Anda di halaman 1dari 13

JAWABAN SOAL UJIAN AKHIR PSIKOLINGUISTIK

Disusun untuk Memenuhi Ujian Akhir Sekolah Mata Kuliah Psikolinguistik

Dosen Pengampu Prof. Dr. Amitya Kumara, MS.

Riris Sumarna
15/389048/PSA/07902

Linguistik Kelas B

PROGRAM PASCASARJANA LINGUISTIK


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
Kata kunci: gagal menjalankan tugas, tak mampu, tak mencapai target, terlibat
skandal, mendapat desakan, tidak berhasil, bersalah secara moral,
mengaku salah, mengundurkan diri, tanggung jawab, lebih bahagia.

Berita pada Detik.com tersebut terdiri dari satu buah wacana pembuka dan
empat buah wacana pendek sebagai rincian dari wacana pembuka. Secara garis besar
konteks dari wacana tersebut mengacu pada budaya pejabat yang mengundurkan diri
karena gagal dalam menjalankan tugasnya. Kata kunci yang mengacu pada konteks
antara lain; gagal menjalankan tugas, tak mampu, tak mencapai target, terlibat skandal,
mendapat desakan, tidak berhasil, bersalah secara moral, mengaku salah, bertanggung
jawab, lebih bahagia. Sedangkan kata kunci yang lainnya adalah mundur/
mengundurkan diri. Jika dilihat secara garis besar konteksnya merupakan suatu
hubungan kausatif, yaitu hubungan sebab-akibat dimana setiap pejabat yang
mengundurkan diri dari jabatannya merupakan akibat dari sesuatu hal yang
melatarbelakanginya. Contohnya Dirgen Pajak Sigit Priadi Pramudito mundur dari
jabatannya karena tidak mencapai target penerimaan pajak 2015.

Berita merupakan semua tulisan atau laporan yang dimuat dimedia masa
(Wibowo, 2011:36). Di dalamnya terdapat wacana dan konteks. Konteks adalah semua
situasi dan hal yang berada diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa (Wibowo,
2011:36). Sedangkan teks adalah satuan makna (Halliday dan Hasan 1992:14). Dalam
pembahasan mengenai pengunduran diri pejabat, situasi hal yang berada diluar teks
dapat dilihat dari aspek psikologi pejabat yang diberitakan. Sedangkan wacana
dimaknai sebagai teks dan konteks bersama-sama (Wibowo, 2011:36). Dengan
demikian wacana merupakan gabungan antara kajian psikologi dan linguistik
(Psikolinguistik).

Dalam membahas kasus pengunduran diri pejabat, akan menggunakan kata


kunci setiap kasus kemudian dikaji menggunakan kajian bahasa dan pikiran, mental,
serta konsep konteks sosial teks oleh Halliday dan Hasan (1992:16) yang terdiri dari;
Medan wacana (field of discourse) , pelibat wacana (tenor of discourse) serta sarana
wacana (mode of diacourse). Selain itu, artikel dari media masa yang terkait berita akan
ditambahkan untuk mempermudah pembahasan. Artikel tersebut berupa tuturan pejabat
secara langsung ketika melakukan jumpa pers dalam wacana pengunduran dirinya.
Selain itu latar belakang pejabat atau tract record pejabat sebelumnya juga akan
ditambahkan untuk mempermudah pembahasan.

Pembahasan pertama adalah pengunduran diri Sigit Priadi Pramudito Sebagai


Dirgen Pajak. Berikut ini adalah pernyataan Sigit secara langsung ketika melakukan
jumpa pers:

Teman-teman sekalian yang saya cintai, saya telah memutuskan untuk mengundurkan
diri sebagai Dirjen Pajak. Pengunduran ini semata-mata sebagai bentuk tanggung
jawab saya yang tidak berhasil memimpin DJP dalam mencapai target penerimaan
pajak yang dapat ditolelir (diatas 85%). Perhitungan saya hanya akan mencapai 80-
82% di akhir tahun 2015. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan
teman-teman sekalian, mohon maaf bila ada hal-hal yang tidak berkenan selama ini.
Semoga Dirjen Pajak yang akan datang dapat membawa DJP semakin Jaya, kredibel,
akuntabel dan dapat dibanggakan. Selasa (01/12/2015).

