KEPEMIMPINAN
Disusun Oleh :
(Kelompok 5)
1
1. PENDAHULUAN
Kepemimpinan adalah modal yang sama pentingya dengan kepercayaan diri
dan kreativitas. Kreativitas membuat kita menjadi inovatif, adaptif dan penuh dengan
ide baru. Namun kreativitas tanpa disertai kepercayaan tidak akan dapat diterima
pasar. Kepemimpinanlah yang menggabungkan kreativitas dan kepercayaan menjadi
sesuatu yang efektif dan berpengaruh luas dan hidup. Di dalam dunia wirausaha,
sebuah usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan yang kuat hanya akan menjadi
usaha kecil yang stagnan. Orang yang hidup dalam usaha tanpa kepemimpinan hanya
mampu memimpin sedikit orang dari usaha kecil dan tidak ada pertumbuhan usaha,
tidak ada orang hebat yang bekerja padanya, tidak ada visi besar yang dapat
dibangun. Kepemimpinanlah yang akan membentuk sebuah usaha menjadi besar dan
mendatangkan banyak orang untuk bekerja. Kepemimpinan dibentuk secara bertahap
daru kombinasi pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan penerimaan, sejalan
dengan tumbuhnya usaha.
Sebelum usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan yang kuat hanya akan
menjadi usaha kecil yang stagnant (tidak berkembang). Anda hanya mampu
memimpin sedikit orang dari usaha kecil dan tidak ada pertumbuhan usaha. Tanpa
kepemimpinan, tidak ada orang hebat yang bekerja pada anda karyawan anda tidak
betah bekerja sama dengan anda, dan pengetahuan atau pengalaman yang sudah anda
tanam, hilang bersama kepindahan mereka. Tanpa kepemimpinan, tidak ada visi besar
yang dapat dibangun menjadi sebuah usaha besar. Hanya orang-orang yang tak bisa
ke mana-mana yang bertahan bekerja pada Anda.
Banyak pengusaha yang sukses karena memiliki jiwa kewirausahaan yang
kuat. Sebagai contoh, kakak beradik Mor & Dik Mc.Donald, mereka memiliki
ketajaman membaca pasar, gigih, menyukai apa yang mereka inginkan, skill yang
mumpuni dan mampu mengorganisasi pelanggannya. Mereka juga ahli membangun
sistem yang efisien, meningkatkan keuntungan dan memangkas pengeluaran. Namun
pada 1955, usaha mereka stuck, sementara banyak peniru-peniru baru dalam bidang
usaha mereka. Ini menjadi bukti bahwa mereka adalah wirausaha tanpa
kepemimpinan. Lalu akhirnya usahanya mundur hingga bertemu dengan Ray Kroc,
seorang penjual mesin pembuat minuman yang menawarkan sebuah solusi. Dia
memberikan konsep milik Dik & Mor menjadi sebuah manual tertulis bernama
Mc.Donalds System. Kemudian Ray mendapat hak untuk memperluas bisnis
tersebut dengan konsep franchise, yang dalam 4 tahun berhasil membuka 100 cabang
dengan modal dari para franchise.
Itulah kepemimpinan. Tanpa kepemimpinan, entrepreneurship akan
kehilangan jiwanya. Usaha tersebut akan terhenti atau mengalami stagnasi.
Sebaliknya, dengan kepemimpinan, usaha akan tumbuh menjadi besar dan luas.
2
2. KEPEMIMPINAN WIRAUSAHA DI INDONESIA
Di era yang serba terhubung secara global dan kesempatan bisnis terbuka
lebar Indonesia perlu memiliki pemimpin berjiwa wirausaha. Pemimpin berjiwa
wirausaha artinya mampu mandiri dan menciptakan nilai tambah bernilai ekonomis.
Para lulusan perguruan tinggi sebaiknya berlomba-lomba untuk menciptakan produk
atau jasa bernilai tambah yang bisa dijual dan berguna bagi masyarakat. Terlebih
mereka yang berkuliah di jurusan teknik sebaiknya sanggup berinovasi menciptakan
teknologi yang bernilai bisnis dan di sisi lain mampu memecahkan masalah
masyarakat. Mereka yang berkuliah di bidang soaial dan seni sebaiknya juga
berlomba membuat pusat-pusat nilai tambah (value centres) seperti lembaga
konsultan, think tanks, lembaga pelatihan, dan layanan-layanan lainnya. Sebagai
contoh lulusan jurnalistik tidak harus terpaku untuk mencari kerja di perusahaan
media namun bisa juga membuat website informasi gaya hidup di tingkat lokal
misalnya dimana ini bisa menarik audiens dan iklan.
Dengan makin banyaknya inovasi, memungkinkan terbentuknya industri baru
seiring pemain-pemain baru masuk ke industri itu menjadi pesaing. Semakin
membesar industri itu semakin besar penciptaan lapangan kerja serta semakin besar
kontribusi terhadap GDP. Terlebih di era internet ini, jalur distribusi telah terpangkas
biayanya dengan sangat dramatis, siapapun bisa menjual apapun selama itu legal di
internet kepada seluruh orang di seluruh dunia. Social business dan public-private
partnership selanjutnya dapat menjadi skema ideal bagaimana bisnis bisa
berkontribusi secara sosial.
