Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ghifarry Rizqy Rokhmananda

NRP : 123.13.0018
Tugas : 2 (Dua)

Sejarah Perencanaan Wilayah dan Bentuk-bentuk Perencanaan Wilayah di


Indonesia

Sejarah Perencanaan Wilayah di Indonesia


Pada tahap-tahap awal perkembangannya, kota-kota di Nusantara tidak memiliki basis
perencanaan yang dapat dipelajari oleh generasi saat ini. Sejarah perkembangan perencanaan
wilayah di Indonesia terdapat 5 masa, yaitu masa VOC dan Penjajahan Belanda, Masa Perang
Dunia II Tahun 1950an, Masa 1950 1960, Masa 1970 2000 dan masa tahun 2000an.

1. Masa VOC dan Penjajahan Belanda


Secara teknis, perencanaan fisik di Indonesia sudah dimulai sejak masa VOC di abad 17 yaitu
dengan telah adanya De Statuten Van 1642, yaitu ketentuan perencanaan jalan, jembatan,
batas kapling, pertamanan, garis sempadan, tanggul-tanggul, air barsih dan sanitasi kota;
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda terjadi 2 hal yang dapat dikatakan sebagai dasar
perencanaan kota, yaitu : munculnya Regeringsregelement 1854 (RR 1854), berisi system
pemerintahan dengan penguasaan tunggal di daerah residen; dan diundangkannya Staatblad
1882 Nomor 40 yang memberikan wewenang kepada residen; untuk mengadakan pengaturan
lingungan dan mendirikan bangunan di wilayah (gewent) kewenangannya.
Sejak tahun 1905 yaitu sejak diundangkannya Decentralisatie Besluit Indische Staatblad
1905/137, maka perencanaan kota lebih eksplisit sehubungan dengan pemberian
kewenangan otonomi bagi stadsgemeente (kota praja) untuk menyusun perencanaan
kotanya;
Usaha tersebut diikuti dengan munculnya kewenangan bagi kabupaten (province
regentschap) untuk mengatur penataan ruang; Beberapa Peristiwa yang cukup berpengaruh
pada masa tersebut yaitu Revolusi industri, politik kulturstelsel pada masa Van den Bosch,
Politik Etis dan terbitnya perangkat institusi dan konstitusi.
2. Masa Perang Dunia (PD) II - Tahun 1950an
Pada tahun 1948 diterbitkan peraturan perencanaan pembangunan kota sebagai peraturan
pokok perencanaan fisik kota khususnya untuk kota Batavia, wilayah Kebayoran dan Pasar
Minggu, Tanggerang, Bekasi, Tegal, Pekalongan, Cilacap, Semarang, Salatiga, Surabaya,
Malang, Padang, Palembang dan Banjarmasin;
Muncul gagasan-gagasan tentang pembangunan kota baru, baik kota satelit seperti wilayah
Candi di Semarang maupun Kebayoran Baru di Jakarta, serta kota baru mandiri seperti
Palangkaraya di Kalimantan Tengah dan Banjar Baru di Kalimantan Selatan;
Pembangunan nasional pada saat itu mendapat bantuan dari negara-negara maju.

3. Masa 1950 1960


Perkembangan penduduk kota-kota, khususnya di Jawa dan Sumatera berdampak terhadap
berbagai segi, baik fisik, budaya, sosial dan politik;
Konflik regional;
Pembangunan nasional semakin kompleks;
Peningkatan tenaga ahli perencanaan wilayah dan kota.

4. Masa 1970 2000


Kompleksitas pembangunan nasional, regional dan lokal semakin meningkat;
Pengaruh metode-metode dan teknologi negara maju;
Peningkatan program transmigrasi untuk membuka lahan-lahan pertanian baru di luar
Jawa;
Pembangunan yang sentralistik;
Industrialisasi mulai digalakkan ditandai dengan munculnya kawasan-kawasan industri;
Munculnya UU Tata Ruang Nomor 24 Tahun 1992;
Standarisasi hirarki perencanaan dari yang umum, detail dan terperinci untuk tiap daerah
tingkat I dan II.

5. Masa Tahun 2000an


Berlakunya Otonomi Daerah;
Kabupaten dan Kota berlomba-lomba meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
Tingginya wacana pertisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.
Tingginya wacana pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Bentuk-bentuk Perencanaan Wilayah di Indonesia


1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), meliputi:
a) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional berupa rencana struktur tata ruang untuk keseluruhan wilayah
nasional, pedoman pengendalian pemanfaatan ruang nasional. Dasar utama adalah Penetapan
Kawasan Lindung, Kawasan Budi daya, dan Kawasan Tertentu Nasional.
b) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
Struktur dan Pola Penataan Ruang Provinsi dan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi
berisi arahan pengembangan permukiman, pertanian, kehutanan, dan sebagainya serta arahan
kebijaksanaan Tata Guna Tanah, Udara, SDA, dan sebagainya.
c) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK)
Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya dan Kabupaten DT II berupa penatagunaan tanah, penataan
air, penataan udara, dan penataan SDA.
d) Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan (RTRW Kawasan)
Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan yaitu rencana tata ruang dari bagian wilayah kota atau bagian
wilayah kabupaten sampai kepada rencana detail, rencana teknis, dan rancangan rekayasa.

2. Rencana Pembangunan Daerah (RPD)


a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah)
Dokumen perencanaan untuk periode 20 tahun.
b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah)
Dokumen rencana untuk periode 5 tahun.
c) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKP Daerah)
Dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 tahun.
d) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra - SKPD)
Dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk periode 5 tahun.
e) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja - SKPD)
Dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Sumber :

PerMendagri No.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan

http://dokumen.tips/documents/sejarah-filsafat-perencanaan.html diakses pada 26 September 2015

Anda mungkin juga menyukai