Kata kunci yang mempunyai hubungan kausatif pada wacana tersebut adalah
kata yang dicetak tebal yaitu mengundurkan diri, tidak berhasil. Hubungan kausatif
tersebut adalah Sigit mengundurkan diri karena tidak berhasil memenuhi pencapaian
jumlah persentase pajak yang telah menjadi komitmennya. Kata kunci hubungan
kausatif tersebut merupakan Medan Wacana pada wacana, yaitu yang menunjuk pada
hal yang sedang terjadi pada sifat tindakan sosial yang sedang berlangsung (Halliday
dan Hasan 1992:16). Selain itu pernyataan Perhitungan saya hanya akan mencapai 80-
82% di akhir tahun 2015 secara tidak langsung merupakan makna penegasan pada kata
kunci tidak berhasil.

Pelibat wacana menunjuk pada orang-orang yang terlibat dalam konteks suatu
wacana, kedudukan dan peranan mereka, jenis-jenis hubungan peranan antar pelibat.
Dalam kasus ini Sigit adalah pelibat wacana. Selain itu untuk mengacu siapa saja yang
bertindak sebagai pelibat wacana dapat dilihat pada pernyataan teman-teman sekalian.
Dalam konteks ini makna teman-teman yang dimaksud adalah seluruh anggota
masyarakat dan rekan kerja dimana mereka bertindak sebagai pelibat wacana. Peran
mereka selama ini telah banyak membantu dan memberikan dukungan. Selain itu
tampak pula bahwa Sigit merupakan Dirgen pajak yang diinginkan oleh masyarakat hal
ini dapat dilihat pada pernyataan .....dukungan dan bantuan teman-teman sekalian.....

Diakhir pernyataannya ditutup dengan ucapan terimakasih dan permohonan


maaf pada pernyataan Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan
teman-teman sekalian, mohon maaf bila ada hal-hal yang tidak berkenan selama ini.
Ucapan terimakasih dan permohonan maaf yang diungkapkan oleh Sigit merupakan
proses mental yang bermakna yang terjadi dalam dirinya yang merupakan ide atau
konsep yang dikaitkan dengan ungkapan itu dalam pikiran orang yang mengetahui
ungkapan tersebut (Nababan,1992:126). Orang yang tahu ungkapan sebenarnya adalah
Sigit sendiri, yaitu ungkapan pergolakan jiwanya apakah perasaan menyesal, bersalah,
dan sebagainya. Sedangkan ungkapan lisan yang dapat dimaknai oleh masyarakat dan
rekannya hanyalah permohonan maaf dan ucapan terimakasih.

Selain itu secara jelas, Sigit ingin menunjukkan bahwa dirinya bukanlah sosok
yang selama ini diidamkan oleh masyarakat dan rekan-rekannya. Sigit memperlihatkan
hal tersebut pada pernyataan Semoga Dirjen Pajak yang akan datang dapat membawa
DJP semakin Jaya, kredibel, akuntabel dan dapat dibanggakan.

Sarana wacana menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa oleh para
pelibat bahasa dalam situasi dan fungsinya dalam teks, kedudukan yang dimilikinya,
dan fungsinya dalam teks, termasuk salurannya (apakah dituturkan atau dituliskan atau
semacam gabungan keduanya) dan juga mode retoriknya, yaitu apa yang akan dicapai
teks berkenaan dengan pokok pengertian, seperti bersifat membujuk, menjelaskan,
mendidik, dan semacamnya (Halliday dan Hasan, 1992:16) Dalam kasus ini sarana
wacana yang digunakan adalah media massa Detik.com yang telah merangkum kasus
tersebut. Selain itu juga media pendukung yang telah mentraskripkan tuturan Sigit
dalam jumpa pers mengenai kemunduran dirinya. Apa yang ingin dicapai dari wacana
tersebut adalah agar masyarakat paham bahwa Sigit ingin mundur dari jabatannya.
Secara garis besar gejolak jiwa yang dirasakan oleh Sigit membentuk sebuah pemikiran
yang kemudian diungkapkan dalam sebuah ungkapan (bahasa) sehingga dalam konteks
ini konsep pikiran mendahului bahasa (Piaget via Chaer, 2009:105).
Kasus kedua mengenai pengunduran diri Djoko Santoso sebagai Dirgen
Perhubungan darat Kementrian Perhubungan. Kata kunci pada wacana ini adalah tak
mampu. Djoko Santoso tak mampu mengendalikan kemacetan panjang yang terjadi saat
libur Natal. Akhirnya, secara tiba-tiba Djoko mengundurkan diri dari jabatannya.
Hubungan pengunduran diri dan ketidakmampuannya merupakan hubungan kausatif
yang merupakan medan wacana pada konteks. Pernyataan-pernyataan yang dilontarkan
Djoko Santoso terhadap media dalam pengunduran dirinya sebagai Dirgen Perhubungan
Darat Kementrian Perhubungan adalah sebagai berikut:

