Anda di halaman 1dari 2

Peran Ekstrak Kasar Polisakarida Larut Air Non-pati Umbi Gembili (Dioscorea esculenta) yang Diperoleh dari Berbagai

Metode Ekstraksi dalam Penurunan Glukosa Darah Tikus Hiperglikemik


By I Komang Suwita
RINGKASAN
I Komang Suwita. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang. Peran Ekstrak Kasar Polisakarida Larut Air Non-pati Umbi Gembili (Dioscorea esculenta) yang Diperoleh dari Berbagai Metode Ekstraksi dalam Penurunan Glukosa Darah Tikus Hiperglikemik. Komisi Pembimbing, Ketua : Prof. Dr. Ir. Harijono, M.App.Sc., Anggota : Dr. Teti Estiasih, STP, MP.

Umbi gembili (Dioscorea esculenta) merupakan salah satu jenis tanaman umbi yang telah banyak dikenal oleh masyarakat di Indonesia dan banyak dikonsumsi sebagai bahan makanan tambahan atau pengganti. Berdasarkan peneliti terdahulu Dioscorea memiliki kandungan potensial, seperti mucilage kental yang terdiri dari larutan glikoprotein, dietery fiber, dioscorin dan diosgenin merupakan bahan dasar utama yang digunakan dalam produksi industri hormon steroid. Diosgenin juga telah digunakan selama ratusan tahun untuk mengobati rematik dan penyakit arthritis. Dioscoretine dari Dioscorea dumetorum telah terbukti menjadi agen hipoglikemik. Demikian pula dengan polisakarida terlarut, khususnya serat kental dari Dioscorea telah secara konsisten menunjukkan penurunan total serum dan low-density lipoprotein (LDL) tingkat kolesterol pada model hiperlipedemia. Namun pemanfaatan sebagai senyawa bioaktif dan bahan pangan yang dikandung dari kelompok Dioscorea belum banyak dilaporkan. Ekstraksi simultan umbi Dioscorea untuk menghasilkan senyawa bioaktif yang sekaligus menghasilkan bahan pangan saat ini masih belum banyak dilakukan. Pada umumnya ekstraksi yang dilakukan tidak banyak diarahkan untuk mempertahankan potensi sebagai bahan pangan. Demikian pula dengan kajian ataupun penelitian-penelitian di Indonesia khususnya yang mengarah sebagai sumber bioaktif atau bahan pangan masih sangat sedikit. Penelitian ini memanfaatkan Dioscorea jenis gembili sebagai sumber senyawa bioaktif (polisakarida larut air). Dengan mengembangkan metode ekstraksi yang tepat diharapkan pengolahan umbi gembili dapat meningkat sehingga pemanfaatannya bisa lebih luas bagi masyarakat. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap I adalah proes ekstraksi PLA untuk mendapatkan ekstrak kasar PLA non-pati dari umbi gembili, yang meliputi; ekstraksi dengan air, dengan papain dan fermentatif menggunakan ragi tempe, yang dilanjutkan dengan karakterisasi komponen-komponen yang terkandung pada PLA. Tahap II adalah bioassay secara in vivo untuk mengetahui potensi PLA yang diperoleh pada penelitian Tahap I sebagai penurun gula darah pada tikus hiperglikemik yang meliputi; pengujian efek

hipoglikemik, pengujian toleransi terhadap glukosa (GTT), pengujian absorpsi glukosa pada kantung usus terbalik (in situ), dan analisa asam lemak rantai pendek (SCFA) pada caecum tikus. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan nested design. Hasil pengujian efek hipoglikemik menunjukan, ekstrak kasar PLA yang diekstrak dengan ragi tempe memiliki potensi yang paling baik dalam menurunkan glukosa darah pada tikus hiperglikemik. Secara statistik kelompok tikus yang diberikan PLA dari berbagai metode ekstraksi, dan juga lama waktu pemberian PLA, menunjukan adanya pengaruh yang signifikan (=0,05) terhadap penurunan glukosa darah. Untuk pengujian GTT dan analisa In Situ, PLA yang diekstrak dengan papain memiliki kemampuan menghambat penyerapan glukosa yang paling tinggi. Dan secara statistik untuk kelompok tikus yang diberi perlakuan PLA dari berbagai metode ekstraksi, tidak menunjukan adanya pengaruh terhadap penurunan penyerapan glukosa. Sedangkan lama waktu dalam perlakuan PLA dari berbagai metode ekstraksi yang diberikan pada kelompok tikus, menunjukan adanya pengaruh yang signifikan (=0,05) terhadap penurunan penyerapan glukosa ke dalam darah pada GTT dan ke dalam kantung usus pada in situ. Jenis SCFA yang dihasilkan pada perlakuan dari berbagai ekstrak kasar PLA non pati umbi gembili, kelompok tikus yang diberi perlakuan PLA dengan papain memperlihatkan jumlah SCFA yang dihasilkan paling tinggi. Secara keseluruhan baik kelompok kontrol maupun yang diberi perlakuan PLA yang diekstrak dengan air, papain dan ragi tempe, hasil analisa terhadap caecum tikus menghasilkan jenis SCFA: asam asetat > asam butirat > asam propionat. Kata kunci : gembili, ekstrak kasar polisakarida larut air non-pati, hiperglikemik, in vivo, in situ, Short Chain Fatty Acid.

Anda mungkin juga menyukai