VENNY FEBRIYANY
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Uji Potensi Inhibitor
lfa-Glukosidase dan Hipoglikemik Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni
Jacq.) sebagai Kandidat Obat Antidiabetes adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Venny Febriyany
NIM B04100192
ABSTRAK
VENNY FEBRIYANY. Uji Potensi Inhibitor lfa-Glukosidase dan Hipoglikemik
Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) sebagai Kandidat Obat
Antidiabetes. Dibimbing oleh TUTIK WRESDIYATI dan SITI SADIAH.
VENNY FEBRIYANY
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini. Judul yang dipilih dalam
penelitian ini adalah Uji Potensi Inhibitor Alfa-Glukosidase dan Hipoglikemik
Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) sebagai Kandidat Obat
Antidiabetes. Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sebagai sarjana kedokteran hewan pada Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. drh. Tutik
Wresdiyati, PAVet dan Ibu Siti Sadiah, M.Si, Apt selaku dosen pembimbing
skripsi yang selalu memberikan motivasi serta masukan dalam penulisan skripsi.
Terima kasih juga sebesar-sebesarnya kepada kedua orang tua Bapak Muliadi,
Mama Mimi Suryami, kakak (Yosi dan Cika), adik (Sela, Ine, Dinda, Faiz dan
Faisal) atas dukungan, doa, motivasi dan semangat yang selalu diberikan kepada
penulis. Terima kasih juga kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang
telah mendanai penelitian ini melalui Skim Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
Penelitian Dasar untuk Bagian dengan nomor kontrak 281/IT3.41.2/L2/SPK/2013
atas nama Prof. Dr. drh. Tutik Wresdiyati, PAVet. Terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Drh. Mohamad Agus Setiadi selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan saran dan semangat kepada penulis. Terima kasih kepada
Yayasan Karya Salemba Empat yang selalu memberikan dukungan moril dan
materil kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Fachri Ashari yang selalu memberikan semangat, saran, motivasi dan doa kepada
penulis, teman-teman seperjuangan angkatan 47 di IPB khususnya di Fakultas
Kedokteran Hewan (Meli, Aul, Ija, Fitria, dll) dan teman-teman di Asrama Putri
Darmaga (Intan, Jeje, Qiqin, Helda, Amel, Nadia, dll) atas semangat yang terus
diberikan kepada penulis.
Penulis mengetahui bahwa karya ini belum sempurna, sehingga bimbingan
dan arahan yang membangun sangat diharapkan demi hasil penelitian yang lebih
baik. Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang mendukung dan
memberikan arahan kepada penulis. Semoga penulis dapat menghasilkan skripsi
yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca.
Venny Febriyany
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
METODE 6
Bahan 6
Alat 6
Hewan Percobaan 6
Prosedur Penelitian 7
Analisis Data 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Uji Daya Hambat Enzim Alfa-Glukosidase 8
Uji Aktivitas Hipoglikemik 10
SIMPULAN DAN SARAN 12
Simpulan 12
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 16
RIWAYAT HIDUP 17
DAFTAR TABEL
1 Daya hambat ekstrak biji mahoni terhadap enzim alfa-glukosidase (%)
pada konsentrasi 100 ppm 9
DAFTAR GAMBAR
1 Kadar glukosa darah tikus pada uji aktivitas hipoglikemik ekstrak biji
mahoni maserasi etanol pada tikus percobaan 10
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil statistik uji daya hambat enzim alfa-glukosidase pada konsentrasi
100 ppm 15
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
1. Apakah jenis pelarut dan metode ekstraksi komponen aktif antidiabetes pada
biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) mempengaruhi potensi inhibitor alfa-
glukosidase secara in vitro?
2. Apakah ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) memiliki potensi
hipoglikemik secara in vivo ?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus
Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut dari
suatu serbuk simplisia, sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut.
Terdapat beberapa metode ekstraksi dengan pelarut cair, antara lain cara dingin
dan cara panas (Depkes RI 2000). Ekstraksi pada penelitian ini menggunakan cara
dingin yaitu maserasi dan cara panas yaitu refluks.
Maserasi adalah proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut selama
waktu tertentu dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan. Maserasi
dilakukan pada suhu ruang ( 25 oC). Remaserasi berarti dilakukannya
pengulangan dalam penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya. Refluks adalah salah satu metode dalam ilmu kimia untuk
mensintesis suatu senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya refluks
digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile).
Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap
sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut
volatile yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, tetapi akan didinginkan
dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga
pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Aliran gas N2 diberikan agar
tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa
organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif (Depkes RI
2000).
Enzim Alfa-Glukosidase
METODE
Alat
Alat yang digunakan dalam proses penelitian ini yaitu vacum rotary
evaporator, alat refluks, ELISA reader, neraca analitik, pH meter, sonikator,
vortex, micro plate, multichannel pipette, gelas ukur, gelas piala, labu erlenmeyer,
sudip, timbangan digital, tabung reaksi, rak tabung, cawan petri, timbangan,
kandang, spuit, glucometer, stopwatch, sonde lambung, mortar, stamper, sarung
tangan, masker dan lap.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses penelitian ini yaitu biji mahoni, enzim
alfa-glukosidase, substrat p-nitrofenil--D-glukopiranosida (pNG), etanol 96%,
aluminium foil, larutan buffer pH 7, glucobay, dimetilsulfoksida (DMSO),
Na2CO3, akuades, alkohol 70%, sukrosa 90%, pakan standar .
Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Sprague
Dawley, umur 6 minggu dengan berat 150-200 gram sebanyak 25 ekor. Ciri-ciri
tikus galur Sprague Dawley adalah memiliki ukuran kepala yang kecil dan
berbentuk lebih runcing, serta ekor yang melebihi panjang tubuh (Septian 2011).
Prosedur Penelitian
% inhibisi = 100 %
Ket :
B = selisih absorbansi blanko dengan absorbansi kontrol blanko
S = selisih absorbansi sampel dengan absorbansi kontrol sampel
aquadest sebanyak 1 ml, kelompok glucobay dicekok glucobay dosis 4.5 mg/kg
BB, kelompok perlakuan dicekok ekstrak terbaik dengan dosis 100, 200, 300, 400,
500 mg/kg BB. Selanjutnya didiamkan selama 10 menit, kemudian semua
kelompok dicekok sukrosa 90% sebanyak 1 ml, kecuali kelompok kontrol negatif.
Selanjutnya pada masing-masing kelompok tikus, diambil darah melalui
pembuluh darah di ekor dan diukur kadar glukosa darah menggunakan glucometer
pada menit ke 0, 30, 60, 90, dan 120.
Analisis Data
Pengolahan data daya hambat ekstrak biji mahoni terhadap enzim alfa-
glukosidase (%) (Tabel 1) menggunakan Statistical Program Social Science
(SPSS) for Windows dengan uji One Way ANOVA (Analysis of Variance).
Apabila diperoleh signifikansi P<0.05, maka dilanjutkan dengan uji Duncan
(Duncan Multiple Range Test).
Tabel 1 Daya hambat ekstrak biji mahoni terhadap enzim alfa-glukosidase (%)
(pada konsentrasi ekstrak 100 ppm)
Sampel Rata-rata persen inhibisi (%) SD
Ekstrak Maserasi Air (AM) 4.376 0.192a
Ekstrak Reflux Air (AR) 5.309 0.514a
Ekstrak Maserasi Etanol (EM) 18.647 3.864b
Ekstrak Refluks Etanol (ER) 14.313 3.522b
Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0.05).
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada konsentrasi ekstrak yang sama yaitu 100
ppm, persen inhibisi ekstrak biji mahoni yang dihasilkan dengan pelarut etanol
berbeda nyata dengan ekstrak yang menggunakan pelarut air (P<0.05). Persen
inhibisi ekstrak dengan pelarut etanol lebih tinggi secara nyata dibanding persen
inhibisi ekstrak dengan pelarut air (P<0.05). Persen inhibisi ekstrak biji mahoni
menggunakan pelarut etanol yang diekstraksi dengan metode maserasi dan refluks
tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P>0.05).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih baik dari
pelarut air dalam hal menarik metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas
inhibisi enzim alfa-glukosidase. Hal ini sesuai dengan penelitian Pasaribu (2011)
yang menyatakan bahwa perbedaan pelarut dapat mempengaruhi hasil dari persen
inhibisi. Pelarut etanol memiliki kemampuan yang baik untuk hampir semua
senyawa kimia yang memiliki berat molekul kecil seperti golongan metabolit
sekunder. Keunggulan dari pelarut etanol ialah memiliki dua gugus yang berbeda
kepolarannya yaitu gugus hidroksil yang bersifat polar dan gugus alkil yang
bersifat non polar. Keberadaan dua gugus ini diharapkan senyawa-senyawa
dengan tingkat kepolaran yang berbeda akan terekstrak ke dalam etanol. Sifat-sifat
fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan
pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil pada etanol dapat berpartisipasi
ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari
pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama (Suarsa et al.