"Saya bertanggung jawab atas kemacetan itu. Untuk itu saya menyatakan berhenti
kata Djoko Santoso, dalam jumpa pers, Sabtu (26/12) malam.

Pelibat wacana merupakan pemain, pelaku atau tepatnya peran interaksi antara
terlibat dalam pencipta teks dalam konteks ataupun orang-orang yang mengambil
bagian. Berdasarkan tuturan Djoko Santoso tersebut pelibat wacana adalah Djoko
Santoso dengan masyarakat Indonesia. Meskipun tidak disebutkan masyarakat
Indonesia secara langsung dalam tuturannya, upaya Djoko Santoso berbicara kepada
media melalui pers merupakan pola interaksi antara Djoko dengan masyarakat
Indonesia untuk menyatakan pengunduran dirinya. Selain itu untuk menentukan pelibat
wacana secara langsung dapat pula melihat pernyataan berikut:

Saya harus bertanggung jawab karena banyak spekulasi di masyarakat. Ini


adalah kesalahan Dirgen Perhubungan Darat Sabtu (26/12) malam.

Kata masyarakat secara langsung menunjukkan pelibat wacana. Kata saya


dalam pernyataan Djoko Santoso diatas sebenarnya kurang tepat, karena masalah
kemacetan sebenarnya merupakan upaya bersama pihak Dirgen perhubungan,
kepolisian dan pihak-pihak yang berkaitan. Sehingga pernyataan saya seharusnya
menjadi kami.

Secara emosional Djoko Santoso bukanlah pribadi yang idealis karena


cenderung terpengaruh dan mengikuti prasangka masyarakat yang tertuang pada wacana
banyak spekulasi di masyarakat. Ini adalah kesalahan Dirgen Perhubungan Darat.
Dalam wacana ini tepatlah jika pemilihan kata pada tuturan seseorang terbentuk dari
situasi kejiwaan penutur. Dalam konteks ini Djoko menggunakan kata saya karena
mengikuti spekulasi masyarakat bahwa masalah kemacetan merupakan tanggung jawab
Dirgen perhubungan darat saja, padahal sebenarnya tidak. Selanjutnya kata saya dalam
pernyataan. Saya akan sampaikan besok ke Pak Presiden karen SK-nya dari
Presiden sudah tepat karena dalam konteks ini Djoko Santoso secara pribadi
mengundurkan diri menghadap presiden untuk mencabut SK jabatan sebagai Dirgen
Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan. Selain itu ketepatan penggunaaan kata
saya juga dapat dilihat pada pernyataan:

'Sebagai bentuk tanggung jawab saya, dengan ini saya menyatakan berhenti sebagai
Dirjen Perhubungan Darat. Ini adalah tanggung jawab saya terhadap tugas-tugas
saya,

Dalam pernyatannya Djoko Santoso mengatakan bertanggung jawab. Kata ini


dapat dimaknai dalam dua hal. Pertama, karena Djoko tidak dapat mengatasi kamacetan
lalu bentuk tanggung jawabnya dirinya dengan mengundurkan diri. Kedua, kata
tanggung jawab ini dapat dimaknai sebaliknya, karena pengunduran dirinya terkesan
tidak memperhatikan timing (waktu). Pengunduran dirinya dipublikasikan kepada media
pada tanggal 26 malam hari sedangkan libur natal baru saja berselang satu hari. Selain
itu kepadatan lalu lintas sudah pasti akan berlanjut sampai Desember akhir menjelang
tahun baru. Nampaknya Djoko kurang memperhatikan waktu sehingga seolah-olah
melepas tanggung jawabnya begitu saja. Seharusnya permasalahan kepadatan lalu lintas
diselesaikan terlebih dahulu sampai arus lalu lintas kembali normal yaitu pada hari-hari
normal setelahnya. Selanjutnya, barulah mengutarakan pengunduran dirinya apabila
dirinya merasa tidak mampu memimpin.

