Sejarah Perencanaan Wilayah dan Bentuk-bentuk Perencanaan Wilayah di
Indonesia
Sejarah Perencanaan Wilayah di Indonesia
Pada tahap-tahap awal perkembangannya, kota-kota di Nusantara tidak memiliki basis perencanaan yang dapat dipelajari oleh generasi saat ini. Sejarah perkembangan perencanaan wilayah di Indonesia terdapat 5 masa, yaitu masa VOC dan Penjajahan Belanda, Masa Perang Dunia II Tahun 1950an, Masa 1950 1960, Masa 1970 2000 dan masa tahun 2000an.
1. Masa VOC dan Penjajahan Belanda
Secara teknis, perencanaan fisik di Indonesia sudah dimulai sejak masa VOC di abad 17 yaitu dengan telah adanya De Statuten Van 1642, yaitu ketentuan perencanaan jalan, jembatan, batas kapling, pertamanan, garis sempadan, tanggul-tanggul, air barsih dan sanitasi kota; Pada masa pemerintahan Hindia Belanda terjadi 2 hal yang dapat dikatakan sebagai dasar perencanaan kota, yaitu : munculnya Regeringsregelement 1854 (RR 1854), berisi system pemerintahan dengan penguasaan tunggal di daerah residen; dan diundangkannya Staatblad 1882 Nomor 40 yang memberikan wewenang kepada residen; untuk mengadakan pengaturan lingungan dan mendirikan bangunan di wilayah (gewent) kewenangannya. Sejak tahun 1905 yaitu sejak diundangkannya Decentralisatie Besluit Indische Staatblad 1905/137, maka perencanaan kota lebih eksplisit sehubungan dengan pemberian kewenangan otonomi bagi stadsgemeente (kota praja) untuk menyusun perencanaan kotanya; Usaha tersebut diikuti dengan munculnya kewenangan bagi kabupaten (province regentschap) untuk mengatur penataan ruang; Beberapa Peristiwa yang cukup berpengaruh pada masa tersebut yaitu Revolusi industri, politik kulturstelsel pada masa Van den Bosch, Politik Etis dan terbitnya perangkat institusi dan konstitusi. 2. Masa Perang Dunia (PD) II - Tahun 1950an Pada tahun 1948 diterbitkan peraturan perencanaan pembangunan kota sebagai peraturan pokok perencanaan fisik kota khususnya untuk kota Batavia, wilayah Kebayoran dan Pasar Minggu, Tanggerang, Bekasi, Tegal, Pekalongan, Cilacap, Semarang, Salatiga, Surabaya, Malang, Padang, Palembang dan Banjarmasin; Muncul gagasan-gagasan tentang pembangunan kota baru, baik kota satelit seperti wilayah Candi di Semarang maupun Kebayoran Baru di Jakarta, serta kota baru mandiri seperti Palangkaraya di Kalimantan Tengah dan Banjar Baru di Kalimantan Selatan; Pembangunan nasional pada saat itu mendapat bantuan dari negara-negara maju.
3. Masa 1950 1960
Perkembangan penduduk kota-kota, khususnya di Jawa dan Sumatera berdampak terhadap berbagai segi, baik fisik, budaya, sosial dan politik; Konflik regional; Pembangunan nasional semakin kompleks; Peningkatan tenaga ahli perencanaan wilayah dan kota.
4. Masa 1970 2000
Kompleksitas pembangunan nasional, regional dan lokal semakin meningkat; Pengaruh metode-metode dan teknologi negara maju; Peningkatan program transmigrasi untuk membuka lahan-lahan pertanian baru di luar Jawa; Pembangunan yang sentralistik; Industrialisasi mulai digalakkan ditandai dengan munculnya kawasan-kawasan industri; Munculnya UU Tata Ruang Nomor 24 Tahun 1992; Standarisasi hirarki perencanaan dari yang umum, detail dan terperinci untuk tiap daerah tingkat I dan II.
5. Masa Tahun 2000an
Berlakunya Otonomi Daerah; Kabupaten dan Kota berlomba-lomba meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD); Tingginya wacana pertisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat. Tingginya wacana pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Bentuk-bentuk Perencanaan Wilayah di Indonesia
1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), meliputi: a) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional berupa rencana struktur tata ruang untuk keseluruhan wilayah nasional, pedoman pengendalian pemanfaatan ruang nasional. Dasar utama adalah Penetapan Kawasan Lindung, Kawasan Budi daya, dan Kawasan Tertentu Nasional. b) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Struktur dan Pola Penataan Ruang Provinsi dan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi berisi arahan pengembangan permukiman, pertanian, kehutanan, dan sebagainya serta arahan kebijaksanaan Tata Guna Tanah, Udara, SDA, dan sebagainya. c) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK) Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya dan Kabupaten DT II berupa penatagunaan tanah, penataan air, penataan udara, dan penataan SDA. d) Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan (RTRW Kawasan) Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan yaitu rencana tata ruang dari bagian wilayah kota atau bagian wilayah kabupaten sampai kepada rencana detail, rencana teknis, dan rancangan rekayasa.
2. Rencana Pembangunan Daerah (RPD)
a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Dokumen perencanaan untuk periode 20 tahun. b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Dokumen rencana untuk periode 5 tahun. c) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKP Daerah) Dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 tahun. d) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra - SKPD) Dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk periode 5 tahun. e) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja - SKPD) Dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Sumber :
PerMendagri No.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan
http://dokumen.tips/documents/sejarah-filsafat-perencanaan.html diakses pada 26 September 2015