Anda di halaman 1dari 14

KETERKAITAN

BERAKHIRNYA PERANG
DINGIN TERHADAP
MUNCULNYA REFORMASI
DI INDONESIA
PERANG DINGIN
Perang Dingin adalah perang
dalam bentuk ketegangan sebagai
perwujudan dari konflik-konflik
kepentingan dan perebutan
supremasi serta perbedaan
ideologi antara blok barat yang di
pimpin oleh Amerika Serikat dan
Blok Timur yang di pimpin oleh
Uni Soviet.
Faktor penyebab perang dingin

Penyebaran Ideologi
Amerika Serikat dengan liberal-kapitalis
dan Uni Soviet dengan sosialis-komunis.
Keinginan untuk Berkuasa
Berdirinya Pakta Pertahanan
Blok Barat dengan Pakta NATO (North
Atlantic Treaty Organization) dan Blok
Timur dengan Pakta Warsawa.
Pengaruh Perang Dingin Terhadap
Indonesia

Sistem politik-ekonomi Indonesia


telah dibawa pada arus
komunisme-sosialisme pada masa
Orde Lama. Sementara pada masa
Orde baru berkembang liberalis-
kapitalis. Pada masa akhir dua
kepemimpinan di atas, Indonesia
mengambil keterpurukan
ekonomi .
Pengaruh BERAKHIRNYA Perang Dingin
Terhadap Indonesia
Pada tanggal 8 Desember 1991, Uni Soviet
dibubarkan menandakan Perang Dingin telah
berakhir. Sehingga hanya ada satu Negara adikuasa
yaitu Amerika Serikat. Sebelum berakhirnya perang
dingin, Negara-negara barat semula membiarkan
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia dengan syarat Indonesia tetap mampu
membendung pengaruh komunis di Asia Tenggara.
Namun setelah berakhirnya perang dingin,
pandangan Negara-barat Barat terhadap Indonesia
berubah. Dikarenakan agenda politik internasional
Negara-negara Barat beralih dari isu-isu keamanan
menjadi isu-isu ekonomi serta upaya memajukan
demokrasi, HAM, dan lingkungan hidup.
Kelambanan Soeharto dan elite politik Orde
Baru dalam mengantisipasi perubahan tatanan
dunia dengan tetap mempertahankan sistem
pemerintahan yang otoriter dan membiarkan
pelanggaran HAM, menyebabkanya limbung.
Diplomasi luar negeri selalu kesulitan saat
mendapat tekanan Barat mengenai kasus Timor
Timur. Seiring menguatnya peran kelas
menengah di Indonesia yang peduli dengan
demokratisasi dan HAM serta lahirnya
kelompok reformis, pelan-pelan Orde Baru pun
kehilangan pamornya.
Munculnya Reformasi
Faktor penyebab reformasi
Krisis Ekonomis
Nilai tukar rupiah turun drastis,
Inflasi sangat tinggi.
Krisis Politik
Tidak ada suksesi kepimpinan
dan tidak ada partai yang dapat
menandingi partai Golkar.
Krisis Hukum
Kekuasaan yudikatif yang
kedudukanya di bawah kekuasaan
eksekutif membuat proses
penegakan hukum menjadi lemah.
Krisis Kepercayaan
KKN terjadi setiap elemen
pemerintah membuat rakyat tidak
lagi percaya pada pemerintah.
Kronologi lengsernya Soeharto
Pada tanggal 10 Mei 1998 perasaan tidak puas terhadap
hasil pemilu dan pembentukan Kabinet Pembangunan VII
mewarnai kondisi politik Indonesia. Kemarahan rakyat
bertambah setelah pemerintah secara sepihat menaikkan
harga BBM. Namun keadaan ini tidak menghentikan
Presiden Soeharto untuk mengunjungi Mesir karena
menganggap keadaan dalam negeri pasti dapat diatasi.
Pada 12 Mei 1998 semakin banyak mahasiswa yang
berunjuk rasa membuat aparat keamanan kewalahan,
sehingga mereka harus ditindak lebih keras, akibatnya