Sarana wacana pada kasus mundurnya Djoko Santoso sebagai sebagai Dirgen
Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan di salurkan melalui media massa
sekaligus jumpa pers. Mode retorik yang akan dicapai dalam wacana tersebut yaitu agar
masyarakat luas mengetahui bahwa dirinya telah tidak mampu menjalankan tugasnya
dengan baik terbukti bahwa dirinya tidak dapat menanggulangi kemacetan pada malam
Natal.

Kasus yang ketiga adalah mundurnya Estelle Morris sebagai pejabat Inggris.
Kata kunci pada wacana teks tersebut adalah mengundurkan diri, tidak berhasil, lebih
bahagia. Kata kunci tersebut merupakan hubungan kausatif yaitu; Estelle Morris
mengundurkan diri sebagai Secretari of State for Education and Skill karena tidak
berhasil menjalankan tugas dalam memenuhi target literalisasi di Inggris, dengan
kemunduran dirinya ia merasa lebih bahagia. Hubungan kausatif tersebut merupakan
medan wacana yaitu menunjuk pada hal yang sedang terjadi pada tindakan sosial yang
sedang berlangsung.

Pelibat wacana menunjuk pada orang-orang yang mengambil bagian, pada sifat
para pelibat, kedudukan dan peranan mereka, jenis-jenis hubungan apa pada para
pelibat. Selain Estelle Morris dan masyarakat Inggris yang menjadi pelibat wacana,
Toni Blair juga merupakan pelibat wacana, ia merupakan orang terpenting yang
mengambil bagian karena Toni Blair adalah pimpinan dari State for Education and Skill
secara tidak langsung sukses tidaknya kepemimpinan yang ia pimpin dibutuhkan
kerjasama bawahannya yaitu sekretarisnya. Berdasarkan data tambahan yang diperoleh
dari Wikipedia, Estelle Moris sebelum dipromosikan sebagai Secretari of State for
Education and Skill ia telah memiliki tract record yang baik, seperti Morris adalah
seorang Humanities teacher atau dosen humaniora yang berprestasi di inner-city Sidney
Stringer School di Coventry dari tahun 19741992, menjadi kepala Sixth Form Studies,
dan anggota dari Warwick District Council dari tahun 1979 sampai tahun 1991.
Kemudian terpilih menjadi menteri dalam bidang Department for Education and
Employment pada tahun 1997. Kemudian dipromosikan menjadi Secretari of State for
Education and Skill, dan akhirnya terpilih pada tahun 2001.

Selang satu tahun ia menjabat ia mundur karena tidak memenuhi target


literalisasi. Kemundurann dirinya merupakan komitment yang ia buat sebelum menjabat
yaitu apabila tidak memenuhi target maka ia akan mundur. Pada tahun 2013 ia
bergabung kembali menjadi Minister of the Art in the Department for Culture, Media
and Sport. Pada saat menjabat posisi tersebut ia mengakui bahwa dirinya tidak
mengetahui banyak mengenai contemporary art. Atas alasan itulah akhirnya ia
mengundurkan diri dari jabatannya kembali pada tahun 2005.

