Anda di halaman 1dari 5

Tugas siswa:

1. Setelah Anda membaca petunjuk di atas, lakukan latihan untuk memparafrase teks di bawah ini (60
menit)

2. Setelah itu, buatlah kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Mintalah teman kelompok Anda untuk
mengoreksi parafrase Anda. (20 menit)

3. Laporkan kegiatan parafrase dan umpan balik yang Anda berikan di kelas. (20 menit)

Tugas 1.

Nilai Ujian Pengetahuan dengan MCQ Sebagai Prediktor Kemampuan Clinical Reasoning Pada Kasus
Penyakit Tropis Pada Anak Studi Pada Mahasiswa Klinis Ilmu Kesehatan Anak FK UNISSULA.

LATAR BELAKANG: Penalaran klinis adalah proses kognitif yang terjadi ketika berbagai informasi
yang diperoleh melalui kasus klinis yang diberikan kepada mahasiswa kedokteran disintesis dan
diintegrasikan dengan pengetahuan dan pengalaman yang ada yang kemudian digunakan untuk
mendiagnosis dan mengelola masalah pasien. Penalaran klinis merupakan keterampilan penting
dalam praktik kedokteran, karena dalam praktik klinis dokter sering dihadapkan pada situasi
ketidakpastian dalam memecahkan masalah klinis pasien yang memerlukan penalaran yang
memadukan pengetahuan dan pengalaman.

TUJUAN: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
penalaran klinis pada kasus penyakit tropis pada anak.

METODE: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional ini menggunakan
sampel 60 mahasiswa klinik anak dari tanggal 25 November 2013 sampai 2 Februari 2014.
Keterampilan penalaran klinis diukur dengan Script Concordance Test (SCT), menggunakan 20 valid
dan reliabel. pertanyaan tentang kasus penyakit tropis anak dan telah dikoordinasikan oleh 10 dokter
anak. Penelitian dilakukan dengan menganalisis 7 variabel yaitu lama studi untuk sarjana, IPK, ujian
ulang stase, restase, jumlah stase, skor MCQ, dan skor stase OSCE. Data diuji dengan uji statistik Chi
Square untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat diuji untuk Regresi Logistik multivariat.

HASIL: Rata-rata skor SCT adalah 11,5. Hasil uji statistik Regresi Logistik multivariat menunjukkan
bahwa skor tes MCQ merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap skor tes SCT (p=0,042;
RP-2,083; IK= 1,046-13,348)
Tugas 2

Pepaya terkenal berkhasiat tumbuhan atau herba yang dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Setiap bagian dari tanaman pepaya dapat dimanfaatkan, mulai dari akar, batang, daun, buah
bahkan biji buahnya. Secara tradisional, biji pepaya dapat digunakan sebagai obat cacing gelang,
gangguan pencernaan, diare, penyakit kulit, kontrasepsi pria, obat flu dan sebagai sumber minyak
yang mengandung asam lemak tertentu. dan 5 bulan dengan uji bakteri Escherichia coli dan
Streptococcus pyogenes. Penelitian ini ingin mengetahui apakah umur buah berpengaruh terhadap
daya antibakteri bakteri uji. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa biji pepaya dapat menghambat
Escherichia coli dan Streptococcus pyogenes dengan daya hambat tertinggi terhadap Escherichia coli
diperoleh pada umur 5 bulan dengan zona hambat sebesar 117,5145 mm2, sedangkan untuk
Streptococcus pyogenes diperoleh pada umur 3 bulan dengan daya hambat. zona penghambatan.
diperoleh 49,5335 mm2. Uji KHM pada penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi 1, 5, 25, 50,
75, dan 100% dan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi 1% mampu menghambat
bakteri uji dengan diameter 9 mm untuk Escherichia. coli dan 8,5 mm untuk Streptococcus pyogenes.
. Sumber: Martiasih, M., Sidharta, BR., Atmodjo, K. Aktivitas antibakteri ekstrak biji pepaya (Carica
papaya L.) terhadap Escherichia coli dan Streptococcus pyogenes, http://e journal.uajy.ac.id/4840/
1/jurnal.pdf
Tugas 3

Uji Ekstrak Etanol Extra Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah

The Test of Ethanol Extract of Mangostreen Rind (Garcinia mangostana L.)

To Decrease Blodd Glucose Level

ABSTRAK

Latar Belakang: Penderita diabetes mellitus saat ini terus meningkat seiring dengan meningkatnya
tingkat kesejahteraan dan perubahan gaya hidup. Pengobatan diabetes melitus menggunakan obat
konvensional, harganya relatif mahal dan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu perlu dicari obat yang efektif, efek samping yang relatif kecil dengan harga yang
murah. Salah satu obat alternatif yang memiliki efek antidiabetes adalah kulit buah manggis.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik simplisia kulit manggis, skrining
fitokimia dan pengaruh ekstrak etanol kulit manggis terhadap penurunan kadar glukosa darah.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode toleransi glukosa. Dosis ekstrak
etanol kulit buah manggis yang digunakan adalah dosis 50, 100 dan 200 mg/kg BB.