2011). Pelarut air merupakan pelarut polar yang dapat melarutkan senyawa-
senyawa polar sehingga komponen metabolit sekunder yang non polar tidak
tertarik oleh pelarut air. Pada penelitian ini, diduga bahwa senyawa aktif yang
berperan dalam menghambat enzim alfa-glukosidase adalah senyawa non polar
yang tidak tahan panas.
Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa terdapat senyawa metabolit
sekunder flavonoid dalam ekstrak biji mahoni. Kandungan flavonoid yang
tertinggi dari keempat jenis ekstrak adalah pada ekstrak maserasi etanol
(Wresdiyati et al 2013). Flavonoid merupakan senyawa fenol yang banyak
dimiliki oleh tanaman dan berfungsi sebagai inhibitor enzim alfa-glukosidase.
Inhibitor enzim alfa-glukosidase ialah agen potensial yang digunakan untuk terapi
DM karena secara relevan enzim ini mempengaruhi proses biologis (Pereira et al.
2011). Fungsi dari flavonoid adalah untuk menghambat aktivitas enzim alfa-
glikosidase sehingga menunda penyerapan glukosa (Havsteen 2002), sehingga
pada penelitian ini kandungan yang diduga paling berperan dalam aktivitas
inhibisi enzim alfa-glukosidase dan berpotensi menurunkan kadar glukosa darah
adalah flavonoid. Ekstrak yang memiliki persen inhibisi tinggi dan mengandung
10
flavonoid terbanyak yaitu ekstrak maserasi etanol selanjutnya digunakan untuk uji
aktivitas hipoglikemik secara in vivo pada tikus percobaan.
180
Kontrol negatif (Placebo)
170
160 Kontrol positif (Hiperglikemia)
kadar glukosa darah (mg/dl)
150
dosis 100 mg/kg BB
140
130 dosis 200 mg/kg BB
Gambar 1 Respons kadar glukosa darah pada uji aktivitas hipoglikemik ekstrak
biji mahoni maserasi etanol pada tikus percobaan.
Gambar 1 menunjukkan bahwa pada menit ke-0 kadar glukosa darah pada
semua tikus kelompok percobaan berada pada rentang normal 90-142 mg/dl (Kim
et al. 2006). Kadar glukosa darah tampak meningkat setelah 30 menit pemberian
sukrosa 90% pada kelompok kontrol positif, kelompok glucobay dan kelompok
perlakuan ekstrak biji mahoni. Peningkatan kadar glukosa darah yang terjadi
disebabkan oleh peningkatan absorpsi glukosa pada usus halus sebagai akibat dari
hasil hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim alfa-glukosidase
(enzim sukrase) yang dikeluarkan oleh pankreas (Murray et al. 2009).
Peningkatan kadar glukosa darah pada tikus kelompok perlakuan ekstrak biji
mahoni dan kelompok glucobay masih dalam kisaran normal, sedangkan
11
peningkatan kadar glukosa darah pada kelompok kontrol positif berada di atas
batas normal (hiperglikemia) yaitu 150.3 mg/dl.