Sejak saat itulah pada tahun 2009 sampai sekarang ia kembali menekuni bidang
pendidikan dengan terjun langsung menjadi Executive Group of the Institute for
Effective Education di University of York.
Di akhir wacana tertuang bahwa setelah tidak menjabat lagi, Morris sempat
menjalani wawancara dengan media setempat. Dia merasa lebih bahagia. Berdasarkan
wacana tersebut dari segi psikologis Moris adalah seorang yang risk-aversion
(menghindari resiko) daripada risk-taking (pengambil resiko). Selain itu ia menganut
prinsip kepastian. Bahwa ia lebih memilih pilihan dengan tanpa resiko sama sekali
dibanding pilihan yang masih beresiko. Hal ini karena manusia cenderung manusia
menghilangkan sama sekali adanya risiko daripada hanya mengurangi. Hal ini tampak
pada kasus Moris mengundurkan diri sebagai Minister of the Art in the Department for
Culture, Media and Sport karena ia tidak memiliki pengetahuan banyak tentang
contemporary Art dan ia memilih untuk berkecimbung kembali dalam dunia pendidikan
sebagai pengajar. Berdasarkan kasus Moris ini dapat disimpulkan bahwa seseorang
yang mumpuni dalam ilmunya belum tentu mempunyai kemampuan managerial yang
baik. Secara psikologis uangkapan Moris merasa lebih bahagia merupakan upaya
mental yang memadukan semua aspek kognitif seperti (kemampuan, logika), gambaran
mental (image) dan komunikasi (bahasa) (Slobin via Ibrahim, 1992: 162). Aspek
kognitif yang terlontar dalam kata-kata tersebut yaitu Moris pada dasarnya tidak
memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memimpin sedangkan ia lebih
mengetahui dan pandai dalam bidang pendidikan sebagai pendidik. Sedangkan aspek
mental (image) yaitu jika ia terus menekuni jabatannya semakin lama ia tidak paham
dengan bidang yang digeluti sehingga pada akhirnya akan merusak pamornya sendiri.
Kemudian dikomunikasikan lewat bahasa bahwa ia mengatakan merasa lebih bahagia
setelah mengundurkan diri.

Sarana wacana yang digunakan Moris adalah media, hal ini tertuang pada kata
Moris menjalani wawancara dengan media setempat. Secara tidak langsung Moris
ingin menunjukkan pada masyarakat Inggris bahwa dirinya bahagia atas kemunduran
dirinya dikarenakan jabatan yang ia emban sebelumnya bukan merupakan bidangnya,
dan pejabat yang menduduki pada jabatan tersebut sewajarnya adalah orang yang
mumpuni, mampu dan sesui pada bidangnya.

Kasus pengunduran diri pejabat yang selanjutnya adalah mundurnya menteri


kesehatan Taiwan Chiu Wen-ta. Kata kunci pada wacana tersebut adalah mundur,
skandal. Hubungan kausatif pada kasus ini adalah Chiu Wen-ta mundur dari jabatannya
karena skandal makanan pada Oktober 2014. Hubungan kausatif pada wacana ini
merupakan medan wacana.

Pelibat wacana pada wacana tersebut adalah masyarakat yang terkena dampak
minyak yang terkontaminasi dan pelaku yang melakakukan kontaminasi minyak.
Berdasarkan data tambahan yang diperoleh, skandal keracunan makanan merupakan
akibat dari terkontaminasinya minyak goreng yang dilakukan oleh pihak tertentu . Hal
ini terjadi karena kurangnya pengawasan dari menteri kesehatan. Pihak yang sengaja
melakukan pengracunan pada minyak goreng adalah bos perusahaan minyak goreng
Taiwan yang bernama Chang Gunn, ia telah resmi didakwa memasok minyak goreng
yang terkontaminasi dengan air selokan pada produk daur ulang dari sampah makanan
pengolahan kulit. Selain itu pihak yang terlibat pada kasus ini antara lain Yeh Wen-
hsiang kepala pemasok Kaohsiung, wakilnya Tai Chi-chuan dan ketiga karyawan.
Karyawan yang bernama Shih Min-yu didakwa dengan melanggar peraturan keamanan
pangan dan curang menjual minyak goreng yang terkontaminasi ke 235 perusahaan
tahun ini. Kuo Lieh-cheng pemilik sebuah pabrik daur ulang minyak goreng ilegal yang
disediakan Chang Guann dituduh pelanggaran yang sama. Chang Guann diduga
dicampur minyak selokan dengan minyak goreng biasa dan minyak lemak babi yang
terbuat dari lemak babi, tetapi dimaksudkan untuk digunakan dalam pakan ternak atau
untuk keperluan industri dan dijual produk akhir seperti minyak goreng untuk
perusahaan makanan di Taiwan dan Hong Kong.

Secara psikologis Chiu Wen-ta merasa bahwa dirinya tidak melaksanakan tugas
dengan baik sehingga sampai terjadi kasus terkontaminasi minyak yang akhirnya
memakan korban. Berdasarkan situasi yang telah terjadi maka Chiu Wen-ta
mengungkapkan janjinya, ungkapan janjinya terlihat pada pernyataan yang dicetak tebal
sebagai berikut:

"I promised that I would not stay on after all my responsibilities had been met
so I announce my resignation and return to my neurosurgery post and medical
education career,"

I promised merupakan ungkapan yang mengandung makna bahwa tidak akan


terjadi lagi peristiwa seperti ini untuk kedua kalinya. Selain itu ia juga mengungkapkan
kata tanggung jawabnya terhadap peristiwa yang terjadi, hal ini terlihat pada pernyataan
my responsibilities. Bukti tanggung jawabnya tertuang pada kata return to my
neurosurgery post and medical education career," bahwa ia akan kembali sebagai
dokter dan akan berkecimpung pada dunia pendidikan dalam bidang kesehatan. Ia
merasa jika ia lebih pantas kembali ke bidangnya sebelumnya karena kemampuan
memimpinnya (mangerial) tidaklah baik sehingga terjadi skandal sedemikian rupa.
Secara tidak langsung mengandung makna bahwa biarlah orang yang lebih berkompeten
dibidangnya yang akan menduduki jabatan tersebut. Sarana wacana yang dalam kasus
ini disalurkan melalui media massa. Melalui sarana ini diharapkan publik (masyarakat)
tidak perlu lagi khawatir akan adanya makanan yang terkontaminasi. Selain itu
sekaligus Chiu Wen-ta mengumumkan pengunduran jabatannya.

Kasus selanjutnya adalah pengunduran diri walikota Bucharest kota Rumania.


Kata kunci dalam wacana tersebut adalah mundur, merasa bersalah. Medan wacana
dalam kasus ini adalah walikota Bucharest yang bernama Cristian Popescu Piedone
mundur dari jabatannya akibat kejadian kebakaran di klab malam pada November 2015.
Berikut ini adalah pernyataan langsung yang dituturkan oleh Cristian Popescu Piedone
pada saat pengunduran dirinya:

After all the reactions in the recent days, after all the emotions and the
entirely justified fury expressed in the public space while looking for the guilty parties,
after the rally organized in Bucharest yesterday, I present today my resignation from
the position of District 4 mayor as a sign of respect for the victims of the tragedy.
Berdasarkan wacana diatas pelaku wacana merupakan korban dari tragedi
kebakaran klab malam beserta keluarganya beserta masyarakat luas. Atas kejadian
kebakaran klab malam tersebut timbul beberapa reaksi masyarakat yang sangat
berlebihan hal ini tertuang pada pernyataan After all the reactions in the recent days,
after all the emotions and the entirely justified fury expressed in the public space while
looking for the guilty parties, after the rally organized in Bucharest yesterday. Karena
tekanan dari berbagai pihak yang akhirnya menyebabkan ketidaknyamanan pada
dirinya. Setelah dipertimbangkan secara matang akhirnya Cristian Popescu Piedone
menyatakan untuk mengundurkan diri.

Setelah kemunduran diri Cristian Popescu Piedone Perdana menteri Rumania


Victor Ponta juga menyatakan kemunduran dirinya. Hal ini karena dirinya juga merasa
tertekan akibat peristiwa kebakaran klab malam tersebut. Selain alasan tersebut ia juga
diunjuk rasa puluhan ribu masa. Berdarkan tract records Popescu Piedone dirinya juga
terlibat dalam kasus tindak korupsi. Menyadari akan kesalahannya tersebut Popescu
Piedone akhirnya mengundurkan diri dengan melakukan deklarasi ke media masa.

Kasus terakhir adalah pengunduran menteri Inggris. Kata kunci pada kasus ini
adalah mundur, mengaku salah. Medan wacana yang merupakan hubungan kausatifnya
adalah menteri Inggris yang bernama Brook Newmark mundur dari jabatannya karena
mengaku khilaf telah mengirim pesan porno. Pelibat wacana terdiri dari masyarakat luas
dan Sophie Wittams. Sophie Wittams adalah seorang wartawan yang mengaku sebagai
aktivis. Pada awalnya mengontak Brook Newmark melalui tweeter. Menurut Koran
Sunday Mirror kontak ini berlanjut dengan saling bertukar pesan yang masuk kategori
dewasa. Jika dilihat dari latar belakang Brook Newmark yang telah mempunyai istri
yang cantik dan beberapa anak yang baik peristiwa tersebut seharusnya tidak akan
terjadi. Selain itu dirinya adalah seorang yang cerdas terbukti Brook Newmark lulusan
dari Universitas Harvard serta mendapat gelar dari beberapa universitas ternama di
dunia. Oleh karena itu kejadian yang menimpa dirinya akibat kekhilafan dirinya.
Pernyataan ini dapat dilihat pada kata-kata Ini semata-mata karena kekhilafan saya,
saya telah bertindak bodoh. Reaksi kekecewaan terhadap dirinya sendiri memunculkan
perkataan tentang dirinya bahwa dirinya bertindak bodoh, kata-kata ini diperjelas pada
pernyataan dirinya pada kata saya telah bertindak bodoh. Keluarganya juga merupakan
pelibat wacana dari peristiwa ini. Secara tidak langsung akibat pertukaran pesan porno
dan pernyataan pengakuan dirinya di media membuat keluarga Brook Newmark depresi
berat. Disusul dengan Brook Newmark yang mengalami depresi yang harus
membutuhkan seorang psikiater. Akhirnya untuk sementara waktu Brook Newmark dan
keluarga mengasingkan diri dari media setelah pengunduran dirinya.

Berdasarkan kasus ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan yang buruk
disertai pengakuan secara lisan akan memperkuat tindakan sekaligus bentuk tanggung
jawab dari seseorang. Sarana wacana dari kasus ini adalah Koran Sunday Mirror yang
merangkum kejadian tentang dirinya, dan media masa yang memberitakan pengunduran
dirinya.
Berdasarkan semua kasus pengunduran diri pejabat diatas, pada dasarnya
merupakan hubungan sebab-akibat yang diawali oleh suatu tindakan. Kemudian terjadi
proses mental yang panjang, diproses dalam pikiran dan akhirnya tertuang pada bahasa.
Pemilihan bahasa pejabat dalam jumpa pers mencerminkan dan mewakili apa yang
dirasakan oleh pejabat. Hal tersebut sesuai yang diutarakan oleh Wundt, seperti yang
dikutip dalam Chaer (2009: 14) yang menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk
melahirkan pikiran. Bahasa adalah media yang dipakai untuk melahirkan segala
perasaan, konsep maupun emosi.

Referensi

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoritik.. Jakarta: Rineka Cipta.

Halliday, M.A.K dan Ruqaiya Hasan. 1985. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek
Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Diterjemahkan oleh Asruddin
Barori Tou. 1992. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nababan, S.U.S. 1992. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama. Slobin, D.I. 1991. Ilmu Psikolinguistik. Diterjemahkan OlehTon
Ibrahim. 1992. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian
Pendidikan Malaysia Kuala Lumpur.

Wibowo, I.S.W. 2001. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan
Skripsi Komuniksi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

http://news.detik.com/berita/3104995/para-pejabat-dunia-yang-mengaku-gagal-dan-
mengundurkan-diri (Diakses pada 30 Desember 2015).

http://www.satuharapan.com/read-detail/read/dirjen-perhubungan-darat-mundur
(Diakses pada 1 Januari 2016).

http://www.scmp.com/news/china/article/1609122/taiwanese-health-minister-chiu-wen-
ta-resigns-over-gutter-oil-scandal (Diakses pada 30 Desember 2015).

https://en.wikipedia.org/wiki/Cristian_Popescu_Piedone(Diakses pada 1 Januari 2016).

https://en.wikipedia.org/wiki/Estelle_Morris(Diakses pada 1 Januari 2016).

http://www.skanaa.com/id/news/detail/dirjen-pajak-sigit-mundur-ini-sms-
terakhirnya/inilahcom(Diakses pada 30 Desember 2015).

Anda mungkin juga menyukai