Hasil: Hasil karakteristik simplisia kulit buah manggis adalah kadar air 7,96%, kadar ekstrak larut air
12,98%, kadar ekstrak larut etanol 20,14%, kadar abu total 9,40%, dan kadar abu tidak larut asam
0,42%. Hasil penapisan fitokimia ekstrak simplisia dan etanol kulit buah manggis adalah alkaloid,
flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan steroid/triterpenoid. Hasil uji KGD dengan dosis 50, 100 dan
200 mg/kg BB memberikan penurunan kadar glukosa darah yang bermakna dan berbeda nyata dengan
kelompok kontrol (CMC 0,5%) dan tidak memberikan perbedaan bermakna dengan glibenklamid
pada dosis sebesar 0,65 mg/kg BB ( p > 0,05). Pemberian ekstrak etanol kulit manggis dengan dosis
100 mg/kg BB memberikan hasil yang lebih baik dalam menurunkan kadar glukosa darah
dibandingkan dengan dosis 50 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB.

Kesimpulan: Disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki efek antidiabetes pada
mencit.

Kata Kunci: Manggis, ekstrak etanol, kadar glukosa darah


Tugas 4.

Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari pemecahan sel darah merah yang aus. Masa
hidup sel darah merah dalam sistem peredaran darah adalah 120 hari. Sel darah merah yang aus
disekresikan oleh makrofag yang melapisi sinusoid hati dan yang terletak di tempat lain di tubuh.
Bilirubin adalah produk akhir yang dihasilkan oleh pemecahan bagian heme

hemoglobin yang terkandung didalam sel-sel darah merah. Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh
hepatosit dan aktif diekskresikan ke dalam empedu.

Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna kuning. Didalam saluran
pencernaan pigmen ini mengalami modifikasi oleh enzim - enzim bakteri yang kemudian
menyebabkan tinja berwarna coklat khas.Jika terjadi sumbatan total pada duktus bilier, sekresi
bilirubin akan terganggu sehingga feses akan berwarna putih keabu-abuan.

Dalam keadaan normal, jumlah bilirubin kecil yang diserap oleh usus kembali kedarah, kemudian
dikeluarkan melalui urin, bilirubin tersebut merupakan penentu utama warna kuning buang air kecil.
Ginjal mampu mengekskresikan bilirubin apabila zat ini telah diubah Sewaktu meklalui hati dan usus.
Bila jumlah bilirubin yang dibentuk lebih cepat dari yang dapat dieksresikan, terjadi penimbunan
bilirubin dalam tubuh yang menyebabkan ikterus.

Ikterus dapat ditimbulkan oleh tiga mekanisme:

1. Ikterus prehepatik/ Hemolitik (terjadi sebelum hati Disebabkan oleha penguarian sel darah merah
yang berlebihan, sehingga hati menerima lebih banyak bilirubin dari kemampuan hati
mengekskresikannya.

2. Ikterus hepatik : Terjadi jika hati sakit dan tidak mampumenangani beban bilirubin normal.

3. Ikterus pascahepatik (obstruksi): Terjadi jika duktus bilier tersumbat misalnya oleh batu empedu,
sehingga bilirubin tidak dapat dieeliminasi melalui feses.

bilirubin terbentuk sekitar 250-350 mg pada seorang dewasa, berasal dari pemecahan hemoglobin,
proses eritropoetik yang tidak efekif dan pemecahan hemprotein lainnya. Bilirubin dari jaringan
retikuloendotel adalah bentuk yang sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin ini akan muatan
nonkovalen dan diangkut oleh albumin ke hepar. Dalam 100 ml plasma kurang dari 25 mg bilirubin
yang hanya dapat kuat dengan kuat pada albumin. Bilirubin yang melebihi jumlah ini hanya terbatas
hingga mudah lepas dan berdifusi kejaringan.
Bilirubin yang sampai dihati akan dilepas dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid
hepatosit oleh suatu pembawa protein yaitu ligandin. Sistem transportasi yang difasilitasi memiliki
kapasitas yang sangat besar tetapi penggambilan bilirubin akan tergantung pada proses yang akan
dilewati bilirubin berikutnya.

Bilirubin nonpolar akan menetap dalam sel jika tidak diubah menjadi bentuk larut (tergantung pada
lipid). Hepatosit akan mengubah bilirubin menjadi bentuk larut yang dapat diekskresikan dengan
mudah ke dalam kandung empedu. Proses perubahan tersebut melibatkan asam glukoronat yang
dikonjugasikan dengan bilirubin, dikatalisis oleh enzim bilirubin glukoronosiltransferase. Hati
mengandung sedikitnya dua isoform enzym glukoronosiltransferase yang terdapat terutama pada
retikulum endoplasma.

Ekskresi bilirubin larut ke dalam saluran kandung empedu berlangsung dengan mekanisme
transportasi aktif yang melawan gradien konsentrasi. Dalam keadaan fisiologis, seluruh bilirubin
yang diekskresikan ke kandung empedu berada dalam bentuk terkonjugasi.

Anda mungkin juga menyukai