Untuk bisa menjadi pemimpin mandiri berjiwa wirausaha, dibutuhkan
beberapa kualifikasi spesifik.
a) Pertama, pemimpin berjiwa wirausaha harus memiliki sikap positif,
meliputi motivasi, daya bangkit setelah gagal, dan rasa percaya diri
yang besar.
b) Kedua, pemimpin berjiwa wirausaha harus memiliki kemampuan
membaca peluang dimana ini memerlukan kreatifitas yang tinggi.
c) Ketiga, diperlukan keberanian mengambil risiko, sebab ini ciri utama
yang membedakan kelas entrepreneur dengan yang lain.
d) Keempat, diperlukan kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya.
Artinya pemimpin harus mampu memberdayakan modal dan potensi
yang dimiliki seoptimal mungkin kearah penciptaan nilai tambah.
3. TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Sifat atau Karakteristik
Teori sifat kepemimpinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang
bukan pemimpin dengan cara berfokus pada berbagai sifat dan karakteristik
pribadi masing-masing. Pada teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
3
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang
dimilikinya. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi
seorang pemimpin yang berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi
pemimpin. Hasil penelitian ini dikemukakan oleh Cecil A. Gibb (1969) bahwa
pemimpin satu kelompok diketahui agak lebih tinggi, lebih cemerlang, lebih
terbuka, dan lebih percaya diri daripada yang bukan pemimpin. Tetapi banyak
orang yang memiliki ciri-ciri ini dan kebanyakan dari mereka tidak pernah
menjadi pemimpin. Salah satu temuannya, orang yang terlalu cerdas dibanding
dengan anggota dalam kelompok tidak muncul atau tidak menjadi seorang
pemimpin, barangkali orang ini berbeda terlalu jauh dengan kelompoknya.
Sedangkan menurut Sondang P. Siagian (1994:75-76), bahwa seorang pemimpin
itu harus memiliki ciri-ciri ideal diantaranya :
1. Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas,
pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, dan orientasi masa depan.
2. Sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,
keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi
pendengar yang baik, kapasitas integratif.
3. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala
prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik
dan berkkomunikasi secara efektif.
2. Teori Perilaku
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan
terhadap teori genetis. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk tidak
dilahirkan begitu saja (leaders are made, not born). Setiap orang bisa menjadi
pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta dorongan oleh kemauan
sendiri. Teori ini memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola
tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) soerang pemimpin. Alasannya sifat
seseorang relatif sukar untuk diidentifikasikan.
Beberapa pandangan para ahli, James Owen (1973) berkeyakinan bahwa
perilaku dapat dipelajari. Hal ini berarti bahwa orang yang dilatih dalam perilaku
kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara efektif. Dalam hal ini,
pemimpin mempunyai deskripsi perilaku :
Konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki
ciri-ciri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela,
mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta
memperlakukannya setingkat dirinya.
Berorientasi kepada bawahan dan produksi
4
Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahannya ditandai oleh
penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada
pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian,
kemampuan dan perilaku bawahan.
Berinovasi Mengelola
Tidak dapat di cetak Dapat di cetak
Mengembangkan Memelihara
Memfokuskan pada orang-orang Memfokuskan pada sistem dan
(bawahan) struktur
Menumbuhkan kepercayaan Mengandalkan kontrol
Memiliki perspektif jangka panjang Berorientasi jangka pendek
Bertanya apa dan mengapa Bertanya bagaimana dan kapan
Berorientasi pada peluang-peluang Berorientasi pada hasil
5
masa depan
Menciptakan Meniru
Menentang status quo Menerima status quo
4. JENIS KEPEMIMPINAN
1. Kepemimpinan transformasional-transaksional
Kepemimpinan Transaksional dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
seorang pemimpin dalam menggerakkan anggotanya dengan menawarkan
imbalan/akibat terhadap setiap kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada
organisasi.
Kepemimpinan Transformasional adalah kepemimpinan yang membawa
organisasi pada sebuah tujuan baru yang lebih besar dan belum pernah dicapai
sebelumnya dengan memberikan kekuatan mental dan keyakinan kepada para
anggota agar mereka bergerak secara sungguh- sungguh menuju tujuan
bersama tersebut dengan mengesampingkan kepentingan/keadaan
personalnya.
