apel.

3. Kemudian memberikan contoh-contoh soal kepada siswa tentang cara penjumlahan dan
pengurangan dua pecahan biasa dengan berpenyebut sama. Dan menunjuk perwakilan
dari siswa maju kedepan untuk mengerjakan contoh soal di papan tulis sekali gus
mengecek tingkat pemahaman siswa.

4. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menanyakan pada bagian
contoh soal yang belum mereka pahami.

5. Guru memberikan contoh-contoh soal kepada siswa tentang cara untuk melakukan
penjumlahan dan pengurangan dua pecahan biasa berpenyebut tidak sama.

6. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menanyakan pada bagian
contoh soal yang belum mereka pahami.

Elaborasi:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Guru membentuk siswa dalam kelompok kerja secara acak.

3. Guru menjelaskan aturan dan cara melaksanakan kegiatan kelompok.

4. Guru membagikan kartu kepada setiap kelompok siswa dan setiap kelompok masing-
masing mendapatkan 6 buah kartu soal dan kemudian memikirkan jawaban kartu
masing-masing.

5. Guru menyuruh kelompok siswa untuk mencari pasangan kartu masing-masing.


6. Guru menyuruh siswa mencatat jawaban pasagan kartu dalam lembar LKS yang telah
disediakan.

7. Guru menentukan batas waktu untuk menemukan pasangan kartu masing-masing


kepada kelompok siswa (10 menit).

8. Setelah batas waktunya pertama sudah selesai, guru menyuruh untuk masing-masing
anggota kelompok bertukar kartu soal yaitu kelompok 1 - 2, 3 - 4, 5 -6. Kemudian
kembali menyuruh siswa mencatat jawaban pasagan kartu dalam lembar LKS yang
telah disediakan.
9. Guru memberikan poin kepada kelompok siswa yang dapat menemukan kartu mereka
sebelum batas waktu yang ditentukan selesai.
10. Demikian seterusnya hinga selesai jam pelajaran.
Konfirmasi:
1. Guru menggali tingkat pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

2. Guru menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang materi pelajaran yang


dipelajari.

3. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar mempelajari materi kembali dirumah.

4. Guru memberikan PR kepada siswa.

5. Evaluasi pembelajaran di berikan pada pertemuan kedua siklus I.

Kegiatan akhir/ penutup


1. Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team


Accelerated Instruction)
Model pembelajaran TAI (Team Accelerated Instruction) termasuk dalam
pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas
kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan
secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok mencakup jenis
kelamin, ras, agama (kalau mungkin), tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah), dan
sebagainya.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar
atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 5 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah)
Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
kesetaraan jender.
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang akan dibahas untuk pertemuan ke-1 dan ke-2 sesuai dengan
pembicaraan dalam uraian bab sebelumnya mengenai langkah pembelajaran pendekatan
kooperatif tipe TAI.
a. Kegiatan awal.
Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan akan
dicapai oleh siswa.
Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran menggunakan kooperatif tipe TAI.
Guru mengecek kemampuan prasyarat siswa dengan cara tanya jawab.
Guru menginformasikan pengelompokan siswa. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai
dengan 5, siswa dengan kemampuan akademik yang heterogen.
b. Kegiatan inti.
Setiap siswa menyelesaikan tugas berupa soal-soal yang berkaitan dengan keliling dan
luas segitiga dan segiempat pada lembar kerja siswa (LKS) yang sudah disediakan oleh
guru secara individual. Lembar Kerja Siswa terlampir. Guru mengamati kerja setiap
siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan seperlunya.
Dengan membawa hasil penyelesaian soal-soal yang telah dikerjakan siswa secara
individual, siswa menuju ke kelompok belajar sesuai dengan kelompok yang telah
diinformasikan guru.
Siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman satu kelompok dengan cara
saling memeriksa, mengoreksi dan memberikan masukan. Guru mengamati kerja
kelompok dan memberikan bantuan seperlunya.
Setiap kelompok mempresentasikan penyelesaian soal yang sudah dibahas sedangkan
guru memfasilitasi siswa dan merangkum serta memberikan penegasan pada pertemuan
ke-1 dan ke-2.
Untuk pengecekan pemahaman siswa guru memberikan soal kuis yang dikerjakan oleh
setiap siswa secara individual. Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan sebagai nilai
individual.