bentrokan tidak dapat dihindari. Bentrokan aparat
keamanan dengan mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta
yang berunjuk rasa tanggal 12 Mei 1998 mengakibatkan
empat mahasiswa tewas tertembak yaitu Hery Hartanto,
Elang Mulia Lesmana, Hendriawan Sie, dan Hafidhin Royan
serta puluhan mahasiswa dan masyarakat mengalami luka-
luka. Peristiwa ini menimbulkan masyarakat berduka dan
marah sehingga memicu kerusuhan masa pada tanggal 13
dan 14 Mei 1998 di Jakarta dan sekitamya. Penjarahan
terhadap pusat perbelanjaan, pembakaran toko-toko dan
Pada 13 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan ikut
berduka cita atas terjadinya peristiwa Semanggi. Melalui
Menteri Luar Negeri Ali Alatas dan presiden menyatakan
atas nama pemerintah tidak mungkin memenuhi tuntutan
para reformis di Indonesia.
Pada 15 Mei 1998 Presiden Soeharto tiba kembali di Jakarta,
oleh karena itu Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
menyiagakan pasukan tempur dengan peralatannya di
segala penjuru kota Jakarta.
Presiden Soeharto menerima kedatangan Harmoko selaku
Ketua DPR/MPR RI yang menyampaikan aspirasi masyarakat
untuk meminta mundur dari jabatan Presiden RI.
Pada 17 Mei 1998 terjadi demonstrasi besar-besaran di
gedung DPR/MPR RI untuk meminta Soeharto turun dari
jabatan presiden Republik Indonesia
Pada 19 Mei 1998 beberapa ulama besar,
budayawan, dan toko cendiriawan bertemu
Presiden Soeharto di Istana Negara membahas
reformasi dan kemungkinan mundurnya
Presiden Soeharto. Sedangkan di luar aksi
mahasiswa di Jakarta agak mereda saat terjadi
kerusuhan masa, tapi setelah kejadian itu pada
tanggal 19 Mei 1998 mahasiswa yang pro-
reformasi berhasil menduduki gedung DPR/MPR
untuk berdialog dengan wakil rakyat walaupun
mendapat penjagaan secara ketat aparat
keamanan.
Pada 20 Mei 1998 Presiden Soeharto berencana
membentuk Komite Reformasi untuk mengkompromikan
tuntutan para demonstran. Namun, komite ini tidak
pernah menjadi kenyataan karena dalam komite yang
mayoritas dari Kabinet Pembangunan VII tidak bersedia
dipilih. Pada suasana yang panas ini kaum reformis
diseluruh tanah air bersemangat untuk menuntur
reformasi dibidang politik, ekonomi, dan hukum. Maka
tanggal 20 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundang
tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk diminta
pertimbangan dalam rangka membentuk "Komite
Reformasi" yang diketuai Presiden. Namun komite ini
tidak mendapat tanggapan sehingga presiden tidak
mampu membentuk Komite Reformasi dan Kabinet
Reformasi.
Dengan desakan mahasiswa dan
masyarakat serta demi kepentingan
nasional, tanggal 21 Mei 1998 pukul 10.00
WIB Presiden Soeharto meletakkan
kekuasaan didepan Mahkamah Agung.
Presiden menunjuk Wakil Presiden B.J.
Habibie menjadi pengganti presiden.
Pada 22 Mei 1998 setelah B.J. Habibie
menerima tongkat estafet kepemimpinan
nasional maka dibentuk kabinet baru yang
bernama Kabinet Reformasi Pembangunan.
Ofah : Peristiwa semanggi itu?
Setyo : Tuntutan2 yang tidak dapat
dipenuhi soeharto?
Ina : Kenapa orde baru dianggap
tidak berhasil?
Daru :

Anda mungkin juga menyukai