Pada menit ke-60 kadar glukosa darah pada tikus kelompok perlakuan
ekstrak biji mahoni dan kelompok glucobay masih berada pada level normal,
sedangkan pada kelompok kontrol positif kadar glukosa darah terus meningkat
hingga 171 mg/dl. Penurunan kadar glukosa darah pada tikus kelompok perlakuan
ekstrak biji mahoni disebabkan adanya daya hipoglikemik dari ekstrak biji
mahoni. Menurut Sahgal et al. (2010) biji mahoni mempunyai efek farmakologis
salah satunya sebagai antihiperglikemia. Daya hipoglikemik yang dimiliki oleh
komponen bioaktif ekstrak biji mahoni mempunyai aktivitas dalam menghambat
enzim alfa-glukosidase, sehingga mampu mempertahankan kadar glukosa darah
agar tetap berada pada kisaran normal. Hal ini dibuktikan pada uji inhibitor alfa-
glukosidase secara in vitro yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji mahoni
mempunyai aktivitas dalam menghambat enzim alfa-glukosidase. Mekanisme
kerja ekstrak biji mahoni sebagai inhibitor enzim alfa-glukosidase diduga sama
dengan mekanisme penghambatan oleh obat glucobay yang menghambat secara
kompetitif enzim alfa-glukosidase didalam lumen usus halus. Mekanisme kerja
dari ekstrak biji mahoni diduga dengan menghambat hidrolisis sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa sehingga glukosa akan dilepas dan diserap lebih lambat di
membran brush border usus halus. Mekanisme ini mengakibatkan kenaikan kadar
glukosa darah dapat ditekan dan tidak terjadi kenaikan kadar glukosa darah secara
tiba-tiba (Bsenberg dan Zyl 2008).
Pada menit ke-90 hingga menit ke-120 tampak bahwa kadar glukosa darah
semua tikus kelompok percobaan kembali seperti kadar glukosa darah awal.
Selain karena pengaruh pemberian ekstrak biji mahoni, hal ini juga disebabkan
karena tubuh tikus melakukan homeostasis. Homeostasis adalah menjaga agar
kadar glukosa darah tetap dalam kisaran normal. Mekanisme tubuh melakukan
homeostasis adalah dengan pelepasan hormon insulin oleh pankreas. Hormon
insulin berperan penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah dengan
stimulasi glikogenesis (Suarsana et al. 2010).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tikus kelompok kontrol positif
mengalami hiperglikemia pada menit ke-30 dan menit ke-60 yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah di atas batas normal. Tikus kelompok kontrol
negatif kadar glukosa darahnya cenderung tidak mengalami perubahan dari menit
ke-0 hingga menit ke-120, kadar glukosa darah tetap dalam level normal. Tikus
kelompok perlakuan yang diberi ekstrak biji mahoni dosis 100, 200, 300, 400, dan
500 mg/kg BB kadar glukosa darahnya menunjukkan pola yang sama dengan
tikus kelompok glucobay. Kadar glukosa darah tikus kelompok perlakuan ekstrak
biji mahoni dan kelompok glucobay berada pada kisaran normal mulai dari awal
pengamatan pada menit ke-0 hingga akhir pengamatan menit ke-120, sehingga
diduga bahwa ekstrak biji mahoni mempunyai daya hipoglikemik yang hampir
sama dengan glucobay. Glucobay merupakan obat antidiabetes yang telah
dipatenkan. Pemberian ekstrak biji mahoni dosis 100, 200, 300, 400 dan 500
mg/kg BB menunjukkan bahwa semua dosis mampu mempertahankan kadar
glukosa darah tikus percobaan. Ekstrak biji mahoni dosis 100 mg/kg BB sudah
terlihat mempunyai efek dalam hal mempertahankan kadar glukosa darah.
Pada penelitian ini glucobay digunakan sebagai pembanding. Glucobay
merupakan inhibitor enzim alfa-glukosidase yang digunakan secara komersial.
12
Simpulan
Saran
Perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui potensi ekstrak biji mahoni pada
tikus model diabetes.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kim JS, Ju JB, Choi CW, Kim SC. 2006. Hypoglicemic and antihyperlipidemic
effect of four korean medicinal plants in alloxan induced diabetic rats. Am J
Biochem and Biotech. 2:154-160.
Munim A, Azizahwati, Firmani AF. 2011. Pengaruh pemberian infusa daun sirih
merah (Piper cf. fragile Benth) secara topikal terhadap penyembuhan luka
pada tikus putih diabet. Jurnal Bahan Alam Indonesia. 7(5):234-238.
Murray RK, Daryl KG, Victor WR. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Nanda
Wulandari, penerjemah; Jakarta (ID): EGC. Terjemahan dari Harpers
Ilustrated of Biochemistry, 27th ed.
[NLM-NIH] National Library of Medicine National Institutes of Health (US).