c. Kegiatan akhir.
Guru menunjuk siswa secara acak untuk mengemukakan pendapatnya
mengenai pengalaman belajar selama menyelesaikan tugas secara individu maupun
kelompok.
C. Berkirim Salam dan Soal
Pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam dan soal memberi siswa kesempatan
untuk melatih pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran kooperatif teknik berkirim salam
dan soal dapat mempererat hubungan kelompok dengan menciptakan sapaan khas
kelompoknya (Lie, 2007: 58).
Langkah-langkah Pembelajaran

a. Guru membagi siswa dalam satu kelompok yang terdiri atas 4-5 orang dan setiap
kelompok mengutus satu orang untuk mengambil soal yang telah dipersiapkan guru
secara diundi, dan siswa mendiskusikan soal yang telah diambil.
b. Masing-masing kelompok mengirimkan satu utusan yang akan menyampaikan salam
dan soal dari kelompoknya.
c. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
d. Jawaban masing-masing kelompok dicocokan dengan jawaban kelompok yang
dikirimkan.

D. Model Pembelajaran Snowball Throwin


Model pembelajaran yang melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari
orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik
akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas
lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka
dan menjawab pertanyaannya.
Proses model pembelajaran Snowball Throwing adalah dibentuk kelompok yang
diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa
membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain
yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh (Syaifullah, 2009).
Langkah-langkah Pembelajaran
1) Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
2) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan
satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok.
5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari
satu siswa ke siswa yang lain selama 15 menit.
6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian.
7) Evaluasi.
8) Penutup.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal :

a. Guru menyampaikan salam.


b. Guru mengajak siswa berdoa sebelum melakukan pembelajaran.
c. Mengkondisikan kelas
d. Guru mengecek kehadiran siswa.
e. Appersepsi (Guru memperlihatkan sebuah gambar yang berisi sebuah percakapan
seorang anak dengan ibunya, dimana sang anak meminta untuk minta bagian roti
bagian, kemudian sang ibu berkata akan memberikan bagian dari roti tersebut, tetapi
sang anak tidak mau dan menangis, ibu tersebut tertawa melihat kelakuan anaknya
tersebut kemudian menjelaskan bahwa sama dengan )
e. Guru menuliskan topik pembelajaran di papan tulis serta menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
f. Menjelaskan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar yang akan dicapai.
Kegiatan Inti:
a. Guru menyampaikan materi yang dipelajari hari ini yaitu operasi hitung pecahan.
b. Guru menampilkan beberapa gambar contoh dari pecahan.
c. Guru menceritakan isi gambar yang ditampilkan.
d. d. Guru menjelaskan bagaimana cara menyederhanakan pecahan yaitu dengan
pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama dengan tidak bisa dibagi lagi,
contohnya pada pecahan dilakukan dua langkah hal ini dikarenakan setelah pembilang
dan penyebut dibagi 2 diperoleh pecahan yang bukan pecahan sederhana sehingga
dibagi dengan 2 sehingga diperoleh hasil .
e. Guru menjelaskan cara mengurutkan pecahan dengan garis bilangan.
f. Guru menjelaskan penyederhanaan pecahan dengan dua cara yaitu :
Cara 1
a. Mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa terlebih dulu, kemudian
b. disederhanakan.
c. FPB dari 30 dan 12 adalah 6 sehingga
Cara 2
a. Menyederhanakan bagian pecahannya saja.
b. bagian bulatnya adalah 2 dan bagian pecahannya adalah
c. FPB dari 6 dan 12 adalah 6 sehingga
d. Guru mengajak siswa bermain lempar bola
e. Guru meminta semua siswa maju kedepan
f. Siswa bermain lempar bola sambil menyanyikan lagu Pelangi-pelangi
g. Siswa yang mendapat lemparan terakhir pada akhir lagu akan menjawab soal yang
telah disediakan oleh guru.
h. Siswa yang telah selesai menjawab soal dipersilahkan duduk kembali ke bangkunya
masing-masing, dan mendapatkan hadiah berupa bintang dari karton yang bisa ditukar
dengan permen di akhir pelajaran sedangkan yang tersisa melanjutkan melakukan
saling lempar bola kertas.
i. Demikian selanjutnya sampai sebagian besar siswa melakukan permainan tersebut.
Kegiatan Akhir:
a. Siswa mengerjakan latihan
b. soal/evaluasi.
c. Siswa diberikan tugas individu (PR) yaitu mengurutkan pecahan
d. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran dan menutup pembelajaran hari ini.
e. Menyampaikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya

E. Model Bola Salju (Snowballing)


Dinamakan metode snow balling dikarenakan dalam pembelajaran siswa melakukan
tugas individu kemudian berpasangan. Dari pasangan tersebut kemudian mencari pasangan
yang lain sehingga semakin lama anggota kelompok semakin besar bagai bola salju yang
menggelinding. Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari
siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang lebih kecil berangsur-angsur kepada
kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban
yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok.
Langkah-langkah Pembelajaran
a. Sampaikan topik materi yang akan diajarkan.
b. Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan.
c. Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mandapatkan jawaban, pasangan tadi
digabung dengan pasangan di sampingnya. Dengan demikian terbentuk kelompok
yang beranggotakan 4 orang.
d. Kelompok berempat ini bekerja mengerjakan tugas yang sama seperti dalam
kelompok 2 orang. Tugas ini dapat dilakukan dengan membandingkan jawaban
kelompok 2 orang dengan kelompok 2 orang lainnya. dalam kegiatan ini perlu
dipertegas bahwa jawaban harus disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru.
e. Setelah kelompok berempat ini selesai mengerjakan tugas, setiap kelompok digabung
lagi dengan kelompok berempat lainnya. Dengan demikian sekarang setiap kelompok
baru beranggotakan 8 orang.
f. Yang dikerjakan pada kelompok baru ini sama dengan tugas pada langkah ke-4 di
atas. Langkah ini dapat dilanjutkan sesuai dengan jumlah siswa dan waktu yang
tersedia.
g. Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
h. Guru akan membandingkan hasil dari masing-masing kelompok kemudian
memberikan ulasan-ulasan yang dianggap perlu.
Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing
Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing adalah
Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan
melempar bola kertas kepada siswa lain.
Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena
diberikesempatan utk membuat soal dan diberikan pada siswa lain.
Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang
dibuat temannya seperti apa.
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam
praktek.
Pembelajaran menjadi lebih efektif.
Ketiga aspek yaitu aspek koknitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai.
Kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing adalah
Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa
yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa
biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang
telah diberikan.
Ketua kelompok
yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat bagi
anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu
yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.
Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat
berkelompok kurang termotivasi untuk bekerjasama. tapi tidak menutup
kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberiaan kuis individu dan
penghargaan kelompok.
Memerlukan waktu yang panjang.
Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

F. Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok


Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok adalah kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi
konsep. Menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok
kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa heterogen
(kemampuan gender, karakter) ada control dan fasilitasi, serta meminta tanggung jawab hasil
kelompok berupa laporan atau presentasi.
Kelebihan Round Club Atau Keliling Kelompok
1) Adanya tanggung jawab setiap kelompok
2) Adanya pemberian sumbnagan ide pada kelompoknya
3) Lebih dari sekedar belajar kelompok
4) Bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat, pandangan serta hasil pemikiran
5) Hasil pemikiran beberapa kepala lebih kaya dari pada satu kepala
6) Dapat membina dan memperkaya emosional

Kekurangan Round Club Atau Keliling Kelompok


1) Banyak waktu yang terbuang dalam pembelajaran keliling kelompok
2) Suasana kelas menjadi rebut
3) Tidak dapat diterapkan pada mata pelajaran yang memerlukan pengayaan

Langkah-langkah pembelajaran
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar
2) Guru membagi siswa menjadi kelompok
3) Guru memberikan tugas atau lembar kerja
4) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan
dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
5) Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
6) Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jamk atau dari
kiri ke kanan
Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal ( 5 menit )
a. Guru memberi salam, berdoa, menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa.
b. Guru dan siswa menyiapkan materi atau bahan pelajaran
c. Guru memberitahukan indicator dan tujuan yang akan di capai setelah pembelajaran
d. Guru melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab
2. Kegiatan Inti ( 60 menit )
a. Guru menjelaskan materi pelajaran
b. Guru memberikan contoh bagaimana perubahan sifat benda tersebut
c. Guru menjelaskan sifat-sifat benda seperti bentuk, warna, kelenturan, kekerasan dan
bau
d. Guru menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi perubahan sifat benda
e. Guru mendemostrasikan bagaimana penyebab perubahan sifat benda itu dapat terjadi
f. Guru menjelaskan dan mendemostrasikan macam-macam perubahan sifat benda
g. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa secara lisan
h. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
i. Siswa disuruh untuk mengisi table-tabel yang ada di buku paket hal.71 dan 74 dan
menyalinnya di buku tugas.
j. Siswa disuruh memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang sedang
mereka kerjakan
k. Siswa dalam kelompok lain juga disuruh ikut memberikan kontribusinya dan
dilaksanakan searah dengan perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.