Keduanya memiliki kesamaan dalam hal perlunya memberikan sesuatu
kepada anggota agar mereka bergerak sesuai tujuan organisasi, selain itu ada juga
tiga perbedaan antara jenis kepemimpinan ini, yakni :
i. Transaksional memberi imbalan berupa kebutuhan fisiologis bagi para
anggotanya sedangkan transformasional memberi inspirasi dan motivasi
untuk mendapatkan self esteem/harga diri dan aktualisasi diri.
ii. Dalam hal kepentingan yang didahulukan, kepemimpinan transaksional
mementingkan kepentingan pribadi anggota untuk ditukar dengan imbalan
agar ia mau bekerja demi kepentingan bersama sedangkan transformasional
mementingkan kepentingan bersama dengan menjelaskan betapa pentingnya
hal tersebut sehingga anggota rela mengesampingkan kepentingan
pribadinya.
iii. Dalam hal situasi internal dan eksternal organisasi, transaksional biasanya
dipakai dalam situasi yang stabil dan dalam hal-hal teknis yang telah baku
prosedurnya sedangkan Transformasional dipakai dalam keadaan tak stabil
dan atau terpuruk serta dalam hal-hal yang bersifat strategis dan tak baku
2. Kepemimpinan karismatik-visioner
Kepemimpinan karismatik adalah gaya kepemimpinan yang membuat para
anggota yang di pimpinnya mengikuti inovasi inovasi yang di ajukan oleh
pemimpin ini. Pemimpin karismatik visioner mengekpresikan visi bersama
mengenai masa depan. Sedangkan pemimpin karismatik di masa krisis akan
menunjukkan pengaruhnya ketika system harus menghadapi situasi dimana
pengetahuan, informasi, dan prosedur yang ada tidak mencukupi.
6
Sedangkan yang dimaksud dengan seorang pemimpin yang visioner adalah
seorang yang sangat responsive. Artinya dia selalutanggap terhadap setiap
persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari mereka yangdipimpinnya. Selain
itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiappermasalahan
ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.
Gaya kepemimpinan kharismatik dan visioner dianggap penting karena para
pemimpin yang karismatik mempunyai daya tarik tersendiri sehingga dapat
membuat para bawahannya untuk mengikutinya. Sedangkan kepemimpinan yang
visioner selalu dapat mengemukakan ide ide baik dalam masa krisis ataupun ide
ide yang fleksibel yang dapat mengikuti perkembangan jaman.
ciri-ciri utama kepemimpinan visioner adalah:
a. Berwawasan ke masa depan, bertindak sebagai motivator, berorientasi pada
the best performan
b. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam
menggapai tujuan
c. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah,
mengelola mimpi menjadi kenyataan
d. Mampu memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebihkreatif
dan bekerja lebih keras
e. Mampu mengubah visi ke dalam aksi
3. Kepemimpinan Tim
Tim adalah kelompok di dalam organisasi yang anggota-anggotanya saling
bergantung satu sama lain, saling berbagi tujuan bersama, dan dicirikan oleh
adanya satu orang yang mengkoordinasikan kegiatan bersama mereka.
Koordinasi tersebut dilakukan demi mencapai tujuan bersama. Contoh dari
sebuah tim adalah tim manajemen proyek, gugus tugas, unit-unit kerja, atau tim
pengembang organisasi.
Di dalam tim, fungsi utama kepemimpinan adalah berupaya mencapai tujuan
organisasi (tim) secara kolektif, bukan individual. Tim umumnya memiliki
seorang pemimpin yang telah ditentukan. Pemimpin tersebut dapat berasal dari
dalam tim itu sendiri maupun dari luar. Peran kepemimpinan di dalam tim dapat
saja dirotasi sehingga mungkin saja diisi oleh para anggota lain antarwaktu.
Peran kepemimpinan di dalam tim juga bisa disebar di antara sejumlah anggota
tim tanpa harus ditentukan seorang pemimpin secara formal. Kepemimpinan
yang tersebar tersebut umum ditemukan dalam kepemimpinan tim. Posisi
kepemimpinan dalam tim tidak lagi bercorak satu pemimpin formal selaku
pemegang tanggung jawab utama melainkan jatuh ke tangan beberapa orang
yang berpengalaman di dalam tim.
7
5. UPAYA-UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENJADI
WIRAUSAHA YANG INGIN MEMILIKI KEPEMIMPINAN EFEKTIF
8
5. Integritas 6. Penguasaan Teknis
7. Ketergegasan Dalam 8. Kecerdasan
Mengambil Keputusan
9. Keterampilan Menganjar 10. Kepercayaan
7. DAFTAR PUSTAKA
Maxwell.2003.Leadership.
Pekerti, A.2008.Strategic Change Leaders: 24 Pemimpin Perubahan Perusahaan
Organisasi.Jakarta: PPM.
Robbins,S.dan M.Coulter.2004.Manajemen.Edisi ke-7.Jakarta : PT Indeks
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11632092 (diakses pada 11 November
2016)
http://anan-nur.blogspot.co.id/2011/05/kepemimpinan-transaksional-dan.html
http://arkakus.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-kepemimpinan-karismatik.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/20/teori-teori-kepemimpinan/
https://www.facebook.com/notes/hendry-risjawan/perbedaan-pemimpin-leader-dan-
manajer/10152316516919597/
10