2010. Acarbose. [internet]. [diunduh pada 2014 Mei 15].Tersedia pada
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a696015.html
Pasaribu, G. 2011. Inhibition activity of alpha glucosidase from several stem bark
of raru. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 29(1):10-19
Pereira DF, Cazarolli LH, Lavado C, Mengatto V, Fiqueiredo MS, Guedes A,
Pizzolatti MG, Silva FR. 2011. Effects of flavonoids on -glucosidase
activity: potential targets for glucose homeostasis. Nutrition. 27(11):1161-
1167. doi: 10.1016/j.nut.2011.01.008.
Prahl A, Guptill L, Glickman NW, Tetrick M, Glickman LT. 2007. Time trends
and risk factors for diabetes mellitus in cats presented to veterinary teaching
hospitals. J Feline Med Sur. 9(5):351-358.
Rasyad AA, Mahendra P, Hamdani Y. 2012. Uji Nefrotoksik dari Ekstrak Etanol
Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) terhadap Tikus Putih Jantan Galur
Wistar. JPS Mipa Unsri. 15(2C):79-82.
Sahgal G, Ramanathan S, Sasidharan S, Mordhi MN, Ismail S, Mansor SM. 2010.
Brine shrimp letalithy and acute oral toxycity studies on Swietenia
mahagoni (Linn.) Jacq.seed methanolic extract. Pharmacognosy Res.
2(4):215-220. doi:10.4103/0974-8490.69107.
Sallander M, Eliasson J, Hedhammar A. 2012. Prevalence and risk factors for the
development of diabetes mellitus in swedish cats. Acta Veterinaria
Scandinavica. 54:61.
Sancheti S, Sancheti S, Seo SY. 2009. Chaenomeles Sinensis: a potent -and -
glucosidase inhibitor. Am J. Pharm & Toxicol. 4(1):8-11.
Septian A. 2011. Pengembangan Metode Analisis Hormon Progesteron Pada
Tikus (Rattus Norvegicus, Berkenhout1976) Betina Menggunakan
Teknologi Fourier Transform Infrared (FTIR). [Skripsi]. Depok:
Universitas Indonesia.
Smith A, Adanlawo. 2012. Hypoglycaemic effect of saponin from the root of
garcinia kola (Bitter Kola) on alloxan-induced diabetic rats. Journal of Drug
Delivery & Therapeutics. 2(6):9-12.
Suarsa IW, Suarya P, Kurniawati I. 2011. Optimasi jenis pelarut dalam ekstraksi
zat warna alam dari batang pisang kepok (Musa paradiasiaca l. Cv kepok)
dan batang pisang susu (Musa paradiasiaca L. cv susu). Jurnal Kimia.
5(1):72-80.
Suarsana IN, Priosoeryanto BP, Wresdiyati T, Bintang M. 2010. Sintesis glikogen
hati dan otot pada tikus diabetes yang diberi ekstrak tempe. Jurnal
Veteriner. 11(3):190-195.
15
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil statistik uji daya hambat enzim alfa-glukosidase pada konsentrasi 100 ppm
Descriptives
Persen inhibisi
N Mean Std. Std. 95% Confidence Interval Minimum Maximum
Deviation Error for Mean
Lower Upper
Bound Bound
1 2 4,3760 ,19233 ,13600 2,6480 6,1040 4,24 4,51
2 2 5,3085 ,51407 ,36350 ,6898 9,9272 4,95 5,67
3 2 18,6470 3,86363 2,73200 -16,0664 53,3604 15,92 21,38
4 2 14,3125 3,52210 2,49050 -17,3323 45,9573 11,82 16,80
Total 8 10,6610 6,74171 2,38355 5,0248 16,2972 4,24 21,38
ANOVA
Persen inhibisi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 290,520 3 96,840 14,017 ,014
Within Groups 27,634 4 6,909
Total 318,154 7
Persen inhibisi
a
Duncan
Kelompok N Subset for alpha = 0.05
a b
1 2 4,3760
2 2 5,3085
4 2 14,3125
3 2 18,6470
Sig. ,741 ,174
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2,000.
Keterangan :
1 = Ekstrak Maserasi Air (AM)
2 = Ekstrak Refluks Air (AR)
3 = Ekstrak Maerasi Etanol (EM)
4 = Ekstrak Refluks Etanol (ER)
17
RIWAYAT HIDUP