3. Kegiatan akhir ( 5 menit )


a. Guru memberikan motivasi dan penguatan
b. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi yang dipelajarinya.
c. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal-soal untuk PR
d. Guru menutup pelajaran

G. Lingkaran Besar Dan Lingkaran Kecil (Inside Outside Circle)


Model Pembelajaran Inside- Outside- Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar)
merupakan model pembelajaran dimana Siswa saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Model ini
dikembangkan pertama kali di Inggris oleh Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan
agar siswa dapat saling berbagi informasi dalam waktu yang bersamaan. Dengan adanya
struktur yang jelas memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda
dengan singkat dan teratur.
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri membentuk
lingkaran kecil dan menghadap ke luar.
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama menghadap ke
dalam.
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran
informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
4. Kemudian siswa yang di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang di lingkaran
besar bergeser, satu atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi demikian
seterusnya.
Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda
dengan singkat dan teratur.

Kelebihan :
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan.
Kekurangan :
Membutuhkan ruang kelas yang besar.
Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau, juga rumit
untuk dilakukan.

Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan awal :

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD


2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 3-4 orang atau dapat juga
dalam kelas dibagi dalam 2 kelompok besar dan tiap kelompok terdiri dari 2 kelompok
lingkaran.
Pada kegiatan inti :
1. Guru membagi tugas pada tiap-tiap kelompok untuk mencari informasi mengenai
materi yang dibagikan
2. Setiap kelompok belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan tugas yang diberikan
3. Setelah selesai, maka seluruh siswa berkumpul saling membaur (tidak berdasarkan
kelompok)
4. Separuh kelas lalu berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
5. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke
dalam.
6. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.
Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang
bersamaan.
7. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang
berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
8. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian
seterusnya, sampai seluruh siswa selesai berbagi informasi.
Pada kegiatan akhir :
1. Guru memberikan ulasan serta mengevaluasi hasil dari kegiatan tersebut
2. Guru memberikan kesimpulan dapat juga dibuat sebagai kontruksi terhadap pengetahuan
yang diperoleh dari diskusi.

H. Bamboo Dancing
Menurut Suprijono (2010:98) langkah-langkah Pembelajaran Metode Bamboo Dancing
sebagai berikut :
a. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topic oleh guru.
b. Selanjutnya, guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Jika dalam satu kelas
ada 40 orang, maka tiap kelompok besar terdiri 20 orang. Aturlah sedemikian rupa
pada tiap-tiap kelompok besar yaitu sepuluh orang berdiri berjajar saling berhadapan
dengan 10 orang lainnya yang juga dalam posisi berdiri berjajar. Dengan demikian di
dalam tiap-tiap kelompok besar mereka saling berpasang-pasangan. Pasangan ini
disebut sebagai pasangan awal. Bagikan tugas setiap pasangan untuk dikerjakan atau
dibahas. Pada kesempatan itu berikan waktu yang cukup kepada mereka agar
mendiskusikan tugas yang diterimanya.

c. Usai diskusi, 20 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang berdiri berjajar saling
berhadapan itu bergeser mengikuti arah jarum jam. Dengan cara ini tiap-tiap peserta
didik akan mendapat pasangan baru dan berbagi informasi, demikian seterusnya.
Pergeseran searah jarum jam baru berhenti ketika tiap-tiap peserta didik kembali
kepasangan asal.

d. Hasil diskusi ditiap-tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan kepada seluruh


kelas. Guru memfasilitasi terjadinya intersubjektif, dialog interaktif, Tanya jawab dan
sebagainya. Kegiatan ini dimasudkan agar pengetahuan yang diperoleh melalui
diskusi di tiap-tiap kelompok besar dapat diobjektivitas dan menjadi pengetahuan
bersama seluruh kelas.
Adapun kelebihan dan kekurangan Metode Bamboo Dancing menurut Istarani (2011:3) yaitu :
a. Kelebihan Metode Bamboo Dancing

1) Siswa dapat bertukar pengalaman dengan sesamanya dalam proses pembelajaran.

2) Meningkatkan kerja sama diantara siswa.

3) Meningkatkan toleransi sesama siswa.


b. Kekurangan Metode Bamboo Dancing

1) Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan proses belajar mengajar.


2) Siswa lebih banyak bermainnya dari pada belajar.

3) Memerlukan priode waktu yang cukup lama.


Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal ini guru mengucapkan salam, berdoa, menanyakan siswa yang tidak
masuk (presensi). Setelah itu guru mempersiapkan materi ajar dan media untuk mengajar.
Selanjutnya guru peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu kemampuan yang
akan siswa peroleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran hari ini.Setelah itu guru
menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan materi yang
lalu dan menghubungkan dengan materi yang akan disampaikan.
b. Kegiatan inti berlangsung tiga hal atau tiga tahap:
1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi ini guru menerangkan materi mengubah pecahan ke bentuk
persen dan desimal. Setelah itu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Lalu guru menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran tentang pecahan persen
dan desimal. Siswa dilibatkan secara aktif untuk menggali pengetahuan yang mereka
miliki. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan, untuk
mengetahui sebesar apa keberaian dan rasa percaya diri siswa.
2) Elaborasi
Kegiatan elaborasi ini guru menerangkan semua materi pecahan persen dan desimal.
Guru juga memotivasi siswa untuk berani bertanya dan berbicara. Lalu guru memberi
penilaian atas jawaban siswa. Selanjutnya guru memotivasi siswa untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi ini guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi
yang belum dipahami. Selanjutnya guru memberikan penguatan mengenai materi yang
telah dipelajari. Lalu guru memberikan latihan soal kepada siswa sebagai post test.
Setelah itu guru membahas latihan soal.
c. Kegiatan Akhir/ Penutup
Kegiatan akhir dari proses pembelajaran ini siswa diminta untuk merefleksi materi yang
telah dipelajari hari ini. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin belajar.
Dalam kegiatan akhir, guru juga menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.

I. Kancing Gemerincing

Kagan (Miftahul, 2011: 142) berpendapat bahwa: Model pembelajaran kooperatif tipe
kancing gemerincing adalah jenis metode struktural yang mengembangkan hubungan timbal
balik antar anggota kelompok dengan didasari adanya kepentingan yang sama. Setiap anggota
mendapatkan chips yang berbeda yang harus digunakan setiap kali mereka ingin berbicara
mengenai: menyatakan keraguan, menjawab pertanyaan, bertanya, mengungkapkan ide,
mengklarifikasi pertanyaan, mengklarifikasi ide, merangkum, mendorong partisipasi anggota
lainnya, memberikan penghargaan untuk ide yang dikemukakan anggota lainnya dengan
mengatakan hal yang positif.
Langkah-langkah pembelajaran
1. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau benda-benda kecil
lainnya.
2. Sebelum memulai tugasnya, masing-masing anggota dari setiap kelompok mendapatkan 2
atau 3 buah kancing (jumlah kancing tergantung pada sukar tidaknya tugas yang
diberikan).
3. Setiap kali anggota selesai berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan
salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah meja kelompok.
4. Jika kancing yang dimiliki salah seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya menghabiskan kancingnya masing-masing. 17
5. Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh
mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya
kembali.
Kegitan Pembelajaran
Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (atau indikator hasil belajar), guru memotivasi
siswa,
guru mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu.
Fase-2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan.
Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar, guru mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompokkelompok belajar(setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang dan
harus heterogen terutama jenis kelamin dan kemampuan siswa, dan setiap anggota diberi
tanggung jawab untuk mempelajari atau mengerjakan tugas), guru menjelaskan tentang
penggunaan media kancing
sebagai salah satu tiket untuk berpendapat di dalam kelompoknya masing-masing.
Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas.
Fase-5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau meminta siswa
mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi.
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi untuk menghargai upaya dan
hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari kooperatif tipe kancing gemerincing yaitu:
1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing.
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep sendiri dan
b. memecahkan masalah.
c. Masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan
d. konstruksi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota
e. yang lain.
f. Dapat mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai
g. kerja kelompok.
2. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing.
a. Persiapannya memerlukan lebih banyak tenaga, pikiran dan waktu.
b. Untuk mata pelajaran matematika, dapat digunakan untuk materi tertentu saja.
c. Sulitnya mengontrol diskusi semua kelompok agar yang mereka diskusikan tidak
melebar kemana-mana.

J. Model Artikulasi
Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan
berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan
menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model
pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai penerima pesan sekaligus
berperan sebagai penyampai pesan.

Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif
dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing
siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya
tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode
pembelajaran ini.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Artikulasi

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.


2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru
diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan
kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya
dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil
wawancaranya.
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami
siswa.
7. Kesimpulan/penutup.

Kelemahan dan kelebihan Pembelajaran Artikulasi


Kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran artikulasi ini antara lain:

A. Kelemahannya:

a. Untuk mata pelajaran tertentu


b. Waktu yang dibutuhkan banyak
c. Materi yang didapat sedikit
d. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
e. Lebih sedikit ide yang muncul
f. Jika ada perselisihan tidak ada penengah
B. Kelebihannya:

a. Semua siswa terlibat (mendapat peran)


b. Melatih kesiapan siswa
c. Melatih daya serap pemahaman dari orang lain
d. Cocok untuk tugas sederhana
e. Interaksi lebih mudah
f. Lebih mudah dan cepat membentuknya
g. Meningkatkan partisipasi anak

Anda mungkin juga menyukai