Pada pengoperasian GC, fatty acid (padatan) yang terkandung di dalam minyak harus diubah
menjadi fatty acid-metil ester (liquid). Hal ini dikarenakan isian coloum harus dirubah dalam
bentuk gas. Sehingga lebih mudah merubah liquid menjadi gas dibandingkan padatan
menjadi gas.
Ikatan karbon yang akan dahulu terputus adalah C12. Hal ini dikarenakan atom C lebih
ringan dan mudah terpental lebih jauh (dilihat dari pendeknya rantai karbon C12
dibandingkan C14 dan C16. Pemutusan ini karena adanya panas yang disuplay ke dalam
kolom sekitar 220oC.
2.4 Detector
Detector berfungsi mengubah sifat molekul dari senyawa organic menjadi arus listrik.
Kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram.
Detector yang umum digunakan adalah detector ionosasi nyala (flame ionization
detector/FID). Pada detector, suhunya 360oc, dimana dikondisikan sampel tersebut tetap
menjadi gas tidak berubah menjadi liquid. Sehingga pada detector diset suhunya.
4 gr 1000
=
1 56.1 50
gr = 11.22 gram
kemurnian KOH metanolik 85%, jadi
11.22
= 13.2 gr KOH
0.85
3.2 Preparation sampel
3.2.1 FAC (fatty acid compound)
a. Sampel dipanaskan dalam oven dengan suhu 85oc, dikondisikan sampel dalam
keadaan clear
b. Sampel dimasukkan kedalam vial yang sudah clear sebanyak 4,5 l
c. Tambahkan 1,5 ml hexane teknis
d. Tambahkan KOH metanolik sebanyak 28 l
e. Shake selama 2 menit (akan terbentuk endapan di dasar vial)
f. Input sampel ke dalam GC, dan buka aplikasi , pilih squarance table.
g. Input jenis minyak, tanggal, jam
h. Klik ok
i. Klik start
3.2.2 Trigliserida
a. Sampel dipanaskan dalam oven dengan suhu 85oc, dikondisikan sampel dalam
keadaan clear
b. Sampel dimasukkan kedalam vial yang sudah clear sebanyak 0,2 l
c. Tambahkan 1,5 ml hexane teknis
d. Input sampel ke dalam GC, dan buka aplikasi , pilih squarance table.
e. Input jenis minyak, tanggal, jam
f. Klik ok
